Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak dan urine serta sisa-sisa makanan yang tidak dihabiskan dan umumnya berasal dari ternak sapi, ayam, kerbau, kuda, babi dan kambing.
Pupuk kandang selain mengandung hara makro seperti N, P dan K, pupuk kandang juga mengandung unsur hara mikro seperti Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo.
Penanaman tanaman pertanian dapat menyebabkan hilangnya unsur-unsur hara esensial melalui panen, apalagi bila diusahakan secara terus menerus.
Dengan demikian kesuburan suatu tanah akan menurun secara terus- menerus, sehingga mencapai suatu keadaan dimana penambahan unsur hara melalui pemupukan mutlak diperlukan untuk memperoleh hasil pertanian yang menguntungkan.
Pupuk kandang terbagi menjadi macam pupuk yang didasarkan atas hewan yang menghasilkannya, tiap-tiap kotoran hewan yang kemudian disebut menjadi pupuk kandang tersebut memiliki karakter yang berbeda satu dengan yang lain.
Keunggulan Pupuk Kandang
Secara umum keunggulan dari pupuk alam yang berbentuk padat adalah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan sifat biologi tanah.
Pupuk kandang dari kotoran kambing memiliki kandungan unsur hara relatif lebih seimbang dibandingkan pupuk alam lainnya karena kotoran kambing bercampur dengan air seninya, hal tersebut biasanya tidak terjadi pada jenis pupuk kandang lain seperti kotoran sapi. Bercampurnya air seni yang juga mengandung unsur hara dengan kotoran padat membuat kandungan unsur haranya seimbang.
Perbandingan unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk kandang dari berbagai jenis hewan bergantung dari perbandingan makanan dan jenis yang diberikan.
Rumput kering atau jerami mengandung hanya sedikit nitrogen dan fosfat namun banyak mengandung kalium. Jenis unsur hara makro utama dalam pupuk kandang adalah nitrogen, fosfat dan kalium.
Nitrogen berada dalam pupuk yang sudah dicernakan dalam bentuk protein, persenyawaan amonium dan amoniak. Sebagian langsung tersedia untuk diserap tanaman, sisanya tersedia berangsur-angsur sebagai akibat proses penguraian mikrobiologis dari protein.
Reaksi kerja nitrogen di dalam pupuk kandang tidak sama dengan reaksi kerja nitrogen pada pupuk buatan.
Perbandingan antara keduanya ditunjukkan dengan faktor kerja (working coefficient) dari nitrogen pupuk kandang terhadap nitrogen pupuk buatan.
Manfaat Pemberian Pupuk Kandang
Pupuk kandang bagi sifat fisik tanah adalah memperbaiki sifat fisik tanah seperti struktur, kemampuan menahan air dan porositas tanah. Pemberian pupuk kandang secara terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi gembur, mudah diolah, dan menyimpan air lebih lama.
Sedangkan dari sisi biologi tanah, pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan aktivitas organisme tanah seperti cacing, semut dan lain-lain karena merupakan sumber makanan bagi hewan di dalam tanah, meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah
Secara kualitatif, kandungan unsur hara dalam pupuk organik tidak dapat lebih unggul daripada pupuk anorganik. Namun penggunaan pupuk organik secara terus menerus dalam rentang waktu tertentu akan menjadikan kualitas tanah lebih baik dibanding penggunaan pupuk anorganik.
Manfaat penggunaan pupuk kandang antara lain:
Merupakan pupuk lengkap, karena mengandung semua hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman, juga mengandung hara mikro.
Mempunyai pengaruh susulan, karena pupuk kandang mempunyai pengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman yang berangsur-angsur menjadi tersedia.
Memperbaiki struktur tanah sehingga aerasi di dalam tanah semakin baik.
Meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga hara yang terdapat di dalam tanah mudah tersedia bagi tanaman.
Mencegah hilangnya hara (pupuk) dari dalam tanah akibat proses pencucian oleh air hujan atau air irigasi.
Mengandung hormon pertumbuhan yang dapat memacu pertumbuhan tanaman.
Penggunaan Pupuk Kandang Pada Tanaman Padi
Pemanfaatan pupuk kandang untuk padi sawah jumlahnya jauh lebih sedikit daripada untuk lahan kering (pangan dan sayuran).
Jumlah maksimum pupuk kandang yang umum dipergunakan petani sawah <2 ton/ha, sedangkan petani sayuran mencapai 25-75 ton/ha.
Hasil-hasil penelitian aplikasi pupuk kandang pada lahan sawah yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dalam kisaran 2-20%.
Pupuk kandang selain mengandung hara-hara yang dibutuhkan tanaman juga mengandung asam-asam humat, fulvat, hormon tumbuh dan lain-lain yang bersifat memacu pertumbuhan tanaman sehingga serapan hara oleh tanaman meningkat
Sudahkan Anda menggunakan pupuk kandang?
Sumber: Artikel: Dirangkum dari berbagai sumber. Tabel : Pinus Lingga (1991) dalam Kurniawan (2010)
Bagaimana hama bisa jadi resisten atau kebal terhadap suatu pestisida khususnya insektisida? Karena banyak dilaporkan penyemprotan dengan insektisida A efektif pada musim lalu, tetapi begitu diaplikasikan pada musim sekarang hasilnya tidak seperti musim sebelumnya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seperti yang dipaparkan oleh Pak Panut Djojosumarto dalam salah satu postingannya di laman facebooknya.
Salah satu alasan kenapa pengendalian hama dan penyakit harus di rotasi adalah karena menghindari kekebalan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT).
Pengendalian Hama dan Penyakit Menghindari Kekebalan
Pertama-tama perhatikan gambar di bawah ini. Dimana katakanlah bintik hitam dan merah adalah hama.
Kekebalan hama terjadi di tingkat populasi, yakni masyarakat hama di lokasi tertentu. Di tiap populasi selalu ada saja individu hama (oknum) yg super kuat. Kebal, terhadap sesuatu.
FAO mendefinisikan resistensi (kekebalan) OPT terhadap pestisida sebagai berkurangnya respons populasi suatu species terhadap pestisida atau bahan pengendali lainnya, sebagai akibat dari aplikasinya (a decrease of response of a population of a species to a pesticide or control agent as result of their application).
Faktor yang Menyebabkan Kekebalan Hama
Pada hama/serangga, ada banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain: faktor genetik, biologi/ekologi hama dan faktor operasional/penggunaan insektisida.
Faktor penggunaan insektisida yg penting utk dipertimbangkan adalah:
1. Jenis atau tipe insektisida. Insektisida yg berspektrum pengendalian sempit CENDERUNG (tidak selalu) lebih cepat menimbulkan resistensi.
2. Aplikasi dng insektisida yg sama cara kerjanya terus menerus bisa memacu kekebalan.
3. Takaran yg terlalu tinggi akan meningkatkan tekanan seleksi (mempercepat resistensi), sedang takaran terlalu rendah merangsang toleransi hama.
4. Makin sering aplikasi (insektisida yg sama) dilakukan, CENDERUNG makin cepat menimbulkan kekebalan.
Kekebalan itu spesifik. Jadi menyebutkannya harus spesifik pula, hama A didaerah B diduga resisten thdp insektisida C.
Kekebalan juga bersifat lokal. Hama yg diduga kebal di daerah À belum tentu kebal di daerah B.
Bagimana Kekebalan Hama Terjadi?
Katakanlah di populasi awal (A) ada 2 ekor hama yg kebal terhadap insektisida A. Dalam gambar bulatan hitam adalah individu biasa yg tidak kebal, dan yang merah adalah hama yg kebal. Jika populasi disemprot dengan insektisida A maka sebagian besar hama hitam mati, dan hama merah tidak mati (gambar B).
Hama akan kembali beranak, baik hama merah maupun hitam. Hasilnya ada di gambar C. Kalau C disemprot lagi dengan insektisida yg sama, hitam mati (tidak semua) dan merah selamat (gambar D).
Dalam perkembangan selanjutnya, populasi mungkin sudah seperti gambar E. Jumlah hitam makin berkurang dan jumlah merah makin banyak. Demikian seterusnya jumlah merah terus bertambah hingga akhirnya mendominasi populasi. Populasi menjadi tidak peka terhadap insektisida A. Mudahnya, hama sudah kebal.
Celakanya, hama merah bisa juga berbondong-bondong pindah ke desa sebelah (mungkin di daerah asal tidak ada tanaman lagi). Petani di desa sebelah ribut, ketika mereka menyemprot pakai insektidida A hama tidak mati. Padahal kemarin insektisida A masih ampuh.
Tetapi ada pula perpindahan hama yang menguntungkan. Kalau ada populasi hama hitam yg pindah ke daerah yg sudah banyak merahnya, populasi merah bisa berangsur-2 didominasi oleh hitam lagi.
Serangga merah yg kebal racun A, bisa saja tidak kebal terhadap racun X, yang berbeda kelas dan cara kerjanya. Itulah mengapa penggunaan racun harus dirotasi.
Syarat Pengendalian Hama dan Penyakit Dengan Pestisida
Syarat rotasi adalah adalah dengan menggunakan pestisda YANG BERBEDA KELAS DAN CARA KERJANYA. Karena situasi di alam tentu tidak sesederhana dan secepat itu. Ada banyak faktor yang bermain di sana.
Sumber : laman FB Panut Djojosumarto, January 15. Judul sudah di edit untuk keperluan SEO, Judul aslinya adalah Kekebalan Hama.
Tulisan ini merupakan ringkasan dari artikel dengan judul aslinya “Rahasia Bertani Padi Ala Maftukin” yang dimuat Majalah Agrina Edisi No 282 Desember 2017.
Maftukin adalah petani asal Desa Prangean, Kecamatan Maduran, Lamongan, Jawa Timur dan menjadi salah satu peserta pada Regional Farmer Panel pada Plant Science Seminar pada tanggal 14-15 November 2017 yang diselenggarakan oleh CropLife Asia.
Berikut adalah kiat-kiat sukses Maftukin dalam bertani padi sehingga mampu menghasilkan gabah kering panen (GKP) sekitar 10 ton per hektar.
Cara Pemilihan Pestisida
Cara Penggunaan Pupuk
Cara Teknik Pertanaman Jajar Legowo
Kiat Pemilihan Pestisida
Menutur Maftukin bertanam padi jaman now berbeda dengan 5
tahun lalu yang bisa dipastikan 75%-85% bisa panen, tetapi sekarang akan ada
kemungkinan gagal panen. Karena pengaruh
cuaca dan serangan hama dan penyakit yang semakin banyak. Oleh karena itu harus pandai-pandai
mengaplikasikan pestisida dan pengamatan lapangan. Petani harus memantau keadaan padi di
lapangan dua atau tiga hari sebelum aplikasi pestisida.
Sesuaikan Jadwal Aplikasi Pestisida
Jika menurut jadwal pestisida harus digunakan 10-15 HST,
maka aplikasikan pada umur tersebut.
Jangan diaplikasikan kurang dari 10 HST atau lebih dari 15 HST.
Menghadapi Serangan Wereng
Jika ditemukan serangan wereng pada masa vegetatif (umur tanaman 0-50 Hari Setelah Tanam (HST) pestisida yang dipilih adalah Confidor. Namun jika serangan wereng terjadi pada masa primordia (bunting muda) pestisida yang dipakai adalah Plenum atau Tenchu.
Menghadapi Serangan Sundep (Penggerek Batang)
Jika ditemukan adanya serangan sundep dan masih dalam keadaan normal pestisida yang dipakai adalah Belt Expert. Jika serangan sudah diambang batas, maka pestisida yang dipakai adalah Endure. Namun jika serangan sudah parah banget, pestisida yang digunakan adalah Prevathon.
Kiat Penggunaan Pupuk
Sama halnya dengan penggunaan pestisida, penggunaan pupuk
juga waktu aplikasinya harus tepat waktu.
Pemupukan pertama dan kedua
Pemupukan petama pada umur 15 HST, yaitu satu kuintal urea dan satu kuintal NPK Phonska per hektar. Pemupukan kedua saat umur 25-30 HST dengan satu kuintal NPK Phonska dan satu kuintal SP36.
Pengamatan terus dilakukan, jika tanaman sehat berwarna hijau dan kokoh selanjutnya diberikan pupuk KCL sebanyak 70 kg/ha pada saat umur tanaman 40 HST. Pemberian KCL bisa memberikan pengisian bulir padi maksimal.
Pemberian Nutrisi Tambahan
Pada umur 55 HST dan 65HST kembali diberikan nutrisi MKP (mono Kalium Phospate)cap Kapal Terbang sebanyak 2 kg/ha. Pada saat yang sama diberikan juga Folicur sebagai booster padi sebanyak 250 ml per hektar. Aplikasinya bisa disemprotkan secara bersamaan antara Folicure dangan MKP (-red).
Kiat Teknik Pertanaman Jajar Legowo
Selain cara penggunaan pestisida, pemupukan dan pemberian
nutrisi tambahan, tidak kalah penting adalah penerapan teknologi budidaya padi
dengan menggunakan jajar legowo. Jarak
tanam antarbaris 25 cm, jarak dalam baris 10 cm, dan jarak legowonya (atau jarak
setiap dua baris) 40 cm.
Dengan jajar legowo seperti di atas, populasi tanamannya 400 ribu rumpun/ha, dengan produktivitas gabahnya lebih dari 10 ton GKP/ha/musim.
Keterangan produk pestisida
CONFIDOR 5WP adalah Insektisida sistemik racun kontak dan lambung berbentuk tepung yang dapat disuspensikan dengan bahan aktif imidakloprid (imidacloprid) 5 %. Confidor buatan PT Bayer Indonesia.
PLENUM 50 WG adalah Insektisida penghambat aktivitas makan berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air dengan bahan aktif pimetrozin (pymetrozine) 50 %. PLENUM 50 WG diproduksi oleh PT. Syngenta Indonesia.
Pengendalian wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera), wereng daun (Nephotettix virescens) dengan penyemprotan volume tinggi : 100 – 300 g/ha.
TENCHU 20 SG adalah Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk butiran yang dapat larut dalam air dengan bahan aktif dinotefuron (dinotefuron) 20 %. TENCHU 20 SG diproduksi oleh PT DuPont Agricultural Products Indonesia.
Pengendalian wereng coklat (Nilaparvata lugens) dengan penyemprotan volume tinggi : 400 – 500 g/ha.
BELT EXPERT 480 SC adalah insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan suspensi dengan dua bahan aktif yaitu flubendiamida (flubendiamide) 240 g/l dan tiakloprid (thiacloprid) 240 g/l. BELT EXPERT 480 SC diproduksi oleh PT Bayer Indonesia.
Pengendalian penggerek batang (Scirpophaga incertulas) dengan penyemprotan volume tinggi : 300 ml/ha.
ENDURE 120 SC adalah insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan suspensi dengan bahan aktif spinoteram (spinoteram) 120 g/l. ENDURE 120 SC diproduksi oleh PT Dow AgroSciences Indonesia.
Pengendalian penggerek batang (Scirpophaga incertulas), pelipat daun (Cnaphalocrosis medinalis) dengan penyemprotan volume tinggi : 250 – 375 ml/ha.
PREVATHON 50 SC adalah insektisida sistemik racun kontak, lambung dan syaraf berbentuk pekatan suspensi dengan bahan aktif klorantraniliprol (chlorantraniliprole) 50 g/l. PREVATHON 50 SC diproduksi oleh PT DuPont Agricultural Products Indonesia.
FOLICURE GOLD 430 adalah Fungisida sistemik yang bersifat protektif, kuratif, eradikatif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan suspensi berwarna abu-abu kecoklatan untuk mengendalikan penyakit jamur padi dan sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman padi. FOLICURE GOLD berbahan aktif tebukonazol 430 g/l dan diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia.
Kalibrasi menentukan dalam penyemprotan pestisida. Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan sprayer. Pada akhirnya akan diketahui berapa banyak kebutuhan pestisida yang diperlukan untuk menyemprot per luasan lahan, berapa kebutuhan air, atau berapa kecepatan jalan si aplikator.
Manfaat Kalibrasi Sebelum Penyemprotan
Manfaat kalibrasi adalah untuk menentukan takaran pestisida secara tepat. Mencegah pemborosan, dan penyeragaman perhitungan aplikasinya.
Kalibrasi juga dapat menentukan berapa volume semprot yang diperlukan. Jika volume semprot sudah diketahui, selanjutnya dapat dengan mudah memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (jika konsentrasi diketahui) penggunaan yang sesuai.
Kalibrasi harus dilakukan secar berkala sebelum kegiatan penyemprotan dilakukan. Keberhasilan kalibrasi dipengaruhi oleh CURAH (flow rate) dari nozel yang digunakan (C; liter/menit), LEBAR GAWANGAN penyemprotan (G; meter), KECEPATAN jalan aplikator (K; meter/menit), dan VOLUME aplikasi (V; liter/hektar).
Dalam rumusan matematikanya menjadi C = GKV/10.000
Contoh 1:
Untuk menyemprot kubis dengan nozel yang angka curahnya 1,75 liter/menit, kecepatan penyemprot 30 meter/menit, dan lebar gawang terukur 1,5 meter. Berapa liter air yang diperlukan untuk menyemprot lahan dengan luas 1 hektar?
Jawab:
Diketahui : C = 1,75 liter/meint; K = 30 meter/menit; G = 1,5 meter
V = (10.000C)/GK
V = (10.000 * 1,75) /1,5 * 30
V = 388,89 liter
Sehingga kebutuhan air untuk menyemprot lahan kubis tersebut sebanyak 389 – 400 liter air per ha.
Contoh 2:
Diketahui kecepatan jalan 50 meter/menit, lebar gawang semprotan 1,2 meter, dan flow rate 1,5 liter/menit. Pestisida yang digunakan adalah herbisida Roundup dengan dosis 2 liter/ha. Ditanya berapa konsentrasi Roundup yang digunakan?
Jawab:
Diketahui : K = 50 meter/menit; G = 1,2 meter; C = 1,5 liter/menit
V = (10.000C)/GK
V = (10.000 * 1,5) / 1,2 * 50
V = 15.000 / 60
V = 250 liter
Dosis herbisida Roundup yang dipakai adalah 2 liter/ha, maka konsentrasi herbisida Roundup yang digunakan adalah 2 Lt Roundup/250 liter air = 0.008 liter atau 8 ml Roundup/liter air.
Jika knapsack sprayer yang digunakan kapasitasnya 16 liter maka herbisida yang dicampurkan ke dalam tangki sprayer sebanyak 8 ml Roundup * 16 liter = 128 ml Roundup/tangki.
Contoh Perhitungan Kalibrasi
Contoh 3.
Jika menyemprot alang-alang seluas 100 hektar dengan menggunakan nozel VLV-200 dan konsentrasi herbisida Roundup yang digunakan sebesar 1%. Berapa kebutuhan Roundup dalam penyemprotan?
Jawab:
Diketahui : Luas areal penyemprotan = 100 ha; Nozel VLV-200, konsentrasi pestisida 1%
Nozel VLV atau very low volume adalah nozel yang digunakan dengan dengan kebutuhan larutan sangat rendah, berkisar 100 -200 liter/ha. Nozel yang digunakan adalah VLV-200, artinya kebutuhan air sebanyak 200 Liter/ha.
Konsentrasi herbisida Roundup sebesar 1% artinya adalah kebutuhan herbisida Roundup adaalah 1 ml Roundup per liter air.
Jika dipakai Nozzle VLV-200 dan kapasitas tangki 15 liter, maka jumlah tangki/ha yang dibutuhkan:
= 200 ltr/ha : 15 ltr/tangki = 13 tangki/ha.
Herbisida Roundup yang perlukan per tangki adalah :
= 15 ltr/tangki X 1% Roundup
= 15 ml Roundup/tangki
Jumlah herbisida Roundup yang dibutuhkan per hektar adalah :
= 13 tangki/ha x 15 ml/tangki
= 195 ml/ha
Jadi untuk 100 ha, kebutuhan herbisida Roundupnya adalah :
= 195 ml/ha * 100 ha
= 19.500 ml atau 19,5 liter Roundup
Contoh 4.
Semprot piringan (circle spraying) menggunakan herbisida Basta 1.5 liter/Ha dengan nozzle polijet biru ICI. Flowrate 1.6 Lt/menit, lebar semprot 1.2 m dan kecepatan penyemprot berjalan 36m/menit. Berapa dosis per tangki knapsack?
Jawab:
Diketahui = Dosis : 1.5 liter/ha; C = 1.6 liter/menit; G = 1.2 m; K = 36 m/menit
Kebutuhan larutan :
V = (C*10.000)/GK
= (1.6 liter/menit * 10.000 m2)/1.2 m x 36 m/menit
= 370.37 liter
Maka herbisida Basta yang dicampurkan dalam setiap knapsack sprayer (kapasitas 15 liter) adalah
= 15 liter x 0.4%
= 0.06 liter atau 60 cc.
Contoh 5.
Semprot piringan menggunakan herbisida Kleenup 1.5 liter/ha dengan nozzle VLV-200. Flowrate 0.9 liter/menit, lebar semprot 1.2 m dan kecepatan penyemprot berjalan 36 m/menit. Berapa dosis herbisida Kleenup per knapsack?
Jawab :
Diketahui : Dosis = 1.5 liter/ha; C = 0.9 liter/menit; G = 1.2 m; V = 36 m/menit
Kebutuhan larutan
L = (C * 10000)/KG
= (0.9 liter/menit * 10000 m2)/36 m/menit * 1.2 m
= 208.33 liter
Seiring dengan perkembangan aktivitas pertanian dan bisnis pertanian (agribisnis) di Indonesia yang semakain hari semakin meningkat, terjadi juga peningkatan suplay sarana produksi pertaniannya. Terlebih kini hampir tidak dapat dipungkiri produk-produk dari China semakin membanjiri pasar produk dan sarana produksi pertanian di Indonesia.
Ada pepatah “Teliti Sebelum Membeli”. Meskipun saya menjual produk “sejenis” atau “mirip-mirip” dengan knapsack sprayer PB-16 Malaysia, tetapi pengenalan produk knapsack sprayer PB-16 Malaysia ini tetaplah penting.
Sebagai pemasar produk buatan Crossmark Malaya, berikut adalah 6 ciri-ciri yang membedakan antara knapsack sprayer PB-16 asli atau tiruan.
Kenali Tanda PB16 ASLI
Ciri 1. Pada Kotak/Box Pembungkus Luas PB-16 Asli : Terdapat cetakan alamat produsen yaitu Syarikat Jun Chong SDD. BHD dan UK Registered Design No 2025702 di kedua sisi box PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 2. Pada Tangki Sprayer PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “CROSSMARK MANUFACTURER” (atas logo) & Cetakan UK Registered Design No 2025702 di bagian bawah logo. PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 3. Pada Silinder/tabung Pompa PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “UK Registered Design No 2014821” pada bagian atas silinder/tabung pompa. PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 4. Pada Penutup Nozel PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “PAT. APPL. No. PI 880074” PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 5. Pada Ring/klep PB-16 Asli : Terasa licin kalau dipegang dan kualitas bagus PB-16 Tiruan : Terasa kasar dan kualitas jelek.
Ciri 6. Pada Pelepas Automatik/Adaptor PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “CROSSMARK (R)” PB-16 Tiruan : Kosong
Demikian 6 (enam) tanda keaslian knapsack sprayer PB-16 Malaysia buatan Syarikat Jun Chong (Cross Mark) yang perlu diperhatikan sebelum membeli, agar terhindar dari kesalahan pembelian dan penyesalan seumur hidup :).
Dilalah mau membeli PB-16 Malaysia malah dapat Knapsack Sprayer PB-16 Tiruan atau PB-16 Abal-abal.
Jika anda menginginkan knapsack sprayer PB-16 Malaysia yang asli, maka hanya di SINILAH yang tepat. Untuk mengetahui spesifikasi PB-16 Malaysia silahkan KLIK DISNI.
Pemupukan pada tanaman padi ibarat memberi makan manusia, kandungan nutrisinya harus lengkap dan seimbang. Kekurangan dan kelebihan nutrisi tertentu bisa berdampak negatif.
Berdasarkan peraturan pemerintah melalui Permentan No 40 tahun 2007 bahwa untuk mencapao hasil panen 8 ton/ha, dosis pemupukan nitrogen (N) sebesar 100-135 kg/ha, fospat (P2O5) sebesar 18-27 kg/ha, dan kalium (K2O) sebesar 30-60 kg/ha.
Fakta di lapangan yang terjadi saat ini, sekitar 70% lahan persawahan maupun darat kondisinya sudah “sakit” akibat aplikasi pupuk an-organik berlebihan dan tidak dikembalikannya limbah tanaman ke lahan. Akibatnya lahan semakin memadat dan bahan organiknya semakin rendah. Bisa di bawah 3%, padahal kandungan organik semestinya 5%. Demikian menurut Bapak Iswandi Anas, ahli tanah IPB yang dikutip dari Majalah Agrina Februari 2018.
Untuk memulihkan kondisi tersebut diperlukan pupuk organik dan pupuk hayati yang mengandung mikroba.
Pupuk Organik
Salah satu cara menanggulangi tanah yang “sakit” adalah dengan pupuk organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.[1] Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.[2] Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.[2] Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).[2] – reff : Wikipedia
Asam humat sebagai pembenah tanah(soil conditioner) dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan kualitas tanah. Asam humat merupakan inti sari dari pupuk organik karena asam humat mengandung karbon organik. Penggunaan asam humat utamanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan/atau biologi tanah, sehingga produktivitas tanah menjadi optimum.
Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik sebaiknya menjadi prioritas utama, selain terbukti efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan, juga bersifat terbarukan, insitu, dan relatif murah, serta bisa mendukung konservasi karbon dalam tanah.
Penggunaan asam humat bukan sebat obat yang sekali minum langsung menyembuhkan. Pembenah tanah dengan bahan organik terjadi secar bertahap. Kepulihannya dibarengi dengan meningkatnya kapasitas tukar kation dan tumbuhnya mikro-organisme dalam tanah.
Dengan tumbuhnya mikro-organisme dalam tanah akan memberi efek positif. Mikroba mengubah aroma yang ada di tanaman menjadi aroma yang tidak disukai oleh hama. Sehingga terjadilah bio-pestisida secara alami dari tanaman yang sehat.
Kelemahan dari pembenah tanah organik ini adalah dibutuhkan dalam dosis relatif tinggi. Namun teknologi pembenah tanah ini terus berkembang, kini hanya diperlukan asam humat 60 kg/ha/tahun sudah cukup.
Aplikasi asam humat ini bisa dicampur berbarengan dengan pupuk sintesis pada saat pemupukan. Kelebihannya semua urea dilapisi dengan asam humat supaya terbentuk keseimbangan organik dan an-organik.
Produk pembenah tanah atau asam humat ini adalah Humakos, Humatani, Humatop dan lainnya.
Humatani
Humatani merupakan humus larut air, pembenah tanag, dan perangsang pertumbuhan yang dirancang untuk mengembalikan dan mempertahankan kesuburan tanah. Humatani dibuat oleh PT Humat Agro Lestari. Dengan dosis aplikasi 20-40 lt/ha dipercaya dapat menghemat penggunaan pupuk kimia 30% dan meningkatkan hasil panen 10-15%.
Keunggulan Humatani adalah :
Tingkatkan kualitas produk dan tingkat produktivitas hingga 20-40%.
Mempertahankan dan mengembalikan kesuburan tanah lahan pertanian dengan penurunan kesuburan.
Mengikat nutrisi tanah (N, P, K).
Mencegah hilangnya pupuk karena penyimpangan dan penguapan, sehingga menjaga ketersediaan nutrisi untuk tanaman dan menghemat penggunaan pupuk kimia.
Mengikat Nitrogen dan mencegah proses Nitrifikasi, sehingga mencegah pengasaman tanah.Mencegah pembentukan kompleks fosfat dengan aluminium dan logam lain yang tidak larut.
Menetralisir logam berat.
Meningkatkan Kapasitas Pertukaran Kation (KTK) dari tanah.
Meningkatkan kapasitas kapasitas menahan air tanah, sehingga menghemat 30-40% dari kebutuhan air.
Menyediakan makanan untuk mikro-organisme pemupukan tanah.
Menyimpan energi surya, yang membuatnya tersedia kapan saja untuk pertumbuhan tanaman dan
mikro-organisme hidup.
Mempercepat asimilasi nutrisi ke dalam sel tumbuhan.
Humatop merupakan produk pembedah tanah produksi PT. Prima Agro Tech, kandungannya 100% asam humat yang merupakan hasil ekstraksi dari batuan alam leonardite.
Keunggulan Humatop adalah:
Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stress akibat iklim dan keracunan logam
Meningkatkan efisiensi asupan pupuk dan kemampuan tukar kation tanah
Menyegarkan stress tanah akibat pupuk kimia berkepanjangan
Menurunkan penggunaan pupuk kimia
Meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan terhadap serangan penyakit
Aplikasinya bisa dengan cara pengocoran atau dicampur dengan pupuk kimia (an-organik).
Jika aplikasi dengan cara pencampuran 1 sachet Humatop di campur dengan 25 kg pupuk. Kalau aplikasi pengocoran, 1 sachet Humatop terlebih dahulu dilarutkan dalam 50-100 lt air kemudian dikocorkan merata dipiringan tahan, lahan, atau media tanam.
Hara Silika
Di Indonesia, hara silika belum begitu diperhatikan dan menjadi perhatian para petani. Padahal siliki termasuk nutrisi penting untuk tanaman padi.
Silika (SiO2) sebenarnya banyak terkandung pada sekam padi. Tanaman padi paling banyak mengambil silika dari tanah. Sayangnya tidak ada unsur silika yang dikembalikan ke tanah. Jerami dan sekam padi pada umumnya dibakar, yang hanya menyisakan unsur karbon saja. Jika sekamnya dibakar di atas 400oC silikanya berubah menjadi menjadi kristal yang tidak bisa dimakan oleh tanaman padi.
Secara fisik siliki berfungsi untuk memperkuat sel. Jika diaplikasikan pada tanaman padi, dapat menguatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, kekeringan, dan memperbaiki fotosintesis.
Tanaman padi membutuhkan silika dalam bentuk SiO2 tersedia dengan dosis 300-500 kg/ha, tanpa jerami. Jumlah yang cukup banyak. Untungnya kini telah tersedia produk hasil teknologi modern yang memformulasi silika dalam bentuk cair.
Dipasaran ada beberapa merek nutrisi silika seperti Tenaz, Biomax, Silika Novelgro.
Silika Novelgro
Silika Novelgo merupakan nutrisi silika terlarut dalam air yang mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi Silika tersebut akan dibawa oleh jaringan tanaman ke lapisan sel terluar (epidermis) untuk membentuk lapisan yang keras (cuticle).
Dan ketika sel-sel silika tersebut melapisi seluruh permukaan sel terluar, termasuk dengan bulu-bulu tanaman, maka selain dinding sel sulit ditembus oleh sengat OPT, bulu-bulu tanaman yang telah menjadi lebih keras akan menjadi seperti kawat berduri yang akan menghambat serangan OPT atau bahkan membunuh OPT.
Keunggulannya adalah:
Formulasi stabil
Aman untuk dikonsumsi, Novelgro Silika merupakan bahan yang aman untuk dikonsumsi sehingga dapat digunakan sampai pada hari panen.
Tidak beresidu
Untuk Pengendalian Hama Terpadu
Novelgro Silika bersifat basa (pH tinggi), sebaiknya uji kompatibilitas sebelum mencampurnya dengan produk yang bereaksi negatif terhadap suasana pH tinggi.
Biomax merupakan Pupuk mikro cair yang mengandung sebagian besar Silika (20%) yang diproduksi dengan teknologi NANO, berbentuk cair, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Kandungan unsur mikro lainnya yaitu Mo: 189 ppm dan Co: 0.35 ppm.
Keunggulannya adalah:
Unsur silika berukuran kecil, jauh lebih kecil dari ukuran mulut daun sehingga mudah terserap ke jaringan tanaman
Kandungan silikanya tinggi 19% plus unsur mikro, sesuai kebutuhan tanaman
100% larut dalam air
Tanman tampak lebih hijau, “ireks”, dan subur
Terbukti dapat mengurangi serangan hama dan/atau penyakit tanaman
Sesuai dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu dan pertanian organik
Anakan bertambah, panen melimpah (naik hingga 20%).
Silika Tenaz diproduksi dengan teknologi monomer (rantai pendek) sehingga silika yang siap dikonsumsi oleh tanaman. Silika TENAZ buatan eropa dari Taminco bvba yang merupakan subsidiari Eastman Chemical Ltd Amerika.
Dosis Silika Tenaz hanya 6 liter/ha untuk 1 musim tanam atau 2 liter per aplikasi. Untuk mendapatkan hasil maksimal silika Tenaz diaplikasikan pada usia tanaman padai 30 HST, 45 HST, dan 60 HST.
Silika merupakan unsur yang netral, walaupu banyak diaplikasikan tidak akan meracuni tanah dan tanaman.
Keunggulannya:
Tenaz diformulasi dalam bentuk tersedia sehingga paling mudah diserap oleh tanaman
Tenaz dapat mencukupi kebutuhan silika tanaman dalam waktu cepat
Tenaz bisa dicampur dengan pestisida lainya dan meningkatkan daya efisiensinya.
Berdasarkan produk silika yang beredar tersebut dan respon dari petani pengguna silika didapatkan informasi bahwa penggunaan silika dapat menyebabkan produk mengental atau “ngejel” jika dicampur dengan produk pestisida lainnya. Akibatnya larutan semprot tidak bisa dipakai.
Test sederhana terhadap ketiga produk tersebut dengan mencapurkan langsung (tanpa air) formulasi silika dan nitrogen cair sebagai berikut.
Tak dapat dipungkiri wereng masih menjadi masalah yang bikin puyeng. Petani padi masih direpotkan dengan serangan wereng coklat yang berpotensi membawa virus kerdil hampa dan kerdil rumput. Petani harus mengantisipasinya sejak awal.
3 Faktor Penyebab Wereng
Setidaknya ada 3 faktor kenapa wereng masih menjadi masalah utama petani sampai saat ini. Pertama, faktor iklim yang cukup basah atau kemarau basah. Kondisi yang lembab namun hangat adalah kondisi yang membuat nyaman bagi wereng.
Kedua, pola budidaya tanaman padi yang menyebabkan tidak terputusnya rantai makanan bagi wereng. Wereng berpindah dari tanaman ke tanaman sebelahnya, berpindah dari saru lokasi ke lokasi berikutnya. Akan lebih parah jika diwilayah tersebut menerapkan pola tanam 3 kali dalam setahun.
Faktor terakhir adalah pola penggunaan insektisida yang intensitasnya sudah sangat tinggi. Penggunaan dosis yang kurang tepat dan jumlah penyemprotan yang tinggi 8-12 kali dinilai menyebabkan kerentanan terhadap wereng.
Bagaimana pengendalian wereng secara kimiawi yang ditawarkan oleh perusahaan pembuat pestisida atau formulator?
Berbagai perusahaan pestisida memiliki ‘resep’ dan menawarkan solusi terbaiknya. Berikut beberapa solusi produk yang diberikan.
Pengendalian wereng dengan Marshal 5GR versi FMC
Sumber foto: google
FMC masih mengandalan insektisida Marshal 5GR dengan bahan aktif karbosulfan sejak persemaian dengan dosis 4 kg/ha. Aplikasinya bisa bersamaan dengan pemupukan.
Kemudian saat pindah tanam, Marshal 5GR diaplikasikan berbarengan dengan pemupukan pertama atau umur 15 HST dengan dosis 10 kg/ha. Jika masih ada serangan kembali Marshal 5GR bisa aplikasikan pada umur 30 HST pada pemupukan ke-2 dengan dosis 10 kg/ha.
Pengendalian wereng dengan Tenchu 20SG Versi Agricon
Sumber foto: Agricon
Agricon menawarkan pengendalian wereng coklat dengan insektisida Tenchu 20SG yang berbahan aktif dinotefuron 20%.
Tenchu 20SG diaplikasikan dengan cara melarutkan 25 gr dalam satu tangki kapasitas 14 lt untuk luasan 400 m2, atau 2-3 bungkus (50 g – 75 gr Tenchu 20SG per hektar).
Penyemprotan dilakukan pada saat populasi wereng 5-10 ekor per rumpun. Penyemprotan sekitar 10-15 cm di atas permukaan tanah (bukan diatas permukaan tinggi tanaman).
Pengendalian Wereng dengan Pexalon 106SC Versi Corteva (DowDupont)
Sumber foto: FB DupontPexalon
Insektisid Pexalon 106SC dengan bahan aktif triflumezopyrim diaplikasikan pada umur tanaman 10-20 HST dengan dosis 240 ml/ha dengan volume semprot 300 liter/ha atau 20 tangki per hektar.
Untuk daerah yang bukan endemik wereng dan virus kerdil aplikasikan Pexalon 106SC pada saat populasi rendah 5-10 ekor per rumpun pada umur tanaman 25-40 HST.
Pexalon 106SC direkomendasikan untuk digunakan sejak awal pertubuhan vegetatif. Untuk daerah endemik wereng seperti di daerah pantura Jawa Barat seperti Karawang, Subang, Pagaden, Indramayu aplikasi dilakukan pada saat awal ketika terlihat penerbangan pertama wereng bersayap pada umur 10-20 HST.
Keunggulan Pexalon 106SC
Mengutip dari informasi yang diperoleh, setidaknya ada 3 keunggulan insektisida generasi baru dari Corteva ini. Yakni, petama Pexalon 106SC bisa mengendalikan semua jenis wereng secar menyeluruh, baik pada fase nimfa maupun dewasa.
Kedua, durasi pengendalian yang panjang. Pexalon 106SC mampu melindungi tanaman selama 21-25 hari sejak pertama penyemprotan. Sedangkan siklu hidup wereng Nilaparvata lugens ini berlangsung 23-32 hari, mulai dari serangga, instar, nimfa, seragga dewasa tanpa sayap, dan serangga bersayap.
Keunggulan ketiga dari produk ini sangat aman terhadap manusia dan serangga menguntungkan lainnya seperti laba-laba, kepik, dan kumbang masih tetap hidup.
Bagaimana dengan Anda? punya pengalaman dalam pengendalian wereng yang tuntas dan terlebih ekonomis? silahkan menuliskan di kolom komen di bawah ini
Pestisida dikatakan mempunyai spectrum pengendalian luas (broad spectrum) bila pestisida tersebut dapat mengendalikan banyak jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) dari kelompok taksonomi yang berbeda.
Pada waktu lampau, para petani umunya menyukai insektisida yang memiliki spectrum sangat luas. Tetapi karena kelemahannya dapat merugikan organisme non-target serangga yang berguna, maka sekarang insektisida cenderung berspektrum sempit bahkan spesifik.
Kecenderungan mempersempit spektum ini tidak berlaku pada herbisida dan fungisida. Fungisida kontak umumnya berspektrum luas dan relatif murah, tapi hanya efektif sebagai protektan. Sedangkan fungisida sistemik sangat baik jika digunakan sebagai kuratif dan eradikatif, tapi spektrumnya sempit dan harganya relatif mahal. Oleh karena itu pada prakteknya petani sering mencampurnya, untuk mendapatkan keuntungan ganda. Namun, saat ini beberapa perusahaan juga sudah menyediakan fungisida combo (combo fungicide) ini dalam bentuk formulasi yang siap pakai.
Pertanyaan yang muncul adalah jika pencampurannya itu dalam aplikasi (tank mix), bagaimana aturannya. Berikut ini adalah urutan pencampuran pestisida yang benar sebelum dimasukan ke dalam knapsack sprayer.
Air
Tablet (WT, water dispersible tablet; ST, water soluble tablet): aduk hingga seluruh tablet larut dalam air
Butiran (SG, soluble granule; WG, water dispersible granule): aduk hingga seluruh butiran larut dalam air
Berbentuk tepung (WP, wettable powder; SP, soluble powder): aduk hingga merata)
Pencampuran dapat membahayakan keselamatan kerja aplikator
Untuk dapat memberikan hasil semprotan yang maksimal, gunakan knapsack sprayer yang berkulias seperti Knapsack Sprayer PB16, sprayer berkulitas produksi Crossmark, Malaysia. Anda dapat memesannya di Bukalapak/PabrikSprayer.
Knapsack sprayer harus dirawat agar sprayer menjadi awet atau tahan lama dan meminimalkan kandungan pestisida setelah selesai penyemprotan. Termasuk bagaimana cara mengatasi apabila nozzle tersumbat. Berikut adalah caranya:
Pembersihan Tangki
Setelah selesai kegiatan penyemprotan di lading atau kebun, knapsack sprayer perlu dicuci atau dibersihkan agar kandungan pestisida dalam tangki sprayer menjadi rendah pada semua bagian alat semprot.
Tahapannya adalah:
Tangki sprayer (Knapsack sprayer) dicuci sekurang-kurangnya tiga (3) kali dengan menggunakan air
Bagian terakhir pencucian dibuang melalui selang
Biarkan air pencucian keluar melalui selang dan “spuyer”/”nozzle”
Air pencucian di buangke tanag yang jauh dari perairan umum
Perlengkapan lainnya juga dicuci dengan air sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali.
Spuyer/Nozzle Tersumbat
Pada kegiatan penyemprotan dengan menggunakan knapsack sprayer, terkadang suka terjadi penyumbatan pada spuyer/nozzle. Nozzle dapat tersumbat oleh pestisida dan/atau kotoran. Jangan meniup nozzle yang tersumbat tersebut karena tiupannya akan membalik kea rah muka, dan menyebabkan muka terpapar oleh pestisida
Langkahnya adalah:
Buka nozzle dengan tangan menggunakan sarung tangan
Bersihkan dengan membenamkan nozzle ke dalam air dan kalau perlu digosok dengan tankai rumput
Bersihkan lagi dengan air
Cuci tangan setelah selesai.
Tujuan membersihkan lubang dengan rumput, agar tidak merusak lubang nozzle atau mempebesar lubangnya.
Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan kerja (K3) saat ini menjadi isu yang penting di perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Aspek K3 telah tertera tertera dalam undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan dan PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3). Masalah ini juga telah diatur dalam prinsip dan kriteria ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil), RSPO (Rountable Sustainable Palm Oil), ISCC (International Sustainability Carbon Certifite). Meski demikian belum banyak perusahaan perkebunan sawit kurang serius dalam menjalankan prinsip K3 ini.
Keselamatan kerja belum menjadi budaya utuh dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit. Kondisi inilah yang menyebabkan kecelakaan dan insiden kerja masih saja terjadi. Upaya menciptakan zero injury dan zero accident sudah diterapkan perusahaan kelapa sawit melalui berbagai kebijakan perusahaan diantaranya dengan menggunakan alat atau perlengkapan kerja atau alat pelindung diri (APD).
Alat Pelindung Diri di Perkebunan Kelapa Sawit
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari K3. Di perkebunan kelapa sawit pekerja di wajibkan menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan jenis pekerjaan yang di lakukan karena alat pelindung diri yang di gunakan di sesuaikan dengan potensi resiko yang di alami oleh pekerja tersebut.
Jenis dan fungsi alat pelindung diri :
Helm (helmet), berfungsi untuk melindungi kepala dari segala jenis benturan sehingga cedera otak dapat di minimalkan.
Kaca Mata (google), berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan benda-benda kecil seperti abu, bunga kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan benda lain.
Ear Plug, berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan pendengaran.
Masker, berfungsi untuk menghindari terhirupnya bahan kimia yang beracun.
Clemet (apron), berfungsi agar tubuh tim semprot tidak terpapar bahan kimia karena terbuat dari bahan yang tahan air.
Sarung tangan kain (gloves), berfungsi untuk menyerap keringat dan menghindari kerusakan tangan (kapalan) karena bekerja dengan benda keras.
Sarung tangan karet (gloves), tangan karet berfungsi untuk menghindari tangan terpapar bahan kimia.
Sepatu AV/safety, berfungsi untuk melindungi bagian kaki terkena duri, terjepit, dan benda tumpul lainnya.
PabrikSprayer.com sangat mendukung program K3 demi kemanusiaan dan kesehatan, keselamatan pekerja pada saat penyemprotan pestisida dengan menjual Alat Pelindung Diri (APD). Beli APD di bulalapak.com/PabrikSprayer sekarang.
Mengatur distribusi semprotan, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, Sudut semprotan, dan Lebar semprotan
Nozzle sprayer (knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan tipe, yaitu cone nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat nozzle, nozzle polijet, dan nozzle lubang empat.
1. Cone nozzle (nozzle kerucut) Solid cone nozzle menghasilkan semprotan halus. Pola semprotan berbentuk bulat (kerucut). Terdiri dari 2 tipe, yaitu zolid/full cone nozzle dan Hollow cone nozzle. Solid cone nozze pola semprotan bulat penuh berisi, sedangkan hollow cone nozzle menghasilkan semprotan berbentuk kerucut bulat kosong.
Digunakan terutama untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
2. Flat Fan Nozzle (nozzle kipas standar)
Flat fan nozzle menghasilkan pola semprotan berbentuk oval (V) atau bentuk kipas dengan sudut tetap (65o – 95o). Untuk mendapatkan sebaran droplet yang merata diusahakan melakukan penyemprotan dengan saling tumpang tindih (overlapping). Digunakan terutama untuk aplikasi herbisida, tetapi bisa juga digunakan untuk fungisida dan insektisida
3. Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas rata)
Even flat nozzle memiliki pola semprot berbentuk garis. Butiran semprot tersebar merata. Pada tekanan rendah digunakan untuk aplikasi herbisida pada barisan tanam atau antar barisan tanam.
Pada tekanan tinggi, digunakan untuk aplikasi insektisida pada pengendalian vektor. Ukuran butiran semprot sedang hingga halus.
4. Nozzle Polijet
Pola semprotan pada dasarnya berbentuk garis atau cerutu. Butiran semprot agak kasar hingga kasar. Tidak atau sangat sedikit menimbulkan drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida.
5. Nozzle lubang empat
Nozzle ini menghasilkan pola semprotan berbentuk kerucut. Butiran semprot halus sampai agak halus (tergantung tekanan). Flow rate tinggi (karena jumlah lubangnya empat) karena itu cenderung boros. Umumnya digunakan untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
Pengenalan alat semprot (sprayer) sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang efektif, selain juga pengenalan mengenai nozzle. Namun kali ini akan dibahas mengenai sprayer.
Jenis-jenis Sprayer
Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.
1. Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.
Prinsip kerjanya adalah:
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun.
Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Bengawan Solo 425, Yoto 16, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB16.
2. Motor Sprayer Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.
Keuntungan denngan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya:
Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.
3. CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.
Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma. Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA(controlled Droplet Application).
Contoh CDA sprayer antara lain: CDA Micron herbi4, Micron herbi 77, Samurai, dan Bikrky.
3. Drone
Saat ini teknik pengembangan penyemprotan dengan menggunakan teknologi drone. Drone dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyemprotan, khususnya pada lahan yang sulit dijangkau oleh tenaga manusia.
ata-rata unit drone untuk pertanian harganya cukup mahal ukurannya juga sangat besar, dimana fungsi dari drone sangat bermacam-macam. Dari mampu memberikan pestisida secara otomatis sampai dengan mendeteksi tingkat kerusakan akibat hama tanaman.
Apakah Lebih Efisien Menggunakan Drone Pertanian Daripada Dengan Tenaga Manusia? Inilah kenyataan yang harus kita hadapi, dimana jaman sudah berubah dan teknologi sudah sangat berkembang lebih jauh. Dimana menciptakan sesuatu yang bertujuan untuk mempercepat suatu pekerjaan yag dulunya sangat lama untuk dikerjakan oleh manusia.
Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat mengetahui berapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan.
Mengadakan penyeragaman perhitungan aplikasi. Dalam kebanyakan kasus, kalibrasi adalah menentukan volume semprot.
Sesudah volume semprot diketahui, Anda dapat memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (bila konsentrasi ditentukan) penggunaan yang sesuai.
Bagaimana Cara Mengkalibrasi Alat Semprot Pertanian (Sprayer)?
Sebagai contoh, jika kita hendak menyemprot herbisida pra-tumbuh pada 1 hektar lahan dengan dosis aplikasi 1,5 liter per hektar dan alat yang kita gunakan adalah alat semprot pertanian punggung (knapsack sprayer), berapa mililiter herbisida yang harus digunakan per tangki?
Salah satu caranya adalah dengan mencoba-coba. Misalnya, isilah tangki sprayer dengan air hingga penuh (misalnya menggunakan sprayer PB-16 yang di isi 15 liter). Nozzel yang digunakan tertentu, tekanan tertentu atau gerakan memompa yang teratur, dan kecepatan jalan sebagaimana petani menyemprot. Lahan yang dapat disemprot dengan tangki (PB-16 liter) tersebut diukur.
Misalnya 1 tangki ternyata habis digunakan untuk menyemprot lahan seluas 300 m2. Ini berarti 1 hektar lahan memerlukan kurang lebih 33,3 tangki. Karena dosis hebisida adalah 1,5 liter/ha (1.500 ml/ha), maka untuk setiap tangki (15 liter) dimasukan kurang lebih 1500 ml/33,3 tangki = 45 ml herbisida.
Jika setiap tangki dapat menyemprot 300 m2 atau 15 liter/300m2, maka keperluan air untuk 1 hektar adalah 15 liter x 33,3 tangki = 499,5 liter air per hektar (dibulatkan menjadi 500 liter).
Karena dosis penggunaan herbisida 1,5 liter/ha, maka konsentrasi aplikasi adalah 1.500 ml/500 ml = 3 ml/liter air. Sehingga untuk setiap tangki (15 liter) digunakan sebanyak 15 x 3 ml = 45 ml.
Kalibrasi tersebut berlaku untuk ukuran nozzle, tekanan, dan kecepatan jalan tertentu. Bila ketiga faktor tersebut berubah, maka tangki semprot (sprayer) harus dikalibrasi ulang.
Rumus Menghitung Kalibrasi Alat Semprot (Sprayer)
Rumus Kalibrasi Sprayer
4 parameter yang mempengaruhi kalibrasi sprayer, yaitu:
Curah (flow rate) dari nozzle yang digunakan (C; liter/menit)
Lebar gawang penyemprotan (G; meter)
Kecepatan aplikasi (K; meter/menit)
Volume aplikasi (V; liter/hektar)
C= GKV/10.000
Contoh:
Untuk menyemprot kubis dengan nozzle yang angka curahnya 1,75 liter/menit, kecepatan penyemprotan 30 meter/menit, dan lebar gawang terukut 1,5 meter. Berapa liter air (volume aplikasi) dihabiskan untuk menyemprot 1 hektar lahan?
Jawab: V=10.000 C/GK, V = (10.000 x 1,75)/(1,5 x 30) = 388,889 liter/hektar.
Volume aplikasi dengan mudah dapat dihitung dengan rumus tersebut, jika ternyata dengan parameter-parameter tersebut volume aplikasi tidak sesuai dengan yang diinginkan, hal yang bisa diubah adalah:
a. Menaikan volume semprot
Caranya:
Menggunakan nozzle yang lebih besar (angka curahnya lebih besar)
Menaikan tekanan pompa atau tekanan dalam tangki sprayer
Mengurangi kecepatan penyemprotan
Mengurangi lebar gawang
b. Mengurangi volume semprot
Caranya:
Menggunakan nozzle yang lebih kecil (angka curahnya rendah)
Menurunkan tekanan dalam tangki atau tekanan pompa. Menurunkan tekanan dalam pompa terkadang ukuran dropletnya menjadi lebih besar.
Keberhasilan penyemprotan oleh alat semprot pertanian (sprayer) sangat ditentukan oleh tingkat peliputan (coverage).
Tingkat penutupan dinyatakan dengan angka kepadatan droplet (droplet density), yakni jumlah droplet yang terdapat pada setiap satuan luas bidang sasaran. Umumnya tingkat penutupan dihitung dalam jumlah droplet per cm2 bidang sasaran.
Kepadatan droplet dapat dihitung langsung pada bidang sasaran, namun menghitung kepadatan droplet ini tidak mudah karena pestisida tidak selalu meninggalkan bekas yang jelas pada bidang sasaran.
Jenis Pestisida dan Coverage Minimal
Jumlah droplet (ukuran butiran semprotan) minimal untuk berbagai keperluan penyemprotan berbeda-beda untuk tiap jenis pestisida.
Insektisida: coverage minimal 20 – 30
Herbisida pra tumbuh: coverage minimal 20 – 30
Herbisida pasca tumbuh: coverage minimal 30 – 40
Fungisida: coverage minimal 50 – 70
Sumber: ciba-geigy application advisory service dalam Panut, D. 2004
Dari tabel di atas, jumlah droplet minimal untuk suksesnya penyemprotan insektisida dan herbisida adalah 20-40 droplet/cm2, dan 50-70 droplet/cm2 untuk fungisida.
Cara Menentukan Kepadatan Droplet
Umumnya kepadatan droplet dihitung dengan menggunakan sasaran buatan, misalnya kertas peka air (water sensitive paper) untuk penyemprotan yang menggunakan air sebagai bahan pembawa, atau kertas peka minyak (oil sensitive paper) untuk penyemprotan dengan bahan pencampur minyak.
Caranya, kerta peka air ditempelkan di berbagai tempat pada bidang sasaran, baik sekali secara acak maupun secara sistematis. Kemudian penyemprotan dilakukan seperti biasanya. Setelah penyemprotan selesai, dihitung jumlah droplet yang menempel pada sasaran buatan tersebut dengan bantuan alat pembesar sederhana dan kertas pengukur yang diberi lobang bujur sangkar 1 cm2.
Penyemprotan (spraying) merupakan cara aplikasi pestisida yang paling banyak dilakukan di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Penyemprotan dengan alat semprot digunakan untuk memecah butiran halus (droplet) dari larutan semprot (campuran pestida + air).
Untuk menghasilkan penyemprotan yang baik, diperlukan peralatan semprot (sprayer) yang baik dan tenaga penyemprot yang terlatih dan terampil.
Penyemprotan dinyatakan baik, jika memenuhi kriteria berikut:
Permukaan bidang sasaran tertutup oleh butiran semprot (droplet) dalam jumlah yang memenuhi syarat. Tingkat penutupan ini dalam teknik penyemprotan disebut coverage
Menggunakan ukuran droplet yang tepat untuk berbagai jenis penyemprotan yang berbeda
Menggunakan volume aplikasi yang cocok untuk berbagai jenis tanaman dan stadia pertumbuhan tanaman yang berbeda
Pestisida yang disemprotkan menempel sebanyak mungkin pada bidang sasaran. Dalam teknik aplikasi penyemprotan pestisida, penyemprotan yang benar diarahkan untuk mendapatkan recovery setinggi mungkin
Droplet semprotan didistribusikan di seluruh permukaan bidang sasaran secara merata
Keberhasilan Penyemprotan Dengan Alat Semprot
Keberhasilan penyemprotan sangat diperngaruhi oleh tingkat peliputan (tingkat penutupan, coverage), yakni banyaknya droplet yang menutupi bidang sasaran. Makin banyak droplet pada tiap cm2 bidang sasaran, makin besar kemungkinan OPT (organisme pengganggu tanaman) terkena pestisida sehinga makin besar kemungkinan penyemprotan berhasil.
Tingkat peliputan (coverage) hasil penyemprotan pada bidang sasaran dipengaruhi oleh:
Ukuran butriran semprot atau droplet. Makin halus ukuran butiran semprot, makin baik tingkat penutupan/coverage-nya. Droplet yang kasar cenderung menghasilkan coverage yang kurang baik
Volume aplikasi. Volume aplikasi atau volume semprot yang terlalu sedikit dapat menghasilkan penutupan yang buruk. Sedangkan volume aplikasi yang berlebihan dapat menyebabkan run off sehingga banyak larutan yang terbuang
Alat semprot (terutama nozzle) yang digunakan. Alat semprot (sprayer), type, ukuran nozzle akan mempengaruhi droplet
Keadaan cuaca, terutama angin. Angin yang terlalu kencang dapat mengakibatkan tingkat penutupan yang jelek
Tenaga penyemprot yang kurang terampil dapat menyebabkan coverage yang kurang baik.