Pengenalan alat semprot (sprayer) sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang efektif, selain juga pengenalan mengenai nozzle. Namun kali ini akan dibahas mengenai sprayer.
Jenis-jenis Sprayer
Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.
1. Knapsack Sprayer

Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.
Prinsip kerjanya adalah:
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun.
Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Bengawan Solo 425, Yoto 16, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB16.
2. Motor Sprayer

Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.
Keuntungan denngan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya:
- Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
- Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
- Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.
3. CDA Sprayer

Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.
Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma. Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA (controlled Droplet Application).
Contoh CDA sprayer antara lain: CDA Micron herbi4, Micron herbi 77, Samurai, dan Bikrky.
3. Drone
Saat ini teknik pengembangan penyemprotan dengan menggunakan teknologi drone. Drone dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyemprotan, khususnya pada lahan yang sulit dijangkau oleh tenaga manusia.
ata-rata unit drone untuk pertanian harganya cukup mahal ukurannya juga sangat besar, dimana fungsi dari drone sangat bermacam-macam. Dari mampu memberikan pestisida secara otomatis sampai dengan mendeteksi tingkat kerusakan akibat hama tanaman.
Apakah Lebih Efisien Menggunakan Drone Pertanian Daripada Dengan Tenaga Manusia? Inilah kenyataan yang harus kita hadapi, dimana jaman sudah berubah dan teknologi sudah sangat berkembang lebih jauh. Dimana menciptakan sesuatu yang bertujuan untuk mempercepat suatu pekerjaan yag dulunya sangat lama untuk dikerjakan oleh manusia.




Umumnya kepadatan droplet dihitung dengan menggunakan sasaran buatan, misalnya kertas peka air (water sensitive paper) untuk penyemprotan yang menggunakan air sebagai bahan pembawa, atau kertas peka minyak (oil sensitive paper) untuk penyemprotan dengan bahan pencampur minyak.

Sampai saat ini kebiasaan petani dalam mengendalikan hama ulat bawang (Spodoptera exigua) menggunakan
Penggunaan Feromon Exi pada tanaman bawang merah merupakan terobosan teknologi yang mudah dan murah dala mengendalikan ulat bawang (Spodoptera exigua). Penggunaan feromon Exi dapat menekan penggunaan insektisida hingga Rp 4 juta/musim tanam.
Kelebihan menggunakan Feromon Exi antara lain murah dan ramah lingkungan, tidak beracun dan tidak meninggalkan residu, bersifat selektif untuk spesies hama tertentu saja, tidak membunuh musuh alami. Selain itu dapat menekan populasi hama secara nyata, menghemat biaya dalam mengendalikan OPT yang menggunakan insektisida, produk aman dikonsumsi, dan mudah diterapkan.
Memasang feromon axi pada kawat gunakan lapisan plastik agar tidak merusak fungsi dari aroma khas feromonnya. Masukan feromon axi pada toples dan masukan air sabun kira-kira sepertiga bagian dari toples. Tutup toples dan pasang kembali sehingga siap untuk ditancapkan ke dalam tanah secara miring hingga ketinggan toples dengan tanah kurang lebih 30-40 cm dari petakan tanaman bawang merah.
Serangga Spodoptera exigua jantan akan terpikat mendatangi perangkap dan terperangkap di air di dasar stoples. Petani dapat memeriksa serangga Spodoptera exigua yang tertangkap dengan mudah setiap saat dan mengganti air di dalam stoples.
Black Madras merupakan salah satu varietas padi yang dikembangkan di Jepang. Sama dengan jenis padi pada umumnya, jika padi biasa daunnya berwarna hijau maka black madras ini daunnya berwarna ungu. Meski daunnya berwarna ungu, tetapi beras yang dihasilkan tetap berwarna putih.
Penyakit blas bisa menginfeksi tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan. Gejala khasnya adalah adanya bercak daun berbentuk belah ketupat, lebar di tengah dan meruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm yang berkembang menjadi warna abu-abu pada bagian tengahnya. Infeksi bisa terjadi pada ruas batang, dan leher malai yang disebut dengan blas leher (neck blast). Jika infeksi terjadi pada leher malai, maka leher malai berubah menjadi kehitaman dan patah. Akibatnya hanya sedikit malai yang terisi atau bahkan hampa.
Fungisida Tiflo 80WG adalah fungisida yang memiliki memampuan untuk mengendalikan patogen tanah (soil borne, penyakit yang ada di dalam tanah) dan benih (seed borne, penyakit yang terbawa biji/benih). Tiflo 80 WG adalah fungisida dengan bahan aktif Thiram.
Sampah dapur terdiri dari sisa-sisa sayuran dan buah-buahan yang jika olah dengan tepat bisa dijadikan pupuk organik baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Pupuk organik ini dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman hias di pekarangan atau tanaman buah dalam pot (tabulampot).

Penggunaan pupuk silika cair Tenaz merupakan upaya meningkatkan poduksi padi dengan penggunaan pemupukan Siilik dimana usaha ini lebih strategis ketimbang pembukaan lahan baru karena terbukti mampu meningkatkan hasil sampai dengan 20%.












