Inilah 8 Faktor Penentu Keberhasilan Teknologi Hazton

Rekayasa teknologi budidaya padi terus dilakukan untuk bisa meningkatkan produktivitas padi di tingkat lapangan. Salah satunya adalah teknologi budidaya padi Hazton yang direkayasa oleh Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Barat, Hazairin bersama Staf-nya Anton Kamaruddin.

Teknologi Hazton merekayasa pembentukan rumpun padi secara padat agar bisa bermalai semuanya. Teknologi Hazton diyakini bisa meningkatkan produksi padi dua kali lipat dalam semusim atau disebut quantum life.

Titik-titik Kritis Budidaya Padi Teknologi Hazton

Menurut Anton Kamarudin, ada delapan titik kritis yang menjadi penentu keberhasilan dalam budidaya padi dengan teknologi Hazton. Dengan memperhatikan delapan titik kritis dalam budidaya padi Hazton maka hasilnya bisa tiga kali lipat atau bertambah dua kali dibanding sebelumnya.

  1. Kunci awal di persemaian harus optimal. Lahan dipupuk dengan baik, jangan terlalu rapat. Satu kilogram gabah untuk 10-12 m2.
  2. Persemaian dirawat dengan baik. Lakukan imunisasi padi di persemaian. Pemupukan dengan pupuk kandang sangat penting.
  3. Semai bibit tua. Cabut bibit berikut tanahnya setelah bibit berumur cukup tua yakni berumur 25-30 hari setelah semai (HSS). Bibit tidak dicabut satu-satu, tanah yang menempel pada akar bibit tidak boleh dibersihkan atau dicuci.
  4. Tanam bibit dengan cara di-“ombol” (bergerombol). Satu ombol berisi 20-30 bibit padi.
  5. Gunakan jarak tanam renggang 30×25–40 cm dengan sistem jajar legowo 4:1 atau 2:1.
  6. Pemupukan lebih banyak di awal tanam. Pemupukan sejak awal 3-7 hari setelah tanam, tidak pakai urea setelah ada anakan.
  7. Hindari terjadinya pemupukan N berlebih dan gunakan agen hayati dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman.
  8. Waspada adanya serangan organisme pengganggu tanaman seperti blas/neck blas.

Ditulis oleh SOM, Sumber tulisan dikutip dari Sinar Tani

Inilah Fungsi Unsur Hara Mikro Pada Tanaman

Seperti sudah diketahui bahwa tanaman memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tumbuhan memerlukan 2 (dua) jenis unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dua jenis unsur hara tersebut disebut unsur hara makro dan unsur hara mikro. Sedangkan Stevens, et. Al (2002) dalam Sudarma, I Made (2013) membagi 3 kategori unsur hara, yakni unsur hara makro (primary macronutrient), hara makro sekunder (secondary macronutrient), dan hara mikro (micro nutrient). Pasokan hara tersebut pada tanaman haruslah seimbang jika menginginkan tanaman tumbuh optimal.

Unsur mikro (micro nutrient) adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit dibandingkan unsure hara primer. Yang termasuk unsur hara mikro adalah boron (B), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng (Zn), molibdenum (Mo), dan klor (Cl). Jika unsur hara makro dinyatakan dalam satuan persen (%; g/100g), unsur hara mikro dinyatakan dalam satuan ppm (mg/kg).

Fungsi Unsur Hara Mikro pada Tanaman

Fungsi secara sederhana dari beberapa unsur hara mikro pada tanaman adalah sebagai berikut:

Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.

Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi reproduksi.

Seng atau Zinc (Zn)
Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.

Besi atau Ferro (Fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.

Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.

Mangan (Mn)
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mensubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil

Klor (Cl)
Fungsi klor dalam tanaman adalah pada fungsi fotosintesis. Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis.

Gejalan Tanaman Akibat Penyimpangan Hara

Penyimpangan tanaman akibat hara dapat dilihat dari bentuk tanaman seperti kerdil atau pertumbuhan menurun, daun berubah (sering putih, kuning atau ungu), bentuk daun tidak normal, batang dan akar serta pecahnya bagian tanaman, termasuk system akar.

Hara esensial juga dapat menjadi racun bagi tanaman termasuk mangan (Mn), tembaga (Cu), dan klor (Cl). Jumlah berlebihan hara lainnya dapat menyebabkan keseimbangan hara dalam tanaman, menghasilkan kulaitas tanaman yang buruk.

Catatan :
Klorosis adalah gejalan kekurangan dan keracunanan yang dicirikan oleh kuning yang dapat dilihat pada seluruh atau sebagian tanaman secara individu seperti helai daun, atau terisolasi di beberapa tulang daun.

Nekrosis adalah gejala kekurangan dan keracunan hara yang dicirikan oleh kematian jaringan tanaman dalam bentuk bercak (spot)

Sumber : Sudarma, I Made. 2013. Penyakit Tanaman Padi (Oryza Sativa L.). Graha Ilmu. Yogyakarta.

Inilah Rekomendasi Pemupukan Pada Tanaman Padi

Setiap 1 (satu) ton gabah yang dihasilkan dari tanaman padi membutuhkan sebanyak kandungan hara makro N sekitar 17,5 kg, P sebanyak 3 kg dan K sebanyak 17 kg. Pemberian hara N awal diberikan pada umur padi sebelum 14 HST (hari setelah tanam) dan ditentukan berdasarkan tingkat kesuburan tanah.

Pemupukam tanaman padi bisa menggunakan pupuk tunggal atau majemuk yang aplikasinya disesuikan dengan kondisi musim penghujan atau musim kemarau. Di musim penghujan, penggunaan hara Nitrogen (N) harus dikurangi. Jika terlalu banyak N tanaman bisa mudah rebah dan juga rentan serangan penyakit.

Rekomendasi Pemupukan Pada Tanaman Padi

Dosis penggunaan pupuk haruslah menyesuaikan dengan kondisi setiap musim tanam. Jika hanya menggunakan pupuk urea, NPK Phonska, dan SP36 maka dosis yang dipakai pada setiap musim tanam adalah sebagai berikut:

Musim penghujan
Pada musim penghujan, jumlah pupuk yang diberikan adalah
– Urea : 150 kg/ha
– NPK Phonska :275 kg/ha

Musim kemarau
Pada musim kemarau, jumlah pupuk yang diberikan adalah
– Urea : 175 kg/ha
– NPK Phonska : 200 kg/ha
– SP 36 : 50 kg/ha

Atau
– SP 36 : 100 kg/ha
– NPK Kujang : 350 kg/ha.

Pemupukan tanaman padi dianjurkan dilakukan sebanyak tiga kali aplikasi sesuai dengan fase perkembangan tanaman padi. Dimana fase perkembangan tanaman padi dapat dibagi 3, yaitu fase vegetatif (umur tanaman 1-40 HST), fase generatif (umur tanaman 41-90 HST), dan fase panen (umur tanaman 90-100 HST).  Maka pembagian jumlah dosis per fase pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:

Jenis PupukTakaran
(Kg/ha)
Waktu Pemberian Pupuk
(Hari Setelah Tanam)
Pupuk I
Fase Pertumbuhan Awal
(0-14)
Pupuk II
Fase Anakan Aktif
(21-28)
Pupuk III
Fase Generatif Awal
(35-50)
 Urea150-300 50-10050-10050-100
SP3650-10050-100
KCL502525
ZA100100

 


Catatan:

  • Lakukan pemupukan berimbang, ikuti petugas setempat
  • Gunakan bagan warna daun untuk pemupukan yang lebih akurat
  • Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi kebutuhan urea
  • Sangat dianjurkan menambah pupuk unsur hara makro

Dengan menerapkan aturan penggunaan pupuk makro di atas, diharapkan pertumbuhan tanaman padi menjadi optimal dan menghasilkan produktivitas hasil panen yang tinggi.

Jumlah Kebutuhan Hara Makro pada Tanaman Padi Sawah

Seperti diuraikan pada posting sebelumnya mengenai “Kiat Tingkatkan Produksi Padi Dengan Pemupukan Efektif”, baca selengkapnya disini. Unsur hara makro sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dalam jumlah yang besar agar diperoleh hasil yang tinggi. Unsur hara makro tersebut adalah N, P, K, C, H, O, Ca, Mg dan S.

Sedangkan unsur hara mikro berfungsi sebagai pembentuk klorofil (hijau daun) dan laju fotosintesis, bahan pembentuk enzim, meningkatkan fungsi akar. Dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro adalah Cu, Zn, Bo, Cl, Fe dan Mn.

Unsur hara kimiawi (anorganik) yang dibutuhkan tanaman padi sawah umumnya adalah Urea, SP36, KCl, ZA dan pupuk majemuk NPK. Pupuk kimia anorganik digunakan untuk menambah kekurangan jumlah hara yang diperlukan tanaman agar tercapai tingkat hasil tertentu, jika hara yang secara alami tersedia dari dalam tanah tidak mencukupi.

Fungsi Unsur Hara Makro pada Tanaman

Setiap unsur hara memberikan manfaat yang berbeda-beda, secara garis besar manfaat dan peran masing-masing unsur hara makro antara lain:

Pupuk N (Nitrogen)

  1. Fungsi : diperlukan untuk pertumbuhan sepanjang musim
  2. Gejala kahat/kekurangan : tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan
  3. Bentuk : Tunggal (Urea), Majemuk (NPK dan ZA)

Pupuk P (Posfat)

  1. Fungsi : diperlukan pada stadia awal pertumbuhan untuk meningkatkan perkembangan akar, pembentukan anakan dan mempercepat pembungaan
  2. Gejala kahat/kekurangan : tanaman kerdil berwarna hijau tua dengan daun tegak dan anakan sedikit
  3. Bentuk : Tunggal (SP 36), Majemuk (NPK)

Pupuk K (Kalium)

  1. Fungsi : diperlukan untuk memperkuat dinding sel tanaman dan berperan memperluas kanopi daun untuk proses fotosintesis pada tanaman serta meningkatkan jumlah gabah per malai dan persentase gabah isi
  2. Gejala kahat/kekurangan : tanaman berwarna hijau tua dengan tepi daun coklat kekuningan atau bercak nekrosis coklat tua muncul pertama pada ujung daun tua
  3. Bentuk : Tunggal (KCl), Majemuk (NPK)

Kebutuhan Hara Makro pada Tanaman Padi Sawah

Dosis penggunaan setiap unsur tersebut berbeda-beda tergantung pada status hara atau suplai hara tanah, kebutuhan tanaman akan hara dan kandungan hara dalam pupuk, dan juga umur tanaman. Pemberian pupuk yang tepat takaran dan jenis pupuk yang sesuai maka pemupukan akan lebih efisien, hasil tinggi dan pendapatan meningkat.

Kebutuhan hara makro pada tanaman padi sawah per hektar adalah :
Pupuk N : 100–110 kg/ha
Pupuk P : 40–60 kg/ha
Pupuk K : 30–40 kg/ha

Persentase kandungan hara masing-masing unsur hara makro pada pupuk anorganik yang beredar saat ini:
Urea : kandungan hara N = 45%, P=0, K=0
KCL : kandungan hara N = 0, P= 0, K=60%
SP36 : kandungan hara N = 0, P= 36%, K=0
NPK Ponska : kandungan hara N = 15%, P=15%, K=15%, S=10%
NPK Kujang : kandungan hara N = 30%, P=6%, K=8%
NPK Pelang : kandungan hara N = 20%, P=10%, K=10%
NPK Makrostar : kandungan hara N = 16%, P=16%, K=16%

Penggunaan pupuk hara makro NPK dengan komposisi kandungan hara makro yang tepat akan memberikan efek pada tanaman dalam mempercepat pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar daun, panjang malai, dan menghasilkan jumlah dan bobot gabah yang maksimal.

Lakukan Lima Usaha Berikut Agar Hasil Panen Padi Meningkat

Lakukan Lima Usaha Berikut Agar Hasil Panen Padi Meningkat

Tanaman padi sehat, terhindar dari serangan hama dan penyakit tanaman tapi hasil panen tidak luar biasa. Mungkin ada usaha yang terlewatkan.

Kebanyakan petani padi selama ini hanya berfokus pada pengendalian hama dan penyakit tanaman. Seperti bagaimana agar tanaman padinya terhindar dari serangan hama wereng, hama penggerek batang, hama keong, serangan tikus, atau serangan penyakit blas, serangan penyakit bercak daun, bercak cokelat dan lain sebagainya.
Continue reading →

Insektisida Pengendali Hama Wereng Pada Tanaman Padi

Insektisida Pengendali Hama Wereng Pada Tanaman Padi

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) bukan hama asing bagi para petani padi. Hama wereng sudah terjadi di seluruh sentra tanaman padi, gangguan hama wereng bisa mengakibatkan gagal panen. Dilaporkan kehilangan hasil akibat serangan wereng bisa mengalami kerugian 90%, alias puso.

Pada tanaman padi terdapat empat jenis wereng, yaitu wereng batang (plant hoper) yang terdiri dari wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera), dan wereng daun (leaf hopper) yang terdiri dari wereng hijau (Nephotettix spp) dan wereng loreng (Recilia dorsalis).

Dari keempat jenis wereng tersebut yang sering dilaporkan menimbulkan masalah pada tanaman padi adalah wereng coklat dan wereng hijau. Wereng coklat dapat menyebabkan tanaman padi mati kekeringan dan tampak seperti terbakar (hopper burn) atau puso serta dapat menularkan jenis virus.

Sedangkan wereng hijau walaupun kerusakan yang ditimbulkannya tidak begitu nyata, tetapi dapat menyebabkan penularan virus tungro.

Penyebab Serangan Wereng Pada Tanaman Padi

Gejala serangan wereng pada tanaman padi, mulai terlihat dari daun padi menguning, dan tanaman cepat mongering seperti terbakar. Gejalan ini disebut dengan istilah hopperburn. Dalam satu hamparan gejala serangan wereng terlihat seperti membentuk lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng coklat. Dalam kondisi demikian, populasi wereng sudah sangat tinggi yang didominasi oleh serangga yang bersayap.

Pemicu serangan wereng antara lain padi terus menerus menggunakan pemupukan dengan dosis nitrogen (N) yang tinggi. Walaupun ada banyak faktor lain, misalnya penggunaan pestisida yang sudah over dosis, dan faktor budidaya para petani padi.

Pestisida Pengendali Wereng Pada Tanaman Padi

Saat ini banyak beredar jenis dan merek pestisida di kios-kios pertanian yang diperuntukan pengendalian wereng. Sebagai pengguna produk, para petani padi terlebih dahulu harus mengetahui manfaat produknya terlebih dahulu, dalam hal ini bahan aktifnya. Oleh karena itu para petani harus mengetahui tentang bahan aktif, formulasi, cara kerja, karakteristik produk yang dimaksud.

Beberapa bahan aktif pestisida yang efektif dalam pengendalian hama wereng coklat adalah:

  • Bahan Aktif Buprofezin
      • Buprofezin merupakan insektisida juga akarisida non-sistemik yang berkerja sebagai chitin synthesis inihitor (penghambat sitesa khitin) sehingga mengganggu proses pergantian kulit pada serangga dan akhirnya menimbulkan kematian.
      • Contoh merek terdaftar: Applaud 100EC, Applaud 400SC, Applaud 10WP, Buprosida 100EC, Gerbera 100EC, Lugen 100EC, Nimbus 25WP
  • Bahan Aktif Imidakloprid
      • Insektisida ini memiliki cara kerja sistemik dan translamiar yang bekerja sebagai racun kontak dan sracun perut. Dapat diabsopsi oleh daun, akar, dan ditransportasikan secara akropetal (dari akar ke daun).
      • Contoh merek yang terdaftar: Abuki 350EC, Abuki 50SL, Abuki 70WS, Agrovin 0,5GR, Agrovin 200SL, Amida 200SL, Amirid 200SL, Astermida 10WP, Avidor 200SL, Avidor 25WP, Bestvidor 25EC, Bestvidor 10WP, Bima 10WP, BM Thiomat 200SL, Celeb Tsan 28EC, Centador 10WP, Confidor 200SL, Confidor 75WS, Counter 50/1,8SP, Crista 25WP, Crista 200SL, Dagger 200SL, Delouse 200SL, Delouse 25WP, Difender 200SL, Imar 6WP, Imar 20WP, Imidaplus 25WP, Imidaplus 200SLGaucho 350FS, Hippo 48WP, Imidagold 200SL, Imidasal 10WP, Imidasal 200SL, Imidor 50SL, Imidovap 70WP, Interprid 200SL, Interprid 25WP, Jellin 100SL, Kimida 10WP, Klopindo 10WP, Klopindo 200SL, Kompitor 200SL, Lanidor 200SL, Lentera 200SL, Megamida 200SL, Neptune 25WP, OBR 25WP, Option 350SC, Option 50SL, Paztidor 200EC, Plush 60WP, Premise 200SL, Pro 100SL, Providor 30WP, Rudor 5WP, Safel 200SL, Samber 50SL, Samida 15WP, Sanfidor 200SL, Soldier 200SL, Solomon 300OD, Starfidor 100SL, Starfidor 5WP, Tampidor 25WP, Tampidor 200SL, Terrco 200SL, Tidal 5WP, Topdor 10WP, Total 10/4EC, Tygra 200SL, Viligon 10WP, Viligon 200SL, Vitanon 10WP, Winder 100EC, Winder 25WP, Wingran 70WS, Wingran 0,5GR, Zychate 200SL, Zychate 25WP.
  • Bahan Aktif BPMC
      • Nama resmi insektisida ini adalah Fenobukarb, yang di Indonesia lebih dikenal dengan BPMC (buthylphenylmethyl carbamate). BPMC merupakan insektisida non sistemik dengan kerja utama sebagai racun kontak. Selain untuk mengendalikan wereng, BPMC juga dapat digunakan untuk mengendalikan ulat buah, thrips, dan aphids pada kapas.
      • Contoh merek: Amabas 500EC, Bassa 500EC, Baycarb 500EC, Benhur 500EC, Bona 500EC, Darmabas 500EC, Emcindo 500EC, Erkabas 500EC, Gobang 110EC, Greta 500EC, Hopcin 460EC, Hopper 500EC, Indobas 500EC, Karbasin 500EC, Kiltop 500EC, Naga 500EC, Nonstop 400EC, Pentacarb 500EC, Rahwana 500EC, Sidabas 500EC, Tamabas 500EC, Tanicarb 485EC.
  • Bahan Aktif Fipronil
      • Insektisida dengan bahan aktif fipronil memiliki cara kerja dengan memblok saluran klorida yang diregulasi GABA. Insektisida ini merupakan racun syaraf, sehingga serangga yang sudah resisten dengan piretroid, siklodien, organofosfat, dan karbamat dapat dipecahkan dengan senyawa ini.
      • Contoh merek yang terdaftar: Agadi 50SC, Agent 50SC, Am Best 100ME, Aneto 0,5 GR, Aneto 50EC, Biogent 50EC, Destar 50EC, Fibron 50SC, Fiprophos 50EC, Firpros 55SC, Foray 50SC, Granet 50SC, Kenpronil 50EC, Morgent 50EC, Morgent 50SC, Neofron 3GR, Neofron 60SC, Penalty 50SC, Regent 0,3GR, Regent 50SC, Regent 80WP, Regiont 50EC, Topnil 50SC, Uno 50EC.
  • Bahan Aktif Klorantraniliprol dan Tiametoksam
      • Merupakan insektisida yang diklaim sebagai insektisida generasi terbaru yang memiliki spectrum luas untuk mengendalikan beberapa hama pada tanaman padi.
      • Contoh merek : Virtako 300SC (Klorantraniliprol + Tiametoksam), Prevathon 50SC (Klorantraniliprol 50 g/l)
  • Bahan Aktif Abamektin
      • Abamektin merupakan pestisida racun kontak dan perut serta bekerja sebagai racun syaraf yang menstimulasi gama amino asam butirat (GABA). Abamektin memiliki sifat sistemik, tetapi juga memiliki sifat translaminar yang kuat. Pestisida ini cukup ramah terhadap lingkungan karena cepat terdegradasi secara fotokimia di lingkungan, juga abamektif terikat kuat di dalam tanah.
      • Abamektin selain efektif terhadap hama wereng pada tanaman padi, juga mampu untuk mengendalikan thrips pada cabai, ulat, kubis, pengorok daun pada kentang, kacang panjang, dan daun jeruk.
      • Contoh merek yang terdaftar : Agrimex 18EC, Alfamex 18EC, Amcomec 18EC, Amect 18EC, Asmec 18EC, Aspire 18EC, Bamex 18EC, Besgrimex 36EC, Calebtin 18EC, Catez 18EC, Demolish 18EC, Devamec 18EC, Dimec 18EC, Habamec 18EC, Indomectin 20EC, Isigo 18EC, Kiliri 18EC, Lider 18EC, Mectimax 18EC, Mexdone 36EC, Matros 18EC, Numectin 20 EC, Okrite 20EC, Phoscormite 18EC, Promectin 18EC, Quimex 36EC, Rutin 18EC, Schumec 18EC, Sidamec 20EC, Stadium 18EC, Stamek 18EC, Supemec 18EC, Taldin 33EC, Tridamex 36EC, Trimmer 18EC, Vapcomic 18EC, Wito4EC
  • Bahan Aktif Kartap Hidroklorida
      • Kartap bekerja sebagai racun syaraf dan bekerja sebagai nicotinergic choline bloker yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada serangga sehingga serangga berhenti makan dan mati kelaparan. Kartap juga bekerja sebagai racun perut dan racun kontak. Dapat digunakan untuk mengendalikan hama penusuk-penghisap, terutama lepideoptera, coleopteran dan lalat agromyzidae.
      • Contoh: Barrier 5G, Barrier 20SP, Brandan 4,2 GR, Britap 50SP, Diccoci 50WP, Kardan 4GR, Kardan 50SP, Kristal 50WP, Padan 50SP, Tampidan 60SP, Vertap 50SP, Zidan 50SP
  • Bahan Aktif Dimehipo
    • Merupakan insektisida sistemik yang bekerja secara racun kontak dan racun perut. Insektisida ini bersifat ovicidal terhadap kelompok telur hama penggerek batang, hama putih palsu, wereng dan golongan Lepidoptera lainnya.
    • Contoh merek yang terdaftar: Alphadine 450SL, Aphadine 6GR, Bajaj 450SL, Borzu 403SL, Bulet 400SL, Centadine 450SL, Danatan 400SL, Dimpo 400SL, Dipho 400SL, Dipostar 400SL, E-to 400SL, Foltus 400SL, Fortuna 290SL, Hippo 48WP, Hypolax 400SL, Indodine 485SL, Jagona 400SL, Joki 400SL, Kempo 400SL, Ken-Mipo 400SL, Konstan 400SL, Manuver 400SL, Marathon 500SL, Mektan 300SL, Montaf 300SL, MP Tegar 400SL, Panzer 290SL, Poryza 400SL, Primadine 480SL, Purdan Plus 6GR, Roltap 450SL, Sandimas 400SL, Sidatan 410SL, Syringa 450SL, Sonic 450SL, Spartan 290SL, Sponsor 450SL, Spontan 400SL, Stuntman 500SL, Taruna 400SL, Venus 400SL, Vista 400SL

Mana diantara berbagai merek dan jenis insektisida tersebut yang paling bagus? Pilihan dikembalikan kepada para petani pengguna.

Sumber : Buku Hijau Pestisida Pertanian dan Kehutanan Tahun 2013. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementrian Pertanian RI.

Kiat Tingkatkan Produksi Padi dengan Pemupukan Efektif

Tantangan dalam budidaya tanaman padi saat ini adalah bagaimana meningkatkan produktivitas panen padi dengan cara-cara intenstifikasi pertanian. Menjawab tantangan tersebut, maka lahirlah beberapa inovasi metode budidaya yang dikenal dengan nama metode salibu, metode hazton, metode sri, metode jajar legowo, dan lainnya.

Namun metode apapun yang dipakai untuk meningkatkan produksi tidak bisa dihindarkan dari penggunaan nutrisi atau pupuk. Tantangan berikutnya adalah bagaimana penggunaan atau aplikasi pupuk yang efektif (tepat sasaran setiap fase pertumbuhan tanaman) dan jika memungkinkan efisien dan ekonomis. Karena saya yakin, bercermin dari pengalaman pribadi sendiri, metode pemupukan itu tidak ada yang baku, satu metode yang bisa dipakai sepanjang musim.
Continue reading →

Kiat Peningkatan Panen Padi dengan Metode Hazton

Setelah sebelumnya membahas kiat untuk meningkatkan produktivitas panen padi dengan metode salibu, baca postinganya di sini. Kini saya akan menuliskan teknik budidaya padi dengan metode Hazton. Walaupun belum pernah mempraktekannya, namun saya tertarik untuk mencoba metode ini, karena keunggulannya yang dikatakan mampu meningkatkan produksi panen padi sampai dua kali lipat dari metode konvensional. Bahkan jika memungkinkan menggabungkan metoda tanam padi Hazton yang diikuti dengan metode salibu. Sepertinya akan menghasilkan sesuatu yang hebat.

Metode hazton atau ada juga yang menyebut teknologi Hazon dipercaya bisa melipatgandakan produksi dari 4 ton menjadi 8 ton per ha, dimana rata-rata produksi padi nasional 5 ton/ha. Rekor yang sudah dicapai di Balai Benih Induk Padi Peniraman Kalimantan Barat sebanyak 16,78 Ton/HA GKP (Gabah Kering Panen) atau setara dengan 13 ton/hektar GKG (Gabah Kering Giling). Sebuah hasil panen padi yang sangat menggiurkan.
Continue reading →

Kiat Tingkatkan Produksi Padi dengan Padi Salibu

Menarik menyimak diskusi yang terjadi dibeberapa group komunitas pertanian di sosial media facebook, khususnya komunitas pertanaman padi Salibu dan Hazton. Isu utamanya adalah upaya meningkatkan produktivitas panen padi dengan melakukan beberapa inovasi kalau boleh disebut teknologi budidaya pertanian. Beberapa istilah seperti sri, jajarlegowo, hazton, dan salibu nge’hits’ beberapa tahun terakhir, terutama hazton dan salibu.
Continue reading →

Pertanaman Padi Dan Upaya Peningkatan Hasil Panen

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, luas lahan pertanaman padi di Indonesia seluas 8,112 juta ha, dimana provinsi yang memiliki luas persawahan terbesar adalah Jawa Timur (1,02 juta ha), provinsi berikutnya adalah Jawa Tengah (925,500 Ha), Jawa Barat (925,000 Ha), Sumatera Selatan (612,000 Ha) dan Sulawesi Selatan (602,000 Ha).

Di tingkat dunia, luas pertanaman padi Indonesia menempati posisi ke tiga setelah India dan Cina. Cina adalah negara dengan produksi beras terbesar di dunia dengan mengkontribusikan sebesar 31% dari total produksi dunia. Kontribusi India sebesar 20% dan Indonesia sebesar 9%.

Dari sisi perdagangan beras, Thailand merupakan pengekspor padi utama dengan jumlah sekitar 26% dari total beras yang diperdagangkan di dunia, diikuti oleh Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%).
Continue reading →