Pengenalan Dasar Alat Semprot (Sprayer)

Pengenalan Dasar Alat Semprot (Sprayer)

Pengenalan alat semprot (sprayer) sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang efektif, selain juga pengenalan mengenai nozzle. Namun kali ini akan dibahas mengenai sprayer.

Jenis-jenis Sprayer

Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.

1. Knapsack Sprayer

Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.

Prinsip kerjanya adalah:
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.

Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun.

Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Bengawan Solo 425, Yoto 16, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB16.

2. Motor Sprayer
Motor Sprayer
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.

Keuntungan denngan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.

Kelemahannya:

  • Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
  • Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
  • Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.

3. CDA Sprayer
CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.

Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma. Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA (controlled Droplet Application).

Contoh CDA sprayer antara lain: CDA Micron herbi4, Micron herbi 77, Samurai, dan Bikrky.

3. Drone

Penyemprotan dengan droneSaat ini teknik pengembangan penyemprotan dengan menggunakan teknologi drone.  Drone dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyemprotan, khususnya pada lahan yang sulit dijangkau oleh tenaga manusia.

ata-rata unit drone untuk pertanian harganya cukup mahal ukurannya juga sangat besar, dimana fungsi dari drone sangat bermacam-macam. Dari mampu memberikan pestisida secara otomatis sampai dengan mendeteksi tingkat kerusakan akibat hama tanaman.

Apakah Lebih Efisien Menggunakan Drone Pertanian Daripada Dengan Tenaga Manusia? Inilah kenyataan yang harus kita hadapi, dimana jaman sudah berubah dan teknologi sudah sangat berkembang lebih jauh. Dimana menciptakan sesuatu yang bertujuan untuk mempercepat suatu pekerjaan yag dulunya sangat lama untuk dikerjakan oleh manusia.

Cara Mengkalibrasi Alat Semprot (Sprayer)

Cara Mengkalibrasi Alat Semprot (Sprayer)

Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat mengetahui berapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan.

Baca juga: Faktor penentuk keberhasilan penyemprotan dan Tingkat penutupan dan kepadatan droplet penyemprotan.

Manfaat kalibrasi:

  • Menentukan takaran aplikasi dengan tepat,
  • Mencegah pemborosan, dan
  • Mengadakan penyeragaman perhitungan aplikasi. Dalam kebanyakan kasus, kalibrasi adalah menentukan volume semprot.

Sesudah volume semprot diketahui, Anda dapat memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (bila konsentrasi ditentukan) penggunaan yang sesuai.

Bagaimana Cara Mengkalibrasi Alat Semprot Pertanian (Sprayer)?

Sebagai contoh, jika kita hendak menyemprot herbisida pra-tumbuh pada 1 hektar lahan dengan dosis aplikasi 1,5 liter per hektar dan alat yang kita gunakan adalah alat semprot pertanian punggung (knapsack sprayer), berapa mililiter herbisida yang harus digunakan per tangki?

Salah satu caranya adalah dengan mencoba-coba. Misalnya, isilah tangki sprayer dengan air hingga penuh (misalnya menggunakan sprayer PB-16 yang di isi 15 liter). Nozzel yang digunakan tertentu, tekanan tertentu atau gerakan memompa yang teratur, dan kecepatan jalan sebagaimana petani menyemprot. Lahan yang dapat disemprot dengan tangki (PB-16 liter) tersebut diukur.

Misalnya 1 tangki ternyata habis digunakan untuk menyemprot lahan seluas 300 m2. Ini berarti 1 hektar lahan memerlukan kurang lebih 33,3 tangki. Karena dosis hebisida adalah 1,5 liter/ha (1.500 ml/ha), maka untuk setiap tangki (15 liter) dimasukan kurang lebih 1500 ml/33,3 tangki = 45 ml herbisida.

Jika setiap tangki dapat menyemprot 300 m2 atau 15 liter/300m2, maka keperluan air untuk 1 hektar adalah 15 liter x 33,3 tangki = 499,5 liter air per hektar (dibulatkan menjadi 500 liter).

Karena dosis penggunaan herbisida 1,5 liter/ha, maka konsentrasi aplikasi adalah 1.500 ml/500 ml = 3 ml/liter air.  Sehingga untuk setiap tangki (15 liter) digunakan sebanyak 15 x 3 ml = 45 ml.

Kalibrasi tersebut berlaku untuk ukuran nozzle, tekanan, dan kecepatan jalan tertentu. Bila ketiga faktor tersebut berubah, maka tangki semprot (sprayer) harus dikalibrasi ulang.

Rumus Menghitung Kalibrasi Alat Semprot (Sprayer)

Rumus kalibrasi sprayer
Rumus Kalibrasi Sprayer

4 parameter yang mempengaruhi kalibrasi sprayer, yaitu:

  1. Curah (flow rate) dari nozzle yang digunakan (C; liter/menit)
  2. Lebar gawang penyemprotan (G; meter)
  3. Kecepatan aplikasi (K; meter/menit)
  4. Volume aplikasi (V; liter/hektar)

C= GKV/10.000

Contoh:
Untuk menyemprot kubis dengan nozzle yang angka curahnya 1,75 liter/menit, kecepatan penyemprotan 30 meter/menit, dan lebar gawang terukut 1,5 meter. Berapa liter air (volume aplikasi) dihabiskan untuk menyemprot 1 hektar lahan?

Jawab: V=10.000 C/GK, V = (10.000 x 1,75)/(1,5 x 30) = 388,889 liter/hektar.

Volume aplikasi dengan mudah dapat dihitung dengan rumus tersebut, jika ternyata dengan parameter-parameter tersebut volume aplikasi tidak sesuai dengan yang diinginkan, hal yang bisa diubah adalah:

a. Menaikan volume semprot
Caranya:

  • Menggunakan nozzle yang lebih besar (angka curahnya lebih besar)
  • Menaikan tekanan pompa atau tekanan dalam tangki sprayer
  • Mengurangi kecepatan penyemprotan
  • Mengurangi lebar gawang

b. Mengurangi volume semprot
Caranya:

  • Menggunakan nozzle yang lebih kecil (angka curahnya rendah)
  • Menurunkan tekanan dalam tangki atau tekanan pompa. Menurunkan tekanan dalam pompa terkadang ukuran dropletnya menjadi lebih besar.
  • Mempercepat kecepatan aplikasi
  • Melebarkan angka lebar gawang
Tingkat Penutupan dan Kepadatan Droplet Penyemprotan

Tingkat Penutupan dan Kepadatan Droplet Penyemprotan

Keberhasilan penyemprotan oleh alat semprot pertanian (sprayer) sangat ditentukan oleh tingkat peliputan (coverage).

Tingkat penutupan dinyatakan dengan angka kepadatan droplet (droplet density), yakni jumlah droplet yang terdapat pada setiap satuan luas bidang sasaran. Umumnya tingkat penutupan dihitung dalam jumlah droplet per cm2 bidang sasaran.

Kepadatan droplet dapat dihitung langsung pada bidang sasaran, namun menghitung kepadatan droplet ini tidak mudah karena pestisida tidak selalu meninggalkan bekas yang jelas pada bidang sasaran.

Jenis Pestisida dan Coverage Minimal

Jumlah droplet (ukuran butiran semprotan) minimal untuk berbagai keperluan penyemprotan berbeda-beda untuk tiap jenis pestisida.

  • Insektisida: coverage minimal 20 – 30
  • Herbisida pra tumbuh: coverage minimal 20 – 30
  • Herbisida pasca tumbuh: coverage minimal 30 – 40
  • Fungisida: coverage minimal 50 – 70
Sumber: ciba-geigy application advisory service dalam Panut, D. 2004

Dari tabel di atas, jumlah droplet minimal untuk suksesnya penyemprotan insektisida dan herbisida adalah 20-40 droplet/cm2, dan 50-70 droplet/cm2 untuk fungisida.

Cara Menentukan Kepadatan Droplet

Perbandingan coverage droplet Umumnya kepadatan droplet dihitung dengan menggunakan sasaran buatan, misalnya kertas peka air (water sensitive paper) untuk penyemprotan yang menggunakan air sebagai bahan pembawa, atau kertas peka minyak (oil sensitive paper) untuk penyemprotan dengan bahan pencampur minyak.

Caranya, kerta peka air ditempelkan di berbagai tempat pada bidang sasaran, baik sekali secara acak maupun secara sistematis. Kemudian penyemprotan dilakukan seperti biasanya. Setelah penyemprotan selesai, dihitung jumlah droplet yang menempel pada sasaran buatan tersebut dengan bantuan alat pembesar sederhana dan kertas pengukur yang diberi lobang bujur sangkar 1 cm2.

Faktor Penentu Keberhasilan Penyemprotan

Faktor Penentu Keberhasilan Penyemprotan

Penyemprotan (spraying) merupakan cara aplikasi pestisida yang paling banyak dilakukan di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Penyemprotan dengan alat semprot digunakan untuk memecah butiran halus (droplet) dari larutan semprot (campuran pestida + air).

Untuk menghasilkan penyemprotan yang baik, diperlukan peralatan semprot (sprayer) yang baik dan tenaga penyemprot yang terlatih dan terampil.

Penyemprotan dinyatakan baik, jika memenuhi kriteria berikut:

  1. Permukaan bidang sasaran tertutup oleh butiran semprot (droplet) dalam jumlah yang memenuhi syarat. Tingkat penutupan ini dalam teknik penyemprotan disebut coverage
  2. Menggunakan ukuran droplet yang tepat untuk berbagai jenis penyemprotan yang berbeda
  3. Menggunakan volume aplikasi yang cocok untuk berbagai jenis tanaman dan stadia pertumbuhan tanaman yang berbeda
  4. Pestisida yang disemprotkan menempel sebanyak mungkin pada bidang sasaran. Dalam teknik aplikasi penyemprotan pestisida, penyemprotan yang benar diarahkan untuk mendapatkan recovery setinggi mungkin
  5. Droplet semprotan didistribusikan di seluruh permukaan bidang sasaran secara merata

Keberhasilan Penyemprotan Dengan Alat Semprot

Keberhasilan penyemprotan sangat diperngaruhi oleh tingkat peliputan (tingkat penutupan, coverage), yakni banyaknya droplet yang menutupi bidang sasaran. Makin banyak droplet pada tiap cm2 bidang sasaran, makin besar kemungkinan OPT (organisme pengganggu tanaman) terkena pestisida sehinga makin besar kemungkinan penyemprotan berhasil.

Tingkat peliputan (coverage) hasil penyemprotan pada bidang sasaran dipengaruhi oleh:

  1. Ukuran butriran semprot atau droplet. Makin halus ukuran butiran semprot, makin baik tingkat penutupan/coverage-nya. Droplet yang kasar cenderung menghasilkan coverage yang kurang baik
  2. Volume aplikasi. Volume aplikasi atau volume semprot yang terlalu sedikit dapat menghasilkan penutupan yang buruk. Sedangkan volume aplikasi yang berlebihan dapat menyebabkan run off sehingga banyak larutan yang terbuang
  3. Alat semprot (terutama nozzle) yang digunakan. Alat semprot (sprayer), type, ukuran nozzle akan mempengaruhi droplet
  4. Keadaan cuaca, terutama angin. Angin yang terlalu kencang dapat mengakibatkan tingkat penutupan yang jelek
  5. Tenaga penyemprot yang kurang terampil dapat menyebabkan coverage yang kurang baik.
Feromon Exi untuk Kendalikan Ulat Bawang Merah

Feromon Exi untuk Kendalikan Ulat Bawang Merah

Hama ulat bawang merupakan hama endemik di sentra produksi. Hama ulat bawang sampai saat ini masih menjadi momok bagi petani bawang merah di Indonesia. Tidak heran jika petani bersedia menyediakan biaya yang cukup besar untuk mengendalikan hama ulat.

Spodoptera exigua - bawang merahSampai saat ini kebiasaan petani dalam mengendalikan hama ulat bawang (Spodoptera exigua) menggunakan insektisida hingga 15-17 kali penyemprotan selama satu musim tanam dengan total biaya untuk insektisida mencapai Rp 5 juta/ha. Petani biasanya menambah biaya dengan penggunaan perangkap lampu yang membutuhkan biaya sekitar 1-2 juta/ha/musim.

Feromon merupakan senyawa yang diproduksi dan dilepas serangga untuk memikat serangga lawan jenisnya karena adanya tanggaoan fisiologi tertentu. Zat ini berasal dari kelenjar endoktrin, berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat dikenali individu lain yang sejenis (satu spesies).

bawang merah feromon exiPenggunaan Feromon Exi pada tanaman bawang merah merupakan terobosan teknologi yang mudah dan murah dala mengendalikan ulat bawang (Spodoptera exigua). Penggunaan feromon Exi dapat menekan penggunaan insektisida hingga Rp 4 juta/musim tanam.

Penggunaan feromon exi mengurangi penyemprotan insektisida cukup dilakukan 3 kali saja (untuk mengendalikan ulat bawang) dan 3 kali (untuk mengendalikan gerandong), dan tidak diperlukan lagi biaya lampu perangkap.

feromon exi bawang merahKelebihan menggunakan Feromon Exi antara lain murah dan ramah lingkungan, tidak beracun dan tidak meninggalkan residu, bersifat selektif untuk spesies hama tertentu saja, tidak membunuh musuh alami. Selain itu dapat menekan populasi hama secara nyata, menghemat biaya dalam mengendalikan OPT yang menggunakan insektisida, produk aman dikonsumsi, dan mudah diterapkan.

 

Penggunaan dan Aplikasi Feromon Exi

Langkah penyiapan feromon exi:

  1. Menyiapkan alat dan bahan untuk merakit seperangkat feromon exi.
  2. Alatnya antaralain gergaji, tang jepit, bor, paku, lilin, korek api, pisau/golok, pisau cutter atau lainnya yang tajam, sendok takar dan alat pengaduk.
  3. Bahannya antara lain keler plastik (toples), bambu, air, sabun, kawal tali tembaga, kapsul untuk menyimpan foromon exi.
  4. Pilih bambu untuk menopang/tempat menggantungkan seperangkat feromon exi. Caranya dengan memotong bambu, panjang 1-1,5 meter lalu belah menjadi 4-5 bagian. Belahan dirapihkan menggunakan golok agar tidak membahayakan pada saat dibawa.
  5. Bambu yang sudah dibelah dilubangi menggunakan bor/paku bagian ujung atasnya. Lubang tersebut untuk mengaitkan kawat tempat keler/toples plastik
  6. Di dalam toples, digantungkan karet atraktan Feromon-Exi dan diberikan air dibagian dasar stoples.
  7. Perangkap toples ditempatkan pada areal tanaman bawang merah, berjarak 15 m, pada ketinggian 40 cm di atas permukaan tanah.

 

Memasang Feromon Axi

pemasangan feromon exi bawang merahMemasang feromon axi pada kawat gunakan lapisan plastik agar tidak merusak fungsi dari aroma khas feromonnya. Masukan feromon axi pada toples dan masukan air sabun kira-kira sepertiga bagian dari toples. Tutup toples dan pasang kembali sehingga siap untuk ditancapkan ke dalam tanah secara miring hingga ketinggan toples dengan tanah kurang lebih 30-40 cm dari petakan tanaman bawang merah.

Perangkap Feromon-Exi untuk pemasangan individu diperlukan sekitar 20 perangkap per hektar. Jika pemasangan secara bersama-sama pada satu hamparan, jumlah perangkap Feromon-Exi cukup 12 perangkap per hektar.

pemasangan feromon exiSerangga Spodoptera exigua jantan akan terpikat mendatangi perangkap dan terperangkap di air di dasar stoples. Petani dapat memeriksa serangga Spodoptera exigua yang tertangkap dengan mudah setiap saat dan mengganti air di dalam stoples.

Setelah dipasang jangan lupa untuk melakukan pengamatan perangkap setiap hari. Hal ini untuk mengetahui perkembangan tanaman dan perangkap apakah masih berfungsi atau tidak. Bila tangkapan banyak, secepatnya diambil dan bila kehabisa air karena penguapan segera tambah/ganti.

Sumber: Sinar Tani dan tambahan beberapa referensi tambahan
Black Madras ! Padi Unik Dan Berhasiat

Black Madras ! Padi Unik Dan Berhasiat

Black madras atau padi hitam kini sudah mulai banyak yang menanam, dilaporkan mulai dari Aceh sampai Lampung, Jawa Barat sampai Jawa Timur dan petani di Sulawesi. Apa sebenarnya black madras ini?

padi black madrasBlack Madras merupakan salah satu varietas padi yang dikembangkan di Jepang. Sama dengan jenis padi pada umumnya, jika padi biasa daunnya berwarna hijau maka black madras ini daunnya berwarna ungu.  Meski daunnya berwarna ungu, tetapi beras yang dihasilkan tetap berwarna putih.

Saat pertama ditanam, daunnya memang berwarna hijau seperti benih padi biasa. Tapi setelah berumur dua minggu, batang dan daun benih padi ini mulai berubah menjadi ungu kecoklatan. Masa panennya sama dengan padi varietas lainnya. Begitu pula dengan perawatannya, tidak ada yang khusus. Saat ini black madras malah berkembang sebagai padi jenis ornamental atau padi hiasan.

Secara morfologi jenis padi ini tidak berbeda jauh dengan jenis tanaman padi pada umumnya. Namun, jika dilihat secara fisiologinya tanaman ini memiliki warna daun yang unggu kehitaman yang tentunya jauh berbeda dengan warna daun tanaman padi umumnya . Padi black madras juga memiliki struktur batang yang lebih tinggi.

Dari hasil petanaman, black madras dilaporkan memiliki anakan rata-rata 28 anakan, dibandingkan dengan Ciherang yang memiliki anakan 34-38 anakan dengan bibit awal 2-3 bibit. Produktivitasnya bisa mencapai 9 ton/ha.

 

Keunggulan Padi Black Madras

Kelebihan benih padi Black Madras dibanding benih padi biasa adalah kandungan zat amilase yang rendah sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes. Karena itulah varietas padi ini sering disebut dengan padi diabet. Tanaman ini juga tidak mudah terserang hama dan penyakit karena serangga tidak tertarik melihat warna daunnya yang berbeda dengan tanaman padi biasa.

 

Keunggulan padi Black Madras

1. Daun yang berwarna ungu
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah daunnya yang ungu sehingga terlihat eksotis, unik, dan berbeda. Ini juga yang menjadi daya tarik terbesar dari jenis padi ini.

2. Harga Jual yang Mahal
harga gabah ini cukup tinggi hingga mencapai Rp 600 ribu/kuintal GKP. Bahkan bila sudah dikeringkan bisa mencapai Rp 900 ribu/kuintal GKP.

3. Berkhasiat
Meski saya belum menemukan rujukan yang shahih, padi ini juga bermanfaat bagi kesehatan jantung, penyakit kelebihan gula atau diabetes, dan dapat digunakan sebagai bahan kosmetik.

4. Umur Lebih Pendek
Dibandingkan dengan varietas lainnya seperti Ciherang, black madras memiliki usia panen lebih genjah sekitar 85-95 hari. Berikut perbandingan beberap usia padi varietas lokal :

  • Sertani 14 (MSP 14) : 80-90 HST
  • Sertani 13 (MSP 13) : 80-90 HST
  • Black Madras : 85-95 HST
  • Cisoga : 85-95 HST
  • Lorry Adem Ayem : 100-110 HST
  • Petani Mandiri 01 (PM 01) : 100-110 HST
  • Rojolele Genjah (ROLE) : 85-95 HST
  • Padi Hitam: 85-95 HST
  • Gandaria : 100-110 HST
  • Situbagendit : 80-90 HST
  • Ketan Kuning : 85-95 HST
  • Komojoyo : 100-110 HST
  • Arjuna : 100-110 HST
  • Kabir 01 : 100-115 HST
  • Kabir 07 : 100-115 HST
  • Semprol : 100 HST
  • Sertani 8 : 100 HST
  • Toyo Arum : 100 HST
  • Sertani 9 : 100 HST
  • Japonica : 100 HST
  • Parikesit : 95-105 HST
  • Ketan Hitam
  • Beras Merah
  • Pendok : 85-95 HST
  • Sintanur : 90-100 HST
  • Pandan Wangi : 90-100 HST

 

Cara Budidaya Padi Black Madras

Tak beda jauh sebenarnya antara cara tanam padi Black Madras ini dibandingkan dengan jenis lainnya.

1. Pengolahan Tanah
Lakukan saja seperti biasa, yang penting, usahakan tanah diberi lebih banyak pupuk organik agar hasil lebih bagus. Karena salah satu kekurangan dari tanaman ini adalah hasilnya yang kurang banyak seperti padi pada umumnya.

2. Penanaman
Teknik menanam padi ada berbagai cara antra lain metode SRI, Jajar Legowo, dan Hazton yang disesuaikan dengan kebiasaan setempat.

3. Pemupukan
Lakukan pemupukan setelah 10 hari sejak tanam dengan pupuk urea. Jika terdapat bibit wereng, langsung saja semprot dengan insektisida untuk wereng. Karena padi ini memang rawan terkena wereng. Namun penanggulangan sejak awal bisa memutuskan siklus wereng.

Selanjutnya, setelah 25 hari diberikan NPK. Akan lebih baik lagi, bila disemprot juga dengan pupuk daun, anti bakteri dan jamur serta hormon pertumbuhan khusus padi. Dengan cara ini, daun akan mengkilat dan tidak terjangkit hama kresek dan hawar daun.

Di usia 50 hari sejak tanam, kita tak perlu kasih pupuk kimia lagi. Kita bisa berikan pupuk organik untuk memberikan rangsangan pertumbuhan tanaman. Jika ada hama, kita semprot di rentang usia ini. Jangan sampai ketika padi sudah ada yang muncul, karena racunnya bisa mengendap.

Yang harus diperhatikan dalam budidaya padi jenis Black Madras ini adalah kewaspadaan terhadap serangan hama dan penyakit. Jangan sampai sampai menimbulkan masalah dikemudian hari terhadap ledakan penyakit yang masih tersembunyi.

Sumber : Dikutip dari Sinar Tani Edisi 21 -21 Maret 2108 dan literatur lainnya dari group facebook dan blog.
WASPADA ! Penyakit Blas Pada Musim Kemarau

WASPADA ! Penyakit Blas Pada Musim Kemarau

Kini petani bersiap memasuki masa tanam pada musim kemarau. Hal pertama yang harus diwaspadai betanam padi pada musim kemarau (periode tanam April – September) adalah kerap munculnya serangan penyakit blas (Pycularia grisea).

Penyakit blasPenyakit blas bisa menginfeksi tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan. Gejala khasnya adalah adanya bercak daun berbentuk belah ketupat, lebar di tengah dan meruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm yang berkembang menjadi warna abu-abu pada bagian tengahnya. Infeksi bisa terjadi pada ruas batang, dan leher malai yang disebut dengan blas leher (neck blast). Jika infeksi terjadi pada leher malai, maka leher malai berubah menjadi kehitaman dan patah. Akibatnya hanya sedikit malai yang terisi atau bahkan hampa.

Penyebab Penyakit Blas

Penyakit blas disebabkan sprora jamur tebawa angin atau air. Pertumbuhan dan pekembangan jamur ini tergolong cepat. Penyebarannya akan semakin cepat apabila penggunaan pupuk nitrogen (Urea) yang berlebihan dan kondisi cuaca yang berawan akan mempercepat menginfeksi tanaman.

Penyakit blas berawal dari penggunaan benih yang tidak sehat (terutama pada daerah endemis blas). Perlakuan benih (seed treatment) sebelum tanam sangat efektif untuk mengendalikan blas pada tahan lebih awal.

 

Pengendalian Penyakit Blas

Cara-cara pengendalian yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit blas adalah:

  • Penggunaan bibit yang sehat, yang tidak tertular dengan penyakit blas
  • Penggunaan varietas yang tahan terhadap blas,
  • Penggunaan bibit yang spesifik lokasi,
  • Perlakukan benih (seed treatment) pada saat perendaman dan persemaian
  • Penggunaan pupuk nitrogen yang sesuai dosis anjuran
  • Pergiliran varietas
  • Menanam dengan teknik jajar legowo
  • Menggunakan kompos, pupuk organik baik padat maupun cair untuk mengurangi penggunaan pupuk nitrogen
  • Penggunaan fugisida yang dapat mengendalikan blas

 

Penggunaan Varietas Tahan Blas

Berdasarkan data darai Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi), varietas yang tahan terhadap penyakit blas adalah:  Inpari 21, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, dan Inpago 8.  Penggunaan varietas secara monogenetik, yaitu menggunakan 1-2 varietas secar luas dan terus menerus juga dapat mengurangi potensi serangan blas.

 

Penggunaan Seed Treatment

Perlakuan benih sebelum tanam dapat meminimalkan serangan patogen Pycularia grisea. Perlakuan benih dapat menggunakan fungisida yang memiliki kemampuan untuk perlakuan benih.

fungisida Tiflo 80WGFungisida Tiflo 80WG adalah fungisida yang memiliki memampuan untuk mengendalikan patogen tanah (soil borne, penyakit yang ada di dalam tanah) dan benih (seed borne, penyakit yang terbawa biji/benih). Tiflo 80 WG adalah fungisida dengan bahan aktif Thiram.

Caranya: Rendam benih dengan fungisida Tiflo 80WG selama 24 jam. Dosis yang digunakan adalah 2-5 gram benih dalam 2 liter air untuk setiap 1 kg benih. Tahapan selanjutnya seperti biasanya, setelah 24 jam diangkat dan diangin-anginkan dalam suhu kamar selama 12 jam sampai keluar akar kecambah. Jika perlu diberikan penyiraman.

Untuk pola tanam tabela (tebar benih langsung), pelapisan benih (seed coating) dengan fungisida Tiflo 80WG juga sangat diperlukan. Dosis yang digunakan 2-5 gr/kg benih padi. Caranya sama dengan cara diatas, bedanya air yang diperlukan lebih sedikit. Fungisida Tiflo 80WG dibasahi agar menjadi seperti pasta namun lebih encer. Benih padi dimasukan ke dalam kantong plastik, masukan pasta Tiflo kemudian dikocok-kocok hingga merata. Benih diangin-anginkan, setelah kering benih siap di tanam.

Keuntungan lain menggunakan Tiflo 80WG pada perlakuan benih sistem tabela, karena mampu sebagai repellent (penolak) burung. Sehingga benih yang baru disebarkan tidak menjadi makanan burung.

 

Pengendalian Blas Dipertanaman

Perlakuan benih dengan fungisida untuk pembenihan hanya bertahan selama 6 minggu, selanjutnya perlu penyemprotan tanaman.

Terdapat beberapa fungisida yang mampu mengendalikan blas, yaitu antara lain : Benomyl 50%, Mancozeb 80%, Carbendazim 50%, Isoprotiolan 40%, trisiklazol 20%, dan lainnya termasuk fungisida Tiflo 80WP mampu menekan perkembangan jamur Pycularia sp. Penyemprotan dengan fungisida sebaiknya dilakukan 2 kali pada saat stadia tanaman padi anakan maksimum (50-55 HST) dan awal pembungaan (60-65 HST).

Penggunaan sistem legowo sangat dianjurkan untuk membuat kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi patogen penyebab penyakit. Sistem legowo yang dikombinasikan dengan cara pengairan berselang (intermiten) mampu mengurangi kelembaban sekitar kanopi tanaman, sehingga mengurangi terjadinya embun dan air gutasi, sehingga menghindari gesekan antar daun.

Sumber: Sinar tani Edisi 23-29 Mei 2018 No 3752 tahun XLVIII dengan penambahan.
Begini Cara Membuat Pupuk Organik dari Sampah Dapur

Begini Cara Membuat Pupuk Organik dari Sampah Dapur

Pupuk organik saat ini sudah menjadi kebutuhan utama bagi para praktisi petani perkotaan (urban farmer).  Apalagi dengan perkembangan pertanian hidroponik di perkotaan.  Masyarakat perkotaan kini punya pilihan untuk bisa menggunakan pupuk kimiawi atau pupuk organik.

Penggunaan pupuk organik belakangan digemari karena ramah lingkungan, mempunyai kandungan hara yang lengap meski kandungannya lebih sedikit dengan pupuk an-organik (kimiawi).  Terlebih utama pupuk organik dapat dibuat dari sampah-sampah dapur yang sudah pasti di produksi setiap hari yang sangat sayang jika dibuang begitu saja.

Cara Membuat Pupuk OrganikSampah dapur terdiri dari sisa-sisa sayuran dan buah-buahan yang jika olah dengan tepat bisa dijadikan pupuk organik baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair.  Pupuk organik ini dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman hias di pekarangan atau tanaman buah dalam pot (tabulampot).

Cara Membuat Pupuk Organik Cair

Untuk memproduksi pupuk organik, bahan dan alat yang dipakai adalah sebagai berikut:

  1. Ember atau tong tempat untuk membuat kompos cair
  2. EM4 atau dekomposter lainnya yang tersedia dipasaran
  3. Air cucian beras, atau air sumur dan bukan air ledeng karena air ledeng banyak mengandung kaporit.
  4. Terasi atau molase

Langkah-langkah untuk memproduksi pupuk organik adalah sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan dan memisahkan antara sampah organik dan non-organik.   Sampah organik contohnya adalah sampah yang berasal dari tanaman dan hewan seperti sisa-sisa sayuran, buah-buahan, nasi bekas, sisa-sisa daging, air cucian beras.  Sedangkan sampahan-organik seperti kertas, plastik, sisa botol minuman, kain, dll.
  2. Sampah organik yang akan digunakan untuk membuat kompos adalah sampah-sampah mentah yang belum mengalami proses “dimasak”.
  3. Cincanglah sampah-sampah organik tesebut dengan ukuran kecil antara 1-2 cm, kemudian masukan ke dalam ember atau tong.
  4. Setelah memasukan bahan-bahan organik, masukan air kurang lebih satu liter yang sudah ditambahkan dengan larutan EM4 dengan dosis 1 tutup per liter air.
  5. Pada larutan air tersebut bisa juga diltambahkan dengan terasi sebagai bahan makanan dari bakteri EM4.
  6. Kemudian tutup rapat dan simpan tong atau ember pada tempat yang teduh.
  7. Lakukan hal tersebut setiap kita mendapatkan bahan bahan bekas sayuran secara rutin.
  8. Bisa dibantu dengan pengadukan pada tong setiap kita memasukan bahan-bahan tersebut untuk membantu pencampuran agar merata.
  9. Diamkan sampai sampah tersebut membusuk dengan sendirinya.
  10. Dalam waktu kurang lebih 2 minggu kita bisa memanen kompos cair yang kita buat.

Pada akhirnya kita akan mendapatkan 2 jenis pupuk organik, yakni pupuk organik cair dan pupuk organik padat.  Pupuk organik cair untuk pupuk dengan perlakukan penyiraman atau penyemprotan.  Sedangkan pupuk organik padat dapat dipakai sebagai media tanam.  Untuk pupuk organik padat, sebelum dipakai sebagai media tanam sebagai kompos padat terlebih dahulu harus dikeringkan.

Cara Aplikasi Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair bisa langsung dimanfaatkan dengan cara mengencerkan terlebih dahulu dengan menambahkan air sebelum dilakukan penyiram pada tanaman hias atau tananam dalam pot.  Perbandingannya 1: 5, dimana 1 bagian pupuk organik cari yang kita panen dari tong dan 5 bagian air.  Jika cairan kompos mengeluarkan bau yang tidak sedap bisa ditambahkan kapur sirih yang telah dilarutkan dengan air.

Pengaplikasian pupuk organik cair dengan cara disemprotkan keseluruh bagian tanaman, sehinnga mampu memperlancar penyerapan dan pendistribusian mineral ke seluruh bagian tanaman.  Agar mendapatkan hasil yang maksimal, penyiraman baiknya dilakukan dilakukan pada pagi hari antara jam 7-8 pagi, agar zat yang terkandung pada pupuk organik tersebut dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses fotosintesa.

Manfaat Pupuk Silika Dalam Menaikan Panen Tanaman Padi

Manfaat Pupuk Silika Dalam Menaikan Panen Tanaman Padi

Manfaat unsur silikon (Si) dalam pertumbuhan tanaman belum banyak diperhatikan, baik oleh para ahli, pemerintah, maupun petani. Tanpa Si, tanaman masih bisa tumbuh. Tapi sebenarnya fungsi hara yang biasanya tersedia dalam bentuk Si02 (silika) ini penting bagi tanaman suku Gramineae, terutama padi dan tebu.

Menurut Dr. Husnain, M.P., M.Sc. (Kepala Balai Penelitian Tanah, Bogor),  silika berperan dalam pembentukan dinding sel tanaman, memperkokoh pertumbuhan tanaman sehingga tumbuh tegak dan dapat menangkap sinar matahari untuk proses fotosintesis yang optimal. Di samping itu, Si juga memperkuat ketahanan batang dan daun terhadap serangan ha­ma penyakit dan sebagai penyeimbang unsur hara lain, seperti fosfat dan trace element yang menjadi racun. Si pun berperan dalam mengefisienkan penggunaan air bagi tanaman.

Pupuk Silika Untuk Pupuk Daun Tanaman Padi

Pupuk Silika Cair

Tanaman padi kalau diberi silika, tumbuhnya tegak, tidak gampang rebah. Tumbuhnya bagus, uptake (menyerap) sinar matahari dan penyakit yang menyerang akan berkurang sehingga risikonya lebih rendah daripada yang tidak punya sillka.

Kandungan kritis Si pada padi adalah 7,5%. Di bawah nilai tersebut tanaman sangat rentan terhadap serangan OPT (organisme pengganggu tumbuhan) dan penurunan kualitas gabah.

Kebutuhan Si pada padi sebanyak 300-500 kg/ha dalam bentuk Si02 tersedia atau siap serap. Dosis ini tanpa jerami dan diaplikasikan setahun sekali. Namun kalau jerami dikembalikan ke lahan setelah dikomposkan terlebih dulu, dosis Si bisa dikurangi sepertiga sampai separuhnya.

Lahan yang ditanami padi secara intensif hingga tiga kali setahun dan jeraminya tidak dikembalikan ke lahan, seperti di Karawang, Jabar, perlu aplikasi silika. Pun di tanah ­tanah masam yang ber­ pH kurang dari 6,5 seperti di Serang, Banten, unsur Si­nya banyak tercuci sehingga jumlahnya tidak mencukupi. Demikian pula tanah ­tanah tua sejenis Ultisol,Oksisol, dan Alluvial yang mengarah ke pantai miskin Si, jadi perlu ditambahkan.

Silika bisa diaplikasikan dalam bentuk cair melalui daun dan bentuk serbuk lewat tanah. Si diserap tanaman dalam bentuk H2Si04. Perbedaannya, silika lewat daun tidak berfunqsi seperti yang di tanah. Sementara Si yang melalui tanah, sebelum bekerja di tanaman, bereaksi dulu memperbaiki struktur tanah, melepas hara P yang semula terikat sehingga bisa diserap akar tanaman.

Mengapa bisa begitu? Si menggantikan P yang terikat oleh Al, Fe, Mn karena ion-nya lebih kuat. Al yang terlalu banyak da­ lam tanah bikin pH rendah dan bisa meracuni tanaman.

Setelah dua minggu aplikasi Si, perkembangan akar lebih bagus, lebih panjang, akar serabut lebih banyak. Efek ini mem­ buat akar mengambil unsur hara jauh Iebih efektif. Di dalam tanaman Si mem­ bantu translokasi unsur hara merata ke seluruh bagian tanaman. Akibatnya pertumbuhan anaman lebih seragam. Pengisian bulir juga lebih banyak.

Tanaman padi yang diaplikasi Si dari daun dan tanah, daun dan batangnya terlindungi seperti dilaminating. Wajar bila ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, terutama bias lebih tinggi.

Yoyo Suparyo, petani senior di Pamanukan, Subang, membuktikan manfaat tersebut pada tanaman padinya musim tanam yang lalu. “Daya tahannya lebih kuat ter­hadap bias dan wereng meskipun saya juga tetap menggunakan insektisida anti­ wereng.  Yang jelas, maintenance-nya jadi lebih rinqan.

Pengalaman Yoyo tersebut diperkuat hasil uji coba Uut di lapangan.”Khusus untuk ketahanan terhadap bias sudah valid, banyak risetnya. Di Lampung juga saya coba dua musim, blasnya berkurang 50%. Pada percobaan sengaja kita nggak kasih pestisida.

Pupuk Silika Cair Tenaz

Pupuk cair Tenaz merupakan pupuk yang mengandung silica. Pupuk silika Tenaz dapat diaplikasikan pada tanaman padi dan tanaman lainnya sebagai pemicu sistem kekebalan tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman. Silika dalam bentuk larutan ini akan mempercepat pertumbuhan, memperkuat jaringan tanaman, mengoptimalkan pengisian pembuahan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen.

Pupuk Silika Cair TenazPenggunaan pupuk silika cair Tenaz merupakan upaya meningkatkan poduksi padi dengan penggunaan pemupukan Siilik dimana usaha ini lebih strategis ketimbang pembukaan lahan baru karena terbukti mampu meningkatkan hasil sampai dengan 20%.

Pupuk silika cair Tenaz dibuat oleh EASTMAN perusahaan yang bergerak pada perlindungan tanaman dari Belgia. Silika cair Tenaz sudah dilakukan pengujian dibeberapa Negara dan hasilnya membuktikan hal yang sama.

Silahkan lihat video testimoni penggunaan Pupuk Silika Tenaz  disini

Spesifikasi pupuk Silika TENAZ sebagai berikut :

  • Produksi : Eastman, Belgia dengan Teknologi monomer Taminco
  • Patent produk : Patent WO/2011/120872
  • Dosis rendah pada padi : 1-2 lt/ha
  • Silika Tenaz dalam bentuk monomer yang mudah diserap tanaman
  • Kandungan silika Tenaz 1,3% dalam bentuk tersedia (siap diserap oleh daun/tanaman)
  • Tidak beracun, & tidak memiliki residu pada tanah.
  • Kandungan mikro lainnya: Mo (10 ppm), Co (5 ppm), N (2,8%), dan K2O (0,6%)

Penggunaan pupuk silika cair Tenaz lebih praktis dan ekonomis dibandingkan dengan silika granul. Dosis anjuran hanya 2 liter per hektar.

Di Indonesia, pupuk silika cair Tenaz telah secara resmi terdaftar Departemen Pertanian dengan nomor pendaftaran 01.02.2012.179 dan dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas.

Jual Pupuk Silika Cair Tenaz

Berapa harga pupuk silika cair Tenaz? Jika anda mencari silika TENAZ silahkan hubungi penulis Via Wa 08211 3956 899

 

Sumber artikel  & gambar: Majalah Agrina No 283 Januari 2018 dengan beberapa penambahan dan editing yang disesuaikan dengan format blog

Pencegahan Penyakit Klowor

Pencegahan Penyakit Klowor

Penyakit klowor atau zonk atau kerdil rumput (grassy stunt) yang diakibatkan oleh virus kerdil rumput (RGSV) yang disebarkan oleh wereng coklat (Nilavarpata lugens Stal) kini menjadi momok yang menakutkan bagi para petani.   Kerugian petani yang diakibatkan oleh panyakit ini tidak main-main, bisa-bisa petani gagal panen.

Penyakit ini memang hanya memiliki inang tanaman padi.  Menurut Ling (1972) dalam Made Sudarma (2013) terdapat 15 spesies Oryza sativa sebagai inang virus kerdil rumput ini.  Banyaknya tanaman yang terinfeksi bertambah jika dibiarkan mengisap lebih lama yang akan mencapai maksimum 24 jam.  Tanaman akan menunjukan gejala penyakit 10-20 hari setelah terinfeksi.   Vektor yang bervirus tetap mempertahankan virusnya selama daur hidup, meskipun vektor tidak menularkan virus setiap hari, tetapi biasanya selama 2-3 hari secara terputus-putus.

Virus ada dalam vektor dan dalam tanaman padi.  Nimfa wereng coklat dan yang dewasa memindahkan virus dimana tanaman padi tumbuh di sekitarnya.  Virus kerdil rumput menghasilkan endemi.   Infeksi lebih tinggi dicapai setelah lama periode makan inokulasi mencapai 24 jam.

Pencegahan Penyakit Klowor

Menurut Semangun (1991) dalam Made Sudarma (2013) cara pengendalian kerdil rumput yaitu :

  1. Menanam jenis tanaman tahan wereng, seperti inpari 33
  2. Pola pergiliran tanaman, juga pergiliran tanaman dengan bukan padi yang dilakukan secara serentak
  3. Melakukan sanitasi, membersihkan tanaman yang sakit dan sisa tanaman
  4. Mengendalikan vektor dengan pestisida yang tepat.

Selain 4 hal diatas, hal lain yang dapat dilakukan untuk membasmi penyakit kelowor (kerdil rumput) adalah dengan pengolahan tanah.  Caranya gunakan pupuk organik agar bisa mengambalikan kesuburan tanah.  Hal ini dikarenakan praktek perlakuan terhadap tanah yang tidak baik, seperti penggunaan bahan kimia yang berlebihan yang menjadikan tanah rusak.  Akibatnya tanaman yang ditanam dilahan tersebut menjadi mudah terserang hama dan penyakit.

Pada dasarnya tanah memiliki kemampuan mekanisme self-recovary, karena di dalam tanah terdapat bakteri mikroba yang dapat mengambalikan kesuburan tanah.  Asalkan kita memperlakukan tanah dengan baik, agar mikroba-mikroba dalam tanah tetap terjaga.  Salah satunya dengan memasukan bahan-bahan organik kembali ke dalam tanah.

Tantangannya bagi petani adalah memasukan bahan organik ke dalam tanah (lahan sawah) tersebut, yaitu dengan menggunakan pupuk organik.  Bahan organik bisa didapat dari jerami, pupuk kandang, bahan organik dari sampah organik (sampah dapur, limbah sayuran, buah-buahan, limbah organik lainnya).  Jerami sisa panen sebenarnya salah satu sumber pupuk organik yang mampu menjadi sumber pupuk mikro silika yang mampu menjadikan tanaman padi lebih kuat dan tahan terdahap serangan hama dan penyakit.  Namun sayang, praktek petani selama ini jerami malahan dibakar.  Jika dibakar, yang tersisa hanyalah unsur karbon semata.

Penggunaan Varietas Tahan Wereng dan Agen Hayati

Gunakan varietas tahan wereng yang saat ini dianjurkan oleh pemerintah adalah inpari 33. Sebelum tebar, beberapa hal yang dapat dilakukan seleksi benih dengan perendaman dengan perendaman air garam (dosis 2-3 sendok makan per liter air).  Benih yang mengambang dibuang.

Selama perendaman benih dapat dilakukan dengan perlakuan benih (seed treatment) dengan melumuri benih dengan fungisida Tiflo 80WP dengan dosis 1 sendok makan untuk setiap kilogram benih.  Selama perendalam juga dapat ditambahkan dengan zat pengatur tumbuh seperti giberelin (GA3, Gibrgo).

Tujuan memasukan fungisida Tiflo 80WP adalah untuk pencegahan penyakit yang dibawa oleh benih.  Sedangkan penambahan GA3 untuk memecah dormansi benih agar perkecambahan benih lebih cepat.

Sebelum disebar benih di rendam dengan agen pengendali hayati seperti  Benprima selama 15-20 menit dengan dosis 5 cc per liter air.  Setelah itu benih disebar.

Demikian ulasan cara-cara pengendalian klowor semoga menginspirasi.

Catatan:

Tiflo 80WP: adalah fungisida dengan bahan aktif Thiram 80%.   Produk ini dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas.

Benprima: adalah bakteri penyubur hayati, bakteri perlakuan benih yang mampu memproduksi hormon tanman khususnya auksin (IAA), melarutkan pupuk fospat menjadi “tersedia” atau dapat terserap oleh tanaman.  Benprima adalah produk dari PT. Biotis Agrindo.   Kandungan Benprima adalah Bacillus polymixa 107 cfu/g, Pseudomonas fluorescens 107 cfu/g.

Gibgro : adalah zat pengatur tumbuh dengan kandungan zat giberelin.   Gibgro dipasarkan oleh PT. Nufarm Indonesia.

Pustaka:

Made Sudarma, 2013. Penyakit Tanaman Padi (Oryza sativa L).  Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013.  ISBN 978-602-262-10-5

 

Pengendalian Kerdil Rumput dengan Tiflo 80WP

Pengendalian Kerdil Rumput dengan Tiflo 80WP

Menyambung posting sebelumnya mengenai cara pengendalian kerdil rumput, bahwa kerdil rumput memiliki gejala-gejala sebagai berikut: tanaman menjadi kerdil, akar pendek dan coklat, jumlah anakan sangat banyak, tumbuhnya tegak, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau pucat atau kekuningan dengan bercak-bercak berwarna cokelat, kadang-kadang muncul gejala belang.  Kerdil rumput ini disebebkan oleh virus yang disebabkan atau ditukarkan oleh wereng cokelat (Nilaparvata lugens) dan dua spesies Nilaparvata lainnya.

Virus ini dapat memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak ditularkan melalu telur. Penyebaran penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput di lapangan tergantung pada beberapa faktor, antara lain serangga vektor, sumber virus, varietas padi dan faktor lingkungan.

Cara Pengendalian Penyakit Kerdil Rumput

Berikut saya ulas sekilas cara pengendalian penyakit kerdil rumput dengan pengintegrasian beberapa cara pengendalian yaitu :

  • Cara penanaman varietas tahan: gunakan varietas tahan wereng sesuai anjuran pemerintah;
  • Penghilangan sumber virus : mencabut dan membenamkan tanaman terinfeksi, sanitasi lingkungan biasanya pematang yang ditumbuhi gulma sebagai inang virus;
  • Pengendalian biologi : penggunaan musuh alami wereng seperti laba-lama, kepik;
  • Penyemprotan pestisida : pestisida dengan bahan aktif buprofezin (untuk pengendalian populasi generasi 1 atau 2), pestisida golongan fipronil dan imidakloprid untuk pengendalian populasi generasi 1, 2, 3, dan 4.
  • Cara bercocok tanam : lakukan pergiliran pola tanam (padi – palawija), pengeringan sawah dapat menekan perkembangan nimfa wereng, pengurangan pemberian pupuk urea.

Fungisida Tiflo 80 untuk Pengobatan Kerdil Rumput

Efek dari penyakit kerdil rumput pada padi akar pendek dan berwarna coklat (pada tanaman padi yang sehat akar berwarna putih).  Kondisi akar seperti ini tidak sehat dan tidak sanggup menyerap air dan makanan. Meskipun diberikan pupuk akan sia-sia karena akar yang diberikan tidak bisa diserap oleh tanaman.

Karena penyakit ini diakibatkan oleh virus, maka sampai saat ini belum ada obatnya. Namun demikian apabila tanaman padi yang sudah terserang kita biarkan saja tanpa usaha? Tentu saja tidak kan?  Saya akan share salah satu usaha pengobatan atau pengendalian awal penyakit kerdil rumput dengan menggunakan fungisida Tiflo 80WP.

Kok bisa fungisida digunakan pengobatan atau pengendalian penyakit kerdil rumput? Maka saya akan ulas sedikit menengani karakteristik dari fungisida Tiflo 80WP, seperti pada sheet dari Pesticide Manual berikut:

Thiram 80WP

Cara Aplikasinya Tiflo 80WP untuk Penyakit Kerdil Rumput

Tiflo 80WP adalah fungisida kontak dengan bahan aktif thiram 80%.  Bahan aktif thiram ini secara teknikal memiliki karakter yang mampu mengendalikan penyakit yang terbawa atau terdapat dalam tanah (soil borne), seperti Phytium sp, Fusarium, Rhizoctonia dan Sclerotinia spp.  Sehingga Tiflo 80WP dapat langsung diaplikasikan ke tanah (soil treatment).

Tiflo 80WP ini formulasinya dalam bentuk tepung.  Agar mudah dalam aplikasinya maka Tiflo dapat dicampurkan dengan pupuk Urea atau NPK pada saat pemupukan pertama (sekitar 15 HST).  Dengan aplikasi Tiflo + Urea lebih awal diharapkan pengendalian penyakit kerdil rumput dapat dicegah lebih awal.

Komposisi dosisnya untuk 1 ha sawah adalah 900 gr – 1,3 kg yang dicampurkan dengan urea. Karena kemasan terbesar Tiflo hanya 900 gram, maka minimal 1 bungkus 900 gr Tiflo dicampurkan dengan pupuk urea 1 kwintal.  Pastikan Tiflo yang dicampur dengan urea tercampur dengan sempurna.  Taburkan campuran Tiflo + pupuk ke areal pertanaman padi.

Dengan mengaplikasikan Tiflo + Pupuk maka membunuh penyakit (saprophyte dan cendawan) yang ada di sekitar akar dan akan membuka pori-pori akar yang tertutup oleh saprophyte dan jamur pada akar. Akan menambah tenaga akar untuk menyerap pupuk dan nutrisi yang diberikan tanpa adanya halangan. Akar tanaman akan menjadi bersih dan sehat.  Akar yang sehar akan menambah tenaga dalam menyerap makanan yang ada di sekitarnya. Perakaran jadi kuat sehingga dapat meningkatkan hasil.

Efek dari pemberian Tiflo pada saat pemupukan antara lain :

  1. Menekan terjadi kerdil rumput pada padi lebih awal.
  2. Terhindar dari penyakit yang berada dalam tanah seperti Phytium sp, Fusarium, Rhizoctonia dan Sclerotinia spp.
  3. Akar tanaman akan lebih panjang dan anakan akan lebih banyak
  4. Daun akan menjadi lebih hijau, lebih panjang , lebih lebar serta kemampuan fotosintesis semakin meningkat
  5. Hasil panen akan lebih meningkat, dan keuntungan semakin meningkat

Dengan pemberian Tiflo + Pupuk maka akan membuat tanaman padi menjadi terbebas dari penyakit, sehat, kuat, dan hasil meningkat.

Catatan Tambahan
Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup dari ketersediaan bahan organik mahluk hidup lain yang tersedia di lingkungan.  Bakteri ini memperoleh makanannya berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati, sampah, kotoran, dan bangkai. Contoh bakteri saprofit adalah Thiobacillus denitrificans, Clostridium sporageus, Escherichia coli, Lactobacillus bulgaricus, dan Methanobacterium ruminatum.

Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana.

Mengatasi Kerdil Rumput Pada Tanaman Padi

Mengatasi Kerdil Rumput Pada Tanaman Padi

Kerdil rumput pada padi adalah kondisi tanaman padi yang pertumbuhnya sangat kerdil (kecil tidak bisa meninggi, pertumbuhannya tidak normal) sehingga menyerupai rumput.

Ciri-cirinya : daun sempit, daun pendek-penduk, kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat, kalau dicabut perakarannya pendek dan berwarna coklat.  Gambar di bawah ini menunjukan perbedaan antara tanaman padi yang terkena kerdil rumput (kiri) dan tanaman yang sehat (kanan).

Kadangkala terdapat percabangan anakan dari buku batang tanaman padi yang terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi biasanya bertahan sampai dewasa, tetapi hanya menghasilkan sedikit malai yang kecil berwarna coklat dan bulirnya hampa.

Penyakit ini sedang mewabah di sentra pertanian padi seperti pantura Jawa.  Penyakit ini dalam bahasa lokal bisa disebut jong (zonk), klowor, kok, dan lainnya.

Penyebab dari kerdil rumput adalah virus. Virus ini disebarkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens) atau wereng hijau.   Jika ini virus maka sampai saat ini belum ada “obatnya”.

Penyebab lain dari kerdil rumput bisa diakibatkan perubahan cuaca, pupuk yang digunakan, penggunaan benih yang sudah tidak murni, dan kualitas tanah.  Namun faktor mana yang lebih dominan belum ada penelitian yang secara tegas penyumbang penyakit kerdil rumput, selain dari akibat wereng.

Pengendalian Kerdil Rumput Karena Wereng

Kerdil rumput akibat virus wereng hanya dapat dikendalikan dengan mengendalikan vektor penularnya yaitu wereng coklat dan wereng hijau baik secara mekanis maupun kimiawi (pestisida).

Secara mekanis, untuk mengurangi penyebaran penyakit kerdil rumput dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman yang terinfeksi, dan menggantinya dengan yang sehat. Namun sebelumnya harus dibiarkan 1-2 hari sebelum diganti.

Sanitasi terhadap tanaman yang diduga dapat berfungsi sebagai inang virus atau wereng cokelat dengan cara membersihkan pematang dari rumput dan gulma.

Pengendalian kerdil rumput secara kimiawi dapat menggunakan pestisida-pestisida yang terdapat di toko pertanian setempat.

Cara Lain Pengendalian Kerdil Rumput

Kerdil rumput bisa juga diakibatkan oleh kondisi lahan atau tanah yang setiap musim secara terus menerus menyerap pupuk kimia seperti urea, NPK, dan lainnnya.

Penggunaan pupuk kimia (anorganik) diyakini juga merupakan penyumbang kemasaman pada tanah. Sehingga tanah menjadi asam atau pH < 7. Pada tanah dengan pH < 4 menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi terhambat karena sejumlah unsur hara seperti Ca, Mg, K, Mn, Zn, Cu, dan Mo tidak tersedia.

Secara sadar sebenarnya pupuk organik yang bersumber dari bahan-bahan organik seperti dedaunan, kotoran hewan, atau pupuk organik cair buatan, itu sangat bagus untuk tanaman padi. Namun banyak petani yang enggan menggunakan dengan berbagai alasan, diantaranya alasan tidak praktis dan tidak instant hasilnya.

Pupuk organik seperti EM4 sebenarnya bisa dimanfaatkan karena biasanya terkandung mikroba-mikroba seperti Azotobacter Sp, Azoospirilium Sp, Mikroba Selulolitik, Mikroba pelarut P, Lactobacillus Sp, dan mikroba pendegradasi selulosa.

Dimana fungsi atau manfaat dari masing-masing mikroba terebut adalah sebagai berikut :

  1. Azotobacter Sp : Berfungsi sebagai mikroba penambat N (Nitrogen) dari udara bebas.
  2. Azoospirilium Sp : Berfungsi sebagai penambat N
  3. Mikroba Selulolitik : Berfungsi sebagai pendegradasi bahan organik atau pembusukan bahan organik
  4. Mikroba pelarut fosfat : Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral tanah agar tersedia dan mudah diserap oleh tanaman, Psdeomonas Flueorecent (pengurai pestisida) dapat menghasilkan enzim pengurai yang berfungsi memecah rantai dari zat kimia anorganik  yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya.
  5. Lactobacillus Sp : Berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman.
    Kandungan pupuk organik terebut sangat bermanfaat menjadikan tanah menjadi subur dan mampu memanfaatkan kembali sisa-sisa deposit pupuk yang selama ini diberikan secara berlebih-lebihan.

Pemberian pupuk organik (EM4) ini dapat dilakukan pada saat pengolahan tanah pembajakan pertama dan kedua. Aplikasinya dengan penyemprotan langsung ke tanah. Dengan aplikasi pada tanah maka diharapkan dapat :
– Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
– Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat
– Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
– Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah

Aplikasi berikutnya lakukan penyemprotan pada saat tanaman padi umur 20 – 40 hari yang waktu aplikasinya disesuaikan dengan jadwal penyemprotan pestisida kimia. Karena penyemprotan pupuk organik ini tidak boleh disatukan dengan penyemprotan kimia. Yakni berselang seminggu setelah penyemprotan kimia.

Pengedalian kerdil rumput terakhir ini lebih kepada preventif atau pencegahan dan perencanaan sejak awal dimulainya kegiatan pertanaman padi.

Pengalaman Menanam Jenis Padi Cisoga

Pengalaman Menanam Jenis Padi Cisoga

Apa yang diharapkan oleh petani padi terhadap hasil panennya?

Pastinya adalah panen yang melimpah dengan gabah yang bagus dan harga jual yang mahal.

Harga jual gabah yang tinggi sangat diharapkan namun biasanya harga dipengaruhi oleh situasi “pasaran”. Harga bisa fluktuasi setiap saat dari musim ke musim. Faktor ini kita abaikan karena di luar kendali petani.

Yang dapat dilakukan petani adalah bagaimana agar hasil panen melimpah dengan kualitas gabah yang bagus. Untuk mudahkan saya akan gunakan terminologi “hasil panen yang melimpah”.

Hasil panen yang melimpah diperoleh dari faktor sebagai berikut :
1. Bulir yang banyak dan berisi penuh pada setiap malainya
2. Malai yang panjang dari setiap anakan produktifnya
3. Anakan produktif (anakan yang keluar malai) pada setiap rumpun
4. Anakan yang banyak

Jadi menurut saya, yang perlu diusahakan oleh petani padi adalah 4 hal berikut, yakni bagaimana agar :
(1) padi menghasilkan anakan yang banyak;
(2) dari anakan tersebut menghasilkan banyak anakan produktif;
(3) dari anakan produktif tersebut keluar malai yang panjang; dan
(4) malai yang panjang menghasilkan bulir yang banyak dan berisi penuh.

Oleh karena itu petani harus mengetahui tujuan pada setiap tahapan/fase pertumbuhan tanaman padi. Karenanya perlakuan (treatment) apa yang diperlukan pada setiap fase tanaman agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada 4 faktor diatas. Tentu pengetahuan tentang morfologi dan fase pertumbuhan tanaman harus diketahui.

Tantangannya adalah menemukan varietas yang ideal, yang malainya panjang dan bulir setiap malainya banyak. Tentu setiap petani bisa berbeda selera dalam hal varietasnya.

Benih Padi Cisoga

Musim tanam tahun ini, – tanam tanggal 24 Januari 2017 dan panen tanggal 8 Mei 2017 -, mencoba menanam jenis padi Cisoga.

Sengaja menanam jenis ini, karena tertarik dengan status facebook seorang teman yang update foto padi Cisoga. Jika dilihat dari fotonya tertarik dengan malai yang panjang dan provitasnya 10-12 ton per ha. Nama Cisoga sendiri, katanya kepanjangan dari Ciherang – Sogun. Jenis ini hasil persilangan dari jenis tersebut, dan infonya hasil kreasi petani Karawang.  Tapi bisa juga Cisoga adalah salah satu nama sungai yang ada di Karawang.

Deskripsi yang diberikan pada jenis padi Cisoga ini sebagai berikut:

“Benih padi Cisoga asli dari petani Karawang (Jawa Barat). Hasil panen 10-12 ton/ha, usia tanaman 85-95 HST, panjang malai 30-32 cm, anakan produktif 50-52 anakan, tinggi 90 cm, dan jumlah bulir 250-305 per malai.

Kelebihan padi cisoga diantaranya anakan produktif banyak, bermalai panjang bulir bernas semua sampai bawah, daun bendera agak lebar dan hijau meskipun tanaman sudah matang bulirnya, tahan penyakit, jarang dihinggapi burung karena daun bendera “rujug” (tegak) ke atas, malai merunduk, hasil panen maximum di atas tanaman padi yang lain.”

Lokasi persawahan percobaan pertanaman Cisoga di Pulosari, Kecamatan Telagasari, Karawang. Jika dihitung sejak tanam maka umur padi 105 hari mulai dari tanam sampai dengan panen, ditambah usia persemaian 20 hari.

Berikut beberapa foto yang saya ambil pada beberapa umur tanaman.


Padi Cisoga
Padi Cisoga
Padi Cisoga
Padi Cisoga
 

Berdasarkan pengamatan visual padi Cisoga memiliki keunggulan sebagai berikut:
– Batang yang cukup tinggi
– Malai yang panjang > 30 cm
– Jumlah bulir > 200
– Tahan wereng

Berdasarkan hasil hitungan riil panen, diperoleh hasil kotor 7,3 ton gabah kering panen (GKP) dari luasan 1.400 ha atau kurang lebih 5,250 ton/ha.  Hasil ini sangat mengecewakan, karena menurun dari hasil panen sebelumnya yang bisa minimal 7 ton/ha. Namun disisi lain cukup bangga dengan hasil ini karena dibandingkan dengan hasil panen tetangga yang hanya dapat kisaran 4 ton/ha.

Kenapa?

Penurunan hasil panen pada musim ini tidak hanya terjadi di daerah Karawang, tetapi juga terjadi di daerah Subang dan sekitarnya pun mengalami hal yang sama. Ada beberapa penyebab diantaranya iklim yang terlalu basah, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan serangan hama dan penyakit yang tinggi.

Setidaknya ada 3 hal yang serangan padi pada musim ini yakni serangan hama wereng, serangan penyakit kresek (Xanthomonas sp), dan banyak ditemukan “zonk” atau kerdil rumput dimana rumpun padi tidak bisa tumbuh sempurna.

Padi Cisoga Vs Padi Sogun

Saya membandingkan dengan pertanaman padi jenis Sogun pada salah seorang petani di daerah Babawangan, Lemah Abang Wadas. Penampakan tanamannya sangat bagus, daun bendera dan daun dibawahnya masih terlihat hijau, bulir padinya terlihat pengisiannyanya penih dan bulir padi yang besar-besar berisi.

Padi Sogun

 

Berdasarkan penghitungan sederhana yang dilakukan, perbandingan antara Cisoga dan Sogun seperti tabel dibawah ini:

Jenis PadiPanjang MalaiJumlah Bulir IsiJumlah Bulir KosongBobot 1000 bulirJumlah Bulir per Malai % Malai Kosong
Cisoga 32,67203,6738,6732,60242,3315,86%
Sogun28,00202,0012,5029,30214,505,87%

Catatan:  Sampel diambil jumlah minimum, sampel 6 malai yang diambil secara acak.  Jadi tidak bisa diambil kesimpulan yang memadai secara statistik.  Data ini hanya menggambarkan sedikit saja.

Dari tabel tersebut, Cisoga masih memiliki keunggulan dari panjang malai, jumlah bulir dan bobotnya. Tantangannya adalah mengurangi jumlah bulir yang kosong. Oleh karena itu musim depan, akan dicoba lagi dengan menanam jenis padi Cisoga.  Mudah-mudahan lebih baik lagi.

Begini Cara Perlakuan Benih Padi

Begini Cara Perlakuan Benih Padi

Benih yang disimpan oleh petani mungkin terinfeksi mikroba yang dapat menyebabkan penyakit pada bibit dan tanaman.  Hal ini dapat mempengaruhi perkecambahan benih dan dapat ditularkan dari benih ke bibit untuk tanaman.

Perlakuan benih dapat mengendalikan penyakit yang terdapat pada benih (seed borne disease), cendawan pada tanah (soilborne disease), dan penyakit yang disebarkan melalui udara (airbone diseases).  Dengan perlakuan benih dapat meningkatkan daya perkecambahan, ketahanan terhadap penyakit dan produktivitas benih.

Metode Perlakuan Benih

Perlakuan benih dilakukan untuk beberapa tujuan berikut:

Pengendalian Benih Dorman (Seed dormancy)

Setiap varietas memiliki masa dormansi yannng menjadikan tingkat perkecambahan rendah. Beberapa perawatan dapat digunakan untuk memecahkan dormansi dan meningkatkan pertumbuhan benih.

  1. Mengekspos bibit suhu tinggi (40-42 ° C) selama 1-2 hari sebelum disemai.
  2. Seed priming – Benih direndam selama 4-8 jam dan dikeringkan sebelum menabur. Benih harus ditabur dalam waktu 1-2 hari setelah priming.
  3. Pre-germination – Benih direndam benih dalam air selama 12-24 jam atau sampai tunas kecil muncul di ujung benih.  Dalam cuaca dingin, benih mungkin perlu direndam selama 36-48 jam. Tiriskan dan keringkan benih dalam selama 24 jam di daerah yang teduh di mana udara dapat beredar di sekitar.  Jika suhu tas melebihi 42 ° C, beberapa biji akan rusak.  Menaburkan benih sebelum akar melebihi panjang 5 mm.

Penggunaan Inokulan Azospirillum

Azospirillum sp adalah bakteri yang hidup bebas di dalam tanah disekitar akar dan permukaan akar tanaman dan mempu menyediakan unsur N dan P bagi pertumbuhan tanaman.  Ini adalah untuk fiksasi N oleh benih padi.   Gunakan inokulan Azospirillum sp., biasanya dalam formulasi tepung (powder) dengan dosis 1 g per kg benih dan bercampur dengan benih sebelum disemai.

Contoh produk ini adalah Benprima.   BENPRIMA adalah bakteri penyubur hayati, bakteri perlakuan benih yang mampu memproduksi hormon tanman khususnya auksin (IAA), melarutkan pupuk fospat menjadi “tersedia” atau dapat terserap oleh tanaman. BENPRIMA adalah produk dari PT. Biotis Agrindo.   Kandungan Benprima adalah Bacillus polymixa 107 cfu/g, Pseudomonas fluorescens 107 cfu/g.

Penggunaan Fungisida pada Benih

Perlakuan benih dengan fungisida Tiflo 80WP.  Tiflo adalah fungisida dengan bahan aktif Thiram 80%.  IRRI (International Rice Research International) merekomendasikan penggunan fungisida dengan bahan aktif Thiram sebagai fungisida untuk perlakuan benih.

Table: Rice Seed Treatment Fungicides

No

% Active Ingredient(s)Rate

Additional Information

 1Thiram 42%1.5 fl oz/buFor seed decay, damping off, and seedling blights
 2Carboxin 10% +
Thiram 10%
5 to 6.8 fl. oz. per 100 lbs. of seed.For control of various seed and seedling diseases. The higher rate is recommended for control of Helminthosporium oryzae. Ready to use seed treatment which may be applied as a commercial seed treatment or as a pour-on hopper box application.
 3Carboxin 5.7% + Thiram 5.7%9 to 12 fl. oz. per 100 lbs. of seed.To control various seed and seedling diseases, especially effective against Rhizoctonia solani and Helminthosporium oryzae. The higher rate is recommended for control or Helminthosporium oryzae. Apply as a pour-on treatment or by machine.

Last Updated on Monday, 24 September 2012 15:09

Sumber : http://www.knowledgebank.irri.org

Penggunaan Tiflo 80WP sebagai seed treatment bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman benih atau dengan mencampur langsung dengan benih sebelum disebarkan dipersemaian.

Baca juga : Fungisida TIFLO Untuk Perlakuan Benih (Seed Treatment)

Cara perendaman : Larutkan 1-3 g Tiflo 80WP untuk per kg benih dalam 5 lilter air dalam bak perendaman benih.  Masukan benih ke dalam bak perendaman, dan biarkan terendam selama 12-24 jam.  Setelah keluar tunas kecil, benih diangkat dimasukan ke dalam karung dan ditiriskan selama 24 jam.  Benih disimpan dalam suhu ruangan, untuk menjaga kelembaban benih bisa dilakukan penyiraman.  Jika tunas sudah cukup panjang (5 mm), benih bisa disebar di persemaian.

Cara mencapur langsung : Benih direndam dalam bak rendaman selama 12-24 jam, kemudian diangkat.  Siapkan bubur Tiflo 80 WP dengan membuat memasukan 1-3 g Tiflo 80WP dalam 5 ml air untuk setiap kilogram benih.  Kemudian diaduk, sehingga menjadi bubur atau pasta.  Pasta dioleskan pada bagian dalam bak pencampur dan masukan benih yang sudah selesai direndam.  Bak pencampur dikocok-kocok sampai benih tercampur atau terlapisi dengan sempurna oleh bubur Tiflo.

Tiflo _ Seed treatment2

Kunjungi juga link berikut : How to treat seeds

Begini Cara Pengendalian Phytophtora pada Cabai

Begini Cara Pengendalian Phytophtora pada Cabai

Sejak akhir tahun 2016 sampai memasuki bulan kedua Februari 2017, bisnis cabai dirasakan semakin “pedas”, terutama untuk cabai rawit. Harga yang diterima konsumen berkisar 70.000 – 150.000 per kg.

Meski ditingkat petani tidak terlalu banyak lonjakan, tetapi musim hujan yang intensitasnya tinggi mengakibatkan banyak kerusakan pada tanaman cabai. Budidaya cabai dimusim hujan cukup rewel, produktivitas menurun, tetapi biaya produksi tinggi. Mestinya banyak keuntungan yang diterima petani cabai saat ini tinggi, namun akibat serangan penyakit seperti patek, busuk buah mengakibatkan penunurunan hasil panen.

Penyakit umum yang menyerang tanaman cabai adalah busuk buah (Phytophtora infestans), dan patek atau antraknos (Colletortricum capsici).  Bagaimana cara pengendalian kimiawinya?

Pengendalian Busuk Buah Cabai

Busuk buah biasanya akan menyerang tanaman cabe yang masih muda, tua dan sudah hampir matang sempurna.  Penyebab busuk buah adalah faktor cuaca dan lingkungan sekitar tanaman yang lembab akibat dari curah hujan yang tinggi atau drainase yang buruk.

Banyak merek fungisida dipasaran yang dapat digunakan untuk pengendalian penyakit ini. Namun saking banyaknya terkadang cukup pusing memilihnya. Prinsip dasar pengendalian penyakit ini adalah protektif atau pencegahan.

Sebelum ada serangan gunakan fungisida non-sistemik protektif dari golongan Thiram, Ziram, Mankozeb, Maneb, Zineb, Propinep, dst.

Jika menginginkan pengendalian yang lebih kuat, gunakan fungisida-fungisida tersebut yang sudah dikombinasikan dengan fungisida sistemik yg kuat untuk Phytophthora seperti dari golongan Benalaksil, Kiralaksil, Metalaksil, Mefenoksam, Oksadiksil, Ofurace, Simoksanil, dsb.

Atau juga yang sudah dikombinasikan dengan fungisida dari kelompok strobilurin seperti Azoksistrobin, dsb.

Jika menggunakan fungisida tunggal, maka aplikasinya bisa berselang-seling dengan pola kontak (K) dan sistemik (S). Mulai sejak awal gunakan yg gabungan K + S, seterusnya K-K-K-S dan seterusnya. Intervalnya tergantung situasi cuaca setempat.

Ziflo 90WP untuk Busuk Buah pada Cabai

Ziflo 90WP dengan bahan aktif ziram 90% plus Zn++ (seng).  Ziram adalah bahan fungisida dari golongan EBDC yang mampu memberikan perlindungan terhadap busuk buah pada cabai. Sedangkan Zn yang terkandung dalam ziram mampu memberikan reaksi biokimia dan menstimulasi terbentuknya hormon yang penting.

Dosis yang digunakan:  Ziflo 90WP dengan dosis 3 sendok makan sebanyak 2x seminggu.

Selain Ziflo 90WP bisa juga digunakan Tiflo 80WP (Thiram 80%).

Campuran yang dapat digunakan adalah fungisida dengan bahan aktif simoksanil.  Atau produk yang sudah tersedia dipasaran tanpa harus mencampurnya contohnya Curzate (Mankozeb + Simoksanil).

Semoga mambantu.