NutaniSeries: Microblogging Nutani di Instragram

NutaniSeries: Microblogging Nutani di Instragram

Teman-teman, saya mulai share artikel pendek dengan membuat artikel mini alias microblogging di Intagram. Akun instragramnya @nutani_ silahkan di follow, Like atau di-share ke rekan lainnya yang membutuhkan.

Siapa tahu informasinya bermanfaat.

Artikelnya baru sedikit?

Ya… memang baru mulai, mudah-mudahan bisa konsisten membuat kontennya yang disambi-sambi kerjaan sebagai agronomist.

Microblogging ini sengaja dibuat untuk informasi yang ringan-ringan dan membutuhkan waktu yang cepat. Sesuai dengan fungsi Instagram sebagai sarana sosial media.

NutaniBot: Sarana Feedback untuk Perbaikan

Terima kasih atas kunjungan temen-temen ke blog nutani ini. Saya tidak menyangka ternyata respon temen-temen sangat baik terdapa isi blog ini.

Ini terbukti dari hasil pertanyaan yang masuk ke saya melaui NutaniBot ini.

Saya jadi paham kebutuhan temen-temen informasi apa yang diperlukan dan masih belum ter-cover oleh Blog Nutani.

Ini menjadikan saya lebih semangat dan terpacu lagi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman sebagai Agronomist.

Ada banyak pertanyaan yang masuk, padahal saya memasang bot itu tidak lebih dari 1 bulan yang lalu. Pertanyaan yang masuk hampir 100 pertanyaan.

Maafkan juga atas respon yang lambat. Semua pertanyaan saya catat dan pelan-pelan saya akan buat skala prioritas mana yang akan dibuatkan artikel.

Sayangnya beberapa temen tidak mencatumkan kelengkapan datanya baik email ataupun no WhatsApp sehingga saya tidak bisa mengirimkan jawabannya langsung ke no WA atau email.

Mudah-mudahan kedepanya silaturahim kita bisa terus terjaga baik melalui blog Nutani, Instagram @Nutani_, facebook Nutani, atau chanel Youtube Nutani.

Salam petani Indonesia yang lebih maju!

Drone, Era Baru Dalam Aplikasi Penyemprotan Pestisida

Drone, Era Baru Dalam Aplikasi Penyemprotan Pestisida

Di era modern yang sudah memasuki era industri 4.0, digitalisasi pun sudah merambah di bidang pertanian. Mekanisasi dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan wilayah, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen.

Drone merupakan salah satu teknologi canggih berupa kendaraan udara. Bentuknya menyerupai pesawat terbang atau helikopter yang dapat dioperasikan tanpa dikendarai oleh awak atau pilot. Drone memiliki pilot yang tetap tinggal di daratan dan hanya memanfaatkan fasilitas remote control untuk mengontol drone di udara.

Drone dapat dihubungkan dengan satelit untuk mengatur atau men-setting luas dan arean lahan yang ingin diaplikasikan dengan pestisida. Sehingga tidak perlu semua  area lahan yang dilimiliki oleh petani disempot oleh pestisida. Hanya area tertentu saja yang terlihat rusak dan berpenyakit yang perlu disemprot oleh pestisida. Sehingga dapat menghemat waktu pengerjaan dan juga input pertanian.

Pengoperasian drone juga dapat diatur sedemikian rupa sehingga drone dapat memulai kembali pekerjaannya di titik ketika dia berhenti setelah pengisian ulang tangki. 

Pengembangan drone juga semakin meningkat di bidang pertanian. Dewasa ini, drone sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi keadaan dan kesuburan tanah serta pendeteksian kesehatan tanaman.

Drone dilengkapai dengan sensor, kamera, payload system, dan aplikasi lainnya yang mempermudah sekaligus aman untuk digunakan dalam berbagai fungsi seperti Pemetaan, Analisa, dan Penyemprotan.

Pada dasarnya drone sebagai alat peyemprotan tanaman dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) tidak berbeda dengan fungsinya alat penyemprotan lain seperti sprayer baik sprayer manual, sprayer elektrik, sprayer mesin (sprayer dengan tenaga penggerak mesin).  Hanya metode aplikasinya saja melalui udara atau aerial spraying.

Kesuksesan penyemprotan pengendalian OPT oleh drone dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pemilihan jenis drone, jenis pestisida dan teknik aplikasi pestisidanya. 

Pengamatan populasi hama dan jenis-jenis hama yang ada di lapang juga dapat dilakukan menggunakan drone. 

Faktor yang harus diperhatikan Aplikasi Drone Pertanian

Secara umum ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada aplikasi penyemprotan pestisida dengan drone:

  • Peralatan yang digunakan (Pompa, Nozzle)
  • Pembuatan larutan semprot
  • Volume larutan semprot
  • Pencampuran pestisida
  • Pengaruh lingkungan (Suhu, Kec. Angin dan lainnya)
  • Arah Semprotan
  • Keselamatan Aplikasi
  • Pastikan peralatan semprot dalam keadaan baik dan tidak bocor
  • Pastikan peralatan semprot dalam keadaan bersih setelah digunakan
  • Pastikan peralaran semprot memiliki tekanan yang ideal (minimal 3 bar untuk knapsack dan 8-12 bar untuk penyemprot mesin)
  • Pastikan Nozzle dalam keadaan baik, sehingga cairan pestisida tidak terbuang dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

Tingkat Keberhasilan Penyemprotan Pestisida Mengguanakan Drone

Keberhasilan penyemprotan pestisida terkait erat dengan teknik atau cara penyemprotan yang dilakukan, beberapa faktor penentu keberhasilan diantaranya yaitu :

Kecepatan Terbang

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyemprotan pestisida adalah kecepatan terbanag drone. Harus dapat ditentukan berapa kecepatan terbang karena jika terlalu cepat, liputan hasil penyemprotan sangat jarang.  Jika kecepatan terbang terlalu lambat hasil penyemprotan menghasilkan lebih banyak drift.

Sebagai gambaran untuk penyemprotan manual dengan menggunakan sprayer gendong, kecepatan berjalan petugas penyemprotan untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sekitar 6 km/jam.

Arah Angin dan Ketinggian Drone  pada Bidang Semprot

Tidak semua pengendalian OPT bisa dilakukan dengan mengggunakan drone.  Untuk pengendalian gulma, drone bisa dilakukan, terutama gulma pada hamparan lahan kosong.  Tetapi gulam pada tanaman yang sudah ada tanaman pokoknya drone tidak bisa dipakai.

Penyemprotan hama dan jamur dengan insektisida dan fungisida.  Untuk hama-hama dan jamur yang berada dibawah (seperti wereng) dan berada diketiak daun, penggunaan drone sepertinya kurang efektif.  Perlu dipertimbangkan penggunaan pestisida yang bersifat sistemik sehingga walaupun tidak mengenai atau kontak langsung dengan OPT tetapi racun masih bekerja dengan cara sistemik melalui jaringan tanaman.

Arah angin perlu dipertimbangkan agar hasil penyemprotan tidak sia-sia karena terbang terbawa angin.  Juga perlu memperhatikan ketinggian terbangnya dengan bidang sasaran.

Ketinggian terbang drone harus dipertimbangkan agar menghasilkan hasil semprotan yang optimal.  Jika terlalu tinggi kurang efektif dan jika terlalu rendah akan dihasilkan droplet (ukuran butiran semprot) yang besar sehingga terjatuh mengalir ke permukaan tanah.

5 Tepat Dalam Aplikasi Pestisida yang Menggunakan Drone

Tepat Sasaran Aplikasi

Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang.

Sebelum menggunakan penyemprotan menggunakan drone, langkah awal yang harus dilakukan ialah melakukan pengamatan untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang. Langkah selanjutnya ialah memilih jenis pestisida yang sesuai dengan OPT tersebut.

Jenis pestisida sesuai dengan jenis hama tanaman diantaranya : Insektisida (mengendalikan hama/serangga), Akarisida (mengendalikan tungau), Fungisida (Mengendalikan fungi/cendawan), Bakterisida (Mengendalikan Bakteri), Rodentisida (mengendalikan tikus), Nematisida (Mengendalikan nematoda), Moluskisida (Mengendalikan siput), Herbisida (Mengendalikan gulma).

Tepat Jenis Pestisida

Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis OPT pada semua jenis tanaman. Oleh karena itu agar dipilih jenis bahan aktif pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman. Contoh untuk hama ulat, gunakan bahan aktif yang spesifik untuk mengendalikan ulat.

Tepat Waktu Penggunaan

Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai ambang pengendalian. Penyemprotan pestisida dengan drone harus memiliki tujuan yang jelas sebagai berikut:

  • Preventif: aplikasi pestisida sebelum ada serangan OPT
  • Kuratif: aplikasi pestisida sesudah ada serangan OPT
  • Eradikatif: aplikasi untuk pembersihan bila ada ledakan OPT
  • Aplikasi sistim kalender: aplikasi pestisida secara berkala (misalnya seminggu sekali, dsb.), tanpa memperhatikan keberadaan OPT.
  • Aplikasi berdasarkan ambang pengendalian/ambang ekonomi: aplikasi pestisida yang dilakukan bila populasi hama atau intensitas serangan penyakit telah melampaui ambang tertentu.

Dalam hal waktu yang aplikasi penyemprotan dengan drone perlu mempertimbangkan waktu berikut:

  • Jangan menyemprot saat panas terik dan kering
  • Jangan menyemprot saat angin sangat kencang
  • Jangan menyemprot bila hari hujan atau akan hujan
  • Penyemprotan dilakukan bila embun pagi sudah hilang

Keadaan cuaca yang ideal untuk penyemprotan tadi umumnya adalah pagi hari antara jam 6.00 – jam 10.30 dan sore hari antara jam 15.00 – 17.00.  suhu udara < 30o C dan kelembaban udara 50-80%.

Tepat Dosis atau Konsentrasi Formulasi

Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran karena telah diketahui efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu jenis tanaman.

Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen. Penggunaan dosis yang berlebihan juga akan menimbulkan resistensi hama atau patogen.

Berkaitan dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida, beberapa acuan untuk diperhatikan adalah: hubungan dan imbangan antara dosis, konsentrasi dan volume semprot.

Pengertian takaran aplikasi pestisida

Dosis: jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per satuan luas lahan (kg/ha, liter/ha, dsb.). Dosis banyak digunakan dalam aplikasi herbisida, aplikasi insektisida dan fungisida butiran, dsb.

Konsentrasi: dalam aplikasi dengan cara penyemprotan, kecuali dosis kita masih harus mempertimbangkan konsentrasi, yakni jumlah pestisida yang harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter; ml/liter, dsb.).

Konsentrasi banyak digunakan pada aplikasi penyemprotan insektisida dan fungisida Dalam penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan konsentrasi. Imbangan tersebut dipengaruhi oleh volume semprot

Kalibrasi Drone

Kalibrasi drone pada dasarnya sama dengan menghitung volume semprot menggunakan sprayer punggung dan/atau pesawat terbang.

Hitung kecepatan terbangnya (bisa distel, tanya pada operator), hitung output/flow rate-nya (lihat di spesifikasi alat, bisa juga ditest secara manual), ukur lebar gawang/lebar semprotannya (lihat slide 2).

Sesudah itu masukkan ke dalam rumus kalibrasi (slide 1). Untuk menghitung volume semprot gunakan rumus yg dihitamkan.

Sumber: Dari status FB Pak Panut Djojosumarto, September 2, 2019, dengan judul : Kalibrasi Drone

Tepat Cara Penggunaan

Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan.  Penggunaan drone harus memilih OPT tertentu yang dapat diaplikasikan, karena tidak semua OPT dapat dikendalian dengan penyemprotan drone.

Tidak semua jenis OPT dapat dikendalikan dengan cara disemprot. Pada jenis OPT tertentu dan tanaman tertentu, aplikasi pestisida dapat dilakukan dengan cara penyiraman, perendaman, penaburan, pengembusan, pengolesan, dll.

Penggunaan Nozel yang Tepat

Tiap jenis nozel akan menghasilkan pola semprotan tertentu. Drone lebih cocok untuk menggunakan jenis nozel hollow con baik yang mempunyai satu lubang, 2 lubang atau lebih. Untuk menghasilkan butiran semprot yang merata pada bidang sasaran/ tanaman.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Drone dalam Aplikasi Pestisida

Keuntungan Penyemprotan dengan Menggunakan Drone

  1. Hemat; Mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan dan fokus pada masalah
  2. Cepat: 100x lebih cepat dibanding pengerjaan manual, sehingga masalah teratasi tepat waktu
  3. Terukur: Segala aktifitas terekam dalam data yang lengkap dan dapat dikirim dalam sekejap
  4. Efisiens: efisiensi dalam biaya operasional, penggunaan air, waktu pelaksanaan, penggunaan tenaga kerja
  5. Rendahnya drift hasil penyemprotan (dalam kondisi tertentu)

Kerugian Penyemprotan Dengan Menggunakan Drone

  1. Mahal, harga drone sangat bervariasi tergantung spesifikasinya.
  2. Tidak efektif jika digunakan perorangan dengan luasan minimal. Dan akan efektif jika gunakan secara bersamaan dalam kelompok tani.
  3. Membutuhkan landasan dengan luasan tertentu. Akan sulit jika diaplikasikan di tengah hamparan persawahan yang tidak memiliki landasan.
  4. Keterbatasan dalam waktu terbang, karena kapasitas batreinya.

Manfaat Penggunaan Drone untuk Penyemprotan Pestisida

Pengaplikasian teknologi di bidang pertanian sangat diperlukan. Teknologi drone di bidang pertanian dapat membantu mengaplikasikan atau menyemprotkan pestisida. Penyemprotan pestisida menggunakan drone menjadi lebih efektif dan efisien karena penyemprotan tanaman dapat lebih tepat dan lebih cepat 2–20 kali lipat dibandingkan dengan dilakukan oleh tenaga manusia, bergantung pada jenis dan kapasitas tangki drone.

Studi Kasus Penggunaan Drone Pertanian

Studi kasus penggunaan drone dai Koperasi Wawasan Tani  yang merupakan Spraying Drone jenis DJI dan  mampu menyemprot 0.6 ha lahan dengan kapasitas 10 liter pestisida atau pupuk. Satu petak (1.2 ha) lahan sawah perlu disemprot pestisida dengan dua kali pengisian ulang tangki. Kapasitas baterai drone dapat diisi ulang/charge sebanyak 3 kali. Satu kali pengisian baterai dapat digunakan untuk pemakaian 20 kali penyemprotan.

Dalam satu hari, lahan pertanian yang dapat diaplikasikan pestisida atau pupuk oleh  drone seluas 5 ha. Untuk 1 ha lahan diperlukan waktu sekitar 10 menit dalam melakukan penyemprotan menggunakan drone. Sehingga, waktu yang diperlukan untuk menyemprot 5 ha lahan hanya berkisar 50 menit.

Berbeda dengan penyemprotan konvensional yang akan memakan waktu 20 jam per 1 ha lahan. Adapun hasil pengujian yang dilakukan oleh Yudhana dan Wardani pada tahun (2017), penyemprotan yang dilakukan menggunakan quadcoper atau drone dengan luas area 1 ha membutuhkan waktu 12,5 jam sedangkan secara manual membutuhkan waktu sekitar 20 jam. 

Sumber: Hana Khoirunisa dan Fitrianingrum Kurniawati.  2019. Penggunaan Drone dalam Mengaplikasikan Pestisida di Daerah Sungai Besar, Malaysia,  Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. November 2019,Vol 1 (1) 2019: 87–91

Jenis-Jenis Drone Pertanian Yang Dijual Di Marketplace – Bukalapak

DJI Agras MG-1P Drone Pertanian Penyemprotan MG1P

DJI AGRAS T16 Drone Disinfektan Drone Pertanian Drone Siram Pupuk

DJI MG-1 Drone Octocopter Buat Agribisnis Pertanian Perkebunan

Drone Mini Penyemprotan Lahan Pertanian Perkebunan 6 L TOPXGUN T406

Drone Penyemprotan Lahan Pertanian dan Perkebunan 10 L TOPXGUN T410

Drone Penyemprotan Lahan Pertanian Perkebunan 16 L TOPXGUN T416

Drone Pertanian Semprot DJI T16 Penerus Agras MG-1P

TOPXGUN T410 RTK Drone Penyemprotan Pertanian dan Perkebunan Agri

Inilah Alasan Kenapa Pengendalian Hama dan Penyakit Dengan Pestisda Harus di Rotasi!

Inilah Alasan Kenapa Pengendalian Hama dan Penyakit Dengan Pestisda Harus di Rotasi!

Bagaimana hama bisa jadi resisten atau kebal terhadap suatu pestisida khususnya insektisida? Karena banyak dilaporkan penyemprotan dengan insektisida A efektif pada musim lalu, tetapi begitu diaplikasikan pada musim sekarang hasilnya tidak seperti musim sebelumnya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seperti yang dipaparkan oleh Pak Panut Djojosumarto dalam salah satu postingannya di laman facebooknya.

Salah satu alasan kenapa pengendalian hama dan penyakit harus di rotasi adalah karena menghindari kekebalan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT). 

Pengendalian Hama dan Penyakit Menghindari Kekebalan

Pertama-tama perhatikan gambar di bawah ini.  Dimana katakanlah bintik hitam dan merah adalah hama.

A picture containing drawing, clockDescription automatically generated

Kekebalan hama terjadi di tingkat populasi, yakni masyarakat hama di lokasi tertentu. Di tiap populasi selalu ada saja individu hama (oknum) yg super kuat. Kebal, terhadap sesuatu.

FAO mendefinisikan resistensi (kekebalan) OPT terhadap pestisida sebagai berkurangnya respons populasi suatu species terhadap pestisida atau bahan pengendali lainnya, sebagai akibat dari aplikasinya (a decrease of response of a population of a species to a pesticide or control agent as result of their application).

Faktor yang Menyebabkan Kekebalan Hama

Pada hama/serangga, ada banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain: faktor genetik, biologi/ekologi hama dan faktor operasional/penggunaan insektisida.

Faktor penggunaan insektisida yg penting utk dipertimbangkan adalah:

1. Jenis atau tipe insektisida. Insektisida yg berspektrum pengendalian sempit CENDERUNG (tidak selalu) lebih cepat menimbulkan resistensi.

2. Aplikasi dng insektisida yg sama cara kerjanya terus menerus bisa memacu kekebalan.

3. Takaran yg terlalu tinggi akan meningkatkan tekanan seleksi (mempercepat resistensi), sedang takaran terlalu rendah merangsang toleransi hama.

4. Makin sering aplikasi (insektisida yg sama) dilakukan, CENDERUNG makin cepat menimbulkan kekebalan.

Kekebalan itu spesifik. Jadi menyebutkannya harus spesifik pula, hama A didaerah B diduga resisten thdp insektisida C.

Kekebalan juga bersifat lokal. Hama yg diduga kebal di daerah À belum tentu kebal di daerah B.

Bagimana Kekebalan Hama Terjadi?

Katakanlah di populasi awal (A) ada 2 ekor hama yg kebal terhadap insektisida A. Dalam gambar bulatan hitam adalah individu biasa yg tidak kebal, dan yang merah adalah hama yg kebal. Jika populasi disemprot dengan insektisida A maka sebagian besar hama hitam mati, dan hama merah tidak mati (gambar B).

Hama akan kembali beranak, baik hama merah maupun hitam. Hasilnya ada di gambar C. Kalau C disemprot lagi dengan insektisida yg sama, hitam mati (tidak semua) dan merah selamat (gambar D).

Dalam perkembangan selanjutnya, populasi mungkin sudah seperti gambar E. Jumlah hitam makin berkurang dan jumlah merah makin banyak. Demikian seterusnya jumlah merah terus bertambah hingga akhirnya mendominasi populasi. Populasi menjadi tidak peka terhadap insektisida A. Mudahnya, hama sudah kebal.

Celakanya, hama merah bisa juga berbondong-bondong pindah ke desa sebelah (mungkin di daerah asal tidak ada tanaman lagi). Petani di desa sebelah ribut, ketika mereka menyemprot pakai insektidida A hama tidak mati. Padahal kemarin insektisida A masih ampuh.

Tetapi ada pula perpindahan hama yang menguntungkan. Kalau ada populasi hama hitam yg pindah ke daerah yg sudah banyak merahnya, populasi merah bisa berangsur-2 didominasi oleh hitam lagi.

Serangga merah yg kebal racun A, bisa saja tidak kebal terhadap racun X, yang berbeda kelas dan cara kerjanya. Itulah mengapa penggunaan racun harus dirotasi.

Syarat Pengendalian Hama dan Penyakit Dengan Pestisida

Syarat rotasi adalah adalah dengan menggunakan pestisda YANG BERBEDA KELAS DAN CARA KERJANYA.  Karena situasi di alam tentu tidak sesederhana dan secepat itu. Ada banyak faktor yang bermain di sana.

Sumber : laman FB Panut Djojosumarto,   January 15.  Judul sudah di edit untuk keperluan SEO, Judul aslinya adalah Kekebalan Hama.

Begini Cara Menghemat Penggunan Pestisida Di Musim Hujan

Begini Cara Menghemat Penggunan Pestisida Di Musim Hujan

Musim hujan adalah masa yang membahagiakan bagi petani.  Namun demikina musim hujan juga musim penggunaan pestisida menjadi tinggi karena intensitas penyemprotan yang tinggi untuk mengindari serangan hama dan penyakit yang juga tinggi

Pengamatan secara berkala sangat diperlukan pada saat musim hujan.  Musim hujan sangat rawan serangan penyakit karena jamur sangat menyukai kondisi lembab.  Penggunaan pestisida di musim hujan dituntut kiat jitu agar penyemprotan efektif dari sisi aplikasi dan biaya , karena kemungkinan pestisida tercuci oleh air hujan. 

Pentingnya Penggunaan Perekat

Pada jenis tanaman tertentu, daun memiliki lapisan lilin dimana droplet penyemprotan susah melekat pada permukaan daun, sehingga diperlukan zat yang mampu membantu melekatkan air pada daun tanpa merusak daun.

Untuk membantu meningkatkan daya lekat pestisida terhadap bidang sasaran, dapat menggunakan perekat (sticker).  Produk ini bukan merupakan jenis pestisida. Tapi keberadaan produk ini dapat menyertai dalam setiap aplikasi penyemprotan terutama pada saat musim hujan.

Banyak sekali merek produk semacam ini yang beredar di pasaran. Hampir semua  perusahaan produsen pestisida mempunyai produk jenis ini. Tujan penggunaan produk ini adalah untuk merekatkan larutan semprot pestisida pada permukaan daun atau bagian tanaman.

Beberapa diantara produk-produk ini juga berfungsi mengurangi  penguapan. Kebanyakan produk perekat yang dijual dipasaran juga merupakan bahan perata (surfaktan).

Surfktan Sebagai Perekat dan Penembus

Beberapa bahan yg bisa digunakan sebagai pembuat perekat penembus dan perata yang tersedia secara organik adalah Lidah buaya (Aloe barbadensis Milleer) 

Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman lidah buaya antara lain saponin, flavonoida, polifenol dan tanin. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daging daun. Ekstrak lidah buaya bersifat sebagai insektisida, bakterisida, dan fungisida. Selain itu lidah buaya dapat digunakan sebagai perekat alami/perata dalam aplikasi pestisida.

Bahan surfaktan yang kimiawi adalah dari jenis polioksietilen alkil eter, alkilgleserol flalat, polietil akrilat, alkilaril polietoksi alkolhol, alkilaril poliglikol, Refined petroleum distilat (Masoil).

Secara umum manfaat penggunaan sulfaktan adalah:

  1. Dapat menembuskan dan meningkatkan daya kerja pestisida
  2. Sebagai perkat pembasah dan perata pestisida
  3. Dapat mengurangi dosis pestisida
  4. Melindungi daun dari serangan hama/penyakit secara lebih efektif
  5. Menghambat aktifitas gerakan hama
  6. Menghambat penyebaran spora
  7. Membunuh dan menghambat pertumbuhan serangga/kutu

Surfaktan  membantu membasahi bidang sasaran semprot dengan cara menurunkan tegangan permukaannya. dengan demikian, butiran semprot akan lebih mudah menempel pada bidang sasaran.

Penggunaan surfaktan dapat mencegah butiran semprot luruh dari bidang sasaran, terutama untuk tanaman yang daunnya berlilin atau berbulu-bulu halus. Namun penggunaan surfaktan yang berlebihan justru akan meningkatkan aliran (run off ) yang mengakibatkan efikasi pestisida menjadi berkurang.

Merek Perekat yang Tersedia di Pasaran

Ada banyak merek dan jenis perekat di pasaran (kios atau toko pertanian).  Produk ini bertujuan agar petani dapat meningkatkan efektivitas penggunaan pestisida dalam memberantas dan mencegah hama-hama dan penyakit penyakit tanaman.

Beberapa merek perekat diantaranya adalah :

1.  APSA-800 WSC dari AMWAY.  AFSA dengan bahan aktif alkil aril alsosilat dan asam oleat 800 mg/l adalah perekat yang ramah lingkungan.  AFSA dapat dicampurkan dengan pestisida lainnya agar pengendalian hama penyakit lebih efektif dan efisien. 

2. Tenac sticker dari Pertamina.  Tenac ini adalah bahan perata dan perekat (sticker) yang berbahan dasar hidrokarbon.  Tenac sticker ini juga dapat dicampur dengan setiap pestisida. Tenac sticker akan dijual dalam dua kemasan yaitu 1 (satu) liter dan 5 (liter).

Dengan penggunaan perekat ini maka performa pestisida menjadi lebih baik terhadap bidang sasaran semprot.  Selain mampu bertahan dari tercucinya oleh air hujan juga mampu membantu penetrasi pada jaringan tanaman lebih baik.

Cara Disinfektan Mandiri Dengan Sprayer Alat Semprot Tanaman

Cara Disinfektan Mandiri Dengan Sprayer Alat Semprot Tanaman

Seiring dengan perkembangan virus corona atau Covid-19 di Indonesia, pemerintah mengimbau kepada seluruh masyarakat, untuk melakukan disinfektan secara mandiri.

Penyemprotan cairan disinfektan (disinfeksi) merupakan salah satu cara pencegahan penyebaran Coronavirus ini.  Selain menerapkan pola hidup sehat dan anjuran jaga jarak (social distancing) dan selalu cuci tangan.

Disinfeksi mandiri dapat dilakukan oleh setiap keluarga, atau lingkungan sekitar dengan sasaran disinfeksi antara lain lantai, dinding, meja, kursi, lemari dan perabot rumah lainnya.

Selain itu juga menyasar benda yang sering bersentuhan dengan tangan, seperti pegangan tangga, gagang pintu, telepon, keyboard komputer, remote TV, saklar lampu, alat pertukangan, peralatan dapur, toilet, keran dan wastafel (tempat cuci tangan).

Apabila ruangan telah dipasang air conditioner (AC), air sterilization, air purifier atau AC sentral, perangkat ini juga menjadi salah satu sasaran disinfeksi.

Jenis Disinfektan Yang Dapat Dipergunakan untuk Disinfeksi Mandiri

Ada banyak jenis disinfektan yang dapat digunakan yang tersedia di sekitar kita.  Baik yang herbal (tanaman obat), maupun kimiawi.  Namun kesempatan ini hanya akan dibahas disinfektan kimia dari produk perlengkapan rumah tangga.

Disinfektan yang dapat digunakan seperti dibawah ini.

1. Larutan Pemutih

  • Zat aktif: Hipoklorit
  • Takaran: 20 ml atau 2 sendol makan per 1 L air
  • Merek dagang: Bayclin, So klin pemutih, Proklin, Prokleen, dll

2. Larutan Klorin

  • Zat aktif: Hipoklorit
  • Takaran:  –  Untuk Alat Pelindung Diri (APD) konsentrasi 3%; –  Untuk ruangan konsentrasi minimal 6%
  • Merek dagang: Kaporit bubuk, Kaporit padat, Kaporit tablet, dll.

3. Larutan Karbol/Lysol

  • Zat aktif: Fenol
  • Takaran: 20 ml atau 2 sendol makan per 1 L air
  • Merek dagang: Wipol, Supersol, Bebek Karbol Wangi, SOS Karbol Wangi, dll

4. Pembesih Lantai

  • Zat aktif: Benzakonium Klorida
  • Takaran: 50 ml atau 5 tutup botol per 1 L air
  • Merek dagang: Super Pell, So Klin Pembersih Lantai, SOS Pembersih Lantai, Harpic, Dettol Floor Cleaner, dll

Sumber: Dirangkum dari berbagai referensi.

Alat Semprot Sprayer Penyemprotan Disinfeksi Mandiri

Hal yang paling utama dari sprayer alat penyemprotan tersebut adalah keluaran hasil penyemprotannya.  Usahakan berupa kabut (butiran atau dropletnya halus), terutama kalau penyemprotan di dalam rumah.  Karena jika dropletnya besar, alat rumah tangga terutama elektronik jika terlalu basah dikhawatirkan mengalami kerusakan.

Ada banyak alat semprot yang dapat dipakai disinfeksi mandiri.  Ada banyak jenis sprayer penyemprotan tanaman dipasaran mulai dari kapasitas 1 liter, 2 liter, 4 liter, 5 liter, 7 liter, 9 liter sampai sprayer gendong (knapsack sprayer) dengan 16 liter atau 20 liter.

 

Untuk sprayer gendong terdapat banyak pilihan, baik yang manual, elektrik, maupun power sprayer.  Manual berarti memompanya menggukan tenaga tangan, elektrik berarti penggeraknya menggunakan tenaga batrai, sedangkan power sprayer menggunakan tenaga mesin 2 tak.

Spesifikasi alat semprot sprayer elektrik CBA-tipe 2.

  • Bahan: Plastik polipropilen
  • Tinggi : 470 mm
  • Panjang : 350 mm
  • Lebar : 195 mm
  • Ukuran lubang saringan : 0,25 x 0,25 mm
  • Kapasitas tangki : 16,53 liter
  • Lebar sabuk gendong : 31 mm
  • Panjang selang : 1300 mm
  • Diameter luas selang : 11,9 mm
  • Ukuran pipa: panjang 410 – 835 mm dan diameter 9,7 dan 8,0 mm
  • Tebal dinding tangki : 1,7 mm
  • Diameter lubang pengisian tangki : 115 mm
  • Bobot kosong : 5,0 kg
  • Bobot penuh : 21,22 kg
  • Jumlah nozel : 4 buah
  • Batrai : AC 100-200 V; DC 12 V

Untuk menghasilkan semprotan kabut, penggunaan Booster Elektik Sprayer

Spesifikasi Booster Elektrik Sprayer dari CBA

  • Booster dioperasikan bersamaan dengan CBA Elektrik Sprayer
  • Hasil penyemprotan mengeluarkan butiran halus (mist droplet)
  • Jangkau butiran penyemprotan sampai 5-6 meter
  • Keunggulannya hasil penyemprotan lebih merata
  • Tegangan listrik: 12 V
  • Debit air yang dihasilkan maksimal 1,6 liter/menit

Langkah-Langkah Disenfeksi Mandiri

Langkah-langkah yang dilakukan pada penyemprotan disinfeksi adalah sebagai berikut:

  • Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker sekali pakai saat melakukan disinfeksi.
  • Persiapan spayer atau alat penyemprot lainnya.
  • Persiapan cairan disinfektan yang akan digunakan sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan.
  • Untuk disinfektan ventelasi buatan seperti AC, lakukan penyemprotan pada Evaporator, blower dan penyaringan udara. Dilanjutkan pada permukaan chasing indoor AC.  Pada AC central dilakukan disinfeksi permukaan pada mounted dan kisi-kisi exhaust dan tidak perlu dibilas.
  • Untuk disinfeksi peralatan kerja pribadi dapat menggunakan cairan disinfektan personal pada saat sebelum digunakan untuk bekerja.
  • Frekuensi disinfeksi ini dilaksanakan minimal sebelum jam kerja ,saat jam istirahat dan setelah jam kerja. Dengan maksimal disinfeksi selama 2 jam sekali.
  • Selalu melaksanakan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir sebagai bentuk personal hygiene dari bekerja.

Aturan Umum Disinfeksi Mandiri

Harus diingat, sebelum memulai pengerjaan kita harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), seperti masker dan sarung tangan sekali pakai. Jangan lupa juga untuk membuangnya setelah selesai digunakan.

Kalaupun memakai APD yang bisa dipakai berkali-kali, maka harus khusus digunakan untuk disinfeksi, tidak digunakan untuk tujuan lain.

Penggunaan Sprayer Elektik CBA dan Booster

Video berikut menjelaskan cara penggunaan sprayer elektrik CBA dan Booster untuk disinfeksi mandiri.

Dengan menggunakan alat bantu semprot Booster ini penyemprotan menjadi lebih rata karena sangat butiran semprot seperti kabut. Jangkauannya pun luas bisa 6-8 meter. Pekerjaan jadi makin cepat dan Anda bisa menghemat waktu untuk yang lainnya. 

Tentu aplikasi sprayer elektrik CBA dan Booster ini juga bisa dipakai untuk penyemprotan pada tanaman padi, sayuran, penyemprotan pohon untuk tanaman mangga, apel, jeruk dan lainnya.

Benarkah Pestisida diserap Lewat Stomata Daun?

Benarkah Pestisida diserap Lewat Stomata Daun?

Ada yang mengatakan bahwa penyemprotan sebaiknya dilakukan pada siang hari agar stomata dapat menyerapnya. Benarkah pestisida diserap lewat stomata daun?

Berikut adalah beberapa referensi mengenai hal tersebut.

Tulisan dari Proceeding of the California Weed Science Society (1999, penulisnya lupa) menyatakan: Meskipun herbisida yg mudah menguap dapat dengan mudah memasuki stomata, namun larutan herbisida dalam air tidak mungkin menembus stomata kecuali bila tegangan permukaannya dapat diturunkan secara significant.

Sebelum diketemukannya surfaktan organosilikon, penetrasi herbisida lewat stomata dianggap sangat kecil peranannya.

(Catatan dari saya: Hal ini berlaku untuk pestisida lainnya).

Fred Whitford (tahun ?) menulis: Stomata membuka dan menutup untuk pengeluaran gas dari daun. Tidak ada korelasi antara jumlah stomata dan jumlah pestisida yang diserap daun.

Ini mengindikasikan bahwa stomata bukan merupakan rute penting bagi penyerapan pestisida.

Wang dan Lu (tahun ?) menyatakan: Penyerapan pestisida oleh daun adalah proses difusi melewati lapisan lilin dari kutikula daun dan membran plasma dari sel-sel epidermis.

R. C. Kirkwood (1999) bilang: Pengangkutan pestisida melewati kutikula adalah proses difusi yang terdiri atas tiga langkah : 1. Penyerapan oleh kutikula, 2. Difusi melewati kutikula, dan 3. Pelepasan dari kutikula.

Kesimpulan:

Uptake (penyerapan) pestisida lewat stomata, kalau pun ada, peranannya sangat kecil.

Harap diingat bahwa yang dapat diserap oleh daun adalah pestisida-pestisida sistemik, translaminar dan sistemik lokal. Pestisida yang non-sistemik akan tetap tinggal di permukaannya daun, tidak masuk ke jaringan (daun) tanaman.

Keterangan

Kutikula adalah lapisan terluar dari helaian daun, yg terdiri atas 3 lapisan, yakni lilin (wax), kutin dan pektin.

Tulisan ini re-publish dari akun Facebook Panut Djojosumarto tangal 8 Februari 2020.  Judul sudah dirubah untuk keperluan SEO artikel.

Mengapa Pakaian Pelindung Diri  Itu Penting Pada Saat Aplikasi Pestisida ?

Mengapa Pakaian Pelindung Diri Itu Penting Pada Saat Aplikasi Pestisida ?

Aplikasi pestisida mengandung resiko terpaparnya badan aplikator dengan pestisida.  Pestisida adalah racun bagi hama, penyakit, atau gulma.  Namun juga bisa berbahaya bagi penggunanya, kalau tidak menerapkan praktek-praktek aplikasi pestisida yang benar. Aplikasi pestisida yang benar adalah menggunakan alat pelindung diri yang berupa apron (celemek), sarung tangan, penutup wajah, masker dan sepatu boat.  Selain pakaian yang dikenakan aplikator harus berlengan panjang dan celana panjang.  Kenapa? Karena untuk mencegah timbulnya risiko keracunan.

Pakaian Pelindung Diri (APD)

Apron harus dikenakan sewaktu aplikator dalam seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pestisida seperti pada saat mencampur, mengisi tangki, dan menyemprotkan pestisida. Apron ini harus memenuhi syarat mampu melindungi tubuh dari berbagai formulasi pestisida, tahan lama, ada sirkulasi udara, nyaman dikenakan, dan ringan.

Cairan pestisida yang disemprotkan oleh knapsack sprayer sangat kecil ukuran partikelnya.  Penglihatan mata secara langsung terkadang tidak terlihat karena ukuran/dropletnya sangat kecil bisa mencapai >100 droplet/cm2.  Namun jika menggunakan stardust dibawah lampu violet dapat terlihat seperti gambar disamping. 

Tidak semua semprotan itu mengenai sasaran (daun atau hama) yang menjadi target penyemprotan.  Adanya angin sekitar tempat penyemprotan, sangat memungkinkan semprotan juga mengenai bagian-bagian tumbuh aplikator.  Belum lagi kalau tangki yang digunakan mengalami kebocoran dibagian tangkinya.  Dapat dibayangkan berapa banyak bagian tubuh aplikator yang terpapar oleh pestisida.  Oleh karena itu penggunaan apron menjadi sangat penting.

Banyak jenis bahan yang dapat digunakan untuk Apron, diantaranya dengan bahan tyvek. Keunggulan Tyvek dapat dicuci dan bersifat anti percikan cairan. Karena itu, baju yang terbuat dari tyvek tidak akan basah, jika hanya terkena butir-butir kecil cairan pestisida. Tyvek juga sangat ringat, beratnya hanya 110 – 150 gram/meter2.

Jenis Pakaian Pelindung Diri Apron

Ada dua macam baju pelindung, one-piece garment (baju satu potong) atau sering disebut ponco, berlubang di kedua sisi sampingnya untuk menjamin sirkulasi udara. Panjangnya 2 meter dan lebar 60 cm. Bagian depan panjangnya 85 cm, sedang bagian belakangnya 115 cm. Tujuannya untuk melindungi tubuh bagian belakang dari tetesan pestisida jika tangkinya bocor.

Kedua bagian baju itu dihubungkan dengan tali sepanjang 55 cm. Desain pakain pelindung lainnya yaitu two pieces garment (setelan baju dan celana). Baju berlengan panjang dengan tali karet pada bagian pinggang.

Pabriksprayer.com menyediakan apron dari bahan parasut.  Seperti pada gambar berikut. 

Yang membutuhkan apron bisa pesan di sini!

Suka Dengan Fungsida Mankozeb Biru? Cek Faktanya Disini

Suka Dengan Fungsida Mankozeb Biru? Cek Faktanya Disini

FUNGISIDA Mana yang Anda Suka?
MANKOZEB BIRU apa TIFLO 80WG?

Kegagalan panen akibat serangan jamur di musim hujan bisa mengakibatkan kerugian s/d 30% bahkan gagal panen jika terlambat pengendalian penyakit.

Pastikan kualitas produk yang Anda pakai itu bagus dan kandungan bahan aktifnya berkualitas.

Temukan bedanya kualitas kelarutan antara fungisida Mankozeb Biru dan TIFLO 80WG pada video dibawah.

Mau PANEN BAGUS kok Fungisidanya COBA-COBA! Gunakan TIFLO 80WG!

Keunggulan TIFLO 80WG

Keunggulan Tiflo 80WG yang tidak dimiliki oleh Fungisida kontak lain seperti Mankozeb, Propineb, Metiram, golongan EBDC lainnya.

  1. TIFLO 80WG dapat digunakan sebagai REPELENT (PENGUSIR) pada BURUNG dan TIKUS!  Pengusir burung yang sangat efektif pada saat umur padi mulai pengisian.  Pengusir tikus yang sangat efektif pada saat umur padi setelah tanam sampai dengan generatif.
  2. TIFLO 80WG dapat sangat efektif digunakan untuk merangsang pohon buah yang DORMAN (tidak berbuah) seperti pada tanaman jeruk, mangga, apel, dan lainnya.
  3. TIFLO 80WG dapat digunakan untuk mengendalikan SOIL BORNE FUNGUS – jamur yang ada di dalam TANAH.
  4. TIFLO 80WG dapat digunakan untuk SEED TREATMENT  – perlakuan benih sebelum tanam, untuk mengendalikan
  5. jamur yang terbawa benih.
  6. TIFLO 80WG memberikan perlindungan terhadap DAMPING-OFF (rebah batang pada kecambah benih).

Info lebih lengkap klik DISINI

 
Cara Mengatasi Serangan Lalat Buah Pada Tanaman Buah

Cara Mengatasi Serangan Lalat Buah Pada Tanaman Buah

Salah satu masalah yang cukup serius dalam usaha budidaya buah-buahan, seperti jeruk, cabai, jambu, apel, mangga adalah penyakit busuk buah dan kerontokan buah sebelum matang yang salah satu penyebabnya adalah karena serangan lalat buah. 

Pengertian lalat buah merujuk pada dua spesies yang berbeda, yaitu lalat cuka (pomace fly) dari famili Drosophilidae dan lalat buah (true” fruit fly) dari famili Tephritidae.

Tercatat kurang lebih 5.000 spesies lalat yang sudah dideskripsikan dan terbagi dalam 500 genus. Sebagian besar digolongkan sebagai hama, misalnya genus Bactrocera. Hanya sebagian kecil dari spesies ini berperan sebagai musuh alami.

Beberapa lalat buah yang banyak adalah jenis Bactrocera umbrosa, Bactrocera papayae, Bactrocera carambolae dan Bactrocera dorsalis.  Tanaman inang dari lalat-lalat tersebut juga beragam. Berbeda jenis lalat buahnya, berbeda pula tanaman inangnya.

Tanaman inang untuk Bactrocera Umbrosa adalah nangka, cempedak, sukun, jeruk.

Tanamn inang dari jenis B. papayae adalah pisang, mangga, pepaya, jambu biji, belimbing, cabai, nangka, duku, rambutan, sawo, sirsak, jeruk, terong.

Bactrocera carambolae dan B. dorsalis adalah jambu biji, belimbing, cabai, sukun, nangka, mangga, sawo, tomat, dan jeruk.

Umumnya populasi lalat buah akan meningkat pada musim penghujan.  Curah hujan memiliki hubungan terhadap pembuahan tanaman inang dan masa pembuahan banyak terjadi ketika musim hujan.

Bactrocera carambolae
Bactrocera papayae
Bactrocera dorsalis
Bactrocera umbrosa

Serangan Lalat Buah Pada Tanaman

Lalat buah dapat hidup dan berkembang pada suhu 10-30°C dan telurnya pada suhu antara 25-30°C. Telur-telur tersebut dapat menetas dalam waktu yang relatif singkat yaitu 30-36 jam.

Serangan lalat buah pada buah ditandai dengan ditemukannya titik hitam pada pangkal buah. Jika dibelah, di dalam buah ditemukan belatung (larva) lalat buah.

Pada tanaman cabai, lalat buah betina dewasa menyerang buah cabai dengan cara menusukkan ovipositornya kedalam buah cabai yang masih hijau (muda) untuk menyimpan telur-telurnya. Lalat buah betina bisa menghasilkan telur antara 100 hingga 120 butir.

Setelah 2 – 3 hari telur yang tersimpan didalam buah cabai menetas dan menjadi berenga atau larva. Larva inilah yang merusak dan menyebabkan buah cabai busuk dan rontok. Larva yang baru menetas akan membuat terowongan sambil memakan daging buah cabai, keadaan ini berlangsung lebih kurang 2 minggu. Selanjutnya larva dewasa akan jatuh ketanah dan kemudian akan membuat terowongan didalam tanah sedalam 2 – 5 cm dan dalam waktu 7-8 hari akan menjadi lalat buah dewasa. Daur hidup lalat buah antara 23 hingga 34 hari. Dalam setahun lalat buah bisa menghasilkan lebih kurang 8 sampai 10 generasi.

lalat buah

Cara Pengendalian Hama Lalat Buah

Tanam pada Lahan yang Steril

Jika akan menanam cabai, lakukan  pada lahan yang bukan bekas tanaman cabai, timun, gambas, atau pare. Karena tanaman tersebut merupakan tanaman inang yang disukai lalat buah. Pada lahan bekas tanaman-tanaman tersebut kemungkinan besar regenerasi lalat buah berlangsung terus-menerus.

Pengendalian  Dengan Cara Teknis (Manual)

Pengendalian secara manual atau dengan kultur teknis dengan cara memetik buah cabai yang terserang lalat buah kemudian memusnahkannya.

Pengendalian dengan cara ini bertujuan untuk memutus siklus hidup atau regenerasi lalat buah.  Dengan memusnahkan buah cabai yang terserang secara otomatis telur atau larva lalat buah yang berada didalam buah cabai juga ikut musnah, sehingga populasi lalat buah dapat berkurang.

Pengendalian Secara Kimiawi (menggunakan insektisida kimia)

Pengendalian lalat buah menggunakan insektisida kimia bisa dilakukan dengan menggunakna insektisida kimia yang beredar dipasaran.

Gunakan insektisida yang mengandung pirethroid atau campuran misal bifenthrin dan nuvaluron, sipermethrin dan deltamethrin.

Mengendaliakan Hama Lalat Buah Dengan Perangkap

Pengendalian hama lalat buah yang paling aman tanpa residu pestisida adalah dengan menggunakan perangkap yaitu dengan zat penarik (attractant) metil eugenol.

Perangkap lalat buah yang diberi pemikat berupa atraktan metyl eugenol terbukti ampuh dalam memutus siklus hidup lalat buah. Sasaran dari perangkap ini adalah lalat buah jantan, mereka akan tertarik dan masuk kedalam perangkap. Sehingga lalat buah jantan mati dan tidak dapat membuahi lalat buah betina.

Meskipun banyak berkeliaran disekitar tanaman cabai tetapi lalat buah betina hanya menyerang buah cabai pada saat akan bertelur saja. Dengan terperangkapnya lalat buah jantan, maka lalat buah betina tidak akan bertelur dan tidak menyerang buah cabai.

Pemasangan perangkap metyl eugenol sebaiknya dilakukan sejak tanaman cabai masih kecil, atau setidaknya sejak tanaman berusia 1 bulan setelah tanam. Dalam 1 hektar lahan perangkap dipasang setidaknya  20-25 buah.

Perangkap lalat buah

Cara membuat perangkap lalat buah dengan botol plastik bekas air minum adalah sebagai berikut.

  • Siapkan botol plastik yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pada gambar di atas.
  • Celupkankapas yang dililitkan atau diikatkan pada ujung kawat ke dalam metil eugenol.
  • Masukkan kawat yang sudah dilapisi kapas dan dibasahi dengan metil eugenol.
  • Leher botol diikat dengan kawat sebagai gantungan pada dahan atau tiang yang sengaja digunakan untuk menggantungkan botol perangkap lalat buah.
  • Karena metil eugenol merupakan zat penarik (attractant), lalat buah jantan akan datang dan hinggap pada badan botol lalu bergerak masuk melalui lubang pada badan botol.
  • Lalat-lalat buah yang masuk akan terperangkap di dalam botol. Mereka tidak akan keluar kembali meski ketika bergerak merayap di dalam botol,mereka menemukan lubang untuk keluar dan akan jatuh ke dalam botol dan tidak akan dapat terbang atau bergerak keluar sehingga lalat-lalat jantan tersebut akan mati.
  • Karena lalat jantan yang berkurang populasinya, lalat betina meski bisa meletakkan telurnya pada buah cabai tetapi telur tersebut tidak akan menetas menjadi larva karena tidak melalui hasil perkawinan dengan lalat buah jantan.
  • Kapas yang dibasahi dengan metil eugenol efektif dapat bertahan sampai 1 bulan. Kemudian kapas diganti lagi dan dipasang yang baru pada ujung kawat yang masuk dalam botol.

Perangkap metil eugenol perlu ditempatkan cukup jauh dari tanaman sehingga lalat buah menjauh dari tanaman yang hendak dilindungi.

Jika menghendaki botol seperti di atas, dapat mengubungi admin blog ini di sini

Menggunakan Lem Perangkap Lalat Buah

Selain menggunakan perangkap seperti petrogenol, penanggulangan lalat buah juga bisa dilakukan dengan pemasangan lem perangkap. Lem khusus pemikat lalat buah ini penggunaannya cukup mudah dan praktis. Lem dioleskan merata pada botol bekas atau lembaran kertas kemudian dipasang beberapa buah pada lahan pertanian cabai. Lem perangkap lalat buah biasanya berwarna kuning, sehingga lalat buah akan tertarik untuk mendekat dan menempel pada perangkap lem tersebut.

Selain untuk mengendalikan lalat buah, lem perangkap bisa juga digunakan untuk mengendalikan serangga-serangga perusak tanaman lainnya, misalnya hama dari jenis kutu-kutuan.

Sumber gambar: koleksi pribadi, google, balitbangtan

4 Langkah untuk Mendapatkan Hasil Penyemprotan yang Baik

4 Langkah untuk Mendapatkan Hasil Penyemprotan yang Baik

Praktik aplikasi penyemprotan pestisida untuk mendapatkan hasil yang terbaik harus memperhatikan setidaknya 3 hal yaitu Laju penyemprotan, tinggi bidang semprotan dan tekanan dari alat semprot yang konstan.

Kalibrasi alat semprot sangat diperlukan kegiatan aplikasi penyemprotan.  Kalibrasi menyangkut 3 hal berikut:

  • Dosis produk yang benar
  • Volume air yang benar
  • Nozzle yang benar
  • Jangan pernah sepelekan peralatan alat semprot (tangki sprayer).  Usahakan agar selalu bersih dan terawat. 

4 langkah untuk mendapatkan hasil aplikasi penyemprotan pestisida yang baik

Langkah 1.  Cek tangki sprayer dengan air yang bersih

Perbaiki semua kebocoran sebelum menggunakan sprayer.  Ketahui di mana kebocoran paling mungkin terjadi.   Selalu menyiapkan suku cadang untuk memperbaiki setiap kebocoran yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.

Periksa bagian bodi tangki sprayer untuk mengecek adanya kerusakan dan kebocoran, periksa tali, dan bersihkan nozel dan filter

Langkah 2. Kalibrasi tangki semprot

Untuk mendapatkan hasil penyemprotan yang sesuai dengan tujuan penyemprotan jangan lupa baca label produk pestisida yang akan digunakan, ikuti instruksi kalibrasi, sesuai nozzle dengan produk yang akan diaplikasikan, dan ukur luas bidang semprot.   Sesuaikan volume air (l/ha) dalam batas yang disarankan untuk kebutuhan spesifik Anda seperti tahap pertumbuhan tanaman

Untuk mendapatkan penyemprotan yang baik, terdapat 3 bentuk nozel (spuyer) yang dapat digunakan pada tangki sprayer. Setiap bentuk nozzle memiliki ukuran masing-masing untuk mengoptimalkan penggunaan produk yang akan diterapkan.  Penggunaan nozel untuk pengunaan herbisida, berbeda dengan untuk penggunaan insektisida maupun fungisida.  Hal ini berkaitan dengan drift atau aliran hasil penyemprotan pada permukaan bidang semprot (daun, batang)

Berbagai nozel tersedia, untuk memenuhi kebutuhan produk kontras, untuk menerapkan volume air yang berbeda serta ukuran tetesan dan pola distribusi yang berbeda.

Memilih jenis dan ukuran nosel sangat penting: untuk tingkat volume air (l / ha), ukuran dan distribusi droplet.

Ukuran drop yang digunakan dapat mempengaruhi aktivitas produk yang diterapkan dan keamanan; tetesan yang lebih kecil dapat menyebabkan penyimpangan semprotan

Volume air yang digunakan tidak boleh terlalu tinggi untuk menyebabkan limbah produk melalui limpasan atau terlalu rendah untuk tidak cukup menutupi semua permukaan target.

Pemilihan nozel

Untuk penyemprotan hebisida dan fungisida sistemil lebih dianjurkan gunakan nozel fan flat (nozel kipas) dan reflex (deflektor atau polijet) nozel

Untuk penyemprotan fungisida kontak dan isektisida lebih dianjurkan menggunakan nozel fan flat dan nozel hollow cone dengan hasil penyemprotan lubang tengah.

Langkah 3. Aplikasi penyemprotan

  • Pakailah pakaian pelindung yang sesuai
  • Hindari kontaminasi air
  • Semprotkan angin ke bawah dan hindari drift
pakaian alat pelindung diri

Langkah 4.  Pembersihan tangki sprayer setelah digunakan

sprayer dibersihkan

Agar alat semprot sprayer selalu dalam keadaan baik dan siap pakai, maka sprayer harus dirawat  dengan baik.  

Sesudah digunakan segera sprayer dicuci dengan air bersih untuk membersihkan kotoran dan sisa pestisida.  Jangan mencuci sprayer di sungai atau aliran air karena dapat mencemari aliran air tersebut.  

Cara mencuci sprayer:

  1.  Masukan air dan deterjen ke dalam spraye, kemudian digoyangkan.  Air dibuang.
  2. Isi kembali dengan air dan digoyang-goyangkan.
  3. Keringkan dan simpan ditempat khusus dan tidak lembab

Kesimpulan Teknik Aplikasi Penyemprotan Pestisida

Praktik terbaik untuk mendapatkan penyemprotan yang baik adalah dengan memperhatikan hal berikut:

  • Kecepatan maju mantap
  • Bahkan tingginya semprotan
  • Tekanan konstan
  • Menyesuaikan
  • Dosis yang benar
  • Peralatan bersih
Asiknya Tanam Anggur di Teras Rumah

Asiknya Tanam Anggur di Teras Rumah

Menanam anggur kini sudah menjadi tren di beberapa wilayah.  Sebut saja di Bantul – Jogyakarta, kini ada kampung angur.  Tepatnya di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.  Seperti yang diberitakan di Kompas.com “Unik, Ada Kampung Anggur di Bantul.  Anggur di budidayakan disana adalah anggur lokal yaitu jenis “isabel”, dan jenis impor yaitu “ninel”.   Ninel dipilih karena mudah dikembangkan dan perawatannya pun mudah, buahnya besar dan rasanya manis. Varietas anggur Ninel juga tak mengenal musim dan dapat berbuah setiap tahun.

Lantas kita juga bisa menaman anggur di teras rumah kita seperti yang dikembangkan di Bantul.  Menanam anggur sangatlah mudah.  Banyak keuntungan dengan menanam anggur di halaman rumah kita. 

Anggur tidak hanya sebagai sumber buah untuk dikonsumsi sendiri sebagi sumber protein dan juga manfaat lain adalah anggur untuk kesehatan, untuk ibu hamil, anggur untuk diet, anggur untuk diabetes, kecantikan, dan lainnya.

 

Bahkan anggur dapat menjadi sumber ekonomi keluarga dengan menjual anggur kepada tetangga dan pengepul anggur.  Harga jual anggur dipasaran berkisar 30.000 sampai dengan 50.000 rupiah per kilogram.  Memang anggur termasuk salah satu kategori buah exlusive, hanya untuk kelas golongan atas.

Jika kita ingin menanam anggur di pekarangan, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menanam anggur adalah:

1. Pemilihan jenis dan varietas bibit anggur

bakalan anggur
bibit anggur

Perlu diperhatikan dalam memilih bibit adalah yang memiliki kualitas yang baik atau super.

Ada banyak jenis anggur antara lain janggur jaboticaba, anggur moondrops, anggur preco, anggur caroline, anggur kyoho, anggur black autumn, anggur sweet sapphire, anggur roby roman, anggur safir,anggur black panther, anggur muscat, anggur moondrop, anggur livia, anggur red caroline, anggur arra 15, anggur hope, anggur prabu bestari, anggur ninel, red globe, anggur mc donald, anggur jupiter.

Harus cermat dalam memilih jenis anggur yang akan ditaman karena merupakan investasi untuk jangka panjang.  Salah-salah memilih jenis anggur, rugi waktu dan tenaga jika hasil buahnya tidak sesuai dengan yang direncanakan. 

Namun demikiian ada kabar baiknya, jika anggur yang ditanam kurang produktif, masam, karena kita bisa melakukan rehabilitasinya dengan sambung pucuk. 

Pilihlah bibit anggur yang baik untuk memudahkan proses pertumbuhan dan menghasilkan buah yang berkualitas. Anda bisa mendapatkan bibit dengan melakukan stek dari indukan yang berkualitas.

Karena tanam anggur yang menggunakan bibit stek akan tumbuh lebih padat dan besar. Bibit anggur berkualitas baik bercirikan dengan panjang stek tidak lebih dari 25-30 cm, dan banyak ruas sekitar 2-3.

Batang stek anggur berbentuk bulat dengan diameter sekitar 1 cm. Batang berwarna coklat dengan kulit hijau harus memiliki kandungan air dan tidak ada bercak hitam.

Bibit anggur yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Panjang stek yang digunakan tidak boleh lebih dari 25 hingga 30 cm dengan banyak ruas 2 hingga 3.
  • Batang yang di stek harus berbentuk bulat dengan lingkar diameter sebesar 1 cm.
  • Pada bagian kulit batang yang berwarna coklat dan bagian kulit batang berwarna hijau, tidak terdapat bercak hitam sedikitpun dan memiliki kandungan air.

2. Pemilihan Lokasi tanaman anggur

Daerah tempat menanam ninel anggur ninel tidak ditanam di daerah dengan ketinggian di atas 700 mdpl. Semakin tinggi tanaman anggur ditanam, tingkat kemanisannya bakal berkurang. “Di bawah 700 mdpl akan manis dan di atasnya bakal semakin masam.

3. Penanaman tanaman Anggur

Anggur tahap tanam
Anggur tahap tanam
Anggur tahap tanam
Anggur tahap tanam

Jika sudah memiliki bibit anggur yang di stek langkah selanjutnya adalah penanaman.

Penanaman anggur ninel dimulai dengan membuat lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm, dan kedalaman yang sama.   Lubang diisi dengan campuran 50% tanah, 25% sekam dan sisanya pupuk kandang. Lantas media tanam tersebut didiamkan selama dua minggu. Baru setelah itu ditanami bibit yang sudah diberi ajir (kayu penyangga) supaya tidak roboh dan juga sekaligus sebagai media rambatan anggur.

Jika akan menanam anggur dalam pot, persiapkan pot dengan ukuran 75.   Media tanamnya ½ bagian sekam mentah 1 bagian sekam bakar 1 bagian tanah.  Semua media di campur jadi satu di aduk-aduk rata hingga tercampur lalu masukan media ke pot dan bibit dan tanam.

4. Pemeliharaan awal tanaman anggur

Anggur sudah biasa tumbuh di daerah tropis, karenanya air yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Jika tekstur tanah masih lembab maka tidak harus disiram terlalu sering. Sebaliknya, jika tekstur tanah sudah mulai kering, sebaiknya cepat disiram.   Penyiraman bisa dilakukan setelah 3-5 hari sekali agar tanaman tetap terawat dengan intensitas air yang cukup dan menyiramnya dari sekitar tanaman.

Setelah tanam sekitra 2 mingguan dan sehat, tahapan selanjutnya adalah melakukan pruning untuk pembentukan cabang dan pemberian ajir untuk rambahatan tanaman anggur.

Membudidayakan tanaman anggur perlu rajin membuang tunas air yang ada di ketiak daun. Tujuannya adalah supaya tanaman anggur cepat menjalar dengan cepat dan tidak menjadi kerdil. Proses pembuangan tunas itu harus sudah dilakukan saat tanaman masih kecil.

Pruning dilakukan untuk memacu pertumbuhan tunas dan cabang baru.  Sembari menunggu pemupukan rutin seminggu sekali dengan pupuk organik harus di berikan.   Ketika tunas muncul kita juga harus membuang tunah air yg tumbuh bersamaan, dan membentuk cabang

5. Pemupukan tanaman anggur

kebun anggur

Agar anggur cepat berbuah kuncinya ada pada pemupukan.  Setelah tiga minggu, bibit anggur ninel diberi kembali pupuk supaya pertumbuhannya bisa terjaga.  Pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk kandang, pupuk NPK 16-16-16, pupuk NPK 20-20-20, dan pupuk cair tanaman lainnya.

Waktu pepupukan adalah
–  Pemupukan awal adalah dengan NPK 20-20-20 dan pupuk cair lainnya diberikan pada 1 bulan setelah tanam dan diulang setiap bulan sekali.

–  Pemupukan lanjutan adalah pupuk kandang + kapur pertanian + NPK 16-16-16 yang diberikan pertama kali pada 4 bulan setelah penamanan dan diulangi setiap 4 bulan

Dosisnya NPK disesuaikan dengan perkembangan tanaman anggur. Selanjutnya tinggal mengawasi perkembangan bibit dan membuang tunas air (pruning) supaya cepat besar. 

6. Pemeliharaan lanjutan tanaman anggur

tanam anggur 7

Setelah delapan bulan, tanaman anggur ninel mulai berbunga. Dan sekitar satu tahun mulai berbuah. Saat buah muncul dan masih kecil, ada baiknya membuang beberapa buah anggur. Supaya buah anggur ninel bisa tumbuh besar mencapai ukuran 3 cm.

Setelah beberapa bulan pembentukan cabang dan pemupukan rutin akan muncul bunga.  Saatnya setting lingkar pada rambatan sembari membuang dahan-dahan  yg mengganggu dan sisakan beberapa dahan untuk fotisintesis agar buah maksimal.   Berikan pupuk organik dgn kandungan P dan K tinggi

7. Pengendalian Penyakit Tanaman Anggur

Anggur powdery mildew
Anggur powdery mildew
Anggur powdery mildew
Anggur powdery mildew

Powdery Mildew (Embun Tepung)

Termasuk salah satu dari 4 besar penyakit utama anggur dan  ditempatkan pada peringkat ke tiga  oleh sebagian besar Pekebun Anggur di 5 Benua. Penyebab utamanya adalah jamur Uncinula Necator Area yang menyerang Daun dan Buah.

Pengendaliannya dengan menyemprotkan fungisida.  Bahan aktif fungisida yang dapat digunakan untuk pengendalian Powdery Mildew adalah Propiconazole atau Sulfur atau Captan atau Ziram atau Tiram atau Kresoxim Methyl atau Pymetrozine atau Pyraclostrobin dan Bascalid.

Fungisida bahan aktif Tiram dapat dibeli di SINI.

Waktu aplikasi Sejak Bud Break hingga Terbentuknya buah (2 minggu dari sebelum terbentuknya bunga hingga 4 minggu setelah bunga mekar adalah phase kritis serangan Powdery Mildew terhadap Buah)

Interval Penyemprotan : Antara 7- 14 hari (sesuai petunjuk merek ) Dosis : Sesuai petunjuk masing-masing merek tersebut.

Sangat dianjurkan untuk melakukan penyemprotan secara bergantian dengan beberapa bahan aktif yang berbeda.

Anggur Black rot
Anggur Black rot
Anggur Black rot
Anggur Black rot

Black Rot

Black Rot (Guignardia bidwellii) Juga merupakan salah satu dari 4 besar penyakit anggur dan  ditempatkan pada peringkat ke dua oleh sebagian besar Pekebun Anggur di 5 Benua. Penyebab utamanya adalah jamur Ascomycetes Guignardia bidwellii.

Area serangan : Daun, Batang, Tangkai buah,Tendril dan Buah. 

Pengendaliannya dengan penyemprot dengan fungisida yang berbahan aktif Mancozeb atau Captan atau Ziram atau Tiram atau Kresoxim Methyl atau Pymetrozine atau Pyraclostrobin dan Bascalid

Masa Penyemprotan : Sejak Bud Break hingga Terbentuknya Buah Interval Penyemprotan : Antara 7- 10 hari Dosis : Sesuai petunjuk masing-masing merek tersebut.

8. Pemanenan Anggur

Panen anggur
panen anggur

Masa pemanenan tanam anggur dapat dilihat ketika buah matang secara merata, tekstur buah sedikit lembek, dan buah mudah dipetik dari rantingnya.

Buah anggur ninel untuk masak sempurna rata-rata membutuhkan waktu 135 hari, ciri-ciri buah yang sudah masak yaitu semua buah dalam satu ranting masak secara merata, warna buah yang dimiliki antara buah yang satu dan yang lainnya berwarna yang seragam, buah tidak sulit untuk lepas dari rantingnya, tekstur buah tidak terlalu keras atau lunak.  Saat panen ada baiknya ninel dibungkus untuk hindari hama lalat buah. 

Agar mempermudah proses pemanenan, Anda bisa menggunakan gunting untuk memangkasnya.  Hindari penumpukan buah anggur yang terlalu banyak pada satu wadah karena dapat merusak buah.

Porang Tanaman Apa?  Kenapa Pemulung Bisa Jadi Milyarder Setelah Tanam Porang?

Porang Tanaman Apa? Kenapa Pemulung Bisa Jadi Milyarder Setelah Tanam Porang?

Apa itu tanaman porang?

Porang, tanaman umbi-umbian tengah populer karena petani porang di desa Kepel, Jawa Timur berhasil menjadi miliader karena bisnis ekspor porang.

Porang
atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies
Amorphophallus muelleri.  Porang adalah
tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan, anggota marga Amorphophallus. Karena
masih sekerabat dan mirip penampilan dan manfaatnya dengan suweg dan walur,
Porang sering kali dirancukan dengan kedua tanaman tersebut.   Porang juga dapat dikategorikan sebagai
tanaman herbal ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter.

Apakah Porang itu Suweg?

Porang  adalah tumbuhan mirip dengan suweg/walur/
Iles Iles tetapi porang mempunyai ciri ciri sendiri jadi porang bukan
suweg/iles iles’ ataupun walur, ciri-ciri tersebut memang belum banyak yang
mengetahui memang serupa kalau hanya sekilas.

Ciri
utama porang ada pada rantingnya yang terdapat buahnya. Dimana buah ini yang
nantinya bisa dibuat bibit.  Buahnya ini biasa
disebut katak atau bulbil. 

Umur porang jika ditanam lebih dari 1 musim batang akan semakin besar ukuran umbinya pun besar.   Dalam periode musim ke-2 porang bisa menghasilkan jumlah katak bibit yang lumayan banyak pada setiap ranting ranting nya.  Rata rata lebih dari 20 -25 butir katak.

Perbedaan Porang, Suweg, Iles

1. Porang – Amorphopallus Onchophyllus. Porang (Jawa); Acung/Cocoan Oray/Iles (Sunda); Kruwu/larkong/labing/sebeg Bali/Subeg Leres (Madura)

  • Porang mempunyai buah atau katak (Jawa) atau pentol/bubil disetiap cabang tangkainya.
  • Mempunyai batang halus dan tidak bergerigi
  • Daun berbentuk bintang tetapi agak lebar sedikit tebal kaku
  • Daging umbi porang berwarna kuning

2.  Suweg (Jawa dan sunda), Sobek (Madura) – Amorphophallus Campanulatus Forma Hortensis

  • Hampir mirip dengan porang tetapi tidak mempunyai buah disetiap cabang tangkainya.
  • Batangnya tidak begitu halus agak bergerigi.
  • Umbi suweg berwarna putih, berserat dan mempunyai mata tunas lebih dari satu.

3.  Walur (Jawa) – Amorphophallus Campanulatus Forma Sylvestris.

  • Batang terdapat bintil-bintil
  • Tidak memiliki buah di tangkainya
  • Tinggi tanaman 1-1,5 cm

4. Iles putih – Amorphophallus variabilis. Tanaman ini hampir sama dengan porang juga akan tetapi yang membedakan adalah:

  • Tidak mempunyai buah disetiap cabang tangkainya
  • Batang nya halus, biasanya ber batang coklat, hitam, ada juga yang berwarna ungu
  • Daging umbi berwarna putih

Apa manfaat tanaman porang?

Tanaman umbi iles-iles mengandung glukomannan atau biasa disebut Konjac Glucomannan (KGM) yang berbentuk tepung. Kandungan tepung ini bisa diolah menjadi berbagai macam hal dan berperan sebagai bahan pengganti. Kandungan karbohidrat yang terdapat di umbi iles-iles mencapai lebih dari 80%, menjadikan karbohidrat komponen terpenting di dalam tanaman ini.

Selain
kaya akan karbohidrat, tanaman porang juga kaya akan manfaat untuk berbagai
macam bidang mulai dari kuliner sampai kesehatan.  Beberapa manfaat dari porang adalah:

  • Dapat digunakan sebagai bahan baku lem yang ramah lingkungan.
  • Bahan Campuran untuk Industri. Kandungan Konjac dapat dijadikan bahan campuran untuk membuat kertas yang kuat dan tahan lama.
  • Bahan Obat. Kandungan KGM yang terdapat pada tanaman porang ternyata bermanfaat untuk dunia kesehatan, yaitu digunakan sebagai bahan pembentuk kapsul obat-obatan.
  • Pengganti Agar-agar. porang memiliki serat tidak berwarna yang dapat larut dengan mudah di dalam air, tidak memiliki bau, dan konsistensi yang menyerupai agar-agar. Hal ini menjadikan serat dari porang dapat diolah, sehingga menjadi seperti agar-agar.
  • Pembersih Air. Glukomannan sangat cocok untuk memurnikan air dan keloid dari bir, gula, minyak, dan juga serat.
  • Isolator Listrik. Glukomannan dari tanaman porang dalam bentuk gel dapat menjadi pengganti gel silikon. Gel silikon sangat bagus untuk mencegah penghantaran listrik dan juga panas, menjadikan gel ini substitusi yang sama bagusnya
  • Bahan Makanan Jepang. Di Jepang, tepung konjac dijadikan bahan campuran untuk membuat mie shirataki atau konnyaku.
  • Bahan Pengental Es Krim. Kandungan Konjac juga dapat digunakan sebagai sirup atau pengental perekat dalam campuran es krim agar tidak cepat meleleh.
  • Mengurangi Kadar Kolesterol.  glukomannan pada tanaman porang umbi dapat mengurangi kadar kolesterol di darah. Selain itu, serat yang terdapat pada porang juga biasa digunakan sebagai alternatif diet, baik untuk menurunkan berat badan maupun untuk orang yang memiliki diabetes.
  • Membuat Bahan Waterproof.  Jika dicampurkan dengan gliserin dan atau natrium hidroksida, glukomannan dapat menjadi bahan kedap air.

Berapa harga porang?

Porang
memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup
besar untuk diekspor. Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada
tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor mencapai Rp 11,31
miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.

Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.

Di
wilayah hutan Desa Bendoasri, Kecamatan Rejoso, Nganjuk budidaya porang
dikelola oleh LMDH Artomoro dan Trimulyo di lahan seluas lebih dari 500 hektar.
Budi dayanya yang perhektar bisa menghasilkan sebanyak 15 ton porang selama ini
menjadi komoditas ekspor.

Porang
juga dilakukan oleh masyarakat di sela-sela hutan jati yang diwenangi Perum
Perhutani Unit II Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Madiun, Jawa Timur (Jatim).

Warga di sekitar hutan mulai merasakan peningkatan kesejahteraan.  MPSDH Wono Lestari mendapat hak pengelolaan seluas 112 hektare (ha) lahan disela-sela hutan jati di KPH Madiun, yang dimanfaatkan untuk menanam Porang. Harga porang basah bisa mencapai Rp 4.000 per kilogram. Sementara porang iris kering bisa mencapai Rp 35.000 per kilogram. Selain itu, harga tepung porang mencapai Rp 42 ribu per kilo.

Syarat Tumbuh, Teknik Perbanyakan dan Berapa Lama Porang Panen

porang tanaman apa

Agar porang mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya perlu memperhatikan syarat-syarat tumbuh tanaman sebagai berikut:

Tanaman
porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja. Namun untuk mendapatkan hasil
yang baik, maka siapkan tanah yang gembur dan subur serta tidak tergenang air.

  • Tanaman porang memerlukan naungan agar pertumbuhannya baik. Tingkat kerapatan naungan minimal 40 %.
  • Naungan yang cocok untuk tanaman porang adalah jenis pohon jati, mahoni, dan sonokeling.
  • Tanaman porang mempunyai sifat khusus yaitu mempunyai toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh. Tanaman tersebut dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 700 mdpl. Tetapi ketinggian yang paling baik untuk budidaya porang adalah pada ketinggian 100 – 600 mdpl.

Teknik Perkembangbiakan Porang

  • Perkembangbiakan dengan Bintil atau Katak.  Setiap kurun waktu empat tahun, tanaman porang akan menghasilkan bunga yang akan menjadi buah atau biji. Satu tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.
  • Perkembangbiakan dengan Umbi. Untuk umbi yang berukuran kecil, diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga perlu untuk dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai bibit. Untuk umbi yang berukuran besar, umbi dipecah-pecah sesuai ukuran yang diinginkan selanjutnya ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

Porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.

Ciri-ciri
porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke tanah.
Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar 40 ribu
tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode pemanenan tahun
kedua.

Setelah
umbi dipanen kemudian  dibersihkan dari
tanah dan akar, umbi kemudian dipotong lalu dijemur, memotong umbi tersebut
harus benar karena menentukan kualitas porang yang dihasilkan.

Waspadalah! Tanaman Jagung Musnah Semalam Oleh Hama Ulat Tentara (Army Worm)

Waspadalah! Tanaman Jagung Musnah Semalam Oleh Hama Ulat Tentara (Army Worm)

Petani Jagung, Waspadalah ! Ulat Tentara Sudah Masuk Ke Indonesia.

Fall Army Worm, jenis Spodoptera frugiperda (FAW) saat ini sudah menyerang sejumlah tanaman jagung di Sumatera Barat (Sumbar). Hama berupa ulat (mirip ulat grayak) asal Amerika Serikat (AS) sesuai analisa tim ahli IPB mulai menyerang tanaman jagung yang masih muda di Pasaman Barat.

Setelah dilakukan identifikasi larva dan imago, serta diskusi dengan petani dugaan kuat Spodoptera frugiperda (FAW) sudah ada di Indonesia. Hal ini tidak mengejutkan bagi kami, karena serangga ini mempunyai daya jelajah yang cukup tinggi.  Ulat  yang mirip ulat grayak ini ditengarai menyerang tanaman jagung yang masih muda.  1 tanaman (pohon)  ada 11 ekor hama FAW yang menyerang.

Guna mengantisipasi serangan FAW tak menyebar ke daerah lain menurut Dewi perlu dilakukan pendekatan pengelolaan hama terpadu (PHT).  Petani harus diberi akses terhadap sarana yang efektif untuk mencegah kerusakan tanaman mereka antara lain dengan insektisida atau melalui musuh alami hama tersebut.

Kerusakan tanaman terutama disebabkan oleh larva yang mengkonsumsi jaringan daun.  Namun, larva juga akan menggali lubang ke dalam titik tumbuh (kuncup, pusaran, dll). Sehingga hama ini kalau tak diatasi berpotensi menghancurkan pertumbuhan tanaman di masa depan. Kehilangan hasil atas seranga FAW antara 30-60%.

Kiat Sukses Panen Padi 10 Ton Per Hektar

Kiat Sukses Panen Padi 10 Ton Per Hektar

Tulisan ini merupakan ringkasan dari artikel dengan judul aslinya “Rahasia Bertani Padi Ala Maftukin” yang dimuat Majalah Agrina Edisi No 282 Desember 2017.

Maftukin adalah petani asal Desa Prangean, Kecamatan Maduran, Lamongan, Jawa Timur dan menjadi salah satu peserta pada Regional Farmer Panel pada Plant Science Seminar pada tanggal 14-15 November 2017 yang diselenggarakan oleh CropLife Asia.

Berikut adalah kiat-kiat sukses Maftukin dalam bertani padi sehingga mampu menghasilkan gabah kering panen (GKP) sekitar 10 ton per hektar.

  1. Cara Pemilihan Pestisida
  2. Cara Penggunaan Pupuk
  3. Cara Teknik Pertanaman Jajar Legowo

Kiat Pemilihan Pestisida

Menutur Maftukin bertanam padi jaman now berbeda dengan 5 tahun lalu yang bisa dipastikan 75%-85% bisa panen, tetapi sekarang akan ada kemungkinan gagal panen.  Karena pengaruh cuaca dan serangan hama dan penyakit yang semakin banyak.  Oleh karena itu harus pandai-pandai mengaplikasikan pestisida dan pengamatan lapangan.  Petani harus memantau keadaan padi di lapangan dua atau tiga hari sebelum aplikasi pestisida.

Sesuaikan Jadwal Aplikasi Pestisida

Jika menurut jadwal pestisida harus digunakan 10-15 HST, maka aplikasikan pada umur tersebut.  Jangan diaplikasikan kurang dari 10 HST atau lebih dari 15 HST.

Menghadapi Serangan Wereng

Jika ditemukan serangan wereng pada masa vegetatif (umur tanaman 0-50 Hari Setelah Tanam (HST) pestisida yang dipilih adalah Confidor.  Namun jika serangan wereng terjadi pada masa primordia (bunting muda) pestisida yang dipakai adalah Plenum atau Tenchu.

Menghadapi Serangan Sundep (Penggerek Batang)

Jika ditemukan adanya serangan sundep dan masih dalam keadaan normal pestisida yang dipakai adalah Belt Expert.  Jika serangan sudah diambang batas, maka pestisida yang dipakai adalah Endure.  Namun jika serangan sudah parah banget, pestisida yang digunakan adalah Prevathon.

Kiat Penggunaan Pupuk

Sama halnya dengan penggunaan pestisida, penggunaan pupuk juga waktu aplikasinya harus tepat waktu. 

Pemupukan pertama dan kedua

Pemupukan petama pada umur 15 HST, yaitu satu kuintal urea dan satu kuintal NPK Phonska per hektar.  Pemupukan kedua saat umur 25-30 HST dengan satu kuintal NPK Phonska dan satu kuintal SP36.

Pengamatan terus dilakukan, jika tanaman sehat  berwarna hijau dan kokoh selanjutnya diberikan pupuk KCL sebanyak 70 kg/ha pada saat umur tanaman 40 HST.  Pemberian KCL bisa memberikan pengisian bulir padi maksimal.

Pemberian Nutrisi Tambahan

Pada umur 55 HST dan 65HST kembali diberikan nutrisi MKP (mono Kalium Phospate) cap Kapal Terbang sebanyak 2 kg/ha.  Pada saat yang sama diberikan juga Folicur sebagai booster padi sebanyak 250 ml per hektar.  Aplikasinya bisa disemprotkan secara bersamaan antara Folicure dangan MKP (-red).

Kiat Teknik Pertanaman Jajar Legowo

Selain cara penggunaan pestisida, pemupukan dan pemberian nutrisi tambahan, tidak kalah penting adalah penerapan teknologi budidaya padi dengan menggunakan jajar legowo.  Jarak tanam antarbaris 25 cm, jarak dalam baris 10 cm, dan jarak legowonya (atau jarak setiap dua baris) 40 cm.

Dengan jajar legowo seperti di atas, populasi tanamannya 400 ribu rumpun/ha, dengan produktivitas gabahnya lebih dari 10 ton GKP/ha/musim.

Keterangan produk pestisida

CONFIDOR 5WP adalah Insektisida sistemik racun kontak dan lambung berbentuk tepung yang dapat disuspensikan dengan bahan aktif imidakloprid (imidacloprid) 5 %.  Confidor buatan PT Bayer Indonesia. 

Pengendalian wereng coklat (Nilaparvata lugens) dengan penyemprotan volume tinggi: 300 g/ha).  

PLENUM 50 WG adalah Insektisida penghambat aktivitas makan berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air dengan bahan aktif pimetrozin (pymetrozine) 50 %.  PLENUM 50 WG diproduksi oleh PT. Syngenta Indonesia.

Pengendalian wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera), wereng daun (Nephotettix virescens) dengan penyemprotan volume tinggi : 100 – 300 g/ha.

TENCHU 20 SG adalah Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk butiran yang dapat larut dalam air dengan bahan aktif dinotefuron (dinotefuron) 20 %.  TENCHU 20 SG diproduksi oleh PT DuPont Agricultural Products Indonesia.

Pengendalian wereng coklat (Nilaparvata lugens)  dengan penyemprotan volume tinggi : 400 – 500 g/ha.

BELT EXPERT 480 SC adalah insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan suspensi dengan dua bahan aktif yaitu flubendiamida (flubendiamide)  240 g/l dan tiakloprid (thiacloprid) 240 g/l.  BELT EXPERT 480 SC diproduksi oleh PT Bayer Indonesia.

Pengendalian penggerek batang (Scirpophaga incertulas) dengan penyemprotan volume tinggi : 300 ml/ha.

ENDURE 120 SC adalah insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan suspensi dengan bahan aktif spinoteram (spinoteram)  120 g/l. ENDURE 120 SC diproduksi oleh PT Dow AgroSciences Indonesia. 

Pengendalian penggerek batang (Scirpophaga incertulas), pelipat daun (Cnaphalocrosis medinalis) dengan penyemprotan volume tinggi : 250 – 375 ml/ha.

PREVATHON 50 SC adalah insektisida sistemik racun kontak, lambung dan syaraf berbentuk pekatan suspensi dengan bahan aktif klorantraniliprol (chlorantraniliprole) 50 g/l.  PREVATHON 50 SC diproduksi oleh PT DuPont Agricultural Products Indonesia.

FOLICURE GOLD 430 adalah Fungisida sistemik yang bersifat protektif, kuratif, eradikatif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan suspensi berwarna abu-abu kecoklatan untuk mengendalikan penyakit jamur padi dan sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman padi.  FOLICURE GOLD berbahan aktif tebukonazol 430 g/l dan diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia.

Pakai Fungisida ini Untuk Pengendalian Penyakit Jeruk

Pakai Fungisida ini Untuk Pengendalian Penyakit Jeruk

Jeruk merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial dikem bangkan di Indonesia. Mengingat komoditas jeruk mempunyai peran penting untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah masyarakat Indonesia. Selain itu, membuka kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

Jeruk yang berkembang di Indonesia digolongkan menurut jenisnya, yaitu jeruk siam, jeruk keprok, dan jeruk besar (pamelo).

Luas panen jeruk diproyeksikan meningkat sampai dengan 2020, yaitu sebesar 2,03% per tahun. Dengan demikian, pada 2020 luas panen jeruk diproyeksikan menjadi 61.788 ha.

Produksinya sampai dengan 2020 diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 4,93% per tahun, di mana pada 2020 produksi jeruk akan mencapai 3.246.994 ton.

Sumber: okezone.com

Namun dari besarnya potensi tersebut banyaknya kendala dalam budi daya jeruk. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai beberapa penyakit pada tanaman jeruk.

Penyakit yang Tanaman Jeruk

Penyakit Blendok Phytophthora (Phytophthora spp.)

Biologinya adalah jamur Phytophthora dapat bertahan dalam tanah dan disini dapat membentuk sporangium dan spora kembara. Jamur terutama dipencarkan oleh air hujan dan air pengairan yang mengalir di atas permukaan tanah. Infeksi terjadi melalui luka-luka alamiah maupun luka-luka yang terjadi karena alat pertanian maupun hewan termasuk serangga.

Gejalanya berupa mula-mula kulit pada pangkal batang berwarna hitam kebasah-basahan dan mengeluarkan blendok (gom) encer. Jika bagian yang busuk dipotong, kelihatan bahwa jaringan di bawahnya berwarna cokelat kemerahan. Setelah beberapa lama kulit mati dan mengelupas (jatuh).

Pengendalian dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  • Memakai varietas yang tahan terhadap Phytophthora.
  • Jeruk ditanam di atas gundukan setinggi 15-20 cm.
  • Air hujan dan air pengairan jangan sampai menggenang di sekeliling pangkal batang tanaman.
  • Pada waktu mengairi harus dijaga agar air tidak mengenai pangkal batang.
  • Mengurangi kelembaban kebun dengan melakukan pemangkasan dan drainase yang sebaik-baiknya.
  • Bagian yang sakit dipotong.
  • Luka-luka ditutup dengan pestisida penutup luka.

Penyakit Kulit Diplodia (Botryodiplodia theobromae)

Jamur Botryodiplodia theobromae mengadakan infeksi melalui luka-luka mekanis akibat pemangkasan, serangga, atau penyakit buih.

Gejalanya berupa keluarnya blendok (gom) yang berwarna kuning emas dari batang atau abang-cabang yang besar pada serangan Diplodia basah.

Sedangkan serangan Diplodia kering berupa kulit mongering, dan jika dipotong, kulit dan kayu dibawahnya berwarna hitam kehijauan. Kulit yang sakit membentuk celah-celah kecil, dari dalamnya keluarnlah massa spora yang semula berwarna putih, tetapi akhirnya berwarna hitam. 

Pengendalian dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  • Cabang-cabang yang terserang dipotong untuk mengurangi sumber infeksi.
  • Menyemprot batang-batang dengan fungisida.

Penyakit Gloeosporium (Antraknos)

Penyebab penyakit ini adalah Colletotrichum gloeosporioides Penz dan Gloeosporium limetticolum Clausen. Factor yang mempengaruhi terjadi serangan pathogen ini adalah lemahnya jaringan tanaman akibat kondisi yang kurang baik, cuaca yang panas dan lembab.

Gejalanya berupa bercak-bercak cokelat pada daun dan dapat menyebabkan daun menjadi rontok. Pada ranting-ranting terbentuk banyak sekali tubuh buah jamur yang bisa menyebabkan ranting jadi mati. Bagian di sekitar tangkai buah berwarna cokelat dan dapat menyebabkan rontoknya buah-buah.

Pengendalian dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  • Diusaahakan tanaman selalu berada dalam kondisi yang optimum.
  • Ranting-ranting yang mati dipotong dan dibakar.
  • Penggunaan fungisida.

Busuk Akar Armillaria (Armillariella sp.)

Jamur dapat mempertahankan diri dalam tanah pada sisa-sisa akar. Penularan hanya terjadi karena adanya kontak antara akar sehat dengan akar atau sisa akar sakit, dan dengan rizomorf.

Gejalanya berupa daun-daun rontok dengan tiba-tiba atau sedikit demi sedikit. Pembentukan bunga salah waktu (di luar musimnya). Akar-akar membusuk, kulitnya menjadi lunak, dan kayu mengandung banyak  air. Setelah beberapa lama pada permukaan kulit terbentuk benang-benang jamur, mula-mula berwarna putih, kemudian menjadi cokelat muda atau cokelat tua. Kalau akar yang sakit dipatahkan akan tercium bau jamur yang khas.

Pengendalian dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  • Pohon yang sakit dibongkar, akar-akar digali sebersih mungkin dan dibakar.
  • Disekeliling bekas pohon sakit dibuat selokan isolasi.
  • Jika sekiranya pohon masih dapat ditolong, dianjurkan untuk membuka semua akar dekat tanah dan akar-akar yang sakit dipotong.

Kudis (Sphaceloma fawcetti)

Kudis disebabkan oleh Sphaceloma fawcetti Jenkins. Spora dipencarkan oleh angin dan serangga. Cuaca juga mempengaruhi perkembangan penyakit ini, yaitu ketika musim hujan.

Gejalanya yaitu pada buah, daun, dan ranting-ranting muda terdapat kutil-kutil kecil berwarna kuning. Kelak kutil-kutil ini menjadi cokelat kelabu, keras dan bergabus, bersatu dan membentuk kerak yang keras. Daun-daun yang sakit keras berkerut dan gugur.

Pengendaliann dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  • Sebelum datingnya musim hujan pohon-pohon diairi agar segera berbunga.
  • Pohon-pohon disemprot dengan fungisida.

Fungisida Untuk Jeruk

Dari beberapa penyakit di atas, ada banyak fungisida yang dipakai yang tersedia dipasaran dari berbagai jenis bahan aktif sesuai dengan target sasaran masing-masing.

Pestisida yang digunakan untuk mengelola penyakit buah jeruk dibedakan menjadi fungisida kontak (pelindung) dan sistemik.

Fungisida kontak digunakan untuk melindungi tanaman terhadap infeksi di lokasi aplikasi. Karakteristik mereka adalah sebagai berikut:

  • Mereka memberikan perlindungan terhadap infeksi.
  • Mereka tidak menembus ke dalam tanaman.
  • Mereka membutuhkan distribusi seragam di permukaan tanaman.
  • Mereka membutuhkan aplikasi berulang untuk memperbarui setoran.
  • Mereka memiliki mode aksi multisite terhadap jamur.
  • Jamur tidak mungkin menjadi resisten terhadap fungisida pelindung. Beberapa fungisida pelindung umum adalah Bravo, captan, tembaga, Dithane, Manzate, Polyram, sulfur, Ziram dan Thiram

Fungisida Ziram dan Thiram untuk Jeruk

Salah satu jenis fungisida yang berbahan aktif thiram yang tersedia di pasaran Indonesia adalah TIFLO 80WG, yang diproduksi oleh Eastman Chemical dari Belgia. Produk ini sudah dipasarkan lebih dari 15 tahun oleh PT. Roilimex Kimia Nusamas, Jakarta.

Sama dengan thiram, fungisida yang berbahan aktif ziram dengan merek ZIFLO 76WG juga diproduksi oleh Eastman Chemical tetapi dipasarkan oleh PT. Biotis Agrindo, Jakarta.

Banyak keunggulan yang diperoleh dari aplikasi fungisida berbahan aktif Thiram (TIFLO) dan Ziram (ZIFLO) ini yang tidak dimiliki oleh fungisida kontak lain seperti jenis mancozeb, maneb, dan lainnya yaitu TIFLO dan ZIFLO selain mampu mengendalikan penyakit pada tanaman jeruk dan buahnya juga mampu membersihkan batang, dahan, dan ranting dari lumut.

Batang Pokok Jeruk yang Penuh dengan Lumut

Berikut adalah apa kata petani jeruk Kabanjahe, Tanah Karo, Medan terhadap tanaman jeruknya setelah menggunakan fungisida TIFLO.

#fungisidaTiflo #fungisidaZiflo