Tingkatkan Hasil Panen dengan Teknologi Hibrid Fungisida Difenokonazol + Biostimulan

Tingkatkan Hasil Panen dengan Teknologi Hibrid Fungisida Difenokonazol + Biostimulan

Di tengah tantangan yang terus berkembang dalam dunia pertanian, mulai dari serangan hama, perubahan iklim, hingga kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, solusi inovatif menjadi sangat penting.

Apakah siap untuk membawa hasil panen Anda ke level berikutnya?

Inovasi terbaru yang akan mengubah cara Anda melindungi dan merawat tanaman: Fungisida Difenokonazol + Biostimulan dengan teknologi hibrid!

BACA JUGA : Mengubah Wajah Pertanian dengan PROPUS PLUS: Fungisida Plus BioStimulan untuk Hasil Panen yang Melimpah

Mengapa Teknologi Hibrid Ini Unik?

Dalam dunia pertanian yang terus berkembang, solusi yang inovatif dan efektif menjadi kunci keberhasilan. Kombinasi canggih ini menggabungkan kekuatan fungisida difenokonazol yang telah terbukti efektif melawan berbagai jenis jamur dengan manfaat biostimulan yang memperkuat kesehatan tanaman.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus mencoba produk ini:

  • Perlindungan Ganda yang Handal: Difenokonazol bekerja dengan cepat untuk melawan infeksi jamur, sementara biostimulan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap stres lingkungan, memberikan perlindungan yang lebih komprehensif.

  • Peningkatan Vitalitas Tanaman: Biostimulan membantu memperkuat sistem akar dan meningkatkan penyerapan nutrisi, menghasilkan tanaman yang lebih kuat, lebih sehat, dan lebih produktif.

  • Efisiensi dan Keefektifan: Formulasi hibrid ini memastikan distribusi yang merata dan penyerapan yang cepat, sehingga tanaman mendapatkan perlindukan optimal dalam waktu yang lebih singkat.

  • Ramah Lingkungan: Dengan formulasi yang lebih baik, produk ini mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil tetap memberikan hasil yang luar biasa.

Fungisida Propus Plus Dengan Teknologi Hibrid

PROPUS PLUS 250 SC adalah fungisida yang mengandung bahan aktif difenokonazol, diperkaya dengan nutrisi DSP (disodium phosphite).

Diformulasi dengan teknologi INNOBRID (inovasi hibrid), yang mengkombinasikan difenokonazol dengan biostimulan DSP, menjadikan PROPUS PLUS 250 SC mampu melindungi tanaman padi dari penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani), bercak coklat sempit (Cercospora oryzae), serta berbagai penyakit lain pada tanaman sayuran.

Sebagai fungisida kontak-protektif, PROPUS PLUS 250 SC memberikan perlindungan maksimal bagi tanaman dari serangan penyakit cendawan. Selain itu, fungisida ini juga dapat meningkatkan hasil dan kualitas panen.

Fungisida plus BioStimulan PROPUS PLUS"

Keunggulan Penggunaan PROPUS PLUS 250 SC

1. Keunggulan Ganda: Berfungsi sebagai fungisida dan stimulan (pemacu pertumbuhan).

2. Efek Fungisida yang Kuat: Kombinasi difenokonazol dan DSP secara efektif mematikan jamur penyebab penyakit tanaman.

3. Penyerapan Nutrisi yang Efisien: DSP mengubah Fosfit (PO3) menjadi Fosfat (PO4) yang mudah diserap tanaman padi, berbeda dengan pupuk Fosfat konvensional.

4. Peningkatan Produksi Antibodi Alami: DSP mendorong produksi senyawa antibodi alami seperti fitoaleksin (immune bodies) yang mencegah berkembangnya penyakit.

5. Peningkatan Kualitas Gabah: Selain melindungi tanaman dari penyakit, PROPUS PLUS 250 SC juga meningkatkan kualitas gabah menjadi lebih bening dan pengisian bulir lebih berbobot.

PROPUS PLUS 250 SC tidak hanya memberikan proteksi terhadap penyakit tanaman, tetapi juga sekaligus meningkatkan hasil panen dan kualitas produk pertanian.

Kenapa Anda Harus Beralih ke Inovasi Ini?

Inovasi ini bukan hanya tentang melindungi tanaman, tetapi juga tentang meningkatkan hasil panen dan keberlanjutan pertanian. Dengan teknologi hibrid, kami memberikan solusi yang tidak hanya efektif tetapi juga menguntungkan bagi lingkungan dan masa depan pertanian.

Dengan mengadopsi teknologi hibrid ini, Anda tidak hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian tetapi juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Ini adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Jadikan hasil panen Anda lebih baik, lebih sehat, dan lebih melimpah dengan teknologi yang menggabungkan keunggulan fungisida Propus Plus yaitu kombinasi difenokonazol dan kekuatan biostimulan DSP.

Mari kita bawa pertanian ke level berikutnya bersama-sama.

Antracol 70 WP Fungisida Padi: Solusi Terbaik Untuk Perlindungan Tanaman Padi Anda

Antracol 70 WP Fungisida Padi: Solusi Terbaik Untuk Perlindungan Tanaman Padi Anda

Saat musim hujan tiba, petani padi dan pemilik tanaman lainnya sering kali dihadapkan pada masalah besar: penyakit jamur. Penyakit ini tidak hanya mengurangi kualitas dan kuantitas hasil panen tetapi juga bisa menghancurkan tanaman secara keseluruhan jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Di sinilah Antracol 70 WP Fungisida Padi menjadi pahlawan bagi para petani padi.

Fungisida ini dirancang khusus untuk memberikan perlindungan yang kuat terhadap berbagai jenis penyakit jamur, memastikan tanaman padi Anda terjaga dan berkembang dengan baik.

BACA JUGA: Mengapa Curacron 500 EC Menjadi Solusi Terbaik untuk Mengendalikan Lalat Buah di Kebun Anda

Antracol Cocok Untuk Tanaman Apa?

Formulasinya yang unik, mengandung Propineb 70%, menjadikannya salah satu fungisida kontak terbaik di pasar.

Fungisida Antracol sangat cocok digunakan pada berbagai jenis tanaman, tidak hanya padi, tetapi juga tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Kemampuannya untuk mengendalikan penyakit jamur pada tanaman membuatnya menjadi pilihan universal bagi petani.

Apa Keunggulan Fungisida Antracol?

Keunggulan utama dari fungisida Antracol terletak pada efektivitasnya dalam mengatasi penyakit jamur melalui kontak langsung. Dengan Propineb 70% sebagai bahan aktif, Antracol 70WP dapat melindungi tanaman dari penyakit jamur, sekaligus memacu proses perkembangan bunga dan buah. Kelebihan lainnya adalah kemampuannya untuk digunakan di segala musim, baik kemarau maupun hujan, dengan residu yang lebih rendah dibandingkan fungisida lain.

Berapa Dosis Antracol per Tangki?

Dosis penggunaan Antracol 70WP disesuaikan dengan usia dan jenis tanaman, yang secara rinci dapat ditemukan pada kemasan produk. Umumnya, dosisnya efektif dan ekonomis, menjadikan Antracol pilihan cerdas bagi petani.

Kapan Waktu Penyemprotan Antracol?

Waktu penyemprotan yang ideal adalah pada pagi atau sore hari, saat suhu tidak terlalu panas sehingga larutan fungisida dapat terserap dengan baik oleh tanaman. Penyemprotan sebaiknya dilakukan sejak dini, yaitu sebelum penyakit menyebar luas, untuk hasil yang lebih efektif.

Merawat dan melindungi tanaman dari serangan penyakit jamur membutuhkan solusi yang tepat dan efektif. Antracol 70WP menawarkan perlindungan maksimal dengan kemudahan penggunaan dan efisiensi biaya.

Dengan semua kelebihan yang ditawarkan, tidak heran jika Antracol menjadi merk dagang pilihan utama bagi petani modern yang menginginkan hasil panen yang melimpah dan berkualitas tinggi.

Fungisida Antracol 70WP telah terbukti efektif melawan penyakit pada padi dan berbagai tanaman lainnya. Kemasan praktis dan mudah larut dalam air membuat Antracol 70WP menjadi pilihan favorit di kalangan petani.

Jadikan Antracol sebagai bagian dari strategi perlindungan tanaman padi Anda dan saksikan tanaman Anda tumbuh kuat dan sehat, bebas dari serangan penyakit jamur.

Mengubah Wajah Pertanian dengan PROPUS PLUS: Fungisida Plus BioStimulan untuk Hasil Panen yang Melimpah

Mengubah Wajah Pertanian dengan PROPUS PLUS: Fungisida Plus BioStimulan untuk Hasil Panen yang Melimpah

Dalam dunia pertanian, setiap petani menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat proses pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen. Salah satu tantangan terbesar adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh cendawan, seperti hawar pelepah pada tanaman padi dan bercak coklat sempit yang kerap menimpa tanaman sayuran.

Tidak hanya itu, pemilihan pupuk yang tepat untuk mendukung pertumbuhan tanaman juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi para petani.

Kini, hadirlah solusi inovatif yang mampu menjawab semua kebutuhan tersebut dalam satu kemasan: Fungisida plus Stimulan Propus Plus 250SC.

BACA JUGA: Mengapa Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP Adalah Kunci Sukses Pertanian Anda

Fungisida Plus BioStimulan PROPUS PLUS: Solusi Dua-Dalam-Satu

PROPUS PLUS 250 SC adalah revolusi dalam dunia pertanian yang mengkombinasikan dua fungsi penting dalam satu formulasi. Sebagai fungisida, PROPUS PLUS 250 SC mengandung difenokonazol, bahan aktif yang sangat efektif dalam memerangi jamur penyebab penyakit tanaman.

Namun, apa yang benar-benar membedakan PROPUS PLUS dari produk lain adalah penambahan nutrisi DSP (disodium phosphite) yang berperan sebagai BioStimulan.

Nutrisi DSP dalam PROPUS PLUS 250 SC tidak hanya membantu tanaman menyerap fosfat lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan pupuk fosfat konvensional, tetapi juga memacu produksi senyawa antibodi alami seperti fitoaleksin. Senyawa ini berperan penting dalam mencegah berkembangnya penyakit pada tanaman, menyediakan perlindungan maksimal dari serangan penyakit cendawan.

Efek kombinasi dari fungisida dan stimulan dalam PROPUS PLUS 250 SC telah terbukti mampu meningkatkan hasil dan kualitas panen. Tanaman tidak hanya terlindungi dari penyakit, tetapi juga mengalami peningkatan dalam hal kebenaran dan berat gabah. Hal ini tentu saja menjadi kabar baik bagi para petani yang berupaya meningkatkan produktivitas tanamannya.

Keunggulan Penggunaan PROPUS PLUS 250 SC

PROPUS PLUS 250 SC menawarkan solusi lengkap bagi tantangan pertanian modern. Beberapa keunggulan penggunaan PROPUS PLUS 250 SC antara lain:

  • Perlindungan Maksimal: Teknologi INNOBRID dalam PROPUS PLUS 250 SC menawarkan proteksi ganda terhadap penyakit dengan efek fungisida yang kuat dari difenokonazole dan nutrisi DSP.

  • Pemacu Pertumbuhan: DSP dalam PROPUS PLUS merangsang pertumbuhan tanaman sekaligus memperkuat sistem imunnya terhadap penyakit.

  • Nutrisi Efisien: Konversi fosfit menjadi fosfat oleh DSP membuat nutrisi lebih mudah diserap oleh tanaman.

  • Hasil Panen Berkualitas: Tanaman yang terlindungi dari penyakit dan mendapat nutrisi yang cukup cenderung menghasilkan gabah yang lebih bening dan berbobot.

Tersedia dalam kemasan 100 ml dan 250 ml, PROPUS PLUS 250 SC memberikan solusi praktis dan efisien bagi para petani yang menginginkan hasil panen yang melimpah dan berkualitas. Jangan biarkan penyakit dan kekurangan nutrisi menghambat kesuksesan pertanian Anda.

Jadikan PROPUS PLUS 250 SC sebagai pilihan utama untuk melindungi dan memacu pertumbuhan tanaman Anda. Bersama PROPUS PLUS, mari kita wujudkan revolusi hijau di ladang pertanian Indonesia.

Mengapa Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP Adalah Kunci Sukses Pertanian Anda

Mengapa Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP Adalah Kunci Sukses Pertanian Anda

Dalam pertanian, serangan penyakit pada tanaman bukan hanya mengurangi kualitas dan kuantitas hasil panen, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian finansial yang besar bagi petani. Berbagai jenis penyakit, mulai dari busuk buah pada kakao, karat daun pada kopi, hingga penyakit kresek pada padi, menjadi momok yang menakutkan.

Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Jawabannya terletak pada pemilihan fungisida bakterisida yang tepat, dan satu-satunya jawaban adalah Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP.

BACA JUGA : Review Fungisida Propus Plus: Bukan Sekedar Fungisida Difenokonazol Berikut Kelebihannnya

Mengapa Memilih Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP?

Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP tidak hanya sekedar fungisida bakterisida biasa. Ini adalah fungisida/bakterisida alami dengan kandungan Copper Oxide 56% yang telah mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga-lembaga ternama seperti ECOCERT Input France, IMO (Institute for MarketEcology) Swiss EU, dan OMRI (Organic Materials Review Institute) USA. Keunikan ini menjadikan NORDOX 56 WP sebagai solusi terbaik bagi petani yang mengutamakan produk berkualitas dan ramah lingkungan.

Produk ini diproduksi oleh NORDOX AS, Norway, sebuah nama yang sudah tidak asing lagi dalam industri agrikultur global. Dengan kemasan yang tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 100 gr, 500 gr, hingga 1 kg, Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP menawarkan fleksibilitas penggunaan sesuai kebutuhan.

Dosis penggunaan yang cukup sedikit menjadikannya opsi ekonomis untuk petani, mengingat efektivitasnya dalam meningkatkan produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selain itu, warna merahnya membuat hasil semprot menjadi lebih mudah dipantau, menambah kemudahan dalam pengawasan.

Keuntungan Menggunakan Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP

Salah satu kelebihan utama dari NORDOX 56 WP adalah komposisi bahan aktifnya yang mengandung unsur hara mikro Cu dan unsur hara sekunder Ca/Mg. Unsur-unsur ini sangat diperlukan oleh tanaman tetapi sering kali tidak tersedia dalam tanah yang terus menerus ditanami, sehingga penggunaan NORDOX 56 WP tidak hanya melindungi tanaman dari penyakit tapi juga memperkaya tanah dengan nutrisi penting.

Produk ini juga sangat efektif dalam mencegah serangan siput pemakan daun, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan lebih sehat dan bebas dari gangguan. Tahan terhadap cucian hujan, membuatnya menjadi solusi jangka panjang yang dapat diandalkan oleh petani dalam berbagai kondisi cuaca.

Tidak hanya itu, Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP juga merupakan pilihan yang ramah lingkungan. Terbuat dari bahan-bahan alami, produk ini aman bagi lingkungan dan mendukung praktek pertanian berkelanjutan. Hal ini sangat penting, mengingat semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekologi dan mengurangi jejak karbon dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam bertani.

Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP

Dengan segala keunggulannya, Fungisida Bakterisida NORDOX 56WP menjadi solusi lengkap bagi para petani yang menginginkan hasil panen yang maksimal, berkualitas, dan ramah lingkungan. Sertifikasi dari lembaga-lembaga organik internasional menjamin kualitas dan keamanannya bagi tanah, tanaman, hingga konsumen akhir.

Jadi, jika Anda ingin pertanian Anda sukses dan berkelanjutan, pilihlah Fungisida Bakterisida NORDOX 57WP sebagai mitra terbaik Anda.

Review Fungisida Propus Plus: Bukan Sekedar Fungisida Difenokonazol Berikut Kelebihannnya

Review Fungisida Propus Plus: Bukan Sekedar Fungisida Difenokonazol Berikut Kelebihannnya

Apakah Anda ingin meningkatkan hasil panen padi Anda?

Bukan hanya fungisida difenokonazol biasa, Propus Plus memiliki kelebihan yang membuatnya unggul. Fungisida PROPUS PLUS yang berbahan aktif difenokonazol yang dikombinasikan dengan stimulan DSP. Temukan informasi lengkap tentang manfaat dan cara penggunaan difenokonazol untuk meningkatkan hasil panen padi di bawah ini.

Baca Juga: Pengaruh Biostimulan PROPUS pada Tanaman: Manfaat dan Cara Penggunaannya

Difenokonazol itu Apa?

Difenokonazol merupakan bahan aktif fungisida dari golongan triazol yang bekerja dengan cara mengganggu sterol biosintesis pada membran, bersifat sistemik dan dapat diserap lewat daun. Pada konsentrasi rendah senyawa ini diidentifikasi memiliki efek sebagai zat penghambat tumbuh.

Zat penghambat tumbuh memiliki mekanisme menekan pertumbuhan vegetatif, menghambat penuaan (senessence) dan meningkatkan pertumbuhan organ-organ khusus.

Penghambatan senessence berarti akan memperbanyak fotosintat yang dapat diproduksi tanam, sedangkan penghambatan tumbuh bagian vegetatif tanaman akan mengurangi zink vegetatif sehingga organ reproduktif dapat berkembang lebih baik.

Biostimulan itu Apa?

Biostimulan adalah zat alami atau mikroorganisme yang digunakan untuk merangsang proses tanaman. Biostimulan untuk tanaman meningkatkan pertumbuhan melalui penyerapan nutrisi, ketahanan serangga dan penyakit, kualitas dan efisiensi tanaman. Biostimulan juga mampu meningkatkan kesehatan tanah.

Baca Juga: Inilah Fungisida Difenokonazol Pengendali Penyakit Tanaman yang Efektif

Apa itu Fungisida Propus Plus 250 SC

PROPUS PLUS 250 SC adalah fungisida dengan bahan aktif difenokonazol yang diperkaya dengan nutrisi DSP (disodium phosphite).

Kombinasi formulasi Fungisida dan Stimulan dalam PROPUS PLUS menjadikan produk ini mampu melindungi tanaman sekaligus mampu meningkatkan kulitas hasil dan kuantitas panen.

Diformulasi dengan teknologi INNOBRID mengkombinasikan fungisida difenokonazol dengan nutrisi DSP menjadikan PROPUS PLUS 250 SC mampu melindungi tanaman padi dari penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani), bercak coklat sempit (Cercospora oryzae) dan penyakit lain di tanaman sayuran.

Apa Keunggulan Penggunaan Propus Plus 250 SC + DSP

Kombinasi formulasi Fungisida dan biostimulan dalam PROPUS PLUS menghasilkan keunggulan ganda yakni sebagai fungisida sekaligus sebagai booster (pemacu pertumbuhan).

  • Efek fungisida PROPUS PLUS 250 SC lebih kuat karena hasil kerja dari difenokonazole dan DSP yang mematikan jamur penyebab penyakit tanaman
  • DSP merubah Fosfit (PO3) menjadi Fosfat (PO4) yang dibutuhkan tanaman padi sehingga mudah terserap dibandingkan menggunakan pupuk Fosfat konvensional
  • Kandungan DSP memacu produksi senyawa antibodi alami seperti fitoaleksin (immune bodies) yang mencegah berkembangnya penyakit
  • PROPUS PLUS 250 SC tidak hanya memberikan proteksi terhadap penyakit tanaman tapi juga sekaligus meningkatkan kualitas gabah menjadi lebih bening dan pengisian bulir lebih berbobot.
  • Terbukti terbukti efektif mengendalikan penyakit bercak kering dan busuk pelepah pada tanaman padi.
  • Berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh untuk meningkatkan hasil panen padi (booster).
  • Meningkatkan mutu gabah, warna kulit gabah lebih bersih, hasil panen lebih meningkat.
  • Dapat mempertahankan daun bendera tetap hijau sampai menjelang panen, dimana hal ini akan membuat pengisian bulir padi menjadi maksimal.

Apakah Propus Plus Bisa Meningkatkan Hasil Panen?

Ya bisa! PROPUS PLUS mampu meningkatkan hasil dan kualitas panen dikarenakan kandungannya biostimulan DSP yang terkadung didalamnya.

Peranan DSP sebagai stimulan adalah:

  • Merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. DSP mempercepat aktivitas enzim metabolisme tanaman sehingga tanaman tumbuh lebih cepat.
  • Meningkatkan produksi tanaman. DSP memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif, seperti pembentukan akar, daun, percabangan, pembungaan, dan pembentukan buah.
  • Meningkatkan kualitas tanaman. DSP dapat meningkatkan kandungan gizi, aroma, tekstur, dan warna tanaman, sehingga kualitas panen lebih berkulitas.

Lihat Juga Video Youtube

Aplikasi Propus Plus pada tanaman PADI

Aplikasi Propus Plus pada tanaman MANGGA

Bagaimana Cara Penggunaan PROPUS PLUS

Pada tanaman padi, waktu penggunaan terbaik Propus Plus dapat diaplikasikan sebanyak 2 kali, yaitu pada umur padi 45-50 HST dan 55-60 HST, yaitu ketika masa primordia (pembentukan malai) dan pada saat pembentukan bunga.

Dosis yang dipergunakan adalah 250 ml/ha atau kurang lebih 0,5 – 1 ml/liter.

Sedangkan pada tanaman lain dapat disesuaikan, atau dipergunakan setelah diketemukan serangan penyakit.

Inilah Fungisida Difenokonazol Pengendali Penyakit Tanaman yang Efektif

Inilah Fungisida Difenokonazol Pengendali Penyakit Tanaman yang Efektif

Fungisida Score merupakan solusi efektif untuk mengendalikan penyakit pada berbagai jenis tanaman seperti apel, bawang merah, cabai, kentang, padi, dan banyak lagi.

Dengan kandungan bahan aktif difenokonazol sebanyak 250 g/l, fungisida ini terbukti efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman dan meningkatkan hasil panen.

Baca Juga: Pengaruh Difenokonazol dan Ziram Terhadap Produksi Padi Sawah

Fungisida Score untuk Penyakit Apa Saja?

Fungisida Score efektif dalam mengendalikan berbagai penyakit tanaman seperti tepung pada apel, bercak ungu pada bawang merah dan putih, bercak daun pada cabai dan kacang panjang, hawar daun pada jagung, tepung pada jeruk, bercak kering pada kedelai dan kentang, antraknosa pada mangga, busuk batang pada padi, serta berbagai penyakit lainnya.

Apa yang Dimaksud Difenokonazol?

Difenokonazol adalah bahan aktif yang terdapat dalam fungisida Score. Bahan ini merupakan fungisida sistemik berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. Difenokonazol berperan dalam mengendalikan pertumbuhan jamur penyebab penyakit tanaman, sehingga memastikan tanaman tetap sehat dan produktif.

Kapan Waktu Aplikasi Fungisida Difenokonazol

Difenokonazol diapikasikan pada saat padi bunting (45%) dan saat tanaman berbunga 75% (60 HST), dengan dosis 0.5 ml per liter air, atau setara 8-10 ml/tangki sprayer kapasitas 20 liter. Biasanya petani mengaplikasikan fungisida Difenokonazol sebanyak 250 ml pe hektar.

BACA JUGA : Waktu yang Tepat Penyemprotan Fungisida Score pada Tanaman Padi

Berapa Kali Aplikasi Fungisida Difenokonazol?

Fungisida Difenokonazol bisa diaplikan sebanyak 2 kali dalam semusim, yakni aplikasi pertama pada saat bunting (primordia) kurang lebih umur tanaman 45-50 HST dan aplikasi ke dua pada saat tanaman berbunga kurang lebih umur 60-65 HST.

Apakah Difenokonazol Menghambat Pertumbuhan?

Tidak, difenokonazol tidak menghambat pertumbuhan tanaman, Yang benar adalah difenokonazol memiliki mekanisme kerja yang mampu menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit pada tanaman.

Dengan menghambat pertumbuhan jamur, difenokonazol membantu melindungi tanaman dari serangan penyakit dan memastikan hasil panen yang berkualitas.

Fungisida PROPUS PLUS Alternatif Terbaik untuk Fungisida Difenokonazol

PROPUS PLUS adalah fungisida difenokonazol yang dipadukan dengan tambahan nutrisi biostimulan DSP (Disodium Phosphit). Fungisida Propus Plus tidak hanya mampu mengendalikan penyakit tanaman juga mampu meningkatkan kualitas gabah (membuat gabah bening dan bersih) dan kualitas hasil panen dengan cara menambah bobot padi akibat dari pengisian gabah yang optimal karena efek nutrisi biostimulan DSP.

Dengan menggunakan fungisida PROPUS PLUS yang mengandung difenokonazol dan DSP sebagai bahan aktif, para petani dapat memastikan tanaman mereka terlindungi dari berbagai penyakit dan menghasilkan panen yang optimal.

Jadi, pilihlah fungisida PROPUS PLUS untuk menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produktivitas sawah Anda.

Selamat Mencoba PROPUS PLUS!

Pengaruh Difenokonazol dan Ziram Terhadap  Produksi Padi Sawah

Pengaruh Difenokonazol dan Ziram Terhadap Produksi Padi Sawah

Pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah (Oryza sativa L) merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pertanian. Untuk meningkatkan hasil panen padi, banyak petani menggunakan zat pengatur tumbuh seperti Difenokonazol dan Ziram. Zat pengatur tumbuh ini memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pengaruh Difenokonazol dan Ziram pada Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

Difenokonazol merupakan golongan Triazol yang berfungsi sebagai zat penghambat pertumbuhan. Zat ini memiliki pengaruh biologis yang dapat meningkatkan klorofil daun, mendorong pembungaan, dan menghambat penuaan pada tanaman.

Sedangkan Ziram merupakan golongan Auksin yang membantu dalam mempercepat pertumbuhan akar, batang, dan pembelahan sel. Kedua zat pengatur tumbuh ini sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi sawah.

Metode dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) di Kebun Percobaan Sawah Baru, University Farm, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Terdapat 13 perlakuan yang melibatkan pemberian Difenokonazol dan Ziram pada tanaman padi sawah.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Difenokonazol dan Ziram terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua zat pengatur tumbuh tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, komponen hasil, dan hasil panen tanaman padi sawah.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Difenokonazol dan Ziram dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi sawah.

Perlakuan dengan pemberian Ziram 4.5 kg/ha menunjukkan produktivitas padi yang tertinggi, sedangkan Difenokonazol juga memberikan peningkatan hasil yang signifikan.

Meskipun tidak ada perbedaan signifikan secara statistik, namun peningkatan hasil yang diperoleh secara agronomis cukup berarti.

Kesimpulan Akhir

Penggunaan zat pengatur tumbuh seperti Difenokonazol dan Ziram dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan dan produksi padi sawah.

Oleh karena itu, disarankan untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam penggunaan zat pengatur tumbuh ini untuk meningkatkan hasil panen padi sawah secara berkelanjutan.

Sumber: http://repository.ipb.ac.id:8080/handle/123456789/53981

Mungkinkah Inilah Rahasia Panen Padi Melimpah? Temukan Dosis Optimal Fungisida Filia 525 SE Untuk Tanaman Padi Anda

Mungkinkah Inilah Rahasia Panen Padi Melimpah? Temukan Dosis Optimal Fungisida Filia 525 SE Untuk Tanaman Padi Anda

Fungisida Filia 525 SE adalah salah satu jenis fungisida generasi terbaru yang digunakan untuk mengendalikan penyakit Blas (Pyricularia Oryzae) pada tanaman padi. Fungisida ini mengandung dua bahan aktif pilihan yaitu Propikonazol dan Trisiklazol yang diformulasikan secara akurat untuk memastikan daya kerja optimal dalam mengendalikan jamur padi.

Baca Juga: Waktu yang Tepat Penyemprotan Fungisida Score pada Tanaman Padi

Fungisida Filia juga ampuh dalam mengendalikan jamur seperti Jamur Ustilago, Hawar Pelepah, (dirty Panicle) Pada Bulir dan membuat batang padi menjadi lebih kuat, penampilan daun dan tanaman padi tampak lebih hijau serta mampu memberikan peningkatan hasil panen yang signifikan. Selain itu, fungisida Filia juga mudah diaplikasikan, ekonomis dan hemat.

Namun, masih banyak petani yang salah kaprah dalam menentukan dosis fungisida Filia untuk padi. Kekurangpahaman tersebut selain membuat daya kerja fungisida Filia menjadi tidak optimal, juga dapat menambah beban biaya perawatan padi menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk dapat menentukan dosis yang tepat agar penggunaan fungisida Filia menjadi optimal dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi.

Dosis Penggunaan Fungisida Filia

Menurut PT Syngenta, produsen fungisida Filia, dosis yang tepat untuk mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi adalah 1-1,5 ml/liter air. Dalam penyemprotan volume tinggi, dosis Filia untuk padi dapat dinaikkan menjadi 1,5 ml/liter air. Sebagai contoh, untuk menggunakan tengki berukuran 14 liter, dosis Filia per tengki untuk penyemprotan volume normal adalah 14 ml cairan fungisida Filia. Sedangkan, untuk penyemprotan volume tinggi, dosis Filia per tengki adalah 21 ml.

Penggunaan dosis yang tepat sangat penting dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi. Jika dosis kurang dari yang dianjurkan, fungisida Filia tidak akan efektif dalam mengendalikan penyakit Blas. Sebaliknya, jika dosis terlalu banyak, akan mempengaruhi kualitas dan pertumbuhan tanaman padi serta menambah biaya perawatan padi menjadi lebih mahal.

Waktu Penggunaan Fungisida Filia

Penggunaan fungisida Filia untuk padi sebaiknya dilakukan ketika tanaman berumur 20, 30, 40 dan 60 hari setelah tanam. Hal ini bertujuan untuk memastikan efektivitas fungisida Filia dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi. Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan fungisida harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tanaman padi.

Secara keseluruhan, fungisida Filia 525 SE adalah salah satu fungisida terbaik untuk padi yang mudah diaplikasikan, ekonomis, hemat, dan efektif dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi.

Penggunaan dosis yang tepat dan sesuai dengan petunjuk produsen juga dapat mengurangi risiko kerusakan pada tanaman akibat overdosis fungisida. Selain itu, penggunaan dosis yang tepat juga dapat menghemat biaya pengobatan tanaman padi, karena petani tidak akan membuang-buang fungisida yang tidak diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa dosis yang dianjurkan oleh produsen hanya sebagai pedoman umum, dan petani harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti jenis tanah, kondisi cuaca, dan jenis varietas padi yang ditanam. Jika terjadi keraguan atau ketidakpastian mengenai dosis yang tepat, sebaiknya konsultasikan dengan ahli pertanian atau pihak produsen.

Selain menentukan dosis yang tepat, penggunaan fungisida Filia juga harus disertai dengan penggunaan teknik aplikasi yang benar. Sebelum menggunakan fungisida Filia, pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan dan mengikuti langkah-langkah aplikasi yang dianjurkan oleh produsen.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaplikasian fungisida Filia antara lain:

  1. Pastikan untuk memakai alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan saat mengaplikasikan fungisida Filia.
  2. Gunakan alat semprot yang bersih dan bekerja dengan baik untuk menghindari penyumbatan atau kerusakan pada alat semprot.
  3. Aplikasikan fungisida Filia pada pagi atau sore hari ketika sinar matahari tidak terlalu terik untuk menghindari pengaruh sinar UV pada fungisida.
  4. Jangan mengaplikasikan fungisida Filia pada saat hujan atau tanaman dalam kondisi lembab untuk menghindari pengenceran dan pengurangan efektivitas fungisida.
  5. Jangan mencampur fungisida Filia dengan bahan kimia lain tanpa rekomendasi dari produsen.

Dalam penggunaan fungisida Filia, selain menentukan dosis yang tepat dan menggunakan teknik aplikasi yang benar, petani juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian hama dan penyakit yang terintegrasi. Prinsip ini mencakup penggunaan varietas padi yang tahan terhadap penyakit, rotasi tanaman, sanitasi lingkungan, dan pengelolaan tanaman yang baik.

Dalam pengelolaan tanaman, petani perlu memperhatikan hal-hal seperti pemupukan yang tepat, pengaturan irigasi yang baik, dan pemeliharaan tanaman yang baik. Jika prinsip-prinsip ini diikuti dengan benar, penggunaan fungisida Filia dapat menjadi bagian dari strategi pengendalian hama dan penyakit yang terintegrasi untuk meningkatkan produksi dan kualitas padi.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, penggunaan fungisida Filia 525 SE merupakan solusi yang efektif untuk mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi. Dengan mengikuti dosis yang tepat dan teknik aplikasi yang benar, penggunaan fungisida Filia dapat memberikan hasil yang optimal dan efektif

Waktu yang Tepat Penyemprotan Fungisida Score pada Tanaman Padi

Waktu yang Tepat Penyemprotan Fungisida Score pada Tanaman Padi

Ketika musim panen tiba, para petani di Indonesia akan berlomba-lomba untuk memperoleh hasil panen yang terbaik. Namun, dalam usaha tersebut, banyak faktor yang harus diperhatikan, salah satunya adalah perlindungan terhadap tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia. Namun, produksi padi seringkali terganggu oleh serangan hama dan penyakit, salah satunya adalah penyakit blas atau blast.

Penyakit ini dapat merusak daun dan batang padi, bahkan dapat menurunkan produksi hingga 50%. Untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini, petani sering menggunakan fungisida Score. Namun, penyemprotan fungisida Score yang tidak tepat waktu dapat mengakibatkan kerusakan tanaman dan berdampak pada hasil panen.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas waktu yang tepat untuk penyemprotan fungisida Score pada tanaman padi.

Baca Juga: Apa itu biostimulan: Apa Fungsinya Untuk Tanaman?

Apa itu Fungisida Score?

Score adalah salah satu jenis fungisida yang sering digunakan oleh para petani untuk melindungi tanaman padi dari serangan penyakit. Fungisida ini berbentuk cairan yang memiliki kandungan bahan aktif difenoconazole. Bahan aktif ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit pada tanaman padi.

Kenapa Waktu Penyemprotan Fungisida Score Penting?

Waktu penyemprotan fungisida Score sangat penting untuk memastikan efektivitas dalam melindungi tanaman padi dari serangan penyakit. Jika penyemprotan dilakukan terlalu cepat atau terlambat, maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal. Selain itu, penggunaan fungisida yang berlebihan juga dapat menyebabkan resistensi pada jamur penyebab penyakit.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Penyemprotan Fungisida Score?

Waktu yang tepat untuk penyemprotan fungisida Score pada tanaman padi adalah pada saat tanaman padi berusia 14-21 hari setelah tanam. Pada saat usia tanaman ini, tanaman padi masih dalam fase pertumbuhan vegetatif dan belum memasuki fase pembentukan malai. Selain itu, pada usia tanaman ini, sistem pertahanan tanaman padi terhadap serangan penyakit masih lemah sehingga perlu dilakukan perlindungan dengan menggunakan fungisida.

Tanaman Padi

Bagaimana Cara Penyemprotan Fungisida Score yang Tepat?

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyemprotan fungisida Score. Pertama, pastikan cuaca sedang cerah dan tidak hujan saat melakukan penyemprotan. Hal ini dilakukan agar fungisida dapat menempel dengan baik pada tanaman padi.

Kedua, gunakan alat semprot yang tepat dan pastikan jumlah air dan konsentrasi fungisida yang digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Tidak disarankan untuk menggunakan dosis yang lebih tinggi dari yang dianjurkan karena dapat menyebabkan resistensi pada jamur penyebab penyakit.

Ketiga, pastikan penyemprotan dilakukan secara merata pada seluruh bagian tanaman padi, termasuk daun, batang, dan malai. Hal ini bertujuan agar fungisida dapat menjangkau seluruh bagian tanaman padi dan melindungi tanaman dari serangan penyakit.

Seberapa Sering Penyemprotan Fungisida Score Dilakukan?

Penyemprotan fungisida Score dilakukan dengan interval waktu yang teratur untuk memastikan perlindungan yang maksimal terhadap tanaman padi dari serangan penyakit. Interval waktu yang dianjurkan adalah 7-10 hari sekali.

Apa Saja Penyakit yang Dapat Dihilangkan dengan Fungisida Score?

Fungisida Score dapat digunakan untuk melindungi tanaman padi dari berbagai penyakit, di antaranya adalah blast, karat, dan bercak daun. Blast adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae yang menyerang bagian pucuk dan malai tanaman padi. Karat adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Puccinia spp. yang menyerang daun tanaman padi. Sedangkan bercak daun adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Cercospora spp. yang menyerang daun tanaman padi.

Apakah Fungisida Score Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia?

Score termasuk dalam kategori fungisida yang relatif aman untuk digunakan. Namun, seperti halnya dengan penggunaan pestisida atau bahan kimia lainnya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan fungisida Score tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Pertama, pastikan untuk menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan kacamata saat melakukan penyemprotan. Kedua, hindari menghirup uap atau debu yang dihasilkan selama penyemprotan.

Kesimpulan

Penyemprotan fungisida Score pada tanaman padi sangat penting untuk memastikan perlindungan terhadap tanaman dari serangan penyakit. Waktu yang tepat untuk penyemprotan adalah pada saat tanaman padi berusia 14-21 hari setelah tanam. Selain itu, perlu diperhatikan juga cara penyemprotan yang tepat, interval waktu penyemprotan yang teratur, serta penggunaan dosis yang sesuai dengan yang dianjurkan.

Dengan melakukan semua hal tersebut, diharapkan petani dapat memperoleh hasil panen yang maksimal dan menghindari kerugian akibat serangan penyakit.

Bagaimana Cara Mengatasi Asem-aseman Pada Tanaman Padi

Bagaimana Cara Mengatasi Asem-aseman Pada Tanaman Padi

Penyakit pada tanaman padi itu bisa ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus, dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.

Sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru beberapa saat ditanam, tapi tiba-tiba daun terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pertumbuhannya kerdil (tidak mau tumbuh). Akar tampak coklat kekuninganKeseluruhan daun berwarna coklat dan berujung kematian pada jaringan batang serta akarnya.

Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit yang biasa petani menyebutnya “asem-aseman”.

Kenapa Tanaman Padi Terserang Aseman?

Serangan asem-aseman biasanya muncul hampir tiap tahun pada musim tanam II, yaitu antara bulan maret-april pada umur 2-4 minggu setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan).

Kejadian seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang kandungan c-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani yang sering menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma terutaman saat tanaman masih di usia muda.

Pada lahan dengan drainase yang buruk akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini.  Jika kondisi tersebut dibiarkan maka jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam tanah.

Asem-aseman juga terjadi karena proses perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di lahan tersebut yang belum selesai.

Gejala Tanaman Padi Terserang Asem-aseman

Tanaman padi yang terkena serangan asem-aseman ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya tampak coklat kekuningan, dan daun berwarna kecoklatan dan berujung kematian.

Kondisi tersebut jangan dianggap kondisi tanaman kekurangan unsur hara N (nitrogen). Jangan pula ditambahlah pemakaian pupuk urea yang mana bukannya daun menjadi hijau kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi.

Karena penambahan urea akan membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam, akhirnya tanaman keracunan FE dan NA juga bisa timbul senyawa berbahaya seperti asam sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek batang).

Bagaimana Cara Mengatasi Padi Tanah Asem-aseman

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya asem-aseman pada tanaman padi :

  • Perbaiki drainase lahan agar air segera dibuang air dan jangan dibiarkan terus menggenang. Atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk memudahkan air terkumpul di pinggir.
  • Tunda waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan pembedah tanah sebagai perombak berbahan mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses.
  • Jika memungkinkan tambahkan pupuk kompos/kohe yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-organik. sehingga memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa mengurangi pemakaian urea.
  • Dianjurkan untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman seperti Kalimas, Sintanur, atau Membramo.

Pencegahan Tanaman Padi Terserang Asem-aseman

Asem-aseman adalah kondisi tanah yang memerlukan perlakuan special.  Kondisi tersebut akan sangat mudah bagi patogen (jamur dan bakteri dalam tanah) untuk berkembang biak. 

Pemberian kapur dolomit pada tanah pada saat pengolahan tanah. Dengen pemberian kapur diharapkan tanah akan didongkrak pH-nya sehingga akan sesuai dengan kondisi yang diharapkan tanaman padi untuk pertumbuhannya.

Penambahan dengan pupuk yang mengandung unsur mikro Zn sangat dianjurkan pada setiap pemupukan

Tambahkan pupuk yang mengandung unsur mikro Zn seperti ZnSO4 sebanyak 15-20 kg per hektar lahan. Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih.

Atau tambahkan fungisida Ziflo 76WG pada pemupukan. Karena penambahan Ziflo 76WG memberikan aksi yang berlipat, selain penambah unsur Zn juga mengendalikan patogen pada tanah.

Cara Praktis Pencegahan Tanaman Padi Terserang Asem-aseman

Karena tanaman padi yang terkena asem-aseman memiliki masalah dengan akar, maka cara praktis dalam pencegahan sekaligus pengendalian asem-aseman adalah sebagai berikut:

  1. Pada saat pemupukan pertama campurkan fungisida Ziflo 76WG sebanyak 1 kilogram per 1 kwintal pupuk yang digunakan.  Sebagai contoh jika pemupukan pertama akan menggunakan 3 kwintal pupuk, maka masukan minimal 3 bungkus fungisida Ziflo 76WG (1 bungkus kemasan = 800 gr).  Aduk merata Bersama pupuk dan taburkan ke lahan.
  2. Pada saat penyemprotan, lakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida Ziflo 76WG dengan dosis 3 gram per liter atau 60 gram per tangki 16 liter.

Kenapa Fungisida Ziflo 76WG Campur Pupuk Untuk Pengendalian Padi Terserang Asem-aseman?

Fungisida Ziflo 76WG adalah fungisida yang berbahan aktif Ziram 76%, rumus kimianyanya adalah C6H12N2S4Zn.  

Terdapat kandungan Zn atau zinc dalam formulasinya. Maka sesuai dengan anjuran di atas untuk memasukan pupuk mikro dengan kandungan Zn pada pemupukan untuk mengendalikan tanah asem-aseman dapat menggunakan fungisida Ziflo 76WG yang aplikasinya dengan cara dicampur dengan pupuk.

Fungsi Zinc pada tanaman adalah sebagai berikut:

  • Mengaktifkan enzim-enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat.
  • Pemanjangan sel dan ruas batang.
  • Dalam jumlam yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan.
  • Persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
  • Berperan dalam pembentukan IAA dalam tanaman.
  • Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman.

Baca juga: Peranan Unsur Mikro Zinc atau Seng Pada Tanaman

Penggunaan fungisida Ziflo 76WG bersamaan dengan penamburan pupuk akan memberikan manfaat tambahan dari peran fungisidanya pada tanah. Karena di dalam tanah terkandung banyak patogen yang hidup bersamaan dengan kondisi tanah yang tidak steril.

Dikutip dari extoxnet.orst.edu fungisida Ziflo 76 WG dapat berperan sebagai soil treatment atau perlakuan tanah untuk mengendalikan patogen dalam tanah.

Manfaat Pemberian Campuran Fungisida Ziflo 76WG Pada Pemupukan

Berdasarkan hasil pengujian lapangan, hasil yang diperoleh dari pemberian campuran fungisida Ziflo 76WG dengan pupuk adalah sebagai berikut:

  1. Menekan terjadi kerdil rumput pada padi lebih awal.
  2. Terhindar dari penyakit yang berada dalam tanah seperti Phytium sp, Fusarium, Rhizoctonia dan Sclerotinia spp.
  3. Akar tanaman akan lebih banyak dan lebih panjang
  4. Tanaman lebih tinggi. Daun lebih panjang, menjadi lebih hijau, lebih lebar serta kemampuan fotosintesis semakin meningkat
  5. Pertumbuhan tanaman lebih seragam
  6. Anakan produktif lebih banyak

Dengan parameter diatas, diharapkan hasil panen akan lebih meningkat, dan keuntungan semakin meningkat dengan catatan pengendalian hama dan penyakit juga terkendali.

Oleh karena itu untuk mengendalikan tanaman padi yang terserang asem-aseman pencampuran fungisida Ziflo 76WG dengan pupuk dapat menjadi solusi terbaik bagi para petani.  Selain praktis, karena aplikasinya bersamaan dengan penaburan pupuk, juga ekonomis.

Selamat mencoba.

Sumber:

  • http://cybex.pertanian.go.id: Cara Mengatasi Asem-aseman Pada Tanaman Padi
  • http://extoxnet.orst.edu: Ziram
  • Biotis: Laporan Trial ZIFLO 76WG Tabur Mix Pupuk Pemupukkan Pertama
Peranan Unsur Mikro Zinc atau Seng Pada Tanaman

Peranan Unsur Mikro Zinc atau Seng Pada Tanaman

Apa itu Unsur Hara Mikro?

Di dalam tanaman, terjadi ratusan proses kimiawi yang berkaitan erat dengan proses fotosintesis, respirasi dan metabolisme.

Fotosintesis adalah proses tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi makanan atau energi.  Dalam fotosintesis, energi cahaya matahari bereaksi dengan enam molekul karbon dioksida (CO2) dan enam molekul air (H2O) untuk menghasilkan satu molekul glukosa (C6H12O6) dan enam molekul oksigen (O2).

Respirasi adalah proses menghasilkan energi dengan memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana.

Fotosintesis itu kebalikan dari respirasi.  Fotosintesis mengambil karbon dioksida dan air lalu melepaskan oksigen, sedangkan respirasi mengambil oksigen lalu melepaskan karbon dioksida dan air.  Fotosintesis berlangsung dalam kloroplas atau pigmen, sedangkan respirasi terjadi dalam mitokondria dan sitoplasma sel.

Metabolisme simpelnya adalah proses mencerna makanan yang telah dikonsumsi.

Unsur hara mikro (micronutrients) diperlukan dalam seluruh proses tersebut dan memengang kunci untuk berbagai proses pembentukan energi dan pemecahan energiy hasil fotosintesis.

Peranan unsur mikro dapat sebagai pembentuk protein organik, sebagai pengaktif enzim dan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi metabolisme. Ketika suplai atau asupan satu atau lebih mikronutrsi ini terbatas/tidak ada sama sekali akan menghambat, bahkan membuat terhentinya proses metabolisme di dalam tanaman.

Keunikan dari unsur mikro, sangat diperlukan untuk tanaman. Jumlahnya sedikit, ada dalam hitungan gram per tanaman tetapi memegang peranan penting dalam metabolisme dan fisiologi tanaman.

Apa itu Unsur Makro Zinc

Zinc adalah satu elemen yang dibutuhkan didalam tanah untuk berbagai jenis tanaman. Walaupun jumlahnya yang tidak banyak tetapi zinc bisa menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Dengan adanya unsur mikro zinc tanaman bisa mendapatkan pertumbuhan terbaik pada setiap kondisi pertumbuhan tanaman.

Manfaat Zinc (Zn) adalah mengaktifkan enzim-enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat. Pemanjangan sel dan ruas batang. Dalam jumlam yang sedikit dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan tanaman.

Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis. Berperan dalam pembentukan hormon IAA, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman.

Pengaruh zinc terhadap tanaman

Kecukupan zinc membatasi pertumbuhan tanaman, yang terjadi ketika kandungan zinc di tanah rendah  atau kondisi tanah yang miskin, misalnya karena terrendam terus menerus, sehingga mencegah zinc tersedia untuk tanaman.

Dalam kasus seperti diatas, zinc perlu ditambahkan ke tanah. Unsur hara lainnya juga perlu ditambahkan dalam jumalh yang seimbang untuk memastikan respons yang bagus dari tanaman terhadap aplikasi pupuk zinc dan meningkatkan kesehatan dan produktivitas tanaman.

Manfaat Zinc

  • Mengaktifkan enzim-enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat.
  • Pemanjangan sel dan ruas batang.
  • Dalam jumlam yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan.
  • Persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
  • Berperan dalam pembentukan IAA dalam tanaman.
  • Merangsang pertumbuhan danperkembangan akar tanaman. 

Keterangan:

Fungsi hormon IAA adalah auksin endogen yang berperan dalam pembesaran sel, menghambat pertumbuhan tunas samping, merangsang terjadinya absisi, berperan dalam pembentukkan jaringan xilem dan floem, dan juga berpengaruh terhadap perkembangan dan pemanjangan akar.

Jika kekurangan unsur hara mikro Zn akan ditandai dengan terjadinya klorosis pada daun tua yang tampak dipenuhi bintik kuning atau coklat.  Kekurangan Zn pada tanaman, hingga akhirnya daun kuning dan mati mengering.  Akibatnya tanaman akan sangat sulit mencapai pontensi maksimalnya karena pertumbuhan vegetatif dan generatifnya terganggu.

Rendahnya kadar Zn akan mengurangi toleransi tanaman terhadap penyakit. Jika terjadi kekurangan Zn yang parah, akan menyebabkan daun berwarna hijau kekuningan, daun dikelilingi bercak jaringan yang sudah mati, dan daun cenderung menjadi kecil.

Kekurangan Zn pada tanaman dapat terlihat dari:

  • Terjadinya klorosis pada anak daun searah dengan tulang anak daun pada pelepah muda, tetapi tulang anak daun tetap berwarna hijau.
  • Anak daun pada pelepah termuda berubah warna menjadi keputihan.
  • Sementara anak daun pada pelepah tua tetap berwarna kuning.
  • Defisiensi unsur hara Zn pada tanaman kelapa sawit sering ditemukan pada tanah gambut atau tanah pasir dan dapat disebab oleh tingginya aplikasi Mg, N, dan P tanpa K yang cukup.

Dimana Sumbar Hara Mikro Zinc

Unsur hara mikro Zinc untuk tanaman dapat dipenuhi dengan beberapa cara yakni dengan memberikan pupuk-puk yang mengandung unsur hara mikro zinc.

Beberapa pupuk majemuk yang mengandung zinc seperti Phonska Plus.  Atau pupuk tunggal seperti MEROKEMIKRO ZN 15%, ZnSO4, Zinc Sulfat, dan lain-lain

Selain pada pupuk yang sengaja memang ditambahkan unsur hara mikro zinc, juga dapat ditemui pada fungisida tertentu yang secara kandungan rantai kimianya mengandung zinc.  Fungisida tersebut diantaranya adalah Ziflo 90WP, Ziflo 76WG dengan bahan aktif ziram. 

Kandungan zinc pada pada Ziflo 76WG berkisar 16 – 18,5%, lebih tinggi dari fungisida lainnya.

Efek Pengguanaan Fungsida Ziflo 76WG

Penggunaan fungisida kontak Ziflo, yang berbahan aktif Ziram plus dengan kandungan hara mikro Zinc sebagai hormon pertumbuhan tanaman (zpt) memberikan keuntungan yang berlipat.  Tidak hanya tanaman terhindar dari penyakit juga memberikan tambahan keungtungan dari kandungan zinc. 

Hal yang terlihat pada tanaman bawang yang diaplikasikan dengan fungisida Ziflo 76WG seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar di bawah ini bawang merah yang telah diaplikasikan dengan fungisida Ziflo 76WG. Lokasi aplikasi di Alahan Panjang, Solok, Sumatra Barat. Dosis penggunaan Ziflo 76WG pada plot Z2 ini adalah 250 gr per tangki 20 liter.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
  • Daun “terbedaki” dengan butiran halus Ziflo.  Karena Ziflo memiliki keunggulan “membedak” atau “mupuri”.
  • Daun tanaman terlihat hijau sehat
  • Pertumbuhan seragam
  • Anakan lebih banyak
  • Tingkat kematian daun tua lebih sedikit
Fungisida Ini Terbukti Banyak Dipakai Pada Tanaman Strawberry

Fungisida Ini Terbukti Banyak Dipakai Pada Tanaman Strawberry

Stroberi sangat diminati untuk berbagai macam olahan makanan juga minuman.  Strawberi memerlukan habitat tumbuh dengan temperatur rendah, budidaya di Indonesia banyak dilakukan di dataran tinggi.

Sentra penanaman stroberi di Jawa Barat terdapat di Ciwidey, Bandung Selatan, Provinsi Jawa Barat.  Di Jawa Tengah, strawberi banyak ditemukan di Tawangmangu.

Penyakit Penting Pada Tanaman Strawberi

Beberapa penyakit penting yang sering ditemukan pada tanamana strawberi adalah:

Bercak stroberi coklat

Bercak stroberi coklat adalah penyakit yang tidak timbul dari hama, tetapi dari infeksi jamur. Terwujud dalam bentuk bintik-bintik gelap pada bunga, tangkai daun, kumis, dan langsung beri. Namun yang paling rentan adalah tunas dan dedaunan hijau. Setelah memperhatikan tanda-tanda pertama penyakit ini, penanam harus turun tangan sesegera mungkin untuk dapat menyelamatkan berry manis yang lezat.

Agen penyebab penyakit ini adalah jamur Marssonina petontillae. Bercak coklat dianggap sebagai salah satu penyakit utama stroberi dan biasanya bermanifestasi sendiri selama periode berbuah. Saat itulah penduduk musim panas dapat melihat stroberi coklat di kebunnya.

Penyakit ini mampu menyerang dari 60% tanaman. Akibatnya tanaman kehilangan kemampuan untuk memberi makan oksigen, proses fotosintesis hancur.

Bercak coklat pada daun Strawberi

Penyebab dari penyakit ini adalah kelembaban tinggi.  Tanda pertama kehadiran bintik-bintik di permukaan daun stroberi. Bintik-bintik ungu gelap yang nantinya bisa berubah warna, menjadi cokelat atau merah.

Tip Burn

Gejala Tip Burn terlihat pada ujung daun tanaman stroberi yang nampak tebakar. Daun yang menunjukkan gejala menjadi tidak segar dan pertumbuhan menjadi terhambat.

Daun menunjukkan gejala Tip Burn

Hawar Daun

Gejala hawar dimulai dari tepi daun menuju ke tengah dan daun akan menjadi hijau kusam. gejala semakin berat ditunjukkan dengan daun yang menjadi layu dan mengering.

Serangan yang parah menyebabkan seluruh tanaman tumbuh meranggas dan mati. Pada cuaca panas, tanaman akan menjadi cepat layu dan mati.

Hawar Daun Strawberi

Bintik Ungu (Leaf Blight)

Gejala berupa bintik-bintik berwarna ungu yang berkembang menjadi coklat lalu disekitar bintik meluas daerah yang berwarna kekuningan hingga keunguan.

Daun yang tua menjadi suram dan tumbuh merana kemudian mati (gugur). Penyakit in cukup banyak ditemukan pada pertanaman stroberi yang tidak terawat dengan kondisi yang lembab.

Bintik Ungu Pada Daun Strawberi

Antraknosa

Antraknose dapat menyerang daun, batang, stolon dan paling sering terlihat menyerang buah. Buah dapat terserang sejak di lapangan yang kemudian berkembang setelah panen di tempat penyimpanan, mengakibatkan masa panen buah menjadi singkat dan dapat menginfeksi buah lainnya di tempat penyimpanan.

Penyebab patek antraknosa adalah jamur Colletrotrichum sp.

Gejala antraknosa pada buah Strawberi

Gray Mold

Gray mold disebabkan oleh jamur Botrytis cinerea.

Buah muda rentan terhadap infeksi tetapi gejala akan terlihat saat sudah tua, buah yang berada di dalam bunga akan menjadi coklat kering. Buah muda yang terinfeksi menjadi busuk coklat, warna coklat menyebar lalu buah menjadi kering dan permukaannya ditutupi bubuk keabu-abuan seperti berdebu.

Penyakit ini berkembang sangat pesat pada tempat penyimpanan, setelah buah dipanen, dan menyebar ke buah lain yang sehat. Pada kondisi yang mendukung pertumbuhan jamur, buah dapat membusuk dalam waktung 48 jam setelah dipanen.

Botrytis cinerea menutupi permukaan buah

Virus

Beberapa tanaman stroberi menunjukkan gejala yang menyerupai gejala serangan virus, yaitu daun menjadi kriting dan warnanya tidak merata seperti mengalami mozaik.

Pertumbuhan tanaman kemudian akan sangat berbeda dari tanaman sehat, tanaman terserang virus tumbuh kerdil dan tidak membentuk buah.

Daun yang diduga terserang virus

Cara Pengendaliannya Penyakit Pada Strawberi

Penggunaan fungisida kontak yang tidak menimbulkan resistensi menjadi sangat penting karena intensitas penyemprotan sangat tinggi.

Penyemprotan dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif Thiram dengan merek Tiflo 80WG sudah terbukti banyak dipakai oleh petani straberi di daerah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat.

Fungisida ini ampuh untuk mengendalikan busuk buah, bercak daun, antraknosa pada tanaman strawberi.

Keuggulan Fungisida Tiflo 80WG pada tanaman strawberi karena larutannya yang berwarna putih sehingga tidak meninggalkan bercak pada buah. Buah terlihat bersih dan mulus.

Dosis penggunaan yang rendah 3-4 gr per liter, sehingga sangat ekonomis.

Tiflo 80WG diproduksi dari perusahaan Belgia, Eropa sehingga terjamin kualitasnya.

Sumber Artikel dengan beberapa perubahan untuk kepentingan SEO:

Jangan Pakai Bahan Aktif Fungisida ini Lebih Dari 4 Kali Per Musim

Jangan Pakai Bahan Aktif Fungisida ini Lebih Dari 4 Kali Per Musim

Sekarang musim hujan telah tiba.  Musim hujan adalah musim penyakit.  Biasayanya interval penyemprotan pada musim penghujan juga ditingkatkan dari biasanya memenyemprot 5-7 hari sekali, kini bisa 2-3 kali sehari.

Jenis penyakit pada musim hujan juga sangat bervariatif.  Pada tanaman kentang, tomat, cabai, penyakait hawar daun atau busuk daun Phytopthora sp, banyak menyerang tanaman.

Fungisida Apa yang Cocok Untuk Phytophthora?

Fungisida-fungisida non-strobilurin yang kuat untuk Phytophthora infestans pada kentang (dan tomat juga) dan kode FRAC-nya adalah:

  • FRAC 4: Metalaksil (mefenoksam)
  • FRAC 27: Simoksanil
  • FRAC 28: Propamokarb
  • FRAC 40: Dimetomorf dan Mandipropamid
  • FRAC 43: Fluopikolid
  • FRAC 45: Amektotradin
  • FRAC 49: Oksatiapiprolin

Namun fungisida-fungisida dengan bahan aktif di atas, tidak boleh aplikasikan berturut-turut selama 4 kali dalam semusim karena akan mempercepat resistensi penyakit.

Catatan: karena pada kentang (dan tomat) juga ada Alternaria-nya, sekali-sekali diseling dengan fungisida lain yang kuat untuk Alternaria (misalnya azoksistrobin).

Fungisida ini Boleh Digunakan Terus Menerus Setiap Musim

Kabar baiknya ada jenis fungisida yang bersifat protektif boleh digunakan secara terus menerus sepanjang musim.  Karena fungisida ini bekerja sebagai multisida inhibitor dan tidak menyebabkan kekebalan (resisten) pada jamur.

Jenis fungisida ini adalah fungisida kontak protektif dari golongan Dithiokarbamat.  Golongan ini paling banyak digunakan diseluruh dunia.  Golongan ini memiliki spektrum pengendalian yang luas terhadap jamur kelas Basidiomycetes, Ascomycetes dan Deuteromycetes. 

Sesuai dengan fungsinya sebagai fungisida kontak, maka fungisida ini diaplikasikan sebelum adanya gejala serangan penyakit.

Salah satu sifat menjol dari fungisida kontak dithiokarbamat adalah mereka tidak hanya bekerja pada satu lokasi sehingga disebut juga multi-site inhibitor, sehingga tidak mudah menimbulkan kekebalan terhadap jamur sasaran.

Fungisida golongan Dithiokarbamat dibedakan menjadi beberapa sub-kelas, yaitu:

Dimethil-Dithiokarbamat: contohnya THIRAM, ZIRAM, Ferbam

Alkilenebis-dithiokarbamat: contohnya mancopper, mancozeb, maneb, metiram, propineb, zineb, dan nabam.

Fungisida Ziram bekerja sebagai penghambat enzim, selain berfungsi sebagai fungisida non-sistemik juga dapat berfungsi sebagai repelen (penolak) terhadap burung dan tikus.  Dipasaran fungsisida berabahan aktif Ziram, adalah ZIFLO 76WG yang dijual oleh PT. Biotis Agrindo.

Fungisida Ziflo dan/atau fungisida kontak protektif lainnya boleh dipakai terus menerus, karena fungisida kontak protektif bekerja sbg multiside inhibitor, tidak menyebabkan jamur kebal.

Sumber:

Penyakit Penting Pada Tanaman Melon, Semangka, Pare, Mentimun, Gambas

Penyakit Penting Pada Tanaman Melon, Semangka, Pare, Mentimun, Gambas

Berikut ini adalah penyakit penting pada tanaman keluarga CUCURBITACEAE, yang terdiri dari tanaman Melon, Semangka, Pare, Mentimun, Gambas, dan lainnya:

1. Penyakit embun bulu (downy mildew), disebabkan oleh jamur Pseudoperonospora cubensis (oomycetes).

2. Penyakit embun tepung (powdery mildew), disebabkan oleh jamur Erysiphe cichoracearum & Podosphaera xanthii (Spaerotheca fuliginea) (Ascomycetes).

3. Penyakit antraknosa, disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. (Deuteromycetes)

4. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum); forma specialis tertentu)

5. Penyakit-penyakit bakteri

6. Aneka virus

Pengendalian Penyakit Penting Pada Tanaman Melon, Semangka, Pare, Mentimun, Gambas

Penyakit EMBUN BULU (DOWNY MILDEW, Pseudoperonospora cubensis).

Pengendalian penyakit tidak hanya bergantung pada fungisida, tetapi juga status hara tanaman. Jaga imbangan antara N, P, K, Mg.

Untuk fungisida, bisa digunakan fungisida-fungisida kontak protektif (senyawa tembaga, mankozeb, maneb, zineb, propineb, klorotalonil, thiram, ziram, dsb), sebagai tindakan preventif umum, untuk mencegah penyakit jamur pada umumnya.

Fungisida sistemik spesialis oomycetes bisa digunakan secara bergantian.

Spesialis oomycetes yang kuat untuk embun bulu pada Cucurbitaceae (Pseudoperonospora cubensis) antara lain: metalaksil/mefenoksam, propamokarb, mandipropamid, dan fluopikolid.

Bisa juga dicoba simoksanil, cyazofamid dan amektotradin.

Kebanyakan fungisida oomycetes tersebut diatas dalam formulasinya sudah dicampur dengan salah satu fungisida kontak.

Dari kelompok strobilurin, yang paling kuat untuk embun bulu adalah azoksistrobin.

Pengendalian penyakit EMBUN TEPUNG (Powdery mildew, Erysiphe sp., Podosphaera sp).

Untuk pencegahan, bisa digunakan fungisida-fungisida kontak protektif (senyawa tembaga, mankozeb, maneb, zineb, propineb, klorotalonil, Thiram, Ziram, dsb), sebagai tindakan preventif umum, untuk mencegah penyakit jamur pada umumnya.

Fungisida sistemik untuk embun bulu pada tanaman tumun-timunan (Erysiphe dan Podosphaera) sangat banyak pilihannya.

Dari kelompok triazol pilihannya adalah difenokonazol, dinikonazol, omibenkonazol, moklobutanil, propikonazol, tebukonazol, tetrakonazol, dan triadimefon.

Dari kelas strobilurin bisa dipilih azoksistrobin, fluaksostrobin, pikoksistrobin, piraklostrobin, dan trifloksistrobin.

Fungisida lainnya yang bisa dipilih adalah benomil, boskalid, bupirimat, karbendazim, fluarimol, pirazofos, quinoksifen, spiroksamin, thiofanat metil, dan tridemorf.

Pengendalian penyakit ANTRAKNOSA (Colletotrichum lagenarium & spp).

Antraknosa termasuk penyakit yang “SULIT”.

Antraknosa ditularkan lewat benih, tanah, percikan air hujan, udara dan juga serangga hama. Antraknosa menyerang semua bagian tanaman (batang, daun, cabang dan buah) dan semua stadia pertumbuhan (sejak pesemaian).

Tindakan pencegahan (juga berlaku untuk penyakit lainnya) meliputi rotasi tanaman, membenamkan sisa-sisa tanaman, pengaturan pH dan air, dan keseimbangan serta kelengkapan unsur hara.

Untuk pencegahan, bisa digunakan fungisida-fungisida kontak protektif (senyawa tembaga, mankozeb, maneb, zineb, propineb, klorotalonil, Thiram, Ziram, dsb), sebagai tindakan preventif umum, untuk mencegah penyakit jamur pada umumnya.

Kuncinya adalah penyemprotan yang merata, hingga helaian daun bagian bawah (tidak mudah untuk semangka).

Anda bisa mencoba plant activator seperti asibensolar metil, yang hanya boleh digunakan pada tanaman yang sehat (kalau sudah sakit JANGAN gunakan asibensolar).

Fungisida sistemik untuk antraknosa tidak banyak. Setelah saya cari selama 3 hari di The Pesticide Manual, saya hanya menemukan 3 bahan aktif yang secara tegas mencantumkan Colletotrichum/antraknosa, yakni azoksistrobin, difenokonazol, imibenkonazol.

Pengendalian penyakit FUSARIUM (Fusarium oxysporum).

Fusariun termasuk penyakit yang “NAKAL dan SULIT”.

Beberapa forma spesialis Fusarium oxysporum merupakan jamur tanah yg tidak berbahaya. Bahkan ada yg berguna. Tetapi forma spesialis tertentu merupakan patogen yg lumayan sulit dikendalikan.

Tindakan pencegahan (juga berlaku utk penyakit lainnya) meliputi rotasi tanaman, membenamkan sisa-sisa tanaman, pengaturan pH dan air, dan keseimbangan serta kelengkapan unsur hara.

Untuk pencegahan, bisa digunakan fungisida-fungisida kontak protektif (senyawa tembaga, mankozeb, maneb, zineb, propineb, klorotalonil, dsb),

Sebagai tindakan preventif umum, untuk mencegah penyakit jamur pada umumnya.

Kuncinya adalah kocorkan ke tanah sekitar pangkal batang untuk menghambat penularan Fusarium.

Anda juga bisa melakukan sterilisasi tanah (misalnya dengan sodium metham) untuk membersihkan tanah dari Fusarium dan penyakit tular tanah lainnya.

Penggunaan jamur antagonis Trichoderma (T. harzianum; T. virens; dsb) merupakan cara yg cukup efektif dan mudah dilakukan. Trichoderma diaplikasikan ke tanah bersamaan dengan pengolahan tanah.

Fungisida sistemik yang mencantumkan Fusarium sebagai targetnya termasuk bromukonazol, tebukonazol, karbendazim, tiofanat, triflumizole, dan seed treatment dengan fludioksonil.

Sumber:

Postingan di akun facebook Pak Panut Djojosumato.  Untuk lengkapnya bisa dicek disini: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.

Cek referensi tambahan di The Pesticide Manual.

Berikut ini Tingkat Resistensi Fungisida dan Tingkat Resiko Patogen Jamur Pada Tanaman

Berikut ini Tingkat Resistensi Fungisida dan Tingkat Resiko Patogen Jamur Pada Tanaman

Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) biasa disebut juga hama dan penyakit tanaman disebut jika OPT-nya resisten atau kebal terhadap suatu jenis pestisida, kemudian menjadi tidak dapat dikendalikan oleh pestisida tersebut.

Tingkat Resistensi Tanaman Terhadap Hama dan Penyakit

Dampak dari resistensi (kekebalan) OPT terhadap pestisida secara ekonomi dan sosial sangat besar. Petani harus mengeluarkan biaya pengendalian lebih besar dan terpaksa menggunakan dosis yang lebih tinggi atau membeli pestisida baru yang lebih mahal.

Pemerintah merugi karena target produksi pertanian tidak tercapai.

Industri pestisida merugi karena ‘ masa hidup’ pestisida di pasar semakin pendek.

Masyarakat menanggung risiko bahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup.

Kekebalan Penyakit Karena Jamur

Proses bagaimana populasi jamur patogen yang semula peka menjadi kebal (resisten) terhadap fungisida tertentu mirip dengan evolusi tesistensi serangga hama. Intinya individu yang kebal makin lama makin banyak hingga akhirnya mendominasi populasi tersebut.

Namun ada juga perbedaannya. Resistensi hama terhadap insektisida tidak tergantung pada kelas kimia insektisida (non class related resistance). Hama bisa kebal terhadap HAMPIR semua kelas kimia insektisida.

Dalam hal fungisida, ada beberapa kelas kimia yang hampir tidak pernah menimbulkan kekebalan penyakit (disebut fungisida dengan resiko rendah). Disamping itu ada beberapa kelas yang cepat menimbulkan kekebalan (disebut resiko tinggi).

Kekebalan yang berkaitan dengan kelas kimia pestisida semacam ini disebut class related resistance.

Tingkat Resiko Kekebalan Fungisida

Berikut ini adalah tingkat resiko fungisida:

1. Resiko tinggi:

Contoh fungisida dengan bahan aktif :  phenylamide (metalaksil, dan seterusnya); fungisida MBC/benzimidazole (benomil, karbendazim); strobilurin (trifloksistrobin).

2. Resiko sedang sampai tinggi:

Contoh fungisida dengan bahan aktif : klozolinat, iprodion.

3. Resiko sedang:

Contoh fungisida dengan bahan aktif : Sterol biosinthesis inhibitor (triazol) dsb.

4 . Resiko rendah sampai sedang:

Contoh fungisida dengan bahan aktif : fludioksonil, klòrineb, propamokarb, mandipropamide.

5. Resiko rendah: semua kontak protektif multisite inhibitor

Contoh fungisida dengan bahan aktif maneb, zineb, mankozeb, Tiram (merek TIFLO 80WG), Ziram (merek ZIFLO 76WG).

Tingkat Resiko Jamur Penyakit Tanaman

Sebelum telah diuraikan bahwa ada fungisida-fungisida yang cepat menimbulkan kekebalan/resistensi pada jamur patogen (resiko tinggi), meski ada pula yang tidak pernah dilaporkan menimbulkan kekebalan (resiko rendah).

Kecuali faktor fungisidanya, ternyata jamur patogen juga ada yang cepat mengembangkan kekebalan (resistance build up) ada yang lambat.

Dari data lapangan yang masih sangat terbatas (kebanyakan data dari luar negeri) para ahli telah menyusun klasifikasi rentan-tidaknya jamur patogen mengembangkan kekebalan.

1. Penyakit yang cepat resisten (RESIKO TINGGI)

Contoh:  termasuk penyakit sigatoka pada pisang, embun tepung pada serealia, Botrytis pada anggur, Phytophthora pada kentang, Pyricularia (blast) pada padi.

2. Penyakit dengan RESIKO SEDANG

Contoh: Rhyncosporium dan Septoria pada gandum.

3. Penyakit dengan RESIKO RENDAH

Contoh: penyakit tular tanah, penyakit tular benih, karat daun (Puccinia) pada serealia dan hawar pelepah Rhizoctonia pada padi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Tingkat Resiko Fungisida dan Jamur Penyakit Tanaman

Sumber artikel:

  1. Panut Djojok Sumarto, Dari Brent & Holloman: Fungicide Resistance. The Assessment of Risk. 1998). Pada postingan disini dan disini.