Fungisida Tiflo 80WP yang berbahan aktif thiram 80% adalah fungisida kontak yang mampu mengendalikan penyakit bercak coklat, patah leher, dan juga kresek.
Tenaz adalah nutrisi tanaman dengan kandungan utama silika atau silikat (SiO2) dan tambahan nutrisi mikro majemuk. Penggunaan silika pada tanaman padi menjadikan tanaman padi lebih keras (tegak) dan hasil bulir padi yang bernas. Tenaz juga mampu menahan serangan hama dan penyakit padi.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan fungisida Tiflo 80 WP dan silika Tenaz juga mampu meningkatkan hasil panen sebesar 20%.
Tata cara penggunaan aplikasi Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80WP
Testimoni Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80 WP
Testimoni pengguna produk Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80WP oleh petani modern Bapak Haji Karyadi dari Kp Babawangan, Desa Lemah Mukti, Lemah Abang Wadas, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Tiflo dan Tenaz diaplikasikan pada musim kedua (2016) dan mendapat tanggapan yang memuaskan dari hasil aplikasi produk tersebut.
Silika Tenaz adalah nutrisi cair dengan kandungan silika (SiO2) dan Tiflo adalah fungisida dengan bahan aktif thiram 80% adalah produk dari Taminco-Eastman dan di Indonesia dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.
Kecamatan Tutur (2 km dari nongkojajar), di kabupaten Pasuruan merupakan salah satu wilayah sentra penghasil apel di Jawa Timur. Di wilayah ini luasan apel kurang lebih 12.000 ha, dengan varian yang ditanam petani apel antara lain jenis manalagi, rome beauty, ana, dan wangly.
Menurut Pak Nono, salah seorang petani apel di daerah desa Kayukebek, Kecamatan Tutur sudah 4 musim petani apel didaerahnya mengalami kerugian terus-menerus. Selain karena akibat cuaca atau iklim juga serangan hama dan penyakit. Akibatnya banyak tanaman Apel yang kurang terawat dan produksi kurang maksimal, terutama petani yang permodalannya pas-pasan.
Permasalahan utama saat ini banyak bunga apel yang rontok, sebelum menghasilkan buah. Daun tanaman apel banyak terserang penyakit. Jikapun berhasil menjadi buah, buahnya kecil dan kualitasnya kurang bagus. Akhirnya harga jualnya rendah.
Penyakit Penting pada Tanaman Apel
1. Penyakit Embun Tepung atau Powdery Mildew (Podosphaera leucoticha)
Penyakit ini memiliki gejala ketika apel muda warnanya berubah jadi coklat dan ketika tumbuh besar warna coklat seperti pada sawo.
2. Penyakit Bercak Daun (Marssonina coronaria)
Penyakit ini mulai menyerang ketika umur daun 4-5 mingguan setelah pemotongan daun dan ranting yang kurang produktif atau jelek. Gejala awalnya ditandai dengan timbulnya bercak putih tak beraturan yang kemudian berubah menjadi warna coklat. Permukaan atas mulai mucul bintik hitam. Serangan dimulai pada daun muda kemudian merembet pada daun tua dan akhirnya daun berguguran.
3. Penyakit Jamur Upas (Cortisium salmonicolor)
Penyakit terdiri dari 4 stadium. Stadium pertama jamur mulai membentuk miselium yang terlihat seperti jaring laba-laba, pada tahap ini belum menyerang jaringan. Stadium 2 miselium ini mulai menyerang jaringan. Stadium 3 jamur mulai terbentuk kerak warna kemerah-jambu. Artinya jamur sudah menginfeksi cukup parah. Stadium 4 atau stadium akhir ditandai dengan adanya bulatan kecil warna merah dan pinggirannya buah yang busuk.
4. Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)
Penyakit ini akan menyerang ketika buah apel sudah dipanen. Bisa terjadi di gudang maupun di kebun. gejala yang ditimbulkan adalah bintik warna coklat di buah dan akhirnya mulai melebar. Akhirnya buah bisa membusuk.
5. Penyakit Busuk Buah (Gloeosporium Sp.)
Serangan yang terjadi biasanya ketika buah ada dikebun atau gudang. Pada fase awal akan timbul bercak kecil warna hijau bentuknya bulatan. Lalu bercak ini berubah warna menjadi coklat dan rimbul bintik hitam dan mengakibatkan buah berubah warna jadi kuning atau oranye.
6. Penyakit Busuk Akar (Armilliaria Melea)
Penyakit yang menyerang akar pohon apel. Gejala yang ditimbulkan adalah tanaman jadi kering, daun mulai layu berguguran, dan akhirnya akar pun jadi busuk
Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Apel
a. Pengendalian Secara Mekanis
Pengendalian mekanis diarahkan dengan membuat sanitasi lingkungan sekitar tanamana dengan cara membersihkan rumput-rumput (gulma) sekitar tanaman. Karena gulma bisa menjadi inang (tempat tinggal) hama dan penyakit juga persaingan unsur hara. Memusnahkan buah-buah yang jatuh karena busuk dengan cara mengumpulkan dan menguburkannya.
Pengaturan jarak tanam agar tidak terlalu rapat, membuang bagian batang dan daun yang terinfeksi dan mencabut tanaman yang mati dengan segera mengganti dengan tanaman baru yang sehat.
b. Pengendalian Secara Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dengan cara menggunakan fungisida yang disesuaikan dengan target/sasaran penyakit yang akan dikendalikan. Beberapa merek fungisida yang beredar di pasaran untuk pengendalian embun tepung (Podosphaera leucoticha), Bercak Daun (Marssonina coronaria) adalah NATIVO 75 WG, FUJIWAN 400 EC, NYEKOR 250 EC, ADRIFT 125 EC, INGROFOL 50 WP, RINGO 200 SC, VENTRA 75 WP, TOPSIN M 70 WP, TOPSIN 500 SC, ANVIL 50 SC, CABRIOTOP 60 WG, SULTRICOB 93 WP, ANTRACOL 70 WP, FOLICUR 430 SC, TRIVIA 73 WP, STARPLUS 70 WP, BENLOX 50 WP, METAZEB 80 WP, ALTO 100 SL, NIMROD 250 EC, RUBIGAN 120 EC, SCORE 250 EC, dan fungisida yang baru-baru ini dilaunching di pasaran yaitu fungisida THIONIC 76WG.
Fungisida THIONIC 76WG untuk Hasil Panen Apel yang Lebih Baik
Fungisida THIONIC 76WG, adalah fungisida kontak dan protektif yang berbahan aktif Ziram 76%. Fungisida ini di formulasikan dengan teknologi lebih advance dengan bentuk butiran yang sangat halus (WG, wettable granule). Meskipun formulasinya berbentuk butiran, namun jika dilarutkan dalam air akan segera larut tanpa pengadukan sama sekali. Video bentuk formulasi fungisida Thionic 76 WG seperti berikut :
Berdasarkan hasil demo produk di daerah Kebonkebek, Tutur, Pasuruan, Jawa Timur, Thionic 76WG tidak hanya memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit penting pada apel juga memberikan nilai tambah berupa pengendalian lumut pada batang dan ranting tanaman apel.
Dosis Thionic 76WG yang digunakan adalah 1 gr/liter atau 200 gram/drum (200 liter).Aplikasi terbaik Thionic 76WG adalah setelah terbentuknya buah (fruit setting) sampai dengan pembesaran (fruit development) yang diaplikasikan secara rutin setiao 7-10 hari sekali.
5 Keunggulan Aplikasi Thionic 76 WG
Keunggulan hasil aplikasi fungisida Thionic 76WG pada tanaman apel adalah :
1. Daun lebih hijau-biru, tebal, lebar dan lapisan kulir daun halus
2. Buah sehat, kulit lebih halus, dan terlihat cerah
3. Batang Bebas Lumut
4. Daun bebas dari serangan penyakit
5. Tumbuhnya banyak daun lancur yang sehat
Foto-foto hasil demo
Fungisida Thionic 76WG adalah produk dari Taminco-Eastman, Belgia yang di Indonesia dipasarkan oleh PT. Biotis Agrindo. Produk ini baru saja diluncurkan dan khusus untuk tanaman buah-buahan seperti Mangga, Jeruk, dan Apel. Dosis rekomendasi sesauai dengan label adalah 2 gram/liter, namun dengan menggunakan dosis setengahnya saja, sudah memberikan hasil yang siginifikan. Jika memerlukan fungisida Thionic 76WG bisa kontak penulis disini.
Atomizer – Ultra Low Volume atau adalah kepala sprayer yang biasa digunakan pada micron herbi-4 terdiri dari kepala sprayer, Nozel, dan cakram sentrifugal.
Salah satu hama tanaman padi yang kadang menyulitkan petani adalah serangan burung pada masa padi mulai menjelang panen. Jenis burung yang mengganggu adalah burung pipit, atau di beberapa daerah biasa disebut dengan burung emprit(Lonchura leucogastra). Jumlahnya bisa mencapai ribuan ekor dan menghabiskan bulir padi yang siap panen dalam waktu singkat. Banyak petani yang gagal panen atau kerugian besar saat panen. Kerugian yang dialami petani akibat serangan hama pengganggu burung pipit bisa mencampai 15 – 50 persen.
Berbagai cara dilakukan petani untuk bisa melawan burung pipit yang biasa dipakai petani untuk melawan burung pipit, meskipun terkadang hasilnya kurang efektif. Pengendalian bisa bersifat mekanis dengan menggunakan alat-alat yang bisa pengusir burung atau secara biologis dengan menggunakan bahan-bahan tumbuhan atau buah-buahan yang “berbau” dan juga bisa secara kimiawi.
Pengendalian Burung Pipit Secara Mekanis
Petani biasanya menggunakan cara berikut untuk mengendalikan burung pipit :
1. Penggunaan orang-orangan sawah (sunda = bebegig) yang dilengkapi dengan tali-tali plastik dan kaleng bekas.
2. Menggunakan pita kaset yang diikat secara horisontal di seluruh penjuru sawah dilengkapi dengan kain yang dibuat seperti pita dari lembaran plastik atau karung pupuk bekas.
3. Membuat kincir angin dilengkapi kaleng sebagai sumber bunyi.
4. Menggunakan jaring. Jaring bekas dipasang di sawah dengan menancapkan beberapa bambu sebagai tiang di pematang sawah, kemudian mengikat jaring di bambu tersebut dan membetang. Cara ini bisa cukup efektif namun harganya relatif lebih mahal.
5. Menggunakan plastik mengkilap berukuran panjang yang dipasang di sawah. Plastik ini bermanfaat untuk memantulkan sinar matahari yang akan membuat silau burung pipit sehingga mereka tidak mendekati padi yang sedang menguning.
6. Mempergunakan kepingan CD atau DVD bekas. Caranya, tancapkan kayu dengan diameter sekitar 5 cm dengan tinggi sekitar 15 cm di atas pucuk tanaman padi. Di atas tiang tersebut dipasang kepingan CD ataupun DVD bekas, dengan bagian yang bisa memantulkan cahaya menghadap matahari. Burung pipit akan silau ketika mendekati lahan sawah.
7. Membuat layang-layang menyerupai burung elang yang terbuat dari plastik bekas warna hitam, atau menggantung beberapa burung elang mainan anak yang banyak dijual di pasar. Cara ini terbukti efektif mengusir burung pipit.
8. Menggunakan Bambu bekas ajir atau membuat sendiri dengan panjang 2 meter secukupnya yang dicat berwarna merah
Pengendalian Burung Pipit Secara Biologis
Pengendalian secara biologis dapat menggunakan bahan tanaman atau buah-buahan yang difermentasi dan semprotkan pada tanaman padi.
9. Menggunakan rendeman buah jengkol. Jengkol diredam beberapa hari, setelah keluar bau menyengat jengkol dan air rendaman dimasukkan ke dalam botol dan diletakan di beberapa sudut sawah. Bau menyengat jengkol akan mengusir burung pipit dari sawah.
10. Menggunakan buah serut. Buah serut dicuci bersih, ditumbuk sampai halus, dan direndam dalam air sekitar 24 jam, dengan perbandingan 3 kilogram buah serut dan 10 liter air. Buah serut itu disaring dengan kain kasa. Formula itu lalu disemprotkan pada tanaman padi dua kali seminggu. Bisa juga dengan menyemprotkan larutan umbi gadung dan brotowali.
Pengendalian burung pipit secara manual dapat dilihat pada video berikut:
Pengendalian Burung Pipit Secara Kimiawi
Namun jika ingin menggunakan cara yang lebih praktis, bisa juga menggunakan pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan pestisida.
11. Menggunakan insektisida dengan berbahan aktif dimehypo. Penggunaan dengan insektisida ini, efek yang ditimbulkan jika burung tersebut makan padi, bisa dipastikan burung tersebut mati. Sehingga padinya sudah dimakan terlebih dahulu, baru predatornya mati. Penggunaan insektisida dimehypo tidak dianjurkan dan kurang efektif.
12. Menggunakan fungisida Tiflo 80WP.
Fungisida Tiflo 80WP untuk Pengendalian Burung
Tiflo 80WP adalah fungisida yang bersifat kontak dan bekerja secara protektif dengan bahan aktif Thiram 80%. Tiflo diproduksi oleh Taminco-Eastman, Belgia yang di Indonesia dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.
Berdasarkan The Pesticide Manual 15th Edition, A World Compendum. BCPC, bahan aktif Thiram itu selain berfungsi sebagai fungisida juga memiliki efek bird repelent, mampu menolak/mengusir burung. Burung tidak mau makan padi karena “bau”nya, sehingga burung tidak selera untuk memakannya.
Untuk membuktikan bahwa Tiflo 80WP mampu mengusir burung, bisa dicoba dengan memberikan makanan (padi) yang dicampur dengan Tiflo pada burung pipit (yang biasa diperdagangkan untuk anak-anak). Burung pipit tersebut tidak mau makan padi tersebut. Sehingga pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan TIFLO 80WP lebih ramah lingkungan tanpa menyebabkan kematian pada burung pipit.
Burung pipit biasanya menyerang tanaman padi mulai fase pengisian (60 HST) sampai dengan pemasakan (80-100 HST) tergantung dari varietasnya. Penggunaan Tiflo 80WP untuk mengendalikan hama burung bisa mulai dari umur-umur tersebut.
Dosis yang dipakai sebanyak 2-4 gram/liter, atau 2-4 sendok makan per tangki ukuran 16 liter.
Penyemprotan Tiflo 80WP secara rutin hingga menjelang panen (7-10 hari sebelum panen), selain burung dapat diatasi juga efek lainnya adalah padi terhindar dari serangan penyakit-penyakit seperti blas(patah leher, Pyricularia oryzae), penyakit hawar daun (Xanthomonas campestris), penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani), penyakit bercak coklat sempit (Cercospora janseana).
Pada dasarnya fungisida Tiflo adalah fungisida kontak yang mampu mengendalikan beberapa penyakit pada tanaman padi. Tiflo dapat diaplikasikan mulai dari awal perendaman benih hingga 7-10 hari menjelang panen.
Demikian ulasan pengendalian burung pipit secara kimiawi dengan fungisida Tiflo 80WP, semoga bermanfaat. Fungisida Tiflo 80WP sudah dijual di kios-kios pertanian terdekat atau dapat menghubungi penulis disini.
Ziflo 90 WP adalah fungisdia yang bebahan aktif ziram dengan kandungan sebesar 90%. Fungisida ini satu-satunya di Indonesia yang original dari pemegang paten pertama kalinya, yaitu Taminco, Belgia.
Ziflo 90WP adalah fungisida yang bekerja secara kontak dan protektif. Cara kerja fungisida ini dengan cara menghambat perkecambahan spora dan pertumbuhan myselia serta respirasi jamur sehingga jamur tidak berkecambah dan pada akhirnya mati.
Berbagai jenis jamur yang dapat dikendaikan oleh Ziflo 90WP adalah :
Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 3 g/l)
Bawang putih : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 2 – 4 g/l)
Cabai merah : penyakit bercak daun Cercospora capsici, antraknosa Colletotrichum capsici (Penyemprotan volume tinggi : 1 – 2 g/l)
Kentang : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 4 – 8 kg/ha)
Padi : penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani, penyakit bercak coklat sempit Cercospora janseana (Penyemprotan volume tinggi : 2 – 3 g/l)
Padi : penyakit blas Pyricularia oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 4 g/l)
Padi : penyakit hawar daun Xanthomonas campestris (Penyemprotan volume tinggi : 3 g/l)
Tomat : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 1 – 2 g/l)
Ziram yang terkandung dalam Ziflo 90WP memiliki keunikan dibanding dengan fungisida lain. Keunikan tersebut adalah dapat berfungsi sebagai pengatur tumbuh (zat pengatur tumbuh (ZPT)).
Unsur mikro yang terkandung dalam Ziflo 90WP adalah Zinc (seng). Dengan adanya Zinc dalam Ziflo maka tidak mampu mengendalikan penyakit dan jamur semata, namun juga mampu menstimulasi hormon-hormon penting dalam pertumbuhan tanaman.
Fungsi Zn pada tanaman adalah :
– menstimulasi terbentuknya hormon pertumbuhan yang penting.
– mengoptimalkan produksi enzim yang berguna bagi tanaman khususnya enzim yang berperan dalam proses fotosintesis
– mengoptimalkan pembentukan klorofil
– mengoptimalkan pembentukan pati (glukosa) dan mengubahnya menjadi karbohidrat, protein dan lemak
– mengoptimalkan pembentukan akar
3 Aksi Ziflo 90WP pada Tanaman Padi
Pada tanaman padi, Ziflo 90WP selain untuk mampu mengendalikan penyakit hawar pelepah dan bercak coklat sempit, dan juga efektif untuk mengendalikan penyakit BLAS atau patah leher(Pyricularia oryzae), BERCAK DAUN serta juga KRESEK yang disebabkan oleh bakteri.
Dosis penggunaan Ziflo 90WP untuk tanaman padi 2 gr/liter air atau 30 gram/tangki atau sekitar 3 sendok makan per tangki ukuran 15 liter. Penggunaan Ziflo 90WP pada tanaman padi bisa dimulai dari awal semenjak di persemaian, fase vegetatif, fase generatif, sampai akhir atau 1 minggu sebelum panen.
Karena Ziflo 90WP adalah fungisida kontak dan potektif maka penggunaannya dianjurkan sebelum penyakit itu datang dan lebih intensif untuk menghasilkan pengendalian yang lebih efektif. Pengaplikasian dimasa-masa mendekati panen bisa dilakukan karena Ziflo 90WP juga sebagai bird repelent (pengusir burung).
Aplikasi Ziflo 90WP terhadap tanaman padi akan mulai terlihat diminggu pertama setelah penyemprotan. Daun akan terlihat lebih hijau dari sebelumnya. Daun bendera sampai akhir mendekati panen akan terlihat masih berwarna hijau segar dan pada akhirnya pengisian bulir terus berlangsung. Inilah efek dari kandungan Zn yang terkandung di dalam Ziflo yang membantu mengoptimalkan pembentukan klorofil daun. Batang tanaman padi juga lebih keras (akas, tegak) karena akarnya lebih berkembang dan tekanan turgor sel-sel dalam tanaman meningkat.
Beberapa penyakit penting seperti kresek dan blas secara tidak langsung dapat tertekan serangannya. Hal ini disebabkan Zn yang mampu menstimulasi pembentukan hormon-hormon penting tanaman sehingga tanaman memiliki “anti bodi” yang lebih kuat untuk menekan penyakit dan bakteri kresek.
Sehingga secara keseluruhan penggunaan Ziflo pada tanaman padi, memiliki 3 Aksi, yakni sebagai fungisida, sebagai zat pengatur tumbuh (zpt), dan juga bisa berfungsi sebagai bakterisida.
Penggunaan fungisida diharapkan mampu melindungi tanaman dari serangan jamur, memperkuat daya tahan tanaman selama masa pertumbuhan, memulihan kondisi tanaman yang terserang agar kembali mampu berproduksi secara optimal. Kini fungisida bayak ditemukan di kios pertanian baik merek, jenis dan bentuk formulasinya.
Fungisida berbentuk tepung biasanya diberi kode WP atau wettable powder dibagian belakang nama/merek dagangnya memiliki banyak kelebihan dibanding fungisida formulasi lain seperti WG, EC, atau SC.
Kelebihannya fungisida tepung adalah :
Relatif murah
Resiko fitotoksik lebih rendah (dibandingkan formulasi EC dan formulasi cair lainnya)
Kurang diserap kulit (dibanding dengan formulasi cair)
Kelemahan fungisida tepung adalah :
Menimbulkan debu ketika dituang (bahaya inhalasi)
Memerlukan pengadukan secara terus menerus
Bersifat brasif
Bisa menimbulkan residu yang tampak pada bidang sasaran.
Tulisan kali ini akan membahas beberapa merek fungisida yang sudah banyak dikenal petani diantaranya Antracol 70WP dan Dithane M45 80WP. Fungisida lain seperti Ziflo 90 WP, Tiflo 80WP dimana kedua fungisida ini belum terkenal namun meawarkan banyak keunggulan selain Antracol 70WP maupun Dithane M45 80WP. Review ini berdasarkan bahan aktif dan bersumber dari The Pesticide Manual edisi 15.
Keempat fungisida ini masuk dalam golongan Dithiokarbamat (dithiocarbamate) , dimana golongan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
Spektrum penggunaan yang luas terhadap jamur/cendawan dari kelas Basidiomycetes, Ascomycetes dan Deuteromycetes.
Kurang kuat terhadap cendawan dari kelas Oomycetes
Fungisida protektan dan diaplikasikan sebelum gejala serangan penyakit
Bekerja multisite inhibitor,yakni bekerja menghambat beberapa proses metabolisme cendawan.
Tidak mudah resisten terhadap jenis jamur/cendawan.
Penghambat proses biokimia dari enzim yang mengandung ion tembaga dan sulfhydryl.
Menghambat berbagai enzim yang mengatur perkecambahan spora dan pertumbuhan miselia.
LD50 oral (tikus)
> 5.000 mg/kg
> 5.000 mg/kg
> 2.068 mg/kg
> 2.600 mg/kg
LD50 dermal
(tikus) > 10.000 mg/kg
(tikus) > 5.000 mg/kg
(kelinci) > 2.000 mg/kg
(kelinci) > 2.000 mg/kg
Efek iritasi
Moderat iritasi pada mata & kulit
Non iritan pada mata & kulit
Tidak iritasi pada kulit, tapi irtasi mata
Iritasi ringan pada mata & kulit
Repelent thd tikus, burung, hewan lain
TIDAK
TIDAK
YA
YA
Kandungan unsur mikro
Zinc (Zn), Mangan (Mn)
Zinc (Zn)
Zinc (Zn)
TIDAK ADA
Seed treatment *)
TIDAK BISA
TIDAK BISA
TIDAK BISA
YA
Soil treatment **)
TIDAK BISA
TIDAK BISA
TIDAK BISA
YA
Harga kios (Rp)
105-110.000/kg
105-110.000/kg
85 – 90.000/kg
75 – 80.000/900 gr
Keterangan:
*) : Untuk mengendalikan penyakit dumping off (rebah semai), seperti Phytium spp dan Fusarium spp pada jagung, kapas, sereal, kacang-kacangan, dan sayuran. **) : mengontrol hama pada tanah (phytium, Fusarium, Rhizoctonia, Sclerotinia spp)
***) : Kelebihan lain dari Fungisida Tiflo 80WP selain sebagai seed treatment adalah (1) mengendalikan lumut (algae) yang berada pada batang/ranting pada tanaman jeruk, apel, mangga, dll. (2) Bisa digunakan pengendalian jamur pada rumput lapangan golf (turf) untuk jamur Thypula spp., Fusarium nivale, Sclerotinia homeocarpa, Phytium, Rhizoctonia solani. (3) Pengendalian pembibitan pada nursery tanaman kelapa sawit untuk jenis jamur Anthracnosis, Seedling blight, dan leaf spot.
Keterangan produk:
Fungisida Antracol 70WP
Pemegang pendaftarannya adalah PT. Bayer Indonesia. Antracol 70WP ini merupakan fungisida kontak dan protektif untuk mengendalikan penyakit pada banyak tanaman sayuran, palawija, padi, dan tanaman tahunan.
Fungisida Dithane M45 80 WP
Pemegang pendaftaran PT Dow AgroSciences Indonesia. Dithane M45 80WP adalah fungisida protektif dan kontak yang mampu mengendalikan penyakit pada banyak tanaman sayuran, palawija dan tanaman tahunan.
Fungisida Ziflo 90WP
Pemegang pendaftarannya adalah PT. Biotis Agrindo. Fungisida Ziflo 90WP adalah fungisida yang bersifat kontak dan protektif untuk mengendalikan jamur pada tanaman sayuran, padi dan tanaman buah-buahan (mangga). Produksi Taminco – Eastman Chemical, Belgia.
Fungisida Tiflo 80WP
Pemegang pendatarannya adalah PT. Rolimex Kimianusamas. Fungisida Tiflo 80WP adalah fungisida bersifat kontak dan protektif untuk mengendalikan jamur pada tanaman sayuran, strawberry, padi, dan tanaman buah-buahan (mangga). Produksi Taminco – Eastman Chemical, Belgia.
Sumber:
* Panut, D. 2008. Pestisida & Aplikasinya. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta
* The Pesticide Manual. Edisi 15. BCPC
* Buku Hijau Pestisida Pertanian dan Kehutanan. 2013. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Deptan RI.
Untuk mendukung agar sprayer PB16 tetap prima, maka perlu sedia sparepart PB16 setiap saat. Operasional penyemprotan tetap terjaga, dan yang lebih penting hasil penyemprotan tetap prima jika dengan sparepart yang anda gunakan adalah original. Hindari sprarepart yang palsu untuk menghindari kebocoran dan efektifitas hasil penyemprotan rendah.
Silahkan hubungi langsung ke :
WA : 08211 3956 899
email : [email protected]
Melanjutkan pembahasan sebelumnya mengenai perlindungan benih (seed treatment) pada posting sebelumnya. Anda bisa membacanya mengenai “Fungisida Tiflo untuk Perlakuan Benih (Seed Treatment)di sini.
Salah satu usaha dalam perlindungan tanaman pada tahan awal (benih) terhadap serangan penyakit adalah dengan menggunakan perlakuan benih. Tujuan pemberian perlakuan benih adalah untuk melindungi benih dari serangan cendawan (jamur), terutama pada saat pembibitan dan awal pindah tanam. Perlakuan benih bisa mencegah busuk akar hingga 90%.
Selain pemilihan varietas unggul yang tahan serangan cendawan, bakteri atau virus, benih juga perlu diperlakukan dengan tepat agar tumbuh maksimal. Sebelum disemai sebaiknya dilakukan perlakuan benih agar benih bebas penyakit.
Seed Treatment pada Cabai
Penyakit seperti antraknosa, layu fusarium, dan layu bakteri adalah momok menakutkan bagi pekebun cabai yang kerap muncul di musim hujan akibat kelembapan tinggi. Agar tetap sukses berkebun di musim hujan pilih varietas unggul. Tidak semua benih tahan terhadap serangan penyakit.
Pada tanaman cabai, fase pembibitan dan pindah tanam sangat peka terhadap serangan cendawan rebah semai (dumping off) yang diakibatkan jamur Pyhium sp. Penanganan benih dapat dilakukan dengan perlakuan basah dan kering. Perlakuan basah dengan merendam benih dengan larutan fungisida Tiflo 80 WP berdosis 1 -2 g/kg benih. Benih direndam selama 4 – 6 jam dan setelah 3 – 4 hari kecambah tumbuh dan siap semai.
Jika cara basah memiliki sedikit kelemahan karena benih sulit dipisahkan karena kulit benih menempel satu sama lain. Maka bisa dilakukan cara kering. Caranya, cukup mencampurkan 1–2 g Tiflo 80WP per kg benih. Kemasan dilipat lalu dikocok sampai seluruh benih terlumuri fungisida dan bakterisida secara sempurna. Setelah itu benih disemai di polibag.
Seed Treatment pada Padi
Pelindungan benih pada padi diarahkan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit terutama penyit blas atau patah leher (Pycularia grisea) pada tanaman padi yang kini lagi nge-hits.
Penyakit blas/bercak belah ketupat pada tanaman padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Jamur ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi yang berjarak tanam rapat sehingga mempunyai kelembaban yang tinggi. Kecepatan pertumbuhan jamur tersebut juga akan semakin tinggi jika pemupukan tanaman padi menggunakan urea secara berlebihan.
Gejala penyakit blas pada daun dan pelepah terdapat bercak-bercak berbentuk belah ketupat. Ukuran bercak sebesar 1-1,5 cm X 0,3-0,5 cm. Bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dengan pinggir berwarna coklat. Ukuran dan warna bercak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan lingkungan, kerentanan tanaman dan umur bercak. Jika kondisi lingkungan lembab dan yang terserang adalah tanaman yang rentan maka bercak-bercak tersebut dapat menyatu dan menyebabkan rusaknya sebagian besar daun.
Pyricularia oryzae dapat menyebabkan tangkai malai membusuk dan patah, penyakit ini biasa kita sebut busuk leher. Jika infeksi terjadi sebelum pengisian bulir dapat menyebabkan kehampaan bulir padi. Tidak hanya daun dan malai batang juga dapat terinfeksi sehingga batang padi membusuk dan rebah.
Hampir 30 – 40 % penyakit blas pada padi ditularkan melalui benih, sehingga pada stadium awal vegetative tanaman padi dapat terserang blas. Oleh karena itu, perlakuan benih dengan fungisida TIFLO 80WP sebanayak 1-2 g/kg benih sangat diperlukan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penggunaan fungisida TIFLO 80WP bisa diaplikasikan pada setiap pemupukan dengan dosis 1 kg TIFLO untuk setiap 1 kuintal pupuk.
Demikian ulasan mengenai perlakuan benih (seed treatment) dengan fungisida TIFLO 80WP pada tanaman cabai dan tanaman padi. Jika anda berkeinginan untuk mendapatkan fungisida ini dapat hubungi penulis disini.
Melakukan tindakan pencegahan (preventive) merupakan langkah awal yang bijak dan perlu untuk dilakukan. Kecenderungan meningkatnya serangan cendawan (jamur) pada pertanaman seiring dengan meningkatnya curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini sebagai dampak dari La Nina. Serangan penyakit blast (Pycularia orizae) pada pertanaman padi, phytophtora pada kentang, antraknosa pada cabai, bercak daun pada tomat, jamur kapang pada strawberry (Botritys sp), anthracknosa pada tanaman mangga dan lainnya memerlukan tindakan pencegahan lebih awal dari pada penanganan pengobatan (curative) setelah terjadinya serangan penyakit.
Jamur atau cendawan sangat menyukai kondisi basah atau lembab, karenanya senantiasa diperhatikan kegiatan sanitasi lingkungan. Termasuk juga selalu menggunakan varietas tahan penyakit. Selain itu hal yang dapat dilakukan ada berupa perlakuan benih (seed treatment) sebelum benih tersebut di tanam/di tabur.
Perlakuan benih atau seed treatment merupakan istilah umum metode aplikasi pestisida yakni ketika pestisida dicampur benih yang akan ditanam. Tujuan perlakuan benih antara lain :
1. Perlakuan benih befungsi sebagai penyuci hama benih (seed strelilant). Melindungi benih agar tidak terkontaminasi oleh bibit hama dan/atau penyakit yang mungkin dibawanya. .
2. Perlakuan benih sebagai pelindung benih (Seed protectant). Melindungi benih yang baru ditanam agar tidak dirusak oleh organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti semut, anjing tanah, dan hama perusak benih lainnya).
3. Perlakuan benih sebagai pelindung kecambah dan tanaman muda (Seed protectan). Melindungi tanaman muda agar tidak diserang oleh hama/penyakit yang menyerang kecambah atau tanaman muda.
Untuk tujuan disinfeksi dan perlindungan benih, pestisida yang digunakan bisa bersifat pestisida non-sistemik. Namun untuk perlindungan tanaman muda harus menggunakan insektisida atau fungisida sistemik.
Beberapa cara perlakuan benih
Perlakuan benih dapat dilakukan dengan cara seed dressing, seed coating dan seed pelleting.
– Seed dressing, merupakan cara paling umum untuk benih. Cara ini dilakukan dimana pestisida langsung dicampurkan ada benih beberapa saat sebelum ditanam. Cara ini bisa dilakukan oleh petani sendiri. Pencampuran dapat dilakukan dengan cara kering atau cara basah.
Cara kering, benih langsung dicampurkan dengan pestisida yang umumnya dalam bentuk tepung) tanpa dibasahi. Sedangkan cara basah, pestisida untuk seed treatment baik yang berupa cairan atau tepung dibasahi terlebih dahulu dengan air (slurry) kemudian dicampurkan dengan benih. Metoda basah menghasilkan perlakukan yang lebih baik, karena pestisida menempel pada benih dengan lebih baik.
– Seed coating, cara ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan benih untuk melindungi benih yang akan disimpan atau diperdagangkan. Cara Seed coating dan seed pelleting, pestisida dicampur terlebih dahulu dengan bahan pengikat (sticker) tertentu untuk meningkatkan daya lekat pada benih. Selanjutnya dicampurkan dengan benih sehingga terlapisi oleh lapisan pestisida plus bahan pembawa dan bahan pelekat.
Perbedaan antara seed coating dan seed pelleting, bahwa pada seed coating bentuk benih masih tampak. Sementara seed pelleting bahan pembawanya lebih banyak sehingga benih sudah tidak tampak lagi karena terlapisi dengan tebal.
Fungisida Tiflo 80 WP sebagai seed treatment
Tiflo 80 WP adalah fungisida dari golongan dimethyldhiotcarbamat dengan bahan aktif thiram 80% sebagai mana disebutkan dalam The Pesticide Manual edisi 15 dapat digunakan sebagai seed treatmen baik secara tunggal maupun dicampur dengan fungisida dan insektisida lainnya untuk mengendalikan penyakuit dummping off (rebah semai) yang disebabkan oleh jamur phytium spp, atau penyakit lain seperti fusarium spp pada jagung, kapas, sereal, kacang-kacangan, tanaman sayuran dan tanaman hias.
Beberapa jenis benih yang dijual dipasarkan sudah menggunakan fungisida “Thiram” untuk perlindungan benihnya. Contohnya benih Sakata dari Sakata Coorporation Jepang.
Fungisida Tiflo 80 WP Sebagai Seed Treatment pada Benih Padi
Pada tanaman padi, perlakuan benih dengan menggunakan fungisida Tiflo dapat menggunakan dosis 1-2 gram/kilogram benih atau 1 sendok makan untuk 5 kg benih padi.
Cara penggunaannya cukup mencampurkan TIFLO pada larutan air rendaman benih padi. Tentu saja perendaman benih menggunakan wadah (ember atau drum). Kebutuhan benih padi untuk 1 ha kurang lebih 15-20 kg, cukup menggunakan ember dengan kapasitas 20 liter air. Isi ember dengan air sebanyak separuhnya dan masukkan TIFLO sebanyak 3 sendok makan, diaduk sampai merata dan masukkan benih untuk direndam kurang lebih 24 jam. Setelah itu angkat dan tiriskan selama 1 hari sebelum akhirnya ditebarkan.
Manfaat penggunaan TIFLO pada perendaman benih ini adalah benih sehat, perakaran sehat, air rendaman tidak berbau dan tentu saja benih atau kecambah semai padi terlindungai lebih awal dari serangan penyakit di persemaian.
Fungisida Tiflo 80 WP diproduksi oleh Taminco – Eastman Chemical, dan di Indonesia dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimianusamas. Kini Tiflo 80WP sudah teregistrasi di Departemen Pertanian dengan No RI 01020120021715.
Jual Fungisida TIFLO 80WP
Jika anda sedanga mencari TIFLO 80WG bisa hubungi penulis disini.
Sumber :
Panut, D. Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka. Jakarta. 2008.
The Pesticide Manual 15th Edition, A World Compendum. BCPC
Jika Anda sedang mencari nutrisi mikro dengan kandungan silika (silica, silikon) yang berkualitas maka silika cair dengan merek TENAZ adalah jawabannya.
Apa itu TENAZ
Tenaz merupakan nutrisi silika cair yang dapat diaplikasikan pada tanaman padi dan tanaman lainnya sebagai pemicu sistem kekebalan tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman. Silika dalam bentuk larutan ini akan mempercepat pertumbuhan, memperkuat jaringan tanaman, mengoptimalkan pengisian pembuahan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen.
Silika Tenaz dibuat oleh Taminco dimana sekarang Taminco menjadi subsidiari dari EASTMAN, perusahaan yang bergerak pada perlindungan tanaman (crop protection) dan kimia lainnya dan dibuat di Belgia.
Spesifikasi Silika Tenaz
Spesifikasi Silika TENAZ sebagai berikut :
– Produksi : Taminco, Belgia dengan Taminco Technology
– Patent produk : Patent WO/2011/120872
– Dosis rendah pada padi : 1-2 lt/ha
– Silika Tenaz dalam bentuk monomer yang mudah diserap tanaman
– Kandungan silika Tenaz 1,3% dalam bentuk tersedia (siap diserap oleh daun/tanaman)
– Tidak beracun, & tidak memiliki residu pada tanah.
– Kandungan mikro lainnya: Mo (10 ppm), Co (5 ppm), N (2,8%), dan K2O (0,6%)
Silika Tenaz lebih praktis dan ekonomis dibandingkan dengan silika granul dan dosis anjuran hanya membutuhkan 1-2 liter per hektar. Silika Tenaz sudah dilakukan pengujian dibeberapa Negara dan terbukti mampu meningkatkan hasil 10-20%, dan rata sebesar 10%.
Di Indonesia, Silika tenaz telah secara resmi terdaftar Departemen Pertanian dengan nomor pendaftaran 01.02.2012.179 dan dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas.
Meningkatkan hasil panen sampai 20%
Menurut para petani dari berbagai tempat yang ditemui secara terpisah menyatakan Silika Tenaz terbukti memberikan hasil yang meningkat sampai dengan 20%.
Hasil yang terlihat dari penggunaan Silika TENAZ dalah bulir padi bening, terbebas bebas jamur oncom atau penyakit hangus palsu (Ustilaginoidea virens), berisi dan tidak mudah rontok. Batang lebih tegak, kekar/keras sehingga fotosintesis lebih optimal dan tidak mudah roboh.
Silika bekerja dengan melapisi meristem batang, daun, dan buah/bulir sehingga mampu menurunkan serangan hama (wereng & penggerek batang) juga penyakit (kresek & blas).
Pada pertumbuhan anakan tumbuh serempak, dan meningkatkan anakan produktif.
Silika Tenaz bentuk Cair Lebih Baik
TENAZ diformulasikan dalam bentuk cair bentuk tersedia dan diaplikasikan melalui daun (foliar spray) sehingga daun dan batang mudah menyerap. Silika TENAZ mampu bekerja seketika dalam waktu cepat. Jika dicampur dengan pestisida lain seperti fungisida TIFLO atau insektisida lainnya untuk meningkatkan daya pengendaliannya.
Waktu Aplikasi Silika Tenaz
Silika TENAZ dapat diaplikasikan kapan saja tanpa memandang stadia pertumbuhan tanaman. Namun waktu aplikasi terbaik pada tanaman padi fase pertumbuhan vegetatif (20-45 HST) untuk membantu penambahan anakan, fase primordia(45-50 HST) untuk meningkatkan jumlah anakan produktif, dan pada saat pengisian bulir (65-70 HST) untuk meningkatkan bobot bulir.
Dosis Aplikasi Silika Tenaz
Dosis aplikasi Silika TENAZ adalah 1-2 liter/ha per setiap aplikasi, sehingga total penggunaan silika TENAZ selama semusim 3-6 liter.
Silika Tenaz Aman Terhadap Lingkungan
Penggunaan silika TENAZ sangat aman terhadap lingkungan (tanah dan tanaman) karena silika TENAZ terbuat dari bahan batuan yang mengandung silika. Silika TENAZ bukan terbuat dari bahan silika yang terlarang oleh departemen kesehatan dan depertemen pertanian yaitu Silika chrystalline dengan CAS No 14808-60-7 sesuai Permentan No 39/Permentan/SR.330/7/2015.
Jual Silika TENAZ
Jika anda mencari silika TENAZ silahkan hubungi penulis atau bisa di beli secara online di TOKOPEDIA.
Sejauh ini hasil produktivitas atau hasil panen padi di Indonesia sangat bervariasi anatara 3,5 ton hingga 10 ton per hektar gabah kering panen. Bervariasinya hasil panen ini dipengaruhi banyak faktor baik kondisi lahan, teknik budidaya maupun sarana produksinya. Hal yang tidak kalah pentingnya juga adalah faktor sumber daya petaninya (skill dan knowledge).
Kondisi tersebut menujukkan bahwa sistem budidaya padi di Indonesia membutuhkan kawalan teknologi spesifikasi lokasi sesuai dengan agro-ekologi setempat dan panduan budidaya yang tepat serta dukungan saprodi yang memadai. Kata kunci dalam peningkatan produktivitas pertanian padi di Indonesia adalah adanya usaha dimulai sejak awal pemilihan bibit dan penanganan bibit (seed treatment), pemupukan berimbang, penanganan hama terpadu, dan penanganan pasca panen yang tepat. Namun dalam artikel ini, hanya mengulas mengenai perlakuan benih dan pemupukan berimbang.
Perlakuan benih padi
Berkaitan dengan seed tratment atau perlakukan terhadap benih, para petani padi sampai saat ini masih belum terbiasa memanfaatkan “teknologi” perlakukan benih (seed treatment). Padahal untuk tanaman jagung, penggunaan fungisida sebagai seed treatment sudah sangat biasa. Karena memang pada tanaman jagung, penyakit bulai (downy mildew) masih menjadi ancaman. Namun demikian pada tanaman padi penggunaan seed treatment akan memberikan banyak manfaat dalam perlindungan dini penyakit di persemaian.
Beberapa jenis seedtreatment yang dapat digunakan adalah agen hayati seperti Potensida dari Petrosida, Benprima dari PT Biotis Agrindo, Orizaplus dari PT Prima Agro Tech, juga secara kimiawi yaitu fungisida Tiflo 80WP (bahan aktif Thiram 80%) dari Taminco yang dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.
Dosis penggunaan Orizaplus adalah 5 gram untuk 5 kg benih yang dilarutkan dalam air rendaman. Sedangan dosis penggunaan Tiflo 80WP juga sama 5 gram (1 sendok makan) untuk 5 kg benih yang selanjutnya dilarutkan dalam air dan menjadi media rendaman benih padi.
Pemupukan Berimbang
Dosis pemupukan urea secara umum adalah 250-300 kg per hektar yang diberikan 2 kali, yaitu pada umur 8-15 hari setelah tanam (HST) sebanyak 125-150 kg/ha dan setelah umur 45 HST diberikan sisanya.
Penggunaan pupuk P dan K ditentukan berdasarkan analisa tanah, secara umum pupuk SP36 yang digunakan sebanyak 50-100 kg/ha dan KCL sebanyak 50-75 kg/ha. Atau menggunakan pupuk majemuk NPK jika menggunakan panduan resep dari PT Petrosida Gresik menggunakan formula 5:3:2. Yaitu 500 kg Petrogani, 300 kg Phonska (15-15-15), dan 200 Kg Urea.
Beberapa petani menggunakan pupuk KNO3 pada proses pemupukan pertama dan kedua. Pupuk KNO3 merupakan sumber Kalium (K) dan Nitrogen (N) tapi dalam bentuk nitrat, sehingga penggunaanya sangat sedikit tapi cepat terserap oleh tanaman. KNO3 dipasaran dapat ditemukan dalam 2 jenis yiatu KNO3 Merah dan KNO3 putih. Perbedaannya adalah kandungan hara “K” pada KNO3 merah lebih sedikit dibanding KNO3 putih. Dan kandungan KNO3 Merah terdapat 4 unsur yaitu N, K, NA dan unsur mikro Boron (B). KNO3 ini bisa diaplikasikan secara penaburan (dicampur dengan pupuk), pengocoran maupun penyemprotan daun (foliar spray).
Pupuk KNO3 Putih
Penggunaan pupuk KNO3 putih dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, merangsang pertubuhan vegetatif dan meningkatkan jumlah anakan sehingga KNO3 putih cocok untuk diaplikasikan pada pemupukan pertama untuk mendorong perkembangan tanaman pada fase vegeatatif.
Pupuk KNO3 Merah
Manfaat aplikasi KNO3 Merah adalah mempercepat pertumbuhan bunga dan buah, meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas buah, biji dan umbi. Kandungan Boron pada KNO3 Merah berguna untuk membantu meningkatkan transportasi karbohidrat dalam tanaman. KNO3 Merah diaplikasikan pada waktu pemupukan kedua untuk mendorong perkembangan tanaman padi pada fase generatif.
Tanaman memiliki hormon pertumbuhan (plant hormone) yang proses yang merupakan proses alami terjadi melalui proses fungsional pada tingkat seluler dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Hormon pertumbuhan ini adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologi tanaman. Hormon ditransformasikan dari bagian yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain.
Nah, dalam pertanian modern penggunaan hormon pemacu pertumbuhan tanaman atau lebih dikenal dengan zat pengatur tumbuh (ZPT) atau plat growth regulator (PGR) tidak dapat dikesampingkan penggunaannya. ZPT sendiri bukanlah senyawa organik yang bukan hara (nutrisi, nutrient), yang cara bekerjanya jika dalam jumlah sedikit bersifat mendukung (promote), atau menghambat (inhibit), dan/atau merubah proses fisiologi tanaman.
Hormon pemacu pertumbuhan terbagi kedalam lima kelompok, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen, kalin, dan asam absisat (ABA). Masing-masing kelompok memiliki ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap fisiologi tanaman. Hormon tidak bekerja sendiri pada tanaman.
Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing hormon pemacu pertumbuhan :
Hormon Auksin. Auksin adalah zat aktif dalam sistem perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakan vegetatif. Pada satu sel auxin dapat mempengaruhi pemanjangan sel, pembelahan sel dan pembentukan akar. Konsentrasi auksin yang digunakan sangat rendah antara 0.01 – 10 mg/L.
Hormon Giberelin. Giberelin adalah turunan dari asam giberelat yang merupakan hormon pertumbuhan alami yang dapat merangsang pembungaan, pemanjangan batang, dan membuka benih saat dorman. Terdapat sekitar 100 jenis giberelin, namun yang paling umum digunakan adalah giberillic accid (GA3).
Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan hormon giberelin (GA3) adalah waktu dan dosis aplikasi karena dalam jumlah berlebihan tanaman bisa rebah. Pada tanaman padi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang menyerupai rumput ilalang.
Hormon Sitokinin, Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam merangsang pembelahan sel (sitokinesis), pertumbuhan tunas, mengaktifkan gen, serta aktifitas metabolisme secara umum. Pada saat yang sama sitokinin menghambat pembentukan akar. Sitokinin banyak dipakai pada proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. Secara umum konsentrasi yang digunakan antara 0,1 – 10 mg/L.
Etilen, Hormon tumbuhan yang fungsinya berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
Kalin, Kalin adalah hormon yang berperan dalam proses organogenesis. Kalin berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
Rizokalin, hormon yang memperngaruhi pembentukan akar.
Kaulokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
Filokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.
Antokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.
Asam Absisat (ABA), Asam Absisat adalah jenis hormon tumbuhan yang bekerja antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Fungsinya mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan, berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
Asam Traumalin, Hormon yang fungsinya untuk regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam traumalin).
Pengaruh Hormon Auksin pada Ziram
Fungisida dengan bahan aktif Ziram (nama produk Ziflo 90WP) mengandung unsur mikro Zn (seng) dimana Zn ini dapat berfungsi sebagai hormon auksin. Ziram dapat membantu mempercepat pertumbuhan baik akar, batang, perkecambahan, pemasakan buah serta mengurani biji dalam buah.
Panduan penggunaan Ziflo 90WP pada padi dapat digunakan mulai umur tanaman 10 hari setelah tanam (HST) atau bersamaan dengan pemupukan pertama. Dosis yang digunakan adalah 500 gr/hektar atau jika diaplikasikan bersamaan dengan pupuk dosisnya 1 kg Ziflo dicampur dengan 50 kg – 100 kg urea.
Aplikasi kedua pada saat umur 15 HST dengan cara penyemprotan daun (foliar). Dosis yang dipergunakan 50 gr/tangki atau 3 sendok makan. Berikutnya pada umur 30 HST atau bersamaan dengan pemupukan kedua. Dosis yang digunakan sama dengan pemupukan pertama. Aplikasi ketiga dilakukan pada umur 35 HST dengan dosis 60 gr/tangki atau 6 sendok makan,
Pengaruh Hormon Inhibit pada Difenokonazol
Fungisida berbahan aktif difenokonazol dari golongan triazol mengandung zat penghambat pertumbuhan (bersifat inhibit). Akibatnya aplikasi fungisida difenokonazol dapat mempengaruhi aspek biologis disamping menghambat perpanjangan batang, mendorong pembungaan pada tanaman tertentu dan menghambat senesen.
Pupuk yang beredar selama ini dipasaran adalah sebagian besar pupuk bersubdisi dari pemerintah seperti urea, SP36, KCL dan ZA. Pupuk tersebut diberikan pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan hara makro saja seperti Nitrogen (N), Forpor (P), Kalium (K) dan Sulfur (S). Masih sangat sedikit petani yang dengan sengaja memberikan pupuk hara mikro.
Walaupun dalam jumlah kecil, pupuk mikro dibutuhkan tanaman. Selain untuk dapat membantu memperbaiki hara tanah, pupuk mikro juga dapat berfungsi sebagai antibodi tanaman terhadap serangan penyakit serta mampu memdukung peningkatan hasil panen.
Menurut Handbook of Plant Nutrition, terdapat 14 (empat belas) jenis hara mikro, yang terbagi dalam kategori essential element dan beficial element. Yang termasuk dalam essential element adalah Boron (Bo), Chlorine (Cl), Copper (cu), Iron (Fe), Mangan (Mn), Molybdenum (Mo), Nikel (Ni), dan Zinc (Zn). Sedangkan yang termasuk beneficial element adalah Alumunium (Al), Cobalt, Selenium, Silicon (Si), Sodium, dan Vanadium. Bila unsur-unsur tersebut tidak mencukupi maka tidak jarang dijumpai pertumbuhan tanaman yang terhambat dan kurang maksimal dalam pertumbuhannya.
Tanah yang secara terus menerus dieksploitasi dengan penanaman tanpa menambah unsur-unsur makro dan mikro, akan mengalami kemunduran. Karena unsur haranya ikut terpanen bersamaan dengan tanaman yang dipanen. Oleh karena itu selain menambah unsur makro, maka unsur mikropun wajib ditambahkan disaat mulai persiapan penanaman dan masa pemeliharaan tanaman.
Jenis tanah yang miskin hara mikro biasanya dijumpai pada tanah basa (pH rendah, pH kurang dari 7), dan tanag basa (pH tinggi, pH lebih tinggi dari 7), tanah mineral berbahan induk masam atau bahan organik rendah.
Berapa banyak unsur hara mikro pada tanamanan? Ini sangat tergantung dari jenis tanaman, umur tanaman, kondisi tanah setempat, dan lain-lain. Di bawah ini beberapa contoh ukuran kebutuhan hara mikro pada tanaman secara umum.
– besi (Fe) diperlukan 30 gr per ton tanaman
– klorin (Cl) diperlukan 30 gr per ton tanaman
– mangan (Mn) diperkukan 15 gr per ton tanaman
– boron (Bo) diperlukan 6 gr per ton tanaman
– seng (Zn) diperukan 6 gr per ton tanaman
– tembaga (Cu) diperlukan 1,8 gr per ton tanaman
– molibdenum (Mo) diperlukan 0,03 gr per ton tanaman
Contoh tanaman yang rakus terhadap usur mikro adalah umbi-umbian sehingga pemupukan ulang sangat diperlukan setelah panen. Tanaman padi termasuk tanaman yang responsif terhadap akumulasi silika (Si, silikon), sehingga sangat membutuhkan asupan hara mikro silika.
Pada tanaman padi yang kekurangan hara mikro akan memperlihatkan pertumbuhan yang tidak normal. Unsur besi (Fe) pada padi bertanggung jawab dalam pembentukan klorofil dan terlibat dalam fotosintesis. Bila jumlahnya tidak mencukupi maka daun akan menguning dan tanaman cenderung kerdil.
Unsur hara Mn dan Zn berperan dalam metabolisme dan pembentukan enzim tanaman. Jika kekurangan unsur hara mikro Mn akan mengakibatkan adanya bercak di pucuk daun muda dan banyaknya daun layu. Sedangkan jika kekurangan unsur hara mikro Zn akan tampak pada daun tua yang dipenuhi bintik kuning atau coklat. Akibatnya tanaman akan sangat sulit mencapai pontensi maksimalnya karena pertumbuhan vegetatif dan generatifnya terganggu. Inilah alasannya mengapa meskipun sedikit namun unsur hara mikro sangat diperukan oleh tanaman.
Spraying lance PB-16 P1 untuk dipasangkan dengan Rubber Hose C/W Chamber & Union
Variasi panjang lance ini (inchi) adalah : 6″, 18″, 20″, 24″, 30″, 36″, 48″, 60″, 72″, 84″.
Minimal order 10 pcs.
* hubungi admin untuk memastikan ketersediaan barang ini