Mengatasi Kerdil Rumput Pada Tanaman Padi

Mengatasi Kerdil Rumput Pada Tanaman Padi

Kerdil rumput pada padi adalah kondisi tanaman padi yang pertumbuhnya sangat kerdil (kecil tidak bisa meninggi, pertumbuhannya tidak normal) sehingga menyerupai rumput.

Ciri-cirinya : daun sempit, daun pendek-penduk, kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat, kalau dicabut perakarannya pendek dan berwarna coklat.  Gambar di bawah ini menunjukan perbedaan antara tanaman padi yang terkena kerdil rumput (kiri) dan tanaman yang sehat (kanan).

Kadangkala terdapat percabangan anakan dari buku batang tanaman padi yang terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi biasanya bertahan sampai dewasa, tetapi hanya menghasilkan sedikit malai yang kecil berwarna coklat dan bulirnya hampa.

Penyakit ini sedang mewabah di sentra pertanian padi seperti pantura Jawa.  Penyakit ini dalam bahasa lokal bisa disebut jong (zonk), klowor, kok, dan lainnya.

Penyebab dari kerdil rumput adalah virus. Virus ini disebarkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens) atau wereng hijau.   Jika ini virus maka sampai saat ini belum ada “obatnya”.

Penyebab lain dari kerdil rumput bisa diakibatkan perubahan cuaca, pupuk yang digunakan, penggunaan benih yang sudah tidak murni, dan kualitas tanah.  Namun faktor mana yang lebih dominan belum ada penelitian yang secara tegas penyumbang penyakit kerdil rumput, selain dari akibat wereng.

Pengendalian Kerdil Rumput Karena Wereng

Kerdil rumput akibat virus wereng hanya dapat dikendalikan dengan mengendalikan vektor penularnya yaitu wereng coklat dan wereng hijau baik secara mekanis maupun kimiawi (pestisida).

Secara mekanis, untuk mengurangi penyebaran penyakit kerdil rumput dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman yang terinfeksi, dan menggantinya dengan yang sehat. Namun sebelumnya harus dibiarkan 1-2 hari sebelum diganti.

Sanitasi terhadap tanaman yang diduga dapat berfungsi sebagai inang virus atau wereng cokelat dengan cara membersihkan pematang dari rumput dan gulma.

Pengendalian kerdil rumput secara kimiawi dapat menggunakan pestisida-pestisida yang terdapat di toko pertanian setempat.

Cara Lain Pengendalian Kerdil Rumput

Kerdil rumput bisa juga diakibatkan oleh kondisi lahan atau tanah yang setiap musim secara terus menerus menyerap pupuk kimia seperti urea, NPK, dan lainnnya.

Penggunaan pupuk kimia (anorganik) diyakini juga merupakan penyumbang kemasaman pada tanah. Sehingga tanah menjadi asam atau pH < 7. Pada tanah dengan pH < 4 menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi terhambat karena sejumlah unsur hara seperti Ca, Mg, K, Mn, Zn, Cu, dan Mo tidak tersedia.

Secara sadar sebenarnya pupuk organik yang bersumber dari bahan-bahan organik seperti dedaunan, kotoran hewan, atau pupuk organik cair buatan, itu sangat bagus untuk tanaman padi. Namun banyak petani yang enggan menggunakan dengan berbagai alasan, diantaranya alasan tidak praktis dan tidak instant hasilnya.

Pupuk organik seperti EM4 sebenarnya bisa dimanfaatkan karena biasanya terkandung mikroba-mikroba seperti Azotobacter Sp, Azoospirilium Sp, Mikroba Selulolitik, Mikroba pelarut P, Lactobacillus Sp, dan mikroba pendegradasi selulosa.

Dimana fungsi atau manfaat dari masing-masing mikroba terebut adalah sebagai berikut :

  1. Azotobacter Sp : Berfungsi sebagai mikroba penambat N (Nitrogen) dari udara bebas.
  2. Azoospirilium Sp : Berfungsi sebagai penambat N
  3. Mikroba Selulolitik : Berfungsi sebagai pendegradasi bahan organik atau pembusukan bahan organik
  4. Mikroba pelarut fosfat : Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral tanah agar tersedia dan mudah diserap oleh tanaman, Psdeomonas Flueorecent (pengurai pestisida) dapat menghasilkan enzim pengurai yang berfungsi memecah rantai dari zat kimia anorganik  yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya.
  5. Lactobacillus Sp : Berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman.
    Kandungan pupuk organik terebut sangat bermanfaat menjadikan tanah menjadi subur dan mampu memanfaatkan kembali sisa-sisa deposit pupuk yang selama ini diberikan secara berlebih-lebihan.

Pemberian pupuk organik (EM4) ini dapat dilakukan pada saat pengolahan tanah pembajakan pertama dan kedua. Aplikasinya dengan penyemprotan langsung ke tanah. Dengan aplikasi pada tanah maka diharapkan dapat :
– Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
– Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat
– Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
– Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah

Aplikasi berikutnya lakukan penyemprotan pada saat tanaman padi umur 20 – 40 hari yang waktu aplikasinya disesuaikan dengan jadwal penyemprotan pestisida kimia. Karena penyemprotan pupuk organik ini tidak boleh disatukan dengan penyemprotan kimia. Yakni berselang seminggu setelah penyemprotan kimia.

Pengedalian kerdil rumput terakhir ini lebih kepada preventif atau pencegahan dan perencanaan sejak awal dimulainya kegiatan pertanaman padi.

Pengalaman Menanam Jenis Padi Cisoga

Pengalaman Menanam Jenis Padi Cisoga

Apa yang diharapkan oleh petani padi terhadap hasil panennya?

Pastinya adalah panen yang melimpah dengan gabah yang bagus dan harga jual yang mahal.

Harga jual gabah yang tinggi sangat diharapkan namun biasanya harga dipengaruhi oleh situasi “pasaran”. Harga bisa fluktuasi setiap saat dari musim ke musim. Faktor ini kita abaikan karena di luar kendali petani.

Yang dapat dilakukan petani adalah bagaimana agar hasil panen melimpah dengan kualitas gabah yang bagus. Untuk mudahkan saya akan gunakan terminologi “hasil panen yang melimpah”.

Hasil panen yang melimpah diperoleh dari faktor sebagai berikut :
1. Bulir yang banyak dan berisi penuh pada setiap malainya
2. Malai yang panjang dari setiap anakan produktifnya
3. Anakan produktif (anakan yang keluar malai) pada setiap rumpun
4. Anakan yang banyak

Jadi menurut saya, yang perlu diusahakan oleh petani padi adalah 4 hal berikut, yakni bagaimana agar :
(1) padi menghasilkan anakan yang banyak;
(2) dari anakan tersebut menghasilkan banyak anakan produktif;
(3) dari anakan produktif tersebut keluar malai yang panjang; dan
(4) malai yang panjang menghasilkan bulir yang banyak dan berisi penuh.

Oleh karena itu petani harus mengetahui tujuan pada setiap tahapan/fase pertumbuhan tanaman padi. Karenanya perlakuan (treatment) apa yang diperlukan pada setiap fase tanaman agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada 4 faktor diatas. Tentu pengetahuan tentang morfologi dan fase pertumbuhan tanaman harus diketahui.

Tantangannya adalah menemukan varietas yang ideal, yang malainya panjang dan bulir setiap malainya banyak. Tentu setiap petani bisa berbeda selera dalam hal varietasnya.

Benih Padi Cisoga

Musim tanam tahun ini, – tanam tanggal 24 Januari 2017 dan panen tanggal 8 Mei 2017 -, mencoba menanam jenis padi Cisoga.

Sengaja menanam jenis ini, karena tertarik dengan status facebook seorang teman yang update foto padi Cisoga. Jika dilihat dari fotonya tertarik dengan malai yang panjang dan provitasnya 10-12 ton per ha. Nama Cisoga sendiri, katanya kepanjangan dari Ciherang – Sogun. Jenis ini hasil persilangan dari jenis tersebut, dan infonya hasil kreasi petani Karawang.  Tapi bisa juga Cisoga adalah salah satu nama sungai yang ada di Karawang.

Deskripsi yang diberikan pada jenis padi Cisoga ini sebagai berikut:

“Benih padi Cisoga asli dari petani Karawang (Jawa Barat). Hasil panen 10-12 ton/ha, usia tanaman 85-95 HST, panjang malai 30-32 cm, anakan produktif 50-52 anakan, tinggi 90 cm, dan jumlah bulir 250-305 per malai.

Kelebihan padi cisoga diantaranya anakan produktif banyak, bermalai panjang bulir bernas semua sampai bawah, daun bendera agak lebar dan hijau meskipun tanaman sudah matang bulirnya, tahan penyakit, jarang dihinggapi burung karena daun bendera “rujug” (tegak) ke atas, malai merunduk, hasil panen maximum di atas tanaman padi yang lain.”

Lokasi persawahan percobaan pertanaman Cisoga di Pulosari, Kecamatan Telagasari, Karawang. Jika dihitung sejak tanam maka umur padi 105 hari mulai dari tanam sampai dengan panen, ditambah usia persemaian 20 hari.

Berikut beberapa foto yang saya ambil pada beberapa umur tanaman.


Padi Cisoga
Padi Cisoga
Padi Cisoga
Padi Cisoga
 

Berdasarkan pengamatan visual padi Cisoga memiliki keunggulan sebagai berikut:
– Batang yang cukup tinggi
– Malai yang panjang > 30 cm
– Jumlah bulir > 200
– Tahan wereng

Berdasarkan hasil hitungan riil panen, diperoleh hasil kotor 7,3 ton gabah kering panen (GKP) dari luasan 1.400 ha atau kurang lebih 5,250 ton/ha.  Hasil ini sangat mengecewakan, karena menurun dari hasil panen sebelumnya yang bisa minimal 7 ton/ha. Namun disisi lain cukup bangga dengan hasil ini karena dibandingkan dengan hasil panen tetangga yang hanya dapat kisaran 4 ton/ha.

Kenapa?

Penurunan hasil panen pada musim ini tidak hanya terjadi di daerah Karawang, tetapi juga terjadi di daerah Subang dan sekitarnya pun mengalami hal yang sama. Ada beberapa penyebab diantaranya iklim yang terlalu basah, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan serangan hama dan penyakit yang tinggi.

Setidaknya ada 3 hal yang serangan padi pada musim ini yakni serangan hama wereng, serangan penyakit kresek (Xanthomonas sp), dan banyak ditemukan “zonk” atau kerdil rumput dimana rumpun padi tidak bisa tumbuh sempurna.

Padi Cisoga Vs Padi Sogun

Saya membandingkan dengan pertanaman padi jenis Sogun pada salah seorang petani di daerah Babawangan, Lemah Abang Wadas. Penampakan tanamannya sangat bagus, daun bendera dan daun dibawahnya masih terlihat hijau, bulir padinya terlihat pengisiannyanya penih dan bulir padi yang besar-besar berisi.

Padi Sogun

 

Berdasarkan penghitungan sederhana yang dilakukan, perbandingan antara Cisoga dan Sogun seperti tabel dibawah ini:

Jenis PadiPanjang MalaiJumlah Bulir IsiJumlah Bulir KosongBobot 1000 bulirJumlah Bulir per Malai % Malai Kosong
Cisoga 32,67203,6738,6732,60242,3315,86%
Sogun28,00202,0012,5029,30214,505,87%

Catatan:  Sampel diambil jumlah minimum, sampel 6 malai yang diambil secara acak.  Jadi tidak bisa diambil kesimpulan yang memadai secara statistik.  Data ini hanya menggambarkan sedikit saja.

Dari tabel tersebut, Cisoga masih memiliki keunggulan dari panjang malai, jumlah bulir dan bobotnya. Tantangannya adalah mengurangi jumlah bulir yang kosong. Oleh karena itu musim depan, akan dicoba lagi dengan menanam jenis padi Cisoga.  Mudah-mudahan lebih baik lagi.

Pengendalian Penyakit Blas dengan Silika

Pengendalian Penyakit Blas dengan Silika

 

Penyakit tanaman padi yang sedang naik daun saat ini adalah blast atau blas (Picularia oryzae) atau lebih dikenal istilah patah leher atau teklik. Tahun 2016 saja dilaporkan sebanyak 74 ribu hektar sawah terserangan blas.

Blas bisa menyerang pada daun, batang, dan malai.  Pada daun, blas menyerang pada fase vegetatif dengan gejala munculnya bercak-bercak kelabu atau putih dan tepinya berwarna kecoklatan atau coklat kemerahan.

Blas pada leher menyerang pada fase generatif.  Gejala khasnya adalah ujung tangkai mulai membusuk membuat tangkai mudah patah sehingga bulir padi tidak terisi dan menjadi kosong.

Penyebab Terjadinya Blas

Blas terjadi atau menyerang padi dengan kondisi lingkungan yang memiliki kadar K tersedia lebih rendah, N dalam bentuk NO3 karena air terbatas, pupuk N berlebihan, dan mikroba menguntungkan dalam tanah tidak tidak berkembang secara baik karena bahan organik berkurang.

Penggunaan nitrogen pada pupuk urea yang berlebihan pada saat pemupukan dapat menjadi bumerang. Karena biasanya petani senang melihat tanamannya menghijau, tetapi ada ancaman blas yang mengancam.

Silika Sebagai Pengendalian Blas

Pengelolaan lingkungan adalah kuncinya. Mengembalikan unsur kalium (K) dan silika (Si) ditanah dengan menggunakan jerami sisa panen yang dibiarkan membusuk secara alami atau dengan bantuan dekomposer.

Membakar jerami dapat menghilangkan unsur penting yang dibutuhkan tanah. Unsur nitrogen akan hilang, unusur fosfor (P) berkurang 25%, K berkurang 25%, dan S hilang 5-10%. Pun mikro tanah terpengaruh kehidupannya.

Meskipun jerami tetap dibiarkan membusuk, tidak otomatis juga unsur-unsur tersebut siap diserap oleh tanaman pada musim berikutnya. Usaha memperbaiki lahan tersebut haruslah secara terus menerus dilakukan.

Penggunaan hara organik seperti pembenah tanah organik yang mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dapat dilakukan. Pemasukan bahan organik ini akan menyebabkan partikel tanah dapat mengikat unsur hara makro dan mikro. Unsur ini menjadi tersedia dan mudah diserap oleh akar tanaman. Pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas padi.

Silika memiliki kemampuan untuk melindungi tanaman padi dari serangan penyakit blas. Banyak penelitian sudah membuktikannya, termasuk balai penelitan tanah Bogor,  silahkan baca disini :

Aplikasi Silika Terhadap Pertumbuhan Padi dan Infeksi Penyakit Blast

Kini silika yang “siap dimakan” oleh padi tanpa harus menunggu hasil pembusukan jerami, telah tersedia. Silika Tenaz mampu melindungi tanaman padi serangan hama dan penyakit sekaligus mampu meningkatkan hasil panen 10-20%.  baca juga :

Hara Penting Tanaman Padi, Gunakan Silika Cair Tenaz

Silika Tenaz sudah banyak dijual dipasaran, namun jika tidak menemukan di toko terdekat bisa hubungi disini.

Tepat Insektisida untuk Kendalikan Wereng

Tepat Insektisida untuk Kendalikan Wereng

Ada empat jenis wereng pada tanaman padi, yaitu jenis wereng batang (plan hopper) yang terdiri dari wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera) dan jenis wereng daun (leaf hopper) yang terdiri dari wereng hijau (Nephotettix spp) dan wereng loreng (Recilia dorsalis).

Yang sering menimbulkan masalah adalah wereng coklat dan wereng hijau. Wereng coklat bisa menyebabkan padi mati kekeringan dan seperti terbakar (hopper burn) atau puso. Sedangkan wereng hijau kerusakan tidak terlalu nyata tetapi dapat menyebarkan virus tungro.

Bioekologi Wereng Batang Coklat

Wereng batang coklat (WBC, Nilaparvata lugens) dapat berkembang biak dengan cepat dan mudah beradaptasi dengan membentuk biotipe baru. WBC menjadi parasit pada padi dengan menghisap cairan tumbuhan sehingga mengakibatkan pertumbuhannya terganggu bahkan mati.

Wereng menyerang tanaman padai mulai dari stadia persemaian hingga fase matang susu. Mekanisme kerusakan dengan cara menghisap cairan tanaman pada system vascular (pembuluh tanaman). Tanaman padi yang terserang wereng menunjukkan gejala kekuningan, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pada seragan parah tanaman padi menjadi kering dan mati.

Siklus hidupnya antara 3-4 minggu (21-33 hari), yang dimulai dari telur (7-10 hari), nimfa (8-17 hari) dan imago/dewasa (18-33 hari). Wereng betina bertelur hingga 500 butir.  Telur diletakan pada urat daun yang utama. Saat nimfa dan imago inilah WBC menghisap cairan batang padi.

Dalam satu rumpun padi bisa terbentuk 4-5 generasi. Saat populasi makin tinggi sebagian populasi akan membentuk sayap agar dapat berpindah ke area lain.

Ambang pengendalian hama ini adalah 5-10 ekor per rumpun. WBC mengeluarkan kotoran embun madu yang biasanya akan ditumbuhi cendawan jelaga hingga daun padi berwarna hitam. Banyaknya kotoran putih bekas pergantian kulit nimfa dapat dijadikan indikator populasi wereng yang tinggi.

Pengendalian WBC Secara Kimia

Dengan mengetahui siklus hidup WBC kita dapat menentukan waktu terbaik, kapan sebaiknya pengendalian kimia dilakukan. Jenis insektisida dengan bahan aktif apa yang efektif untuk setiap stadia WBC.

Pengendalian dengan pestisida akan sangat efektif jika dilakukan pada populasi wereng sudah diatas ambang ekonomi.  Ambang ekonominya adalah 5 ekor wereng per rumpun untuk tanaman padi kurang dari 40 HST atau 20 ekor per rumpun untuk tanaman padi lebih dari 40 HST.

Bahan aktif insektisida yang tersedia dipasar adalah abamectin, bisultap, buprofezin, BPMC, dimehypo, imidaklopid, karbofuran, pimetrozin, fipronil, MICP, bisultap, tiametoksam, etopenfroks, dll.

Namun saya akan membahas beberapa bahan aktif yang paling umum ditemukan di pasaran yaitu :

Insektisida kontak
1. Abamektin
Abamektin termasuk insektisida dan akarisida, sangat efektif untuk mengendalikan tungau pengganggu dan hama thrips spp serta plutella spp.  Abamektin merupakan racun kontak dan perut serta bekerja sebagai racun syaraf dengan menstimulasi gama amino asam butirat (GABA). Abamektin mememiliki efek translaminar yang kuat.
Insektisida ini relatif bersahabat dengan lingkungan karena cepat terdegradasi secara fotokimia oleh mikro organism dalam tanah, dan tidak bersifat bioakumulatif.  Dalam prakteknya efek negative abamektin terhadap serangga berguna sangat kecil.
Contoh : Banyak 🙂

2. BPMC
Buthylphenylmethyl carbamate atau BPMC merupakan insektisida non-sistemik dengan kerja sebagai racun kontak. Efektif untuk mengendalikan wereng, thips, dan hama bubuk.
Contoh : BAYCARB 500 EC

3. Buprofezin
Merupakan insektisida dan akarisida non sistemik yang bekerja secara chitin synthesis inhibitor (penghambat sintesa khitin) sehingga mengganggu proses pergantian kulit pada serangga sehingga akhirnya menimbulkan kematian.
Serangga yang terkena bufropezin akan menghasilkan telur yang steril. Insektisida ini efektif untuk pengendalian hama terpadu (PHT). Buprofezin bersifat non-karsinogenik (tidak menimbulkan bahaya kanker) dan non-teratogenik.
Contoh: APPLAUD 100 EC, dll

4. Fipronil
Merupakan racun syaraf yang bekerja dengan cara memblokir saluran klorida yang diregulasi oleh GABA. Hama yang sudah resisten terhadap piretroid, siklodein, organofosfat, dan karbamat bisa dipecahkan oleh senyawa ini.
Firpronil bersifat racun kontak dan racun perut dan digolongkan ke dalam racun non-sistemik meskipun memilili sifat sistemik yang dapat diaplikasikan lewat tanah.
Contoh : Regent 50SC, dll

Insektisida sistemik

5. Imidakloprid
Imidakloprid termasuk insektida sistemik dan translaminar yang bekerja secara racun kontak dan perut, diabsorpsi oleh daun dan akar serta ditransportasikan secara akropeta. Insektisida ini selain efektif untuk wereng juga efektif untuk mengendalikan hama penusuk-penghisap lain seperti aphids, thips dan kutu kebul.
Contoh : CONFIDOR 200 SL

6. Karbofuran
Kabofuran merupakan insektisida sistemik yang bekerja sebagai racun kontak dan racun perut. Umumnya diformulasi dalam bentuk butiran dan aplikasinya lewat tanah untuk mengendalikan banyak jenis serangga dan nematode.
Contoh : Furadan 3G, dll

7. Dimehypo
Dimehypo merupakan insektisida sistemik yang bekerja secara racun kontak dan racun perut. Selain untuk mengendalikan wereng juga mampu mengendalikan hama penggerek batang padi.
Contoh : SPONTAN 400 SL, dll

8. Pimetrozin
Sebagai insektisida relative baru (dikenalkan tahun 1992-1993) cara kerjanya bekerja secara sistemik dan menghambat aktivitas makan sehingga berhenti makan dan 1 – 4 hari akan mati kelaparan. Namun insektisida iniefektif untuk mengendalikan wereng, aphids dan whitefly (kutu kebul).
Contoh: Plenum 50WG

Insektisida untuk Wereng yang Bagus?

Semua insektisida yang ada dipasaran semua bagus 🙂  semua pilihan diserahkan kepada petani sebagai pengguna langsung.

Dengan mengetahui cara kerja insektisida untuk mengendalikan wereng diatas, maka kita dapat menentukan produk apa yang paling tepat sesuai dengan kondisi serangan wereng.

Untuk mengendalikan wereng pada tingkat populasi masih dibawah ambang ekonomi, saya menyarankan mulai dengan penyemprotan tunggal insektisida bahan aktif BPMC yang bersifat kontak) atau Dimehypo yang bersifat sistemik. Bisa juga langsung campur secara bersamaan.

Atau pada tahap awal jika diketemukan adanya telur-telur wereng pada daun dapat diaplikasikan buprofezin + dimehypo. Hal ini untuk mengendalikan telur wereng supaya tidak menentas (efek buprofezin) dan melindungi padi dari serangan wereng (efek sistemik dimehypo).

Karena wereng hidup dibagian bawah pangkal batang, dan untuk tamanan padi yang sudah berumur 40 HST biasanya penyemprot (aplikator) hanya menyemprot dibagian atas tanaman maka penggunaan insektisida yang bersifat translaminar juga sangat dianjurkan, seperti bahan aktif imidakloprid atau abamektin.

Penggunaan insektisida pengendali wereng sebenarnya tidak harus dengan insektisida dengan harga yang mahal, asal kita tahu cara kerja bahan aktifnya dan memahami siklus hidup wereng. Penggunaan insektisida yang “murah” sudah mampu menahan kerugian terhadap wereng. Namun kebanyakan petani menginginkan yang cespleng, sekali semprot wereng langsung hilang.

Tentu saja faktor yang terpenting dalam pengendalian WBC adalah pengamatan rutin pada rumpun-rumpun bawah batang tamanan padi.  Karena hama WBC hidup pada pangkal batang padi.

Akan lebih baik lagi jika pengendalian wereng dimulai dengan cara memproteksi lebih awal tanaman padi dengan cara penggunaan pupuk atau nutrisi silika. Karena silika dari hasil penelitian mampu menahan serangan wereng dan penggerek batang selain juga mampu meningkatkan hasil panen 5%-20%.

Apa itu silika tenaz silahkan baca Silika Hara Penting Tanaman Padi, Gunakan Silika Cair Tenaz disini

Catatan:
– Translaminar = sistemik lokal; memiliki daya penetrasi dalam jaringan tanaman; diserap jaringan tanaman (daun) tetapi sedikit ditransportasikan ke bagian lain tanaman.

Sumber: Panut, D. 2008. Panduan Lengkap Pestisida & Aplikasinya. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Testimoni Petani Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo

Testimoni Petani Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo

Penggunaan Tiflo dan Tenaz pada tanaman padi

Fungisida Tiflo 80WP yang berbahan aktif thiram 80% adalah fungisida kontak yang mampu mengendalikan penyakit bercak coklat, patah leher, dan juga kresek.

Tenaz adalah nutrisi tanaman dengan kandungan utama silika atau silikat (SiO2) dan tambahan nutrisi mikro majemuk. Penggunaan silika pada tanaman padi menjadikan tanaman padi lebih keras (tegak) dan hasil bulir padi yang bernas. Tenaz juga mampu menahan serangan hama dan penyakit padi.

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan fungisida Tiflo 80 WP dan silika Tenaz juga mampu meningkatkan hasil panen sebesar 20%.

Tata cara penggunaan aplikasi Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80WP

Testimoni Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80 WP

Testimoni pengguna produk Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80WP oleh petani modern Bapak Haji Karyadi dari Kp Babawangan, Desa Lemah Mukti, Lemah Abang Wadas, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Tiflo dan Tenaz diaplikasikan pada musim kedua (2016) dan mendapat tanggapan yang memuaskan dari hasil aplikasi produk tersebut.

Silika Tenaz adalah nutrisi cair dengan kandungan silika (SiO2) dan Tiflo adalah fungisida dengan bahan aktif thiram 80% adalah produk dari Taminco-Eastman dan di Indonesia dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.

Inilah 8 Faktor Penentu Keberhasilan Teknologi Hazton

Rekayasa teknologi budidaya padi terus dilakukan untuk bisa meningkatkan produktivitas padi di tingkat lapangan. Salah satunya adalah teknologi budidaya padi Hazton yang direkayasa oleh Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Barat, Hazairin bersama Staf-nya Anton Kamaruddin.

Teknologi Hazton merekayasa pembentukan rumpun padi secara padat agar bisa bermalai semuanya. Teknologi Hazton diyakini bisa meningkatkan produksi padi dua kali lipat dalam semusim atau disebut quantum life.

Titik-titik Kritis Budidaya Padi Teknologi Hazton

Menurut Anton Kamarudin, ada delapan titik kritis yang menjadi penentu keberhasilan dalam budidaya padi dengan teknologi Hazton. Dengan memperhatikan delapan titik kritis dalam budidaya padi Hazton maka hasilnya bisa tiga kali lipat atau bertambah dua kali dibanding sebelumnya.

  1. Kunci awal di persemaian harus optimal. Lahan dipupuk dengan baik, jangan terlalu rapat. Satu kilogram gabah untuk 10-12 m2.
  2. Persemaian dirawat dengan baik. Lakukan imunisasi padi di persemaian. Pemupukan dengan pupuk kandang sangat penting.
  3. Semai bibit tua. Cabut bibit berikut tanahnya setelah bibit berumur cukup tua yakni berumur 25-30 hari setelah semai (HSS). Bibit tidak dicabut satu-satu, tanah yang menempel pada akar bibit tidak boleh dibersihkan atau dicuci.
  4. Tanam bibit dengan cara di-“ombol” (bergerombol). Satu ombol berisi 20-30 bibit padi.
  5. Gunakan jarak tanam renggang 30×25–40 cm dengan sistem jajar legowo 4:1 atau 2:1.
  6. Pemupukan lebih banyak di awal tanam. Pemupukan sejak awal 3-7 hari setelah tanam, tidak pakai urea setelah ada anakan.
  7. Hindari terjadinya pemupukan N berlebih dan gunakan agen hayati dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman.
  8. Waspada adanya serangan organisme pengganggu tanaman seperti blas/neck blas.

Ditulis oleh SOM, Sumber tulisan dikutip dari Sinar Tani

Lakukan Lima Usaha Berikut Agar Hasil Panen Padi Meningkat

Lakukan Lima Usaha Berikut Agar Hasil Panen Padi Meningkat

Tanaman padi sehat, terhindar dari serangan hama dan penyakit tanaman tapi hasil panen tidak luar biasa. Mungkin ada usaha yang terlewatkan.

Kebanyakan petani padi selama ini hanya berfokus pada pengendalian hama dan penyakit tanaman. Seperti bagaimana agar tanaman padinya terhindar dari serangan hama wereng, hama penggerek batang, hama keong, serangan tikus, atau serangan penyakit blas, serangan penyakit bercak daun, bercak cokelat dan lain sebagainya.
Continue reading →

Insektisida Pengendali Hama Wereng Pada Tanaman Padi

Insektisida Pengendali Hama Wereng Pada Tanaman Padi

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) bukan hama asing bagi para petani padi. Hama wereng sudah terjadi di seluruh sentra tanaman padi, gangguan hama wereng bisa mengakibatkan gagal panen. Dilaporkan kehilangan hasil akibat serangan wereng bisa mengalami kerugian 90%, alias puso.

Pada tanaman padi terdapat empat jenis wereng, yaitu wereng batang (plant hoper) yang terdiri dari wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera), dan wereng daun (leaf hopper) yang terdiri dari wereng hijau (Nephotettix spp) dan wereng loreng (Recilia dorsalis).

Dari keempat jenis wereng tersebut yang sering dilaporkan menimbulkan masalah pada tanaman padi adalah wereng coklat dan wereng hijau. Wereng coklat dapat menyebabkan tanaman padi mati kekeringan dan tampak seperti terbakar (hopper burn) atau puso serta dapat menularkan jenis virus.

Sedangkan wereng hijau walaupun kerusakan yang ditimbulkannya tidak begitu nyata, tetapi dapat menyebabkan penularan virus tungro.

Penyebab Serangan Wereng Pada Tanaman Padi

Gejala serangan wereng pada tanaman padi, mulai terlihat dari daun padi menguning, dan tanaman cepat mongering seperti terbakar. Gejalan ini disebut dengan istilah hopperburn. Dalam satu hamparan gejala serangan wereng terlihat seperti membentuk lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng coklat. Dalam kondisi demikian, populasi wereng sudah sangat tinggi yang didominasi oleh serangga yang bersayap.

Pemicu serangan wereng antara lain padi terus menerus menggunakan pemupukan dengan dosis nitrogen (N) yang tinggi. Walaupun ada banyak faktor lain, misalnya penggunaan pestisida yang sudah over dosis, dan faktor budidaya para petani padi.

Pestisida Pengendali Wereng Pada Tanaman Padi

Saat ini banyak beredar jenis dan merek pestisida di kios-kios pertanian yang diperuntukan pengendalian wereng. Sebagai pengguna produk, para petani padi terlebih dahulu harus mengetahui manfaat produknya terlebih dahulu, dalam hal ini bahan aktifnya. Oleh karena itu para petani harus mengetahui tentang bahan aktif, formulasi, cara kerja, karakteristik produk yang dimaksud.

Beberapa bahan aktif pestisida yang efektif dalam pengendalian hama wereng coklat adalah:

  • Bahan Aktif Buprofezin
      • Buprofezin merupakan insektisida juga akarisida non-sistemik yang berkerja sebagai chitin synthesis inihitor (penghambat sitesa khitin) sehingga mengganggu proses pergantian kulit pada serangga dan akhirnya menimbulkan kematian.
      • Contoh merek terdaftar: Applaud 100EC, Applaud 400SC, Applaud 10WP, Buprosida 100EC, Gerbera 100EC, Lugen 100EC, Nimbus 25WP
  • Bahan Aktif Imidakloprid
      • Insektisida ini memiliki cara kerja sistemik dan translamiar yang bekerja sebagai racun kontak dan sracun perut. Dapat diabsopsi oleh daun, akar, dan ditransportasikan secara akropetal (dari akar ke daun).
      • Contoh merek yang terdaftar: Abuki 350EC, Abuki 50SL, Abuki 70WS, Agrovin 0,5GR, Agrovin 200SL, Amida 200SL, Amirid 200SL, Astermida 10WP, Avidor 200SL, Avidor 25WP, Bestvidor 25EC, Bestvidor 10WP, Bima 10WP, BM Thiomat 200SL, Celeb Tsan 28EC, Centador 10WP, Confidor 200SL, Confidor 75WS, Counter 50/1,8SP, Crista 25WP, Crista 200SL, Dagger 200SL, Delouse 200SL, Delouse 25WP, Difender 200SL, Imar 6WP, Imar 20WP, Imidaplus 25WP, Imidaplus 200SLGaucho 350FS, Hippo 48WP, Imidagold 200SL, Imidasal 10WP, Imidasal 200SL, Imidor 50SL, Imidovap 70WP, Interprid 200SL, Interprid 25WP, Jellin 100SL, Kimida 10WP, Klopindo 10WP, Klopindo 200SL, Kompitor 200SL, Lanidor 200SL, Lentera 200SL, Megamida 200SL, Neptune 25WP, OBR 25WP, Option 350SC, Option 50SL, Paztidor 200EC, Plush 60WP, Premise 200SL, Pro 100SL, Providor 30WP, Rudor 5WP, Safel 200SL, Samber 50SL, Samida 15WP, Sanfidor 200SL, Soldier 200SL, Solomon 300OD, Starfidor 100SL, Starfidor 5WP, Tampidor 25WP, Tampidor 200SL, Terrco 200SL, Tidal 5WP, Topdor 10WP, Total 10/4EC, Tygra 200SL, Viligon 10WP, Viligon 200SL, Vitanon 10WP, Winder 100EC, Winder 25WP, Wingran 70WS, Wingran 0,5GR, Zychate 200SL, Zychate 25WP.
  • Bahan Aktif BPMC
      • Nama resmi insektisida ini adalah Fenobukarb, yang di Indonesia lebih dikenal dengan BPMC (buthylphenylmethyl carbamate). BPMC merupakan insektisida non sistemik dengan kerja utama sebagai racun kontak. Selain untuk mengendalikan wereng, BPMC juga dapat digunakan untuk mengendalikan ulat buah, thrips, dan aphids pada kapas.
      • Contoh merek: Amabas 500EC, Bassa 500EC, Baycarb 500EC, Benhur 500EC, Bona 500EC, Darmabas 500EC, Emcindo 500EC, Erkabas 500EC, Gobang 110EC, Greta 500EC, Hopcin 460EC, Hopper 500EC, Indobas 500EC, Karbasin 500EC, Kiltop 500EC, Naga 500EC, Nonstop 400EC, Pentacarb 500EC, Rahwana 500EC, Sidabas 500EC, Tamabas 500EC, Tanicarb 485EC.
  • Bahan Aktif Fipronil
      • Insektisida dengan bahan aktif fipronil memiliki cara kerja dengan memblok saluran klorida yang diregulasi GABA. Insektisida ini merupakan racun syaraf, sehingga serangga yang sudah resisten dengan piretroid, siklodien, organofosfat, dan karbamat dapat dipecahkan dengan senyawa ini.
      • Contoh merek yang terdaftar: Agadi 50SC, Agent 50SC, Am Best 100ME, Aneto 0,5 GR, Aneto 50EC, Biogent 50EC, Destar 50EC, Fibron 50SC, Fiprophos 50EC, Firpros 55SC, Foray 50SC, Granet 50SC, Kenpronil 50EC, Morgent 50EC, Morgent 50SC, Neofron 3GR, Neofron 60SC, Penalty 50SC, Regent 0,3GR, Regent 50SC, Regent 80WP, Regiont 50EC, Topnil 50SC, Uno 50EC.
  • Bahan Aktif Klorantraniliprol dan Tiametoksam
      • Merupakan insektisida yang diklaim sebagai insektisida generasi terbaru yang memiliki spectrum luas untuk mengendalikan beberapa hama pada tanaman padi.
      • Contoh merek : Virtako 300SC (Klorantraniliprol + Tiametoksam), Prevathon 50SC (Klorantraniliprol 50 g/l)
  • Bahan Aktif Abamektin
      • Abamektin merupakan pestisida racun kontak dan perut serta bekerja sebagai racun syaraf yang menstimulasi gama amino asam butirat (GABA). Abamektin memiliki sifat sistemik, tetapi juga memiliki sifat translaminar yang kuat. Pestisida ini cukup ramah terhadap lingkungan karena cepat terdegradasi secara fotokimia di lingkungan, juga abamektif terikat kuat di dalam tanah.
      • Abamektin selain efektif terhadap hama wereng pada tanaman padi, juga mampu untuk mengendalikan thrips pada cabai, ulat, kubis, pengorok daun pada kentang, kacang panjang, dan daun jeruk.
      • Contoh merek yang terdaftar : Agrimex 18EC, Alfamex 18EC, Amcomec 18EC, Amect 18EC, Asmec 18EC, Aspire 18EC, Bamex 18EC, Besgrimex 36EC, Calebtin 18EC, Catez 18EC, Demolish 18EC, Devamec 18EC, Dimec 18EC, Habamec 18EC, Indomectin 20EC, Isigo 18EC, Kiliri 18EC, Lider 18EC, Mectimax 18EC, Mexdone 36EC, Matros 18EC, Numectin 20 EC, Okrite 20EC, Phoscormite 18EC, Promectin 18EC, Quimex 36EC, Rutin 18EC, Schumec 18EC, Sidamec 20EC, Stadium 18EC, Stamek 18EC, Supemec 18EC, Taldin 33EC, Tridamex 36EC, Trimmer 18EC, Vapcomic 18EC, Wito4EC
  • Bahan Aktif Kartap Hidroklorida
      • Kartap bekerja sebagai racun syaraf dan bekerja sebagai nicotinergic choline bloker yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada serangga sehingga serangga berhenti makan dan mati kelaparan. Kartap juga bekerja sebagai racun perut dan racun kontak. Dapat digunakan untuk mengendalikan hama penusuk-penghisap, terutama lepideoptera, coleopteran dan lalat agromyzidae.
      • Contoh: Barrier 5G, Barrier 20SP, Brandan 4,2 GR, Britap 50SP, Diccoci 50WP, Kardan 4GR, Kardan 50SP, Kristal 50WP, Padan 50SP, Tampidan 60SP, Vertap 50SP, Zidan 50SP
  • Bahan Aktif Dimehipo
    • Merupakan insektisida sistemik yang bekerja secara racun kontak dan racun perut. Insektisida ini bersifat ovicidal terhadap kelompok telur hama penggerek batang, hama putih palsu, wereng dan golongan Lepidoptera lainnya.
    • Contoh merek yang terdaftar: Alphadine 450SL, Aphadine 6GR, Bajaj 450SL, Borzu 403SL, Bulet 400SL, Centadine 450SL, Danatan 400SL, Dimpo 400SL, Dipho 400SL, Dipostar 400SL, E-to 400SL, Foltus 400SL, Fortuna 290SL, Hippo 48WP, Hypolax 400SL, Indodine 485SL, Jagona 400SL, Joki 400SL, Kempo 400SL, Ken-Mipo 400SL, Konstan 400SL, Manuver 400SL, Marathon 500SL, Mektan 300SL, Montaf 300SL, MP Tegar 400SL, Panzer 290SL, Poryza 400SL, Primadine 480SL, Purdan Plus 6GR, Roltap 450SL, Sandimas 400SL, Sidatan 410SL, Syringa 450SL, Sonic 450SL, Spartan 290SL, Sponsor 450SL, Spontan 400SL, Stuntman 500SL, Taruna 400SL, Venus 400SL, Vista 400SL

Mana diantara berbagai merek dan jenis insektisida tersebut yang paling bagus? Pilihan dikembalikan kepada para petani pengguna.

Sumber : Buku Hijau Pestisida Pertanian dan Kehutanan Tahun 2013. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementrian Pertanian RI.

Kiat Tingkatkan Produksi Padi dengan Pemupukan Efektif

Tantangan dalam budidaya tanaman padi saat ini adalah bagaimana meningkatkan produktivitas panen padi dengan cara-cara intenstifikasi pertanian. Menjawab tantangan tersebut, maka lahirlah beberapa inovasi metode budidaya yang dikenal dengan nama metode salibu, metode hazton, metode sri, metode jajar legowo, dan lainnya.

Namun metode apapun yang dipakai untuk meningkatkan produksi tidak bisa dihindarkan dari penggunaan nutrisi atau pupuk. Tantangan berikutnya adalah bagaimana penggunaan atau aplikasi pupuk yang efektif (tepat sasaran setiap fase pertumbuhan tanaman) dan jika memungkinkan efisien dan ekonomis. Karena saya yakin, bercermin dari pengalaman pribadi sendiri, metode pemupukan itu tidak ada yang baku, satu metode yang bisa dipakai sepanjang musim.
Continue reading →

Kiat Peningkatan Panen Padi dengan Metode Hazton

Setelah sebelumnya membahas kiat untuk meningkatkan produktivitas panen padi dengan metode salibu, baca postinganya di sini. Kini saya akan menuliskan teknik budidaya padi dengan metode Hazton. Walaupun belum pernah mempraktekannya, namun saya tertarik untuk mencoba metode ini, karena keunggulannya yang dikatakan mampu meningkatkan produksi panen padi sampai dua kali lipat dari metode konvensional. Bahkan jika memungkinkan menggabungkan metoda tanam padi Hazton yang diikuti dengan metode salibu. Sepertinya akan menghasilkan sesuatu yang hebat.

Metode hazton atau ada juga yang menyebut teknologi Hazon dipercaya bisa melipatgandakan produksi dari 4 ton menjadi 8 ton per ha, dimana rata-rata produksi padi nasional 5 ton/ha. Rekor yang sudah dicapai di Balai Benih Induk Padi Peniraman Kalimantan Barat sebanyak 16,78 Ton/HA GKP (Gabah Kering Panen) atau setara dengan 13 ton/hektar GKG (Gabah Kering Giling). Sebuah hasil panen padi yang sangat menggiurkan.
Continue reading →

Kiat Tingkatkan Produksi Padi dengan Padi Salibu

Menarik menyimak diskusi yang terjadi dibeberapa group komunitas pertanian di sosial media facebook, khususnya komunitas pertanaman padi Salibu dan Hazton. Isu utamanya adalah upaya meningkatkan produktivitas panen padi dengan melakukan beberapa inovasi kalau boleh disebut teknologi budidaya pertanian. Beberapa istilah seperti sri, jajarlegowo, hazton, dan salibu nge’hits’ beberapa tahun terakhir, terutama hazton dan salibu.
Continue reading →