Black Madras ! Padi Unik Dan Berhasiat

Black Madras ! Padi Unik Dan Berhasiat

Black madras atau padi hitam kini sudah mulai banyak yang menanam, dilaporkan mulai dari Aceh sampai Lampung, Jawa Barat sampai Jawa Timur dan petani di Sulawesi. Apa sebenarnya black madras ini?

padi black madrasBlack Madras merupakan salah satu varietas padi yang dikembangkan di Jepang. Sama dengan jenis padi pada umumnya, jika padi biasa daunnya berwarna hijau maka black madras ini daunnya berwarna ungu.  Meski daunnya berwarna ungu, tetapi beras yang dihasilkan tetap berwarna putih.

Saat pertama ditanam, daunnya memang berwarna hijau seperti benih padi biasa. Tapi setelah berumur dua minggu, batang dan daun benih padi ini mulai berubah menjadi ungu kecoklatan. Masa panennya sama dengan padi varietas lainnya. Begitu pula dengan perawatannya, tidak ada yang khusus. Saat ini black madras malah berkembang sebagai padi jenis ornamental atau padi hiasan.

Secara morfologi jenis padi ini tidak berbeda jauh dengan jenis tanaman padi pada umumnya. Namun, jika dilihat secara fisiologinya tanaman ini memiliki warna daun yang unggu kehitaman yang tentunya jauh berbeda dengan warna daun tanaman padi umumnya . Padi black madras juga memiliki struktur batang yang lebih tinggi.

Dari hasil petanaman, black madras dilaporkan memiliki anakan rata-rata 28 anakan, dibandingkan dengan Ciherang yang memiliki anakan 34-38 anakan dengan bibit awal 2-3 bibit. Produktivitasnya bisa mencapai 9 ton/ha.

 

Keunggulan Padi Black Madras

Kelebihan benih padi Black Madras dibanding benih padi biasa adalah kandungan zat amilase yang rendah sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes. Karena itulah varietas padi ini sering disebut dengan padi diabet. Tanaman ini juga tidak mudah terserang hama dan penyakit karena serangga tidak tertarik melihat warna daunnya yang berbeda dengan tanaman padi biasa.

 

Keunggulan padi Black Madras

1. Daun yang berwarna ungu
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah daunnya yang ungu sehingga terlihat eksotis, unik, dan berbeda. Ini juga yang menjadi daya tarik terbesar dari jenis padi ini.

2. Harga Jual yang Mahal
harga gabah ini cukup tinggi hingga mencapai Rp 600 ribu/kuintal GKP. Bahkan bila sudah dikeringkan bisa mencapai Rp 900 ribu/kuintal GKP.

3. Berkhasiat
Meski saya belum menemukan rujukan yang shahih, padi ini juga bermanfaat bagi kesehatan jantung, penyakit kelebihan gula atau diabetes, dan dapat digunakan sebagai bahan kosmetik.

4. Umur Lebih Pendek
Dibandingkan dengan varietas lainnya seperti Ciherang, black madras memiliki usia panen lebih genjah sekitar 85-95 hari. Berikut perbandingan beberap usia padi varietas lokal :

  • Sertani 14 (MSP 14) : 80-90 HST
  • Sertani 13 (MSP 13) : 80-90 HST
  • Black Madras : 85-95 HST
  • Cisoga : 85-95 HST
  • Lorry Adem Ayem : 100-110 HST
  • Petani Mandiri 01 (PM 01) : 100-110 HST
  • Rojolele Genjah (ROLE) : 85-95 HST
  • Padi Hitam: 85-95 HST
  • Gandaria : 100-110 HST
  • Situbagendit : 80-90 HST
  • Ketan Kuning : 85-95 HST
  • Komojoyo : 100-110 HST
  • Arjuna : 100-110 HST
  • Kabir 01 : 100-115 HST
  • Kabir 07 : 100-115 HST
  • Semprol : 100 HST
  • Sertani 8 : 100 HST
  • Toyo Arum : 100 HST
  • Sertani 9 : 100 HST
  • Japonica : 100 HST
  • Parikesit : 95-105 HST
  • Ketan Hitam
  • Beras Merah
  • Pendok : 85-95 HST
  • Sintanur : 90-100 HST
  • Pandan Wangi : 90-100 HST

 

Cara Budidaya Padi Black Madras

Tak beda jauh sebenarnya antara cara tanam padi Black Madras ini dibandingkan dengan jenis lainnya.

1. Pengolahan Tanah
Lakukan saja seperti biasa, yang penting, usahakan tanah diberi lebih banyak pupuk organik agar hasil lebih bagus. Karena salah satu kekurangan dari tanaman ini adalah hasilnya yang kurang banyak seperti padi pada umumnya.

2. Penanaman
Teknik menanam padi ada berbagai cara antra lain metode SRI, Jajar Legowo, dan Hazton yang disesuaikan dengan kebiasaan setempat.

3. Pemupukan
Lakukan pemupukan setelah 10 hari sejak tanam dengan pupuk urea. Jika terdapat bibit wereng, langsung saja semprot dengan insektisida untuk wereng. Karena padi ini memang rawan terkena wereng. Namun penanggulangan sejak awal bisa memutuskan siklus wereng.

Selanjutnya, setelah 25 hari diberikan NPK. Akan lebih baik lagi, bila disemprot juga dengan pupuk daun, anti bakteri dan jamur serta hormon pertumbuhan khusus padi. Dengan cara ini, daun akan mengkilat dan tidak terjangkit hama kresek dan hawar daun.

Di usia 50 hari sejak tanam, kita tak perlu kasih pupuk kimia lagi. Kita bisa berikan pupuk organik untuk memberikan rangsangan pertumbuhan tanaman. Jika ada hama, kita semprot di rentang usia ini. Jangan sampai ketika padi sudah ada yang muncul, karena racunnya bisa mengendap.

Yang harus diperhatikan dalam budidaya padi jenis Black Madras ini adalah kewaspadaan terhadap serangan hama dan penyakit. Jangan sampai sampai menimbulkan masalah dikemudian hari terhadap ledakan penyakit yang masih tersembunyi.

Sumber : Dikutip dari Sinar Tani Edisi 21 -21 Maret 2108 dan literatur lainnya dari group facebook dan blog.
WASPADA ! Penyakit Blas Pada Musim Kemarau

WASPADA ! Penyakit Blas Pada Musim Kemarau

Kini petani bersiap memasuki masa tanam pada musim kemarau. Hal pertama yang harus diwaspadai betanam padi pada musim kemarau (periode tanam April – September) adalah kerap munculnya serangan penyakit blas (Pycularia grisea).

Penyakit blasPenyakit blas bisa menginfeksi tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan. Gejala khasnya adalah adanya bercak daun berbentuk belah ketupat, lebar di tengah dan meruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm yang berkembang menjadi warna abu-abu pada bagian tengahnya. Infeksi bisa terjadi pada ruas batang, dan leher malai yang disebut dengan blas leher (neck blast). Jika infeksi terjadi pada leher malai, maka leher malai berubah menjadi kehitaman dan patah. Akibatnya hanya sedikit malai yang terisi atau bahkan hampa.

Penyebab Penyakit Blas

Penyakit blas disebabkan sprora jamur tebawa angin atau air. Pertumbuhan dan pekembangan jamur ini tergolong cepat. Penyebarannya akan semakin cepat apabila penggunaan pupuk nitrogen (Urea) yang berlebihan dan kondisi cuaca yang berawan akan mempercepat menginfeksi tanaman.

Penyakit blas berawal dari penggunaan benih yang tidak sehat (terutama pada daerah endemis blas). Perlakuan benih (seed treatment) sebelum tanam sangat efektif untuk mengendalikan blas pada tahan lebih awal.

 

Pengendalian Penyakit Blas

Cara-cara pengendalian yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit blas adalah:

  • Penggunaan bibit yang sehat, yang tidak tertular dengan penyakit blas
  • Penggunaan varietas yang tahan terhadap blas,
  • Penggunaan bibit yang spesifik lokasi,
  • Perlakukan benih (seed treatment) pada saat perendaman dan persemaian
  • Penggunaan pupuk nitrogen yang sesuai dosis anjuran
  • Pergiliran varietas
  • Menanam dengan teknik jajar legowo
  • Menggunakan kompos, pupuk organik baik padat maupun cair untuk mengurangi penggunaan pupuk nitrogen
  • Penggunaan fugisida yang dapat mengendalikan blas

 

Penggunaan Varietas Tahan Blas

Berdasarkan data darai Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi), varietas yang tahan terhadap penyakit blas adalah:  Inpari 21, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, dan Inpago 8.  Penggunaan varietas secara monogenetik, yaitu menggunakan 1-2 varietas secar luas dan terus menerus juga dapat mengurangi potensi serangan blas.

 

Penggunaan Seed Treatment

Perlakuan benih sebelum tanam dapat meminimalkan serangan patogen Pycularia grisea. Perlakuan benih dapat menggunakan fungisida yang memiliki kemampuan untuk perlakuan benih.

fungisida Tiflo 80WGFungisida Tiflo 80WG adalah fungisida yang memiliki memampuan untuk mengendalikan patogen tanah (soil borne, penyakit yang ada di dalam tanah) dan benih (seed borne, penyakit yang terbawa biji/benih). Tiflo 80 WG adalah fungisida dengan bahan aktif Thiram.

Caranya: Rendam benih dengan fungisida Tiflo 80WG selama 24 jam. Dosis yang digunakan adalah 2-5 gram benih dalam 2 liter air untuk setiap 1 kg benih. Tahapan selanjutnya seperti biasanya, setelah 24 jam diangkat dan diangin-anginkan dalam suhu kamar selama 12 jam sampai keluar akar kecambah. Jika perlu diberikan penyiraman.

Untuk pola tanam tabela (tebar benih langsung), pelapisan benih (seed coating) dengan fungisida Tiflo 80WG juga sangat diperlukan. Dosis yang digunakan 2-5 gr/kg benih padi. Caranya sama dengan cara diatas, bedanya air yang diperlukan lebih sedikit. Fungisida Tiflo 80WG dibasahi agar menjadi seperti pasta namun lebih encer. Benih padi dimasukan ke dalam kantong plastik, masukan pasta Tiflo kemudian dikocok-kocok hingga merata. Benih diangin-anginkan, setelah kering benih siap di tanam.

Keuntungan lain menggunakan Tiflo 80WG pada perlakuan benih sistem tabela, karena mampu sebagai repellent (penolak) burung. Sehingga benih yang baru disebarkan tidak menjadi makanan burung.

 

Pengendalian Blas Dipertanaman

Perlakuan benih dengan fungisida untuk pembenihan hanya bertahan selama 6 minggu, selanjutnya perlu penyemprotan tanaman.

Terdapat beberapa fungisida yang mampu mengendalikan blas, yaitu antara lain : Benomyl 50%, Mancozeb 80%, Carbendazim 50%, Isoprotiolan 40%, trisiklazol 20%, dan lainnya termasuk fungisida Tiflo 80WP mampu menekan perkembangan jamur Pycularia sp. Penyemprotan dengan fungisida sebaiknya dilakukan 2 kali pada saat stadia tanaman padi anakan maksimum (50-55 HST) dan awal pembungaan (60-65 HST).

Penggunaan sistem legowo sangat dianjurkan untuk membuat kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi patogen penyebab penyakit. Sistem legowo yang dikombinasikan dengan cara pengairan berselang (intermiten) mampu mengurangi kelembaban sekitar kanopi tanaman, sehingga mengurangi terjadinya embun dan air gutasi, sehingga menghindari gesekan antar daun.

Sumber: Sinar tani Edisi 23-29 Mei 2018 No 3752 tahun XLVIII dengan penambahan.
Manfaat Pupuk Silika Dalam Menaikan Panen Tanaman Padi

Manfaat Pupuk Silika Dalam Menaikan Panen Tanaman Padi

Manfaat unsur silikon (Si) dalam pertumbuhan tanaman belum banyak diperhatikan, baik oleh para ahli, pemerintah, maupun petani. Tanpa Si, tanaman masih bisa tumbuh. Tapi sebenarnya fungsi hara yang biasanya tersedia dalam bentuk Si02 (silika) ini penting bagi tanaman suku Gramineae, terutama padi dan tebu.

Menurut Dr. Husnain, M.P., M.Sc. (Kepala Balai Penelitian Tanah, Bogor),  silika berperan dalam pembentukan dinding sel tanaman, memperkokoh pertumbuhan tanaman sehingga tumbuh tegak dan dapat menangkap sinar matahari untuk proses fotosintesis yang optimal. Di samping itu, Si juga memperkuat ketahanan batang dan daun terhadap serangan ha­ma penyakit dan sebagai penyeimbang unsur hara lain, seperti fosfat dan trace element yang menjadi racun. Si pun berperan dalam mengefisienkan penggunaan air bagi tanaman.

Pupuk Silika Untuk Pupuk Daun Tanaman Padi

Pupuk Silika Cair

Tanaman padi kalau diberi silika, tumbuhnya tegak, tidak gampang rebah. Tumbuhnya bagus, uptake (menyerap) sinar matahari dan penyakit yang menyerang akan berkurang sehingga risikonya lebih rendah daripada yang tidak punya sillka.

Kandungan kritis Si pada padi adalah 7,5%. Di bawah nilai tersebut tanaman sangat rentan terhadap serangan OPT (organisme pengganggu tumbuhan) dan penurunan kualitas gabah.

Kebutuhan Si pada padi sebanyak 300-500 kg/ha dalam bentuk Si02 tersedia atau siap serap. Dosis ini tanpa jerami dan diaplikasikan setahun sekali. Namun kalau jerami dikembalikan ke lahan setelah dikomposkan terlebih dulu, dosis Si bisa dikurangi sepertiga sampai separuhnya.

Lahan yang ditanami padi secara intensif hingga tiga kali setahun dan jeraminya tidak dikembalikan ke lahan, seperti di Karawang, Jabar, perlu aplikasi silika. Pun di tanah ­tanah masam yang ber­ pH kurang dari 6,5 seperti di Serang, Banten, unsur Si­nya banyak tercuci sehingga jumlahnya tidak mencukupi. Demikian pula tanah ­tanah tua sejenis Ultisol,Oksisol, dan Alluvial yang mengarah ke pantai miskin Si, jadi perlu ditambahkan.

Silika bisa diaplikasikan dalam bentuk cair melalui daun dan bentuk serbuk lewat tanah. Si diserap tanaman dalam bentuk H2Si04. Perbedaannya, silika lewat daun tidak berfunqsi seperti yang di tanah. Sementara Si yang melalui tanah, sebelum bekerja di tanaman, bereaksi dulu memperbaiki struktur tanah, melepas hara P yang semula terikat sehingga bisa diserap akar tanaman.

Mengapa bisa begitu? Si menggantikan P yang terikat oleh Al, Fe, Mn karena ion-nya lebih kuat. Al yang terlalu banyak da­ lam tanah bikin pH rendah dan bisa meracuni tanaman.

Setelah dua minggu aplikasi Si, perkembangan akar lebih bagus, lebih panjang, akar serabut lebih banyak. Efek ini mem­ buat akar mengambil unsur hara jauh Iebih efektif. Di dalam tanaman Si mem­ bantu translokasi unsur hara merata ke seluruh bagian tanaman. Akibatnya pertumbuhan anaman lebih seragam. Pengisian bulir juga lebih banyak.

Tanaman padi yang diaplikasi Si dari daun dan tanah, daun dan batangnya terlindungi seperti dilaminating. Wajar bila ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, terutama bias lebih tinggi.

Yoyo Suparyo, petani senior di Pamanukan, Subang, membuktikan manfaat tersebut pada tanaman padinya musim tanam yang lalu. “Daya tahannya lebih kuat ter­hadap bias dan wereng meskipun saya juga tetap menggunakan insektisida anti­ wereng.  Yang jelas, maintenance-nya jadi lebih rinqan.

Pengalaman Yoyo tersebut diperkuat hasil uji coba Uut di lapangan.”Khusus untuk ketahanan terhadap bias sudah valid, banyak risetnya. Di Lampung juga saya coba dua musim, blasnya berkurang 50%. Pada percobaan sengaja kita nggak kasih pestisida.

Pupuk Silika Cair Tenaz

Pupuk cair Tenaz merupakan pupuk yang mengandung silica. Pupuk silika Tenaz dapat diaplikasikan pada tanaman padi dan tanaman lainnya sebagai pemicu sistem kekebalan tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman. Silika dalam bentuk larutan ini akan mempercepat pertumbuhan, memperkuat jaringan tanaman, mengoptimalkan pengisian pembuahan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen.

Pupuk Silika Cair TenazPenggunaan pupuk silika cair Tenaz merupakan upaya meningkatkan poduksi padi dengan penggunaan pemupukan Siilik dimana usaha ini lebih strategis ketimbang pembukaan lahan baru karena terbukti mampu meningkatkan hasil sampai dengan 20%.

Pupuk silika cair Tenaz dibuat oleh EASTMAN perusahaan yang bergerak pada perlindungan tanaman dari Belgia. Silika cair Tenaz sudah dilakukan pengujian dibeberapa Negara dan hasilnya membuktikan hal yang sama.

Silahkan lihat video testimoni penggunaan Pupuk Silika Tenaz  disini

Spesifikasi pupuk Silika TENAZ sebagai berikut :

  • Produksi : Eastman, Belgia dengan Teknologi monomer Taminco
  • Patent produk : Patent WO/2011/120872
  • Dosis rendah pada padi : 1-2 lt/ha
  • Silika Tenaz dalam bentuk monomer yang mudah diserap tanaman
  • Kandungan silika Tenaz 1,3% dalam bentuk tersedia (siap diserap oleh daun/tanaman)
  • Tidak beracun, & tidak memiliki residu pada tanah.
  • Kandungan mikro lainnya: Mo (10 ppm), Co (5 ppm), N (2,8%), dan K2O (0,6%)

Penggunaan pupuk silika cair Tenaz lebih praktis dan ekonomis dibandingkan dengan silika granul. Dosis anjuran hanya 2 liter per hektar.

Di Indonesia, pupuk silika cair Tenaz telah secara resmi terdaftar Departemen Pertanian dengan nomor pendaftaran 01.02.2012.179 dan dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas.

Jual Pupuk Silika Cair Tenaz

Berapa harga pupuk silika cair Tenaz? Jika anda mencari silika TENAZ silahkan hubungi penulis Via Wa 08211 3956 899

 

Sumber artikel  & gambar: Majalah Agrina No 283 Januari 2018 dengan beberapa penambahan dan editing yang disesuaikan dengan format blog

Pencegahan Penyakit Klowor

Pencegahan Penyakit Klowor

Penyakit klowor atau zonk atau kerdil rumput (grassy stunt) yang diakibatkan oleh virus kerdil rumput (RGSV) yang disebarkan oleh wereng coklat (Nilavarpata lugens Stal) kini menjadi momok yang menakutkan bagi para petani.   Kerugian petani yang diakibatkan oleh panyakit ini tidak main-main, bisa-bisa petani gagal panen.

Penyakit ini memang hanya memiliki inang tanaman padi.  Menurut Ling (1972) dalam Made Sudarma (2013) terdapat 15 spesies Oryza sativa sebagai inang virus kerdil rumput ini.  Banyaknya tanaman yang terinfeksi bertambah jika dibiarkan mengisap lebih lama yang akan mencapai maksimum 24 jam.  Tanaman akan menunjukan gejala penyakit 10-20 hari setelah terinfeksi.   Vektor yang bervirus tetap mempertahankan virusnya selama daur hidup, meskipun vektor tidak menularkan virus setiap hari, tetapi biasanya selama 2-3 hari secara terputus-putus.

Virus ada dalam vektor dan dalam tanaman padi.  Nimfa wereng coklat dan yang dewasa memindahkan virus dimana tanaman padi tumbuh di sekitarnya.  Virus kerdil rumput menghasilkan endemi.   Infeksi lebih tinggi dicapai setelah lama periode makan inokulasi mencapai 24 jam.

Pencegahan Penyakit Klowor

Menurut Semangun (1991) dalam Made Sudarma (2013) cara pengendalian kerdil rumput yaitu :

  1. Menanam jenis tanaman tahan wereng, seperti inpari 33
  2. Pola pergiliran tanaman, juga pergiliran tanaman dengan bukan padi yang dilakukan secara serentak
  3. Melakukan sanitasi, membersihkan tanaman yang sakit dan sisa tanaman
  4. Mengendalikan vektor dengan pestisida yang tepat.

Selain 4 hal diatas, hal lain yang dapat dilakukan untuk membasmi penyakit kelowor (kerdil rumput) adalah dengan pengolahan tanah.  Caranya gunakan pupuk organik agar bisa mengambalikan kesuburan tanah.  Hal ini dikarenakan praktek perlakuan terhadap tanah yang tidak baik, seperti penggunaan bahan kimia yang berlebihan yang menjadikan tanah rusak.  Akibatnya tanaman yang ditanam dilahan tersebut menjadi mudah terserang hama dan penyakit.

Pada dasarnya tanah memiliki kemampuan mekanisme self-recovary, karena di dalam tanah terdapat bakteri mikroba yang dapat mengambalikan kesuburan tanah.  Asalkan kita memperlakukan tanah dengan baik, agar mikroba-mikroba dalam tanah tetap terjaga.  Salah satunya dengan memasukan bahan-bahan organik kembali ke dalam tanah.

Tantangannya bagi petani adalah memasukan bahan organik ke dalam tanah (lahan sawah) tersebut, yaitu dengan menggunakan pupuk organik.  Bahan organik bisa didapat dari jerami, pupuk kandang, bahan organik dari sampah organik (sampah dapur, limbah sayuran, buah-buahan, limbah organik lainnya).  Jerami sisa panen sebenarnya salah satu sumber pupuk organik yang mampu menjadi sumber pupuk mikro silika yang mampu menjadikan tanaman padi lebih kuat dan tahan terdahap serangan hama dan penyakit.  Namun sayang, praktek petani selama ini jerami malahan dibakar.  Jika dibakar, yang tersisa hanyalah unsur karbon semata.

Penggunaan Varietas Tahan Wereng dan Agen Hayati

Gunakan varietas tahan wereng yang saat ini dianjurkan oleh pemerintah adalah inpari 33. Sebelum tebar, beberapa hal yang dapat dilakukan seleksi benih dengan perendaman dengan perendaman air garam (dosis 2-3 sendok makan per liter air).  Benih yang mengambang dibuang.

Selama perendaman benih dapat dilakukan dengan perlakuan benih (seed treatment) dengan melumuri benih dengan fungisida Tiflo 80WP dengan dosis 1 sendok makan untuk setiap kilogram benih.  Selama perendalam juga dapat ditambahkan dengan zat pengatur tumbuh seperti giberelin (GA3, Gibrgo).

Tujuan memasukan fungisida Tiflo 80WP adalah untuk pencegahan penyakit yang dibawa oleh benih.  Sedangkan penambahan GA3 untuk memecah dormansi benih agar perkecambahan benih lebih cepat.

Sebelum disebar benih di rendam dengan agen pengendali hayati seperti  Benprima selama 15-20 menit dengan dosis 5 cc per liter air.  Setelah itu benih disebar.

Demikian ulasan cara-cara pengendalian klowor semoga menginspirasi.

Catatan:

Tiflo 80WP: adalah fungisida dengan bahan aktif Thiram 80%.   Produk ini dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas.

Benprima: adalah bakteri penyubur hayati, bakteri perlakuan benih yang mampu memproduksi hormon tanman khususnya auksin (IAA), melarutkan pupuk fospat menjadi “tersedia” atau dapat terserap oleh tanaman.  Benprima adalah produk dari PT. Biotis Agrindo.   Kandungan Benprima adalah Bacillus polymixa 107 cfu/g, Pseudomonas fluorescens 107 cfu/g.

Gibgro : adalah zat pengatur tumbuh dengan kandungan zat giberelin.   Gibgro dipasarkan oleh PT. Nufarm Indonesia.

Pustaka:

Made Sudarma, 2013. Penyakit Tanaman Padi (Oryza sativa L).  Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013.  ISBN 978-602-262-10-5

 

Pengendalian Kerdil Rumput dengan Tiflo 80WP

Pengendalian Kerdil Rumput dengan Tiflo 80WP

Menyambung posting sebelumnya mengenai cara pengendalian kerdil rumput, bahwa kerdil rumput memiliki gejala-gejala sebagai berikut: tanaman menjadi kerdil, akar pendek dan coklat, jumlah anakan sangat banyak, tumbuhnya tegak, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau pucat atau kekuningan dengan bercak-bercak berwarna cokelat, kadang-kadang muncul gejala belang.  Kerdil rumput ini disebebkan oleh virus yang disebabkan atau ditukarkan oleh wereng cokelat (Nilaparvata lugens) dan dua spesies Nilaparvata lainnya.

Virus ini dapat memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak ditularkan melalu telur. Penyebaran penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput di lapangan tergantung pada beberapa faktor, antara lain serangga vektor, sumber virus, varietas padi dan faktor lingkungan.

Cara Pengendalian Penyakit Kerdil Rumput

Berikut saya ulas sekilas cara pengendalian penyakit kerdil rumput dengan pengintegrasian beberapa cara pengendalian yaitu :

  • Cara penanaman varietas tahan: gunakan varietas tahan wereng sesuai anjuran pemerintah;
  • Penghilangan sumber virus : mencabut dan membenamkan tanaman terinfeksi, sanitasi lingkungan biasanya pematang yang ditumbuhi gulma sebagai inang virus;
  • Pengendalian biologi : penggunaan musuh alami wereng seperti laba-lama, kepik;
  • Penyemprotan pestisida : pestisida dengan bahan aktif buprofezin (untuk pengendalian populasi generasi 1 atau 2), pestisida golongan fipronil dan imidakloprid untuk pengendalian populasi generasi 1, 2, 3, dan 4.
  • Cara bercocok tanam : lakukan pergiliran pola tanam (padi – palawija), pengeringan sawah dapat menekan perkembangan nimfa wereng, pengurangan pemberian pupuk urea.

Fungisida Tiflo 80 untuk Pengobatan Kerdil Rumput

Efek dari penyakit kerdil rumput pada padi akar pendek dan berwarna coklat (pada tanaman padi yang sehat akar berwarna putih).  Kondisi akar seperti ini tidak sehat dan tidak sanggup menyerap air dan makanan. Meskipun diberikan pupuk akan sia-sia karena akar yang diberikan tidak bisa diserap oleh tanaman.

Karena penyakit ini diakibatkan oleh virus, maka sampai saat ini belum ada obatnya. Namun demikian apabila tanaman padi yang sudah terserang kita biarkan saja tanpa usaha? Tentu saja tidak kan?  Saya akan share salah satu usaha pengobatan atau pengendalian awal penyakit kerdil rumput dengan menggunakan fungisida Tiflo 80WP.

Kok bisa fungisida digunakan pengobatan atau pengendalian penyakit kerdil rumput? Maka saya akan ulas sedikit menengani karakteristik dari fungisida Tiflo 80WP, seperti pada sheet dari Pesticide Manual berikut:

Thiram 80WP

Cara Aplikasinya Tiflo 80WP untuk Penyakit Kerdil Rumput

Tiflo 80WP adalah fungisida kontak dengan bahan aktif thiram 80%.  Bahan aktif thiram ini secara teknikal memiliki karakter yang mampu mengendalikan penyakit yang terbawa atau terdapat dalam tanah (soil borne), seperti Phytium sp, Fusarium, Rhizoctonia dan Sclerotinia spp.  Sehingga Tiflo 80WP dapat langsung diaplikasikan ke tanah (soil treatment).

Tiflo 80WP ini formulasinya dalam bentuk tepung.  Agar mudah dalam aplikasinya maka Tiflo dapat dicampurkan dengan pupuk Urea atau NPK pada saat pemupukan pertama (sekitar 15 HST).  Dengan aplikasi Tiflo + Urea lebih awal diharapkan pengendalian penyakit kerdil rumput dapat dicegah lebih awal.

Komposisi dosisnya untuk 1 ha sawah adalah 900 gr – 1,3 kg yang dicampurkan dengan urea. Karena kemasan terbesar Tiflo hanya 900 gram, maka minimal 1 bungkus 900 gr Tiflo dicampurkan dengan pupuk urea 1 kwintal.  Pastikan Tiflo yang dicampur dengan urea tercampur dengan sempurna.  Taburkan campuran Tiflo + pupuk ke areal pertanaman padi.

Dengan mengaplikasikan Tiflo + Pupuk maka membunuh penyakit (saprophyte dan cendawan) yang ada di sekitar akar dan akan membuka pori-pori akar yang tertutup oleh saprophyte dan jamur pada akar. Akan menambah tenaga akar untuk menyerap pupuk dan nutrisi yang diberikan tanpa adanya halangan. Akar tanaman akan menjadi bersih dan sehat.  Akar yang sehar akan menambah tenaga dalam menyerap makanan yang ada di sekitarnya. Perakaran jadi kuat sehingga dapat meningkatkan hasil.

Efek dari pemberian Tiflo pada saat pemupukan antara lain :

  1. Menekan terjadi kerdil rumput pada padi lebih awal.
  2. Terhindar dari penyakit yang berada dalam tanah seperti Phytium sp, Fusarium, Rhizoctonia dan Sclerotinia spp.
  3. Akar tanaman akan lebih panjang dan anakan akan lebih banyak
  4. Daun akan menjadi lebih hijau, lebih panjang , lebih lebar serta kemampuan fotosintesis semakin meningkat
  5. Hasil panen akan lebih meningkat, dan keuntungan semakin meningkat

Dengan pemberian Tiflo + Pupuk maka akan membuat tanaman padi menjadi terbebas dari penyakit, sehat, kuat, dan hasil meningkat.

Catatan Tambahan
Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup dari ketersediaan bahan organik mahluk hidup lain yang tersedia di lingkungan.  Bakteri ini memperoleh makanannya berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati, sampah, kotoran, dan bangkai. Contoh bakteri saprofit adalah Thiobacillus denitrificans, Clostridium sporageus, Escherichia coli, Lactobacillus bulgaricus, dan Methanobacterium ruminatum.

Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana.

Mengatasi Kerdil Rumput Pada Tanaman Padi

Mengatasi Kerdil Rumput Pada Tanaman Padi

Kerdil rumput pada padi adalah kondisi tanaman padi yang pertumbuhnya sangat kerdil (kecil tidak bisa meninggi, pertumbuhannya tidak normal) sehingga menyerupai rumput.

Ciri-cirinya : daun sempit, daun pendek-penduk, kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat, kalau dicabut perakarannya pendek dan berwarna coklat.  Gambar di bawah ini menunjukan perbedaan antara tanaman padi yang terkena kerdil rumput (kiri) dan tanaman yang sehat (kanan).

Kadangkala terdapat percabangan anakan dari buku batang tanaman padi yang terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi biasanya bertahan sampai dewasa, tetapi hanya menghasilkan sedikit malai yang kecil berwarna coklat dan bulirnya hampa.

Penyakit ini sedang mewabah di sentra pertanian padi seperti pantura Jawa.  Penyakit ini dalam bahasa lokal bisa disebut jong (zonk), klowor, kok, dan lainnya.

Penyebab dari kerdil rumput adalah virus. Virus ini disebarkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens) atau wereng hijau.   Jika ini virus maka sampai saat ini belum ada “obatnya”.

Penyebab lain dari kerdil rumput bisa diakibatkan perubahan cuaca, pupuk yang digunakan, penggunaan benih yang sudah tidak murni, dan kualitas tanah.  Namun faktor mana yang lebih dominan belum ada penelitian yang secara tegas penyumbang penyakit kerdil rumput, selain dari akibat wereng.

Pengendalian Kerdil Rumput Karena Wereng

Kerdil rumput akibat virus wereng hanya dapat dikendalikan dengan mengendalikan vektor penularnya yaitu wereng coklat dan wereng hijau baik secara mekanis maupun kimiawi (pestisida).

Secara mekanis, untuk mengurangi penyebaran penyakit kerdil rumput dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman yang terinfeksi, dan menggantinya dengan yang sehat. Namun sebelumnya harus dibiarkan 1-2 hari sebelum diganti.

Sanitasi terhadap tanaman yang diduga dapat berfungsi sebagai inang virus atau wereng cokelat dengan cara membersihkan pematang dari rumput dan gulma.

Pengendalian kerdil rumput secara kimiawi dapat menggunakan pestisida-pestisida yang terdapat di toko pertanian setempat.

Cara Lain Pengendalian Kerdil Rumput

Kerdil rumput bisa juga diakibatkan oleh kondisi lahan atau tanah yang setiap musim secara terus menerus menyerap pupuk kimia seperti urea, NPK, dan lainnnya.

Penggunaan pupuk kimia (anorganik) diyakini juga merupakan penyumbang kemasaman pada tanah. Sehingga tanah menjadi asam atau pH < 7. Pada tanah dengan pH < 4 menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi terhambat karena sejumlah unsur hara seperti Ca, Mg, K, Mn, Zn, Cu, dan Mo tidak tersedia.

Secara sadar sebenarnya pupuk organik yang bersumber dari bahan-bahan organik seperti dedaunan, kotoran hewan, atau pupuk organik cair buatan, itu sangat bagus untuk tanaman padi. Namun banyak petani yang enggan menggunakan dengan berbagai alasan, diantaranya alasan tidak praktis dan tidak instant hasilnya.

Pupuk organik seperti EM4 sebenarnya bisa dimanfaatkan karena biasanya terkandung mikroba-mikroba seperti Azotobacter Sp, Azoospirilium Sp, Mikroba Selulolitik, Mikroba pelarut P, Lactobacillus Sp, dan mikroba pendegradasi selulosa.

Dimana fungsi atau manfaat dari masing-masing mikroba terebut adalah sebagai berikut :

  1. Azotobacter Sp : Berfungsi sebagai mikroba penambat N (Nitrogen) dari udara bebas.
  2. Azoospirilium Sp : Berfungsi sebagai penambat N
  3. Mikroba Selulolitik : Berfungsi sebagai pendegradasi bahan organik atau pembusukan bahan organik
  4. Mikroba pelarut fosfat : Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral tanah agar tersedia dan mudah diserap oleh tanaman, Psdeomonas Flueorecent (pengurai pestisida) dapat menghasilkan enzim pengurai yang berfungsi memecah rantai dari zat kimia anorganik  yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya.
  5. Lactobacillus Sp : Berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman.
    Kandungan pupuk organik terebut sangat bermanfaat menjadikan tanah menjadi subur dan mampu memanfaatkan kembali sisa-sisa deposit pupuk yang selama ini diberikan secara berlebih-lebihan.

Pemberian pupuk organik (EM4) ini dapat dilakukan pada saat pengolahan tanah pembajakan pertama dan kedua. Aplikasinya dengan penyemprotan langsung ke tanah. Dengan aplikasi pada tanah maka diharapkan dapat :
– Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
– Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat
– Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
– Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah

Aplikasi berikutnya lakukan penyemprotan pada saat tanaman padi umur 20 – 40 hari yang waktu aplikasinya disesuaikan dengan jadwal penyemprotan pestisida kimia. Karena penyemprotan pupuk organik ini tidak boleh disatukan dengan penyemprotan kimia. Yakni berselang seminggu setelah penyemprotan kimia.

Pengedalian kerdil rumput terakhir ini lebih kepada preventif atau pencegahan dan perencanaan sejak awal dimulainya kegiatan pertanaman padi.

Pengalaman Menanam Jenis Padi Cisoga

Pengalaman Menanam Jenis Padi Cisoga

Apa yang diharapkan oleh petani padi terhadap hasil panennya?

Pastinya adalah panen yang melimpah dengan gabah yang bagus dan harga jual yang mahal.

Harga jual gabah yang tinggi sangat diharapkan namun biasanya harga dipengaruhi oleh situasi “pasaran”. Harga bisa fluktuasi setiap saat dari musim ke musim. Faktor ini kita abaikan karena di luar kendali petani.

Yang dapat dilakukan petani adalah bagaimana agar hasil panen melimpah dengan kualitas gabah yang bagus. Untuk mudahkan saya akan gunakan terminologi “hasil panen yang melimpah”.

Hasil panen yang melimpah diperoleh dari faktor sebagai berikut :
1. Bulir yang banyak dan berisi penuh pada setiap malainya
2. Malai yang panjang dari setiap anakan produktifnya
3. Anakan produktif (anakan yang keluar malai) pada setiap rumpun
4. Anakan yang banyak

Jadi menurut saya, yang perlu diusahakan oleh petani padi adalah 4 hal berikut, yakni bagaimana agar :
(1) padi menghasilkan anakan yang banyak;
(2) dari anakan tersebut menghasilkan banyak anakan produktif;
(3) dari anakan produktif tersebut keluar malai yang panjang; dan
(4) malai yang panjang menghasilkan bulir yang banyak dan berisi penuh.

Oleh karena itu petani harus mengetahui tujuan pada setiap tahapan/fase pertumbuhan tanaman padi. Karenanya perlakuan (treatment) apa yang diperlukan pada setiap fase tanaman agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada 4 faktor diatas. Tentu pengetahuan tentang morfologi dan fase pertumbuhan tanaman harus diketahui.

Tantangannya adalah menemukan varietas yang ideal, yang malainya panjang dan bulir setiap malainya banyak. Tentu setiap petani bisa berbeda selera dalam hal varietasnya.

Benih Padi Cisoga

Musim tanam tahun ini, – tanam tanggal 24 Januari 2017 dan panen tanggal 8 Mei 2017 -, mencoba menanam jenis padi Cisoga.

Sengaja menanam jenis ini, karena tertarik dengan status facebook seorang teman yang update foto padi Cisoga. Jika dilihat dari fotonya tertarik dengan malai yang panjang dan provitasnya 10-12 ton per ha. Nama Cisoga sendiri, katanya kepanjangan dari Ciherang – Sogun. Jenis ini hasil persilangan dari jenis tersebut, dan infonya hasil kreasi petani Karawang.  Tapi bisa juga Cisoga adalah salah satu nama sungai yang ada di Karawang.

Deskripsi yang diberikan pada jenis padi Cisoga ini sebagai berikut:

“Benih padi Cisoga asli dari petani Karawang (Jawa Barat). Hasil panen 10-12 ton/ha, usia tanaman 85-95 HST, panjang malai 30-32 cm, anakan produktif 50-52 anakan, tinggi 90 cm, dan jumlah bulir 250-305 per malai.

Kelebihan padi cisoga diantaranya anakan produktif banyak, bermalai panjang bulir bernas semua sampai bawah, daun bendera agak lebar dan hijau meskipun tanaman sudah matang bulirnya, tahan penyakit, jarang dihinggapi burung karena daun bendera “rujug” (tegak) ke atas, malai merunduk, hasil panen maximum di atas tanaman padi yang lain.”

Lokasi persawahan percobaan pertanaman Cisoga di Pulosari, Kecamatan Telagasari, Karawang. Jika dihitung sejak tanam maka umur padi 105 hari mulai dari tanam sampai dengan panen, ditambah usia persemaian 20 hari.

Berikut beberapa foto yang saya ambil pada beberapa umur tanaman.


Padi Cisoga
Padi Cisoga
Padi Cisoga
Padi Cisoga
 

Berdasarkan pengamatan visual padi Cisoga memiliki keunggulan sebagai berikut:
– Batang yang cukup tinggi
– Malai yang panjang > 30 cm
– Jumlah bulir > 200
– Tahan wereng

Berdasarkan hasil hitungan riil panen, diperoleh hasil kotor 7,3 ton gabah kering panen (GKP) dari luasan 1.400 ha atau kurang lebih 5,250 ton/ha.  Hasil ini sangat mengecewakan, karena menurun dari hasil panen sebelumnya yang bisa minimal 7 ton/ha. Namun disisi lain cukup bangga dengan hasil ini karena dibandingkan dengan hasil panen tetangga yang hanya dapat kisaran 4 ton/ha.

Kenapa?

Penurunan hasil panen pada musim ini tidak hanya terjadi di daerah Karawang, tetapi juga terjadi di daerah Subang dan sekitarnya pun mengalami hal yang sama. Ada beberapa penyebab diantaranya iklim yang terlalu basah, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan serangan hama dan penyakit yang tinggi.

Setidaknya ada 3 hal yang serangan padi pada musim ini yakni serangan hama wereng, serangan penyakit kresek (Xanthomonas sp), dan banyak ditemukan “zonk” atau kerdil rumput dimana rumpun padi tidak bisa tumbuh sempurna.

Padi Cisoga Vs Padi Sogun

Saya membandingkan dengan pertanaman padi jenis Sogun pada salah seorang petani di daerah Babawangan, Lemah Abang Wadas. Penampakan tanamannya sangat bagus, daun bendera dan daun dibawahnya masih terlihat hijau, bulir padinya terlihat pengisiannyanya penih dan bulir padi yang besar-besar berisi.

Padi Sogun

 

Berdasarkan penghitungan sederhana yang dilakukan, perbandingan antara Cisoga dan Sogun seperti tabel dibawah ini:

Jenis PadiPanjang MalaiJumlah Bulir IsiJumlah Bulir KosongBobot 1000 bulirJumlah Bulir per Malai % Malai Kosong
Cisoga 32,67203,6738,6732,60242,3315,86%
Sogun28,00202,0012,5029,30214,505,87%

Catatan:  Sampel diambil jumlah minimum, sampel 6 malai yang diambil secara acak.  Jadi tidak bisa diambil kesimpulan yang memadai secara statistik.  Data ini hanya menggambarkan sedikit saja.

Dari tabel tersebut, Cisoga masih memiliki keunggulan dari panjang malai, jumlah bulir dan bobotnya. Tantangannya adalah mengurangi jumlah bulir yang kosong. Oleh karena itu musim depan, akan dicoba lagi dengan menanam jenis padi Cisoga.  Mudah-mudahan lebih baik lagi.

Pengendalian Penyakit Blas dengan Silika

Pengendalian Penyakit Blas dengan Silika

 

Penyakit tanaman padi yang sedang naik daun saat ini adalah blast atau blas (Picularia oryzae) atau lebih dikenal istilah patah leher atau teklik. Tahun 2016 saja dilaporkan sebanyak 74 ribu hektar sawah terserangan blas.

Blas bisa menyerang pada daun, batang, dan malai.  Pada daun, blas menyerang pada fase vegetatif dengan gejala munculnya bercak-bercak kelabu atau putih dan tepinya berwarna kecoklatan atau coklat kemerahan.

Blas pada leher menyerang pada fase generatif.  Gejala khasnya adalah ujung tangkai mulai membusuk membuat tangkai mudah patah sehingga bulir padi tidak terisi dan menjadi kosong.

Penyebab Terjadinya Blas

Blas terjadi atau menyerang padi dengan kondisi lingkungan yang memiliki kadar K tersedia lebih rendah, N dalam bentuk NO3 karena air terbatas, pupuk N berlebihan, dan mikroba menguntungkan dalam tanah tidak tidak berkembang secara baik karena bahan organik berkurang.

Penggunaan nitrogen pada pupuk urea yang berlebihan pada saat pemupukan dapat menjadi bumerang. Karena biasanya petani senang melihat tanamannya menghijau, tetapi ada ancaman blas yang mengancam.

Silika Sebagai Pengendalian Blas

Pengelolaan lingkungan adalah kuncinya. Mengembalikan unsur kalium (K) dan silika (Si) ditanah dengan menggunakan jerami sisa panen yang dibiarkan membusuk secara alami atau dengan bantuan dekomposer.

Membakar jerami dapat menghilangkan unsur penting yang dibutuhkan tanah. Unsur nitrogen akan hilang, unusur fosfor (P) berkurang 25%, K berkurang 25%, dan S hilang 5-10%. Pun mikro tanah terpengaruh kehidupannya.

Meskipun jerami tetap dibiarkan membusuk, tidak otomatis juga unsur-unsur tersebut siap diserap oleh tanaman pada musim berikutnya. Usaha memperbaiki lahan tersebut haruslah secara terus menerus dilakukan.

Penggunaan hara organik seperti pembenah tanah organik yang mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dapat dilakukan. Pemasukan bahan organik ini akan menyebabkan partikel tanah dapat mengikat unsur hara makro dan mikro. Unsur ini menjadi tersedia dan mudah diserap oleh akar tanaman. Pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas padi.

Silika memiliki kemampuan untuk melindungi tanaman padi dari serangan penyakit blas. Banyak penelitian sudah membuktikannya, termasuk balai penelitan tanah Bogor,  silahkan baca disini :

Aplikasi Silika Terhadap Pertumbuhan Padi dan Infeksi Penyakit Blast

Kini silika yang “siap dimakan” oleh padi tanpa harus menunggu hasil pembusukan jerami, telah tersedia. Silika Tenaz mampu melindungi tanaman padi serangan hama dan penyakit sekaligus mampu meningkatkan hasil panen 10-20%.  baca juga :

Hara Penting Tanaman Padi, Gunakan Silika Cair Tenaz

Silika Tenaz sudah banyak dijual dipasaran, namun jika tidak menemukan di toko terdekat bisa hubungi disini.

Tepat Insektisida untuk Kendalikan Wereng

Tepat Insektisida untuk Kendalikan Wereng

Ada empat jenis wereng pada tanaman padi, yaitu jenis wereng batang (plan hopper) yang terdiri dari wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera) dan jenis wereng daun (leaf hopper) yang terdiri dari wereng hijau (Nephotettix spp) dan wereng loreng (Recilia dorsalis).

Yang sering menimbulkan masalah adalah wereng coklat dan wereng hijau. Wereng coklat bisa menyebabkan padi mati kekeringan dan seperti terbakar (hopper burn) atau puso. Sedangkan wereng hijau kerusakan tidak terlalu nyata tetapi dapat menyebarkan virus tungro.

Bioekologi Wereng Batang Coklat

Wereng batang coklat (WBC, Nilaparvata lugens) dapat berkembang biak dengan cepat dan mudah beradaptasi dengan membentuk biotipe baru. WBC menjadi parasit pada padi dengan menghisap cairan tumbuhan sehingga mengakibatkan pertumbuhannya terganggu bahkan mati.

Wereng menyerang tanaman padai mulai dari stadia persemaian hingga fase matang susu. Mekanisme kerusakan dengan cara menghisap cairan tanaman pada system vascular (pembuluh tanaman). Tanaman padi yang terserang wereng menunjukkan gejala kekuningan, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pada seragan parah tanaman padi menjadi kering dan mati.

Siklus hidupnya antara 3-4 minggu (21-33 hari), yang dimulai dari telur (7-10 hari), nimfa (8-17 hari) dan imago/dewasa (18-33 hari). Wereng betina bertelur hingga 500 butir.  Telur diletakan pada urat daun yang utama. Saat nimfa dan imago inilah WBC menghisap cairan batang padi.

Dalam satu rumpun padi bisa terbentuk 4-5 generasi. Saat populasi makin tinggi sebagian populasi akan membentuk sayap agar dapat berpindah ke area lain.

Ambang pengendalian hama ini adalah 5-10 ekor per rumpun. WBC mengeluarkan kotoran embun madu yang biasanya akan ditumbuhi cendawan jelaga hingga daun padi berwarna hitam. Banyaknya kotoran putih bekas pergantian kulit nimfa dapat dijadikan indikator populasi wereng yang tinggi.

Pengendalian WBC Secara Kimia

Dengan mengetahui siklus hidup WBC kita dapat menentukan waktu terbaik, kapan sebaiknya pengendalian kimia dilakukan. Jenis insektisida dengan bahan aktif apa yang efektif untuk setiap stadia WBC.

Pengendalian dengan pestisida akan sangat efektif jika dilakukan pada populasi wereng sudah diatas ambang ekonomi.  Ambang ekonominya adalah 5 ekor wereng per rumpun untuk tanaman padi kurang dari 40 HST atau 20 ekor per rumpun untuk tanaman padi lebih dari 40 HST.

Bahan aktif insektisida yang tersedia dipasar adalah abamectin, bisultap, buprofezin, BPMC, dimehypo, imidaklopid, karbofuran, pimetrozin, fipronil, MICP, bisultap, tiametoksam, etopenfroks, dll.

Namun saya akan membahas beberapa bahan aktif yang paling umum ditemukan di pasaran yaitu :

Insektisida kontak
1. Abamektin
Abamektin termasuk insektisida dan akarisida, sangat efektif untuk mengendalikan tungau pengganggu dan hama thrips spp serta plutella spp.  Abamektin merupakan racun kontak dan perut serta bekerja sebagai racun syaraf dengan menstimulasi gama amino asam butirat (GABA). Abamektin mememiliki efek translaminar yang kuat.
Insektisida ini relatif bersahabat dengan lingkungan karena cepat terdegradasi secara fotokimia oleh mikro organism dalam tanah, dan tidak bersifat bioakumulatif.  Dalam prakteknya efek negative abamektin terhadap serangga berguna sangat kecil.
Contoh : Banyak 🙂

2. BPMC
Buthylphenylmethyl carbamate atau BPMC merupakan insektisida non-sistemik dengan kerja sebagai racun kontak. Efektif untuk mengendalikan wereng, thips, dan hama bubuk.
Contoh : BAYCARB 500 EC

3. Buprofezin
Merupakan insektisida dan akarisida non sistemik yang bekerja secara chitin synthesis inhibitor (penghambat sintesa khitin) sehingga mengganggu proses pergantian kulit pada serangga sehingga akhirnya menimbulkan kematian.
Serangga yang terkena bufropezin akan menghasilkan telur yang steril. Insektisida ini efektif untuk pengendalian hama terpadu (PHT). Buprofezin bersifat non-karsinogenik (tidak menimbulkan bahaya kanker) dan non-teratogenik.
Contoh: APPLAUD 100 EC, dll

4. Fipronil
Merupakan racun syaraf yang bekerja dengan cara memblokir saluran klorida yang diregulasi oleh GABA. Hama yang sudah resisten terhadap piretroid, siklodein, organofosfat, dan karbamat bisa dipecahkan oleh senyawa ini.
Firpronil bersifat racun kontak dan racun perut dan digolongkan ke dalam racun non-sistemik meskipun memilili sifat sistemik yang dapat diaplikasikan lewat tanah.
Contoh : Regent 50SC, dll

Insektisida sistemik

5. Imidakloprid
Imidakloprid termasuk insektida sistemik dan translaminar yang bekerja secara racun kontak dan perut, diabsorpsi oleh daun dan akar serta ditransportasikan secara akropeta. Insektisida ini selain efektif untuk wereng juga efektif untuk mengendalikan hama penusuk-penghisap lain seperti aphids, thips dan kutu kebul.
Contoh : CONFIDOR 200 SL

6. Karbofuran
Kabofuran merupakan insektisida sistemik yang bekerja sebagai racun kontak dan racun perut. Umumnya diformulasi dalam bentuk butiran dan aplikasinya lewat tanah untuk mengendalikan banyak jenis serangga dan nematode.
Contoh : Furadan 3G, dll

7. Dimehypo
Dimehypo merupakan insektisida sistemik yang bekerja secara racun kontak dan racun perut. Selain untuk mengendalikan wereng juga mampu mengendalikan hama penggerek batang padi.
Contoh : SPONTAN 400 SL, dll

8. Pimetrozin
Sebagai insektisida relative baru (dikenalkan tahun 1992-1993) cara kerjanya bekerja secara sistemik dan menghambat aktivitas makan sehingga berhenti makan dan 1 – 4 hari akan mati kelaparan. Namun insektisida iniefektif untuk mengendalikan wereng, aphids dan whitefly (kutu kebul).
Contoh: Plenum 50WG

Insektisida untuk Wereng yang Bagus?

Semua insektisida yang ada dipasaran semua bagus 🙂  semua pilihan diserahkan kepada petani sebagai pengguna langsung.

Dengan mengetahui cara kerja insektisida untuk mengendalikan wereng diatas, maka kita dapat menentukan produk apa yang paling tepat sesuai dengan kondisi serangan wereng.

Untuk mengendalikan wereng pada tingkat populasi masih dibawah ambang ekonomi, saya menyarankan mulai dengan penyemprotan tunggal insektisida bahan aktif BPMC yang bersifat kontak) atau Dimehypo yang bersifat sistemik. Bisa juga langsung campur secara bersamaan.

Atau pada tahap awal jika diketemukan adanya telur-telur wereng pada daun dapat diaplikasikan buprofezin + dimehypo. Hal ini untuk mengendalikan telur wereng supaya tidak menentas (efek buprofezin) dan melindungi padi dari serangan wereng (efek sistemik dimehypo).

Karena wereng hidup dibagian bawah pangkal batang, dan untuk tamanan padi yang sudah berumur 40 HST biasanya penyemprot (aplikator) hanya menyemprot dibagian atas tanaman maka penggunaan insektisida yang bersifat translaminar juga sangat dianjurkan, seperti bahan aktif imidakloprid atau abamektin.

Penggunaan insektisida pengendali wereng sebenarnya tidak harus dengan insektisida dengan harga yang mahal, asal kita tahu cara kerja bahan aktifnya dan memahami siklus hidup wereng. Penggunaan insektisida yang “murah” sudah mampu menahan kerugian terhadap wereng. Namun kebanyakan petani menginginkan yang cespleng, sekali semprot wereng langsung hilang.

Tentu saja faktor yang terpenting dalam pengendalian WBC adalah pengamatan rutin pada rumpun-rumpun bawah batang tamanan padi.  Karena hama WBC hidup pada pangkal batang padi.

Akan lebih baik lagi jika pengendalian wereng dimulai dengan cara memproteksi lebih awal tanaman padi dengan cara penggunaan pupuk atau nutrisi silika. Karena silika dari hasil penelitian mampu menahan serangan wereng dan penggerek batang selain juga mampu meningkatkan hasil panen 5%-20%.

Apa itu silika tenaz silahkan baca Silika Hara Penting Tanaman Padi, Gunakan Silika Cair Tenaz disini

Catatan:
– Translaminar = sistemik lokal; memiliki daya penetrasi dalam jaringan tanaman; diserap jaringan tanaman (daun) tetapi sedikit ditransportasikan ke bagian lain tanaman.

Sumber: Panut, D. 2008. Panduan Lengkap Pestisida & Aplikasinya. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Testimoni Petani Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo

Testimoni Petani Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo

Penggunaan Tiflo dan Tenaz pada tanaman padi

Fungisida Tiflo 80WP yang berbahan aktif thiram 80% adalah fungisida kontak yang mampu mengendalikan penyakit bercak coklat, patah leher, dan juga kresek.

Tenaz adalah nutrisi tanaman dengan kandungan utama silika atau silikat (SiO2) dan tambahan nutrisi mikro majemuk. Penggunaan silika pada tanaman padi menjadikan tanaman padi lebih keras (tegak) dan hasil bulir padi yang bernas. Tenaz juga mampu menahan serangan hama dan penyakit padi.

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan fungisida Tiflo 80 WP dan silika Tenaz juga mampu meningkatkan hasil panen sebesar 20%.

Tata cara penggunaan aplikasi Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80WP

Testimoni Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80 WP

Testimoni pengguna produk Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo 80WP oleh petani modern Bapak Haji Karyadi dari Kp Babawangan, Desa Lemah Mukti, Lemah Abang Wadas, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Tiflo dan Tenaz diaplikasikan pada musim kedua (2016) dan mendapat tanggapan yang memuaskan dari hasil aplikasi produk tersebut.

Silika Tenaz adalah nutrisi cair dengan kandungan silika (SiO2) dan Tiflo adalah fungisida dengan bahan aktif thiram 80% adalah produk dari Taminco-Eastman dan di Indonesia dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.

Cara Pengendalian Burung Pipit Pada Padi

Cara Pengendalian Burung Pipit Pada Padi

Salah satu hama tanaman padi yang kadang menyulitkan petani adalah serangan burung pada masa padi mulai menjelang panen. Jenis burung yang mengganggu adalah burung pipit, atau di beberapa daerah biasa disebut dengan burung emprit (Lonchura leucogastra). Jumlahnya bisa mencapai ribuan ekor dan menghabiskan bulir padi yang siap panen dalam waktu singkat. Banyak petani yang gagal panen atau kerugian besar saat panen. Kerugian yang dialami petani akibat serangan hama pengganggu burung pipit bisa mencampai 15 – 50 persen.

Berbagai cara dilakukan petani untuk bisa melawan burung pipit yang biasa dipakai petani untuk melawan burung pipit, meskipun terkadang hasilnya kurang efektif.  Pengendalian bisa bersifat mekanis dengan menggunakan alat-alat yang bisa pengusir burung atau secara biologis dengan menggunakan bahan-bahan tumbuhan atau buah-buahan yang “berbau” dan juga bisa secara kimiawi.

Pengendalian Burung Pipit Secara Mekanis

Petani biasanya menggunakan cara berikut untuk mengendalikan burung pipit :

1. Penggunaan orang-orangan sawah (sunda = bebegig) yang dilengkapi dengan tali-tali plastik dan kaleng bekas.

2. Menggunakan pita kaset yang diikat secara horisontal di seluruh penjuru sawah dilengkapi dengan kain yang dibuat seperti pita dari lembaran plastik atau karung pupuk bekas.

3. Membuat kincir angin dilengkapi kaleng sebagai sumber bunyi.

4. Menggunakan jaring. Jaring bekas dipasang di sawah dengan menancapkan beberapa bambu sebagai tiang di pematang sawah, kemudian mengikat jaring di bambu tersebut dan membetang. Cara ini bisa cukup efektif namun harganya relatif lebih mahal.

5. Menggunakan plastik mengkilap berukuran panjang yang dipasang di sawah. Plastik ini bermanfaat untuk memantulkan sinar matahari yang akan membuat silau burung pipit sehingga mereka tidak mendekati padi yang sedang menguning.

6. Mempergunakan kepingan CD atau DVD bekas. Caranya, tancapkan kayu dengan diameter sekitar 5 cm dengan tinggi sekitar 15 cm di atas pucuk tanaman padi. Di atas tiang tersebut dipasang kepingan CD ataupun DVD bekas, dengan bagian yang bisa memantulkan cahaya menghadap matahari. Burung pipit akan silau ketika mendekati lahan sawah.

7. Membuat layang-layang menyerupai burung elang yang terbuat dari plastik bekas warna hitam, atau menggantung beberapa burung elang mainan anak yang banyak dijual di pasar. Cara ini terbukti efektif mengusir burung pipit.

8. Menggunakan Bambu bekas ajir atau membuat sendiri dengan panjang 2 meter secukupnya yang dicat berwarna merah

Pengendalian Burung Pipit Secara Biologis

Pengendalian secara biologis dapat menggunakan bahan tanaman atau buah-buahan yang difermentasi dan semprotkan pada tanaman padi.

9. Menggunakan rendeman buah jengkol. Jengkol diredam beberapa hari, setelah keluar bau menyengat jengkol dan air rendaman dimasukkan ke dalam botol dan diletakan di beberapa sudut sawah. Bau menyengat jengkol akan mengusir burung pipit dari sawah.

10. Menggunakan  buah serut. Buah serut dicuci bersih, ditumbuk sampai halus, dan direndam dalam air sekitar 24 jam, dengan perbandingan 3 kilogram buah serut dan 10 liter air. Buah serut itu disaring dengan kain kasa. Formula itu lalu disemprotkan pada tanaman padi dua kali seminggu. Bisa juga dengan menyemprotkan larutan umbi gadung dan brotowali.

Pengendalian burung pipit secara manual dapat dilihat pada video berikut:

Pengendalian Burung Pipit Secara Kimiawi

Namun jika ingin menggunakan cara yang lebih praktis, bisa juga menggunakan pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan pestisida.

11. Menggunakan insektisida dengan berbahan aktif dimehypo. Penggunaan dengan insektisida ini, efek yang ditimbulkan jika burung tersebut makan padi, bisa dipastikan burung tersebut mati. Sehingga padinya sudah dimakan terlebih dahulu, baru predatornya mati. Penggunaan insektisida dimehypo tidak dianjurkan dan kurang efektif.

12. Menggunakan fungisida Tiflo 80WP.

Fungisida Tiflo 80WP untuk Pengendalian Burung

Tiflo 80WP adalah fungisida yang bersifat kontak dan bekerja secara protektif dengan bahan aktif Thiram 80%. Tiflo diproduksi oleh Taminco-Eastman, Belgia yang di Indonesia dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.

Berdasarkan The Pesticide Manual 15th Edition, A World Compendum. BCPC, bahan aktif Thiram itu selain berfungsi sebagai fungisida juga memiliki efek bird repelent, mampu menolak/mengusir burung.  Burung tidak mau makan padi karena “bau”nya, sehingga burung tidak selera untuk memakannya.

Untuk membuktikan bahwa Tiflo 80WP mampu mengusir burung, bisa dicoba dengan memberikan makanan (padi) yang dicampur dengan Tiflo pada burung pipit (yang biasa diperdagangkan untuk anak-anak).  Burung pipit tersebut tidak mau makan padi tersebut.  Sehingga pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan TIFLO 80WP lebih ramah lingkungan tanpa menyebabkan kematian pada burung pipit.

Burung pipit biasanya menyerang tanaman padi mulai fase pengisian (60 HST) sampai dengan pemasakan (80-100 HST) tergantung dari varietasnya.  Penggunaan Tiflo 80WP untuk mengendalikan hama burung bisa mulai dari umur-umur tersebut.

Dosis yang dipakai sebanyak 2-4 gram/liter, atau 2-4 sendok makan per tangki ukuran 16 liter.

Penyemprotan Tiflo 80WP secara rutin hingga menjelang panen (7-10 hari sebelum panen), selain burung dapat diatasi juga efek lainnya adalah padi terhindar dari serangan penyakit-penyakit seperti blas (patah leher, Pyricularia oryzae), penyakit hawar daun (Xanthomonas campestris), penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani), penyakit bercak coklat sempit (Cercospora janseana).

Pada dasarnya fungisida Tiflo adalah fungisida kontak yang mampu mengendalikan beberapa penyakit pada tanaman padi. Tiflo dapat diaplikasikan mulai dari awal perendaman benih hingga 7-10 hari menjelang panen.

Lihat juga : Review : Fungisida Antracol 70WP, Dithane M45 80WP, Ziflo 90 WP, Tiflo 80WP 

Demikian ulasan pengendalian burung pipit secara kimiawi dengan fungisida Tiflo 80WP, semoga bermanfaat. Fungisida Tiflo 80WP sudah dijual di kios-kios pertanian terdekat atau dapat menghubungi penulis disini.

Tenaz, Jual Nutrisi Silika Cair Berkulitas

Tenaz, Jual Nutrisi Silika Cair Berkulitas

silika cair TenazJika Anda sedang mencari nutrisi mikro dengan kandungan silika (silica, silikon) yang berkualitas maka silika cair dengan merek TENAZ adalah jawabannya.

Apa itu TENAZ
Tenaz merupakan nutrisi silika cair yang dapat diaplikasikan pada tanaman padi dan tanaman lainnya sebagai pemicu sistem kekebalan tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman. Silika dalam bentuk larutan ini akan mempercepat pertumbuhan, memperkuat jaringan tanaman, mengoptimalkan pengisian pembuahan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen.

Silika Tenaz dibuat oleh Taminco dimana sekarang Taminco menjadi subsidiari dari EASTMAN, perusahaan yang bergerak pada perlindungan tanaman (crop protection) dan kimia lainnya dan dibuat di Belgia.

Spesifikasi Silika Tenaz
Spesifikasi Silika TENAZ sebagai berikut :
– Produksi : Taminco, Belgia dengan Taminco Technology
– Patent produk : Patent WO/2011/120872
– Dosis rendah pada padi : 1-2 lt/ha
– Silika Tenaz dalam bentuk monomer yang mudah diserap tanaman
– Kandungan silika Tenaz 1,3% dalam bentuk tersedia (siap diserap oleh daun/tanaman)
– Tidak beracun, & tidak memiliki residu pada tanah.
– Kandungan mikro lainnya: Mo (10 ppm), Co (5 ppm), N (2,8%), dan K2O (0,6%)

Silika Tenaz lebih praktis dan ekonomis dibandingkan dengan silika granul dan dosis anjuran hanya membutuhkan 1-2 liter per hektar. Silika Tenaz sudah dilakukan pengujian dibeberapa Negara dan terbukti mampu meningkatkan hasil 10-20%, dan rata sebesar 10%.

Di Indonesia, Silika tenaz telah secara resmi terdaftar Departemen Pertanian dengan nomor pendaftaran 01.02.2012.179 dan dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimia Nusamas.

Meningkatkan hasil panen sampai 20%

Menurut para petani dari berbagai tempat yang ditemui secara terpisah menyatakan Silika Tenaz terbukti memberikan hasil yang meningkat sampai dengan 20%.

Hasil yang terlihat dari penggunaan Silika TENAZ dalah bulir padi bening, terbebas bebas jamur oncom atau penyakit hangus palsu (Ustilaginoidea virens), berisi dan tidak mudah rontok. Batang lebih tegak, kekar/keras sehingga fotosintesis lebih optimal dan tidak mudah roboh.

Silika bekerja dengan melapisi meristem batang, daun, dan buah/bulir sehingga mampu menurunkan serangan hama (wereng & penggerek batang) juga penyakit (kresek & blas).

Pada pertumbuhan anakan tumbuh serempak, dan meningkatkan anakan produktif.

Silika Tenaz bentuk Cair Lebih Baik
TENAZ diformulasikan dalam bentuk cair bentuk tersedia dan diaplikasikan melalui daun (foliar spray) sehingga daun dan batang mudah menyerap. Silika TENAZ mampu bekerja seketika dalam waktu cepat. Jika dicampur dengan pestisida lain seperti fungisida TIFLO atau insektisida lainnya untuk meningkatkan daya pengendaliannya.

Waktu Aplikasi Silika Tenaz
Silika TENAZ dapat diaplikasikan kapan saja tanpa memandang stadia pertumbuhan tanaman. Namun waktu aplikasi terbaik pada tanaman padi fase pertumbuhan vegetatif (20-45 HST) untuk membantu penambahan anakan, fase primordia(45-50 HST) untuk meningkatkan jumlah anakan produktif, dan pada saat pengisian bulir (65-70 HST) untuk meningkatkan bobot bulir.

Dosis Aplikasi Silika Tenaz
Dosis aplikasi Silika TENAZ adalah 1-2 liter/ha per setiap aplikasi, sehingga total penggunaan silika TENAZ selama semusim 3-6 liter.

Silika Tenaz Aman Terhadap Lingkungan
Penggunaan silika TENAZ sangat aman terhadap lingkungan (tanah dan tanaman) karena silika TENAZ terbuat dari bahan batuan yang mengandung silika. Silika TENAZ bukan terbuat dari bahan silika yang terlarang oleh departemen kesehatan dan depertemen pertanian yaitu Silika chrystalline dengan CAS No 14808-60-7 sesuai Permentan No 39/Permentan/SR.330/7/2015.

Jual Silika TENAZ
Jika anda mencari silika TENAZ silahkan hubungi penulis atau bisa di beli secara online di TOKOPEDIA.

Kunci Produktivitas pada Padi Dimulai Sejak Dini

IMG_3809

Sejauh ini hasil produktivitas atau hasil panen padi di Indonesia sangat bervariasi anatara 3,5 ton hingga 10 ton per hektar gabah kering panen. Bervariasinya hasil panen ini dipengaruhi banyak faktor baik kondisi lahan, teknik budidaya maupun sarana produksinya. Hal yang tidak kalah pentingnya juga adalah faktor sumber daya petaninya (skill dan knowledge).

Kondisi tersebut menujukkan bahwa sistem budidaya padi di Indonesia membutuhkan kawalan teknologi spesifikasi lokasi sesuai dengan agro-ekologi setempat dan panduan budidaya yang tepat serta dukungan saprodi yang memadai. Kata kunci dalam peningkatan produktivitas pertanian padi di Indonesia adalah adanya usaha dimulai sejak awal pemilihan bibit dan penanganan bibit (seed treatment), pemupukan berimbang, penanganan hama terpadu, dan penanganan pasca panen yang tepat. Namun dalam artikel ini, hanya mengulas mengenai perlakuan benih dan pemupukan berimbang.

Perlakuan benih padi
Berkaitan dengan seed tratment atau perlakukan terhadap benih, para petani padi sampai saat ini masih belum terbiasa memanfaatkan “teknologi” perlakukan benih (seed treatment). Padahal untuk tanaman jagung, penggunaan fungisida sebagai seed treatment sudah sangat biasa. Karena memang pada tanaman jagung, penyakit bulai (downy mildew) masih menjadi ancaman. Namun demikian pada tanaman padi penggunaan seed treatment akan memberikan banyak manfaat dalam perlindungan dini penyakit di persemaian.

Beberapa jenis seedtreatment yang dapat digunakan adalah agen hayati seperti Potensida dari Petrosida, Benprima dari PT Biotis Agrindo, Orizaplus dari PT Prima Agro Tech, juga secara kimiawi yaitu fungisida Tiflo 80WP (bahan aktif Thiram 80%) dari Taminco yang dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas.

Dosis penggunaan Orizaplus adalah 5 gram untuk 5 kg benih yang dilarutkan dalam air rendaman. Sedangan dosis penggunaan Tiflo 80WP juga sama 5 gram (1 sendok makan) untuk 5 kg benih yang selanjutnya dilarutkan dalam air dan menjadi media rendaman benih padi.

Pemupukan Berimbang
Dosis pemupukan urea secara umum adalah 250-300 kg per hektar yang diberikan 2 kali, yaitu pada umur 8-15 hari setelah tanam (HST) sebanyak 125-150 kg/ha dan setelah umur 45 HST diberikan sisanya.

Penggunaan pupuk P dan K ditentukan berdasarkan analisa tanah, secara umum pupuk SP36 yang digunakan sebanyak 50-100 kg/ha dan KCL sebanyak 50-75 kg/ha. Atau menggunakan pupuk majemuk NPK jika menggunakan panduan resep dari PT Petrosida Gresik menggunakan formula 5:3:2. Yaitu 500 kg Petrogani, 300 kg Phonska (15-15-15), dan 200 Kg Urea.

Beberapa petani menggunakan pupuk KNO3 pada proses pemupukan pertama dan kedua. Pupuk KNO3 merupakan sumber Kalium (K) dan Nitrogen (N) tapi dalam bentuk nitrat, sehingga penggunaanya sangat sedikit tapi cepat terserap oleh tanaman. KNO3 dipasaran dapat ditemukan dalam 2 jenis yiatu KNO3 Merah dan KNO3 putih. Perbedaannya adalah kandungan hara “K” pada KNO3 merah lebih sedikit dibanding KNO3 putih. Dan kandungan KNO3 Merah terdapat 4 unsur yaitu N, K, NA dan unsur mikro Boron (B). KNO3 ini bisa diaplikasikan secara penaburan (dicampur dengan pupuk), pengocoran maupun penyemprotan daun (foliar spray).

Pupuk KNO3 Putih
Penggunaan pupuk KNO3 putih dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, merangsang pertubuhan vegetatif dan meningkatkan jumlah anakan sehingga KNO3 putih cocok untuk diaplikasikan pada pemupukan pertama untuk mendorong perkembangan tanaman pada fase vegeatatif.

Pupuk KNO3 Merah
Manfaat aplikasi KNO3 Merah adalah mempercepat pertumbuhan bunga dan buah, meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas buah, biji dan umbi. Kandungan Boron pada KNO3 Merah berguna untuk membantu meningkatkan transportasi karbohidrat dalam tanaman. KNO3 Merah diaplikasikan pada waktu pemupukan kedua untuk mendorong perkembangan tanaman padi pada fase generatif.

Inilah Fungsi Hormon Pemacu Pertumbuhan

IMG_1401

Tanaman memiliki hormon pertumbuhan (plant hormone) yang proses yang merupakan proses alami terjadi melalui proses fungsional pada tingkat seluler dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Hormon pertumbuhan ini adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologi tanaman. Hormon ditransformasikan dari bagian yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain.

Nah, dalam pertanian modern penggunaan hormon pemacu pertumbuhan tanaman atau lebih dikenal dengan zat pengatur tumbuh (ZPT) atau plat growth regulator (PGR) tidak dapat dikesampingkan penggunaannya. ZPT sendiri bukanlah senyawa organik yang bukan hara (nutrisi, nutrient), yang cara bekerjanya jika dalam jumlah sedikit bersifat mendukung (promote), atau menghambat (inhibit), dan/atau merubah proses fisiologi tanaman.

Hormon pemacu pertumbuhan terbagi kedalam lima kelompok, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen, kalin, dan asam absisat (ABA). Masing-masing kelompok memiliki ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap fisiologi tanaman. Hormon tidak bekerja sendiri pada tanaman.

Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing hormon pemacu pertumbuhan :

Hormon Auksin. Auksin adalah zat aktif dalam sistem perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakan vegetatif. Pada satu sel auxin dapat mempengaruhi pemanjangan sel, pembelahan sel dan pembentukan akar. Konsentrasi auksin yang digunakan sangat rendah antara 0.01 – 10 mg/L.

Hormon Giberelin. Giberelin adalah turunan dari asam giberelat yang merupakan hormon pertumbuhan alami yang dapat merangsang pembungaan, pemanjangan batang, dan membuka benih saat dorman. Terdapat sekitar 100 jenis giberelin, namun yang paling umum digunakan adalah giberillic accid (GA3).

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan hormon giberelin (GA3) adalah waktu dan dosis aplikasi karena dalam jumlah berlebihan tanaman bisa rebah. Pada tanaman padi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang menyerupai rumput ilalang.

Hormon Sitokinin, Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam merangsang pembelahan sel (sitokinesis), pertumbuhan tunas, mengaktifkan gen, serta aktifitas metabolisme secara umum. Pada saat yang sama sitokinin menghambat pembentukan akar. Sitokinin banyak dipakai pada proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. Secara umum konsentrasi yang digunakan antara 0,1 – 10 mg/L.

Etilen, Hormon tumbuhan yang fungsinya berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.

Kalin, Kalin adalah hormon yang berperan dalam proses organogenesis. Kalin berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
Rizokalin, hormon yang memperngaruhi pembentukan akar.
Kaulokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
Filokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.
Antokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.

Asam Absisat (ABA), Asam Absisat adalah jenis hormon tumbuhan yang bekerja antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Fungsinya mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan, berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.

Asam Traumalin, Hormon yang fungsinya untuk regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam traumalin).

Pengaruh Hormon Auksin pada Ziram
Fungisida dengan bahan aktif Ziram (nama produk Ziflo 90WP) mengandung unsur mikro Zn (seng) dimana Zn ini dapat berfungsi sebagai hormon auksin. Ziram dapat membantu mempercepat pertumbuhan baik akar, batang, perkecambahan, pemasakan buah serta mengurani biji dalam buah.

Panduan penggunaan Ziflo 90WP pada padi dapat digunakan mulai umur tanaman 10 hari setelah tanam (HST) atau bersamaan dengan pemupukan pertama. Dosis yang digunakan adalah 500 gr/hektar atau jika diaplikasikan bersamaan dengan pupuk dosisnya 1 kg Ziflo dicampur dengan 50 kg – 100 kg urea.

Aplikasi kedua pada saat umur 15 HST dengan cara penyemprotan daun (foliar). Dosis yang dipergunakan 50 gr/tangki atau 3 sendok makan. Berikutnya pada umur 30 HST atau bersamaan dengan pemupukan kedua. Dosis yang digunakan sama dengan pemupukan pertama. Aplikasi ketiga dilakukan pada umur 35 HST dengan dosis 60 gr/tangki atau 6 sendok makan,

Pengaruh Hormon Inhibit pada Difenokonazol
Fungisida berbahan aktif difenokonazol dari golongan triazol mengandung zat penghambat pertumbuhan (bersifat inhibit). Akibatnya aplikasi fungisida difenokonazol dapat mempengaruhi aspek biologis disamping menghambat perpanjangan batang, mendorong pembungaan pada tanaman tertentu dan menghambat senesen.

Mengapa Pupuk Mikro Diperlukan?

Mengapa Pupuk Mikro Diperlukan?

Hara mikro Pupuk yang beredar selama ini dipasaran adalah sebagian besar pupuk bersubdisi dari pemerintah seperti urea, SP36, KCL dan ZA. Pupuk tersebut diberikan pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan hara makro saja seperti Nitrogen (N), Forpor (P), Kalium (K) dan Sulfur (S). Masih sangat sedikit petani yang dengan sengaja memberikan pupuk hara mikro.

Walaupun dalam jumlah kecil, pupuk mikro dibutuhkan tanaman. Selain untuk dapat membantu memperbaiki hara tanah, pupuk mikro juga dapat berfungsi sebagai antibodi tanaman terhadap serangan penyakit serta mampu memdukung peningkatan hasil panen.

Menurut Handbook of Plant Nutrition, terdapat 14 (empat belas) jenis hara mikro, yang terbagi dalam kategori essential element dan beficial element. Yang termasuk dalam essential element adalah Boron (Bo), Chlorine (Cl), Copper (cu), Iron (Fe), Mangan (Mn), Molybdenum (Mo), Nikel (Ni), dan Zinc (Zn). Sedangkan yang termasuk beneficial element adalah Alumunium (Al), Cobalt, Selenium, Silicon (Si), Sodium, dan Vanadium. Bila unsur-unsur tersebut tidak mencukupi maka tidak jarang dijumpai pertumbuhan tanaman yang terhambat dan kurang maksimal dalam pertumbuhannya.

Tanah yang secara terus menerus dieksploitasi dengan penanaman tanpa menambah unsur-unsur makro dan mikro, akan mengalami kemunduran. Karena unsur haranya ikut terpanen bersamaan dengan tanaman yang dipanen. Oleh karena itu selain menambah unsur makro, maka unsur mikropun wajib ditambahkan disaat mulai persiapan penanaman dan masa pemeliharaan tanaman.

Jenis tanah yang miskin hara mikro biasanya dijumpai pada tanah basa (pH rendah, pH kurang dari 7), dan tanag basa (pH tinggi, pH lebih tinggi dari 7), tanah mineral berbahan induk masam atau bahan organik rendah.

Berapa banyak unsur hara mikro pada tanamanan? Ini sangat tergantung dari jenis tanaman, umur tanaman, kondisi tanah setempat, dan lain-lain. Di bawah ini beberapa contoh ukuran kebutuhan hara mikro pada tanaman secara umum.
– besi (Fe) diperlukan 30 gr per ton tanaman
– klorin (Cl) diperlukan 30 gr per ton tanaman
– mangan (Mn) diperkukan 15 gr per ton tanaman
– boron (Bo) diperlukan 6 gr per ton tanaman
– seng (Zn) diperukan 6 gr per ton tanaman
– tembaga (Cu) diperlukan 1,8 gr per ton tanaman
– molibdenum (Mo) diperlukan 0,03 gr per ton tanaman

Contoh tanaman yang rakus terhadap usur mikro adalah umbi-umbian sehingga pemupukan ulang sangat diperlukan setelah panen. Tanaman padi termasuk tanaman yang responsif terhadap akumulasi silika (Si, silikon), sehingga sangat membutuhkan asupan hara mikro silika.

Pada tanaman padi yang kekurangan hara mikro akan memperlihatkan pertumbuhan yang tidak normal. Unsur besi (Fe) pada padi bertanggung jawab dalam pembentukan klorofil dan terlibat dalam fotosintesis. Bila jumlahnya tidak mencukupi maka daun akan menguning dan tanaman cenderung kerdil.

Unsur hara Mn dan Zn berperan dalam metabolisme dan pembentukan enzim tanaman. Jika kekurangan unsur hara mikro Mn akan mengakibatkan adanya bercak di pucuk daun muda dan banyaknya daun layu. Sedangkan jika kekurangan unsur hara mikro Zn akan tampak pada daun tua yang dipenuhi bintik kuning atau coklat. Akibatnya tanaman akan sangat sulit mencapai pontensi maksimalnya karena pertumbuhan vegetatif dan generatifnya terganggu. Inilah alasannya mengapa meskipun sedikit namun unsur hara mikro sangat diperukan oleh tanaman.