Kalangan pekebun harus berhati-hati dalam memilih sprayer untuk membantu kegiatan penyemprotan pestisida di kebun. Sebab, knapsack sprayer berkualitas buruk sangatlah merugikan pekebun seperti terjadinya kebocoran dan tekanan yang kurang kuat. Buruknya kualitas Knapsack sprayer berdampak kepada pemborosan biaya, tenaga dan waktu serta hasil semprot yang tidak merata.
Solusi terbaik penyemprotan pestisida adalah Knapsack SprayerPB-16.
Ada enam ciri yang menunjukkan produk Knapsack Sprayer PB-16 asli.
Pertama, di box pembungkus terdapat cetakan alamat produsen yaitu Syarikat Jun Chong SDN. BHD dan UK Registered Design No 2025702 di kedua sisi box.
Kedua, di tangki sprayer Terdapat cetakan timbul “CROSSMARK MANUFACTURER” (atas logo) & Cetakan UK Registered Design No 2025702 di bagian bawah logo.
Ketiga, Terdapat cetakan timbul “UK Registered Design No 2014821” pada bagian atas silinder/tabung pompa.
Keempat, terdapat cetakan timbul “PAT. APPL. No. PI 880074 pada penutup nozzle.
Kelima, ring/klep terasa licin kalau dipegang dan bahan kualitas tinggi .
Keenam, di adaptor ada cetakan timbul “CROSSMARK (R)”.
Beredarnya produk palsu ini karena Knapsack Sprayer PB-16 adalah produk paling laku dan familiar di kalangan pekebun sawit. Bahan baku Knapsack Sprayer PB-16 berasal dari polypropelene yang berkualitas tinggi. Itu sebabnya, produk ini sangat kuat sehingga tidak akan pecah atau bocor.
Kelebihan lain, produk ini punya tekanan penyemprotan yang sangat kuat (hingga 8 Bar=116 psi ) dan sudah dilapisi anti sinar ultraviolet (UV protector) sehingga sprayer akan tahan lama dan tidak getas walau sering terpapar matahari.
“Knapasack Sprayer PB-16 diinjak orang berbobot sampai 80 kg pun tidak pecah. Tambahan lagi tangki tanpa sambungan sehingga tidak mudah bocor”.
Knapsack Sprayer PB-16 & Weed Eater 16L telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 Cert No.622858 ( GIC dan UKAS ).
Knapsack SprayerWeed Eater 16L
Produk ini memakai system Pressure Control Valve (PCV) atau Constan Flow Valve (CF- Valve) dengan fungsi utama sebagai kalibrator pengatur tekanan ( 1,5 Bar CFValve RED), Flow Rate yang konstan sehingga selain hasil aplikasi semprot yang lebih merata. Manfaat lainnya adalah menghemat pemakaian air, meminimalisir potensi pemborosan racun , peningkatan produktivitas penyemprotan, penghematan tenaga kerja, dan ramah lingkungan.
Pemupukan pada tanaman padi ibarat memberi makan manusia, kandungan nutrisinya harus lengkap dan seimbang. Kekurangan dan kelebihan nutrisi tertentu bisa berdampak negatif.
Berdasarkan peraturan pemerintah melalui Permentan No 40 tahun 2007 bahwa untuk mencapao hasil panen 8 ton/ha, dosis pemupukan nitrogen (N) sebesar 100-135 kg/ha, fospat (P2O5) sebesar 18-27 kg/ha, dan kalium (K2O) sebesar 30-60 kg/ha.
Fakta di lapangan yang terjadi saat ini, sekitar 70% lahan persawahan maupun darat kondisinya sudah “sakit” akibat aplikasi pupuk an-organik berlebihan dan tidak dikembalikannya limbah tanaman ke lahan. Akibatnya lahan semakin memadat dan bahan organiknya semakin rendah. Bisa di bawah 3%, padahal kandungan organik semestinya 5%. Demikian menurut Bapak Iswandi Anas, ahli tanah IPB yang dikutip dari Majalah Agrina Februari 2018.
Untuk memulihkan kondisi tersebut diperlukan pupuk organik dan pupuk hayati yang mengandung mikroba.
Pupuk Organik
Salah satu cara menanggulangi tanah yang “sakit” adalah dengan pupuk organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.[1] Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.[2] Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.[2] Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).[2] – reff : Wikipedia
Asam humat sebagai pembenah tanah(soil conditioner) dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan kualitas tanah. Asam humat merupakan inti sari dari pupuk organik karena asam humat mengandung karbon organik. Penggunaan asam humat utamanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan/atau biologi tanah, sehingga produktivitas tanah menjadi optimum.
Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik sebaiknya menjadi prioritas utama, selain terbukti efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan, juga bersifat terbarukan, insitu, dan relatif murah, serta bisa mendukung konservasi karbon dalam tanah.
Penggunaan asam humat bukan sebat obat yang sekali minum langsung menyembuhkan. Pembenah tanah dengan bahan organik terjadi secar bertahap. Kepulihannya dibarengi dengan meningkatnya kapasitas tukar kation dan tumbuhnya mikro-organisme dalam tanah.
Dengan tumbuhnya mikro-organisme dalam tanah akan memberi efek positif. Mikroba mengubah aroma yang ada di tanaman menjadi aroma yang tidak disukai oleh hama. Sehingga terjadilah bio-pestisida secara alami dari tanaman yang sehat.
Kelemahan dari pembenah tanah organik ini adalah dibutuhkan dalam dosis relatif tinggi. Namun teknologi pembenah tanah ini terus berkembang, kini hanya diperlukan asam humat 60 kg/ha/tahun sudah cukup.
Aplikasi asam humat ini bisa dicampur berbarengan dengan pupuk sintesis pada saat pemupukan. Kelebihannya semua urea dilapisi dengan asam humat supaya terbentuk keseimbangan organik dan an-organik.
Produk pembenah tanah atau asam humat ini adalah Humakos, Humatani, Humatop dan lainnya.
Humatani
Humatani merupakan humus larut air, pembenah tanag, dan perangsang pertumbuhan yang dirancang untuk mengembalikan dan mempertahankan kesuburan tanah. Humatani dibuat oleh PT Humat Agro Lestari. Dengan dosis aplikasi 20-40 lt/ha dipercaya dapat menghemat penggunaan pupuk kimia 30% dan meningkatkan hasil panen 10-15%.
Keunggulan Humatani adalah :
Tingkatkan kualitas produk dan tingkat produktivitas hingga 20-40%.
Mempertahankan dan mengembalikan kesuburan tanah lahan pertanian dengan penurunan kesuburan.
Mengikat nutrisi tanah (N, P, K).
Mencegah hilangnya pupuk karena penyimpangan dan penguapan, sehingga menjaga ketersediaan nutrisi untuk tanaman dan menghemat penggunaan pupuk kimia.
Mengikat Nitrogen dan mencegah proses Nitrifikasi, sehingga mencegah pengasaman tanah.Mencegah pembentukan kompleks fosfat dengan aluminium dan logam lain yang tidak larut.
Menetralisir logam berat.
Meningkatkan Kapasitas Pertukaran Kation (KTK) dari tanah.
Meningkatkan kapasitas kapasitas menahan air tanah, sehingga menghemat 30-40% dari kebutuhan air.
Menyediakan makanan untuk mikro-organisme pemupukan tanah.
Menyimpan energi surya, yang membuatnya tersedia kapan saja untuk pertumbuhan tanaman dan
mikro-organisme hidup.
Mempercepat asimilasi nutrisi ke dalam sel tumbuhan.
Humatop merupakan produk pembedah tanah produksi PT. Prima Agro Tech, kandungannya 100% asam humat yang merupakan hasil ekstraksi dari batuan alam leonardite.
Keunggulan Humatop adalah:
Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stress akibat iklim dan keracunan logam
Meningkatkan efisiensi asupan pupuk dan kemampuan tukar kation tanah
Menyegarkan stress tanah akibat pupuk kimia berkepanjangan
Menurunkan penggunaan pupuk kimia
Meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan terhadap serangan penyakit
Aplikasinya bisa dengan cara pengocoran atau dicampur dengan pupuk kimia (an-organik).
Jika aplikasi dengan cara pencampuran 1 sachet Humatop di campur dengan 25 kg pupuk. Kalau aplikasi pengocoran, 1 sachet Humatop terlebih dahulu dilarutkan dalam 50-100 lt air kemudian dikocorkan merata dipiringan tahan, lahan, atau media tanam.
Hara Silika
Di Indonesia, hara silika belum begitu diperhatikan dan menjadi perhatian para petani. Padahal siliki termasuk nutrisi penting untuk tanaman padi.
Silika (SiO2) sebenarnya banyak terkandung pada sekam padi. Tanaman padi paling banyak mengambil silika dari tanah. Sayangnya tidak ada unsur silika yang dikembalikan ke tanah. Jerami dan sekam padi pada umumnya dibakar, yang hanya menyisakan unsur karbon saja. Jika sekamnya dibakar di atas 400oC silikanya berubah menjadi menjadi kristal yang tidak bisa dimakan oleh tanaman padi.
Secara fisik siliki berfungsi untuk memperkuat sel. Jika diaplikasikan pada tanaman padi, dapat menguatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, kekeringan, dan memperbaiki fotosintesis.
Tanaman padi membutuhkan silika dalam bentuk SiO2 tersedia dengan dosis 300-500 kg/ha, tanpa jerami. Jumlah yang cukup banyak. Untungnya kini telah tersedia produk hasil teknologi modern yang memformulasi silika dalam bentuk cair.
Dipasaran ada beberapa merek nutrisi silika seperti Tenaz, Biomax, Silika Novelgro.
Silika Novelgro
Silika Novelgo merupakan nutrisi silika terlarut dalam air yang mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi Silika tersebut akan dibawa oleh jaringan tanaman ke lapisan sel terluar (epidermis) untuk membentuk lapisan yang keras (cuticle).
Dan ketika sel-sel silika tersebut melapisi seluruh permukaan sel terluar, termasuk dengan bulu-bulu tanaman, maka selain dinding sel sulit ditembus oleh sengat OPT, bulu-bulu tanaman yang telah menjadi lebih keras akan menjadi seperti kawat berduri yang akan menghambat serangan OPT atau bahkan membunuh OPT.
Keunggulannya adalah:
Formulasi stabil
Aman untuk dikonsumsi, Novelgro Silika merupakan bahan yang aman untuk dikonsumsi sehingga dapat digunakan sampai pada hari panen.
Tidak beresidu
Untuk Pengendalian Hama Terpadu
Novelgro Silika bersifat basa (pH tinggi), sebaiknya uji kompatibilitas sebelum mencampurnya dengan produk yang bereaksi negatif terhadap suasana pH tinggi.
Biomax merupakan Pupuk mikro cair yang mengandung sebagian besar Silika (20%) yang diproduksi dengan teknologi NANO, berbentuk cair, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Kandungan unsur mikro lainnya yaitu Mo: 189 ppm dan Co: 0.35 ppm.
Keunggulannya adalah:
Unsur silika berukuran kecil, jauh lebih kecil dari ukuran mulut daun sehingga mudah terserap ke jaringan tanaman
Kandungan silikanya tinggi 19% plus unsur mikro, sesuai kebutuhan tanaman
100% larut dalam air
Tanman tampak lebih hijau, “ireks”, dan subur
Terbukti dapat mengurangi serangan hama dan/atau penyakit tanaman
Sesuai dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu dan pertanian organik
Anakan bertambah, panen melimpah (naik hingga 20%).
Silika Tenaz diproduksi dengan teknologi monomer (rantai pendek) sehingga silika yang siap dikonsumsi oleh tanaman. Silika TENAZ buatan eropa dari Taminco bvba yang merupakan subsidiari Eastman Chemical Ltd Amerika.
Dosis Silika Tenaz hanya 6 liter/ha untuk 1 musim tanam atau 2 liter per aplikasi. Untuk mendapatkan hasil maksimal silika Tenaz diaplikasikan pada usia tanaman padai 30 HST, 45 HST, dan 60 HST.
Silika merupakan unsur yang netral, walaupu banyak diaplikasikan tidak akan meracuni tanah dan tanaman.
Keunggulannya:
Tenaz diformulasi dalam bentuk tersedia sehingga paling mudah diserap oleh tanaman
Tenaz dapat mencukupi kebutuhan silika tanaman dalam waktu cepat
Tenaz bisa dicampur dengan pestisida lainya dan meningkatkan daya efisiensinya.
Berdasarkan produk silika yang beredar tersebut dan respon dari petani pengguna silika didapatkan informasi bahwa penggunaan silika dapat menyebabkan produk mengental atau “ngejel” jika dicampur dengan produk pestisida lainnya. Akibatnya larutan semprot tidak bisa dipakai.
Test sederhana terhadap ketiga produk tersebut dengan mencapurkan langsung (tanpa air) formulasi silika dan nitrogen cair sebagai berikut.
Tak dapat dipungkiri wereng masih menjadi masalah yang bikin puyeng. Petani padi masih direpotkan dengan serangan wereng coklat yang berpotensi membawa virus kerdil hampa dan kerdil rumput. Petani harus mengantisipasinya sejak awal.
3 Faktor Penyebab Wereng
Setidaknya ada 3 faktor kenapa wereng masih menjadi masalah utama petani sampai saat ini. Pertama, faktor iklim yang cukup basah atau kemarau basah. Kondisi yang lembab namun hangat adalah kondisi yang membuat nyaman bagi wereng.
Kedua, pola budidaya tanaman padi yang menyebabkan tidak terputusnya rantai makanan bagi wereng. Wereng berpindah dari tanaman ke tanaman sebelahnya, berpindah dari saru lokasi ke lokasi berikutnya. Akan lebih parah jika diwilayah tersebut menerapkan pola tanam 3 kali dalam setahun.
Faktor terakhir adalah pola penggunaan insektisida yang intensitasnya sudah sangat tinggi. Penggunaan dosis yang kurang tepat dan jumlah penyemprotan yang tinggi 8-12 kali dinilai menyebabkan kerentanan terhadap wereng.
Bagaimana pengendalian wereng secara kimiawi yang ditawarkan oleh perusahaan pembuat pestisida atau formulator?
Berbagai perusahaan pestisida memiliki ‘resep’ dan menawarkan solusi terbaiknya. Berikut beberapa solusi produk yang diberikan.
Pengendalian wereng dengan Marshal 5GR versi FMC
Sumber foto: google
FMC masih mengandalan insektisida Marshal 5GR dengan bahan aktif karbosulfan sejak persemaian dengan dosis 4 kg/ha. Aplikasinya bisa bersamaan dengan pemupukan.
Kemudian saat pindah tanam, Marshal 5GR diaplikasikan berbarengan dengan pemupukan pertama atau umur 15 HST dengan dosis 10 kg/ha. Jika masih ada serangan kembali Marshal 5GR bisa aplikasikan pada umur 30 HST pada pemupukan ke-2 dengan dosis 10 kg/ha.
Pengendalian wereng dengan Tenchu 20SG Versi Agricon
Sumber foto: Agricon
Agricon menawarkan pengendalian wereng coklat dengan insektisida Tenchu 20SG yang berbahan aktif dinotefuron 20%.
Tenchu 20SG diaplikasikan dengan cara melarutkan 25 gr dalam satu tangki kapasitas 14 lt untuk luasan 400 m2, atau 2-3 bungkus (50 g – 75 gr Tenchu 20SG per hektar).
Penyemprotan dilakukan pada saat populasi wereng 5-10 ekor per rumpun. Penyemprotan sekitar 10-15 cm di atas permukaan tanah (bukan diatas permukaan tinggi tanaman).
Pengendalian Wereng dengan Pexalon 106SC Versi Corteva (DowDupont)
Sumber foto: FB DupontPexalon
Insektisid Pexalon 106SC dengan bahan aktif triflumezopyrim diaplikasikan pada umur tanaman 10-20 HST dengan dosis 240 ml/ha dengan volume semprot 300 liter/ha atau 20 tangki per hektar.
Untuk daerah yang bukan endemik wereng dan virus kerdil aplikasikan Pexalon 106SC pada saat populasi rendah 5-10 ekor per rumpun pada umur tanaman 25-40 HST.
Pexalon 106SC direkomendasikan untuk digunakan sejak awal pertubuhan vegetatif. Untuk daerah endemik wereng seperti di daerah pantura Jawa Barat seperti Karawang, Subang, Pagaden, Indramayu aplikasi dilakukan pada saat awal ketika terlihat penerbangan pertama wereng bersayap pada umur 10-20 HST.
Keunggulan Pexalon 106SC
Mengutip dari informasi yang diperoleh, setidaknya ada 3 keunggulan insektisida generasi baru dari Corteva ini. Yakni, petama Pexalon 106SC bisa mengendalikan semua jenis wereng secar menyeluruh, baik pada fase nimfa maupun dewasa.
Kedua, durasi pengendalian yang panjang. Pexalon 106SC mampu melindungi tanaman selama 21-25 hari sejak pertama penyemprotan. Sedangkan siklu hidup wereng Nilaparvata lugens ini berlangsung 23-32 hari, mulai dari serangga, instar, nimfa, seragga dewasa tanpa sayap, dan serangga bersayap.
Keunggulan ketiga dari produk ini sangat aman terhadap manusia dan serangga menguntungkan lainnya seperti laba-laba, kepik, dan kumbang masih tetap hidup.
Bagaimana dengan Anda? punya pengalaman dalam pengendalian wereng yang tuntas dan terlebih ekonomis? silahkan menuliskan di kolom komen di bawah ini
Pestisida dikatakan mempunyai spectrum pengendalian luas (broad spectrum) bila pestisida tersebut dapat mengendalikan banyak jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) dari kelompok taksonomi yang berbeda.
Pada waktu lampau, para petani umunya menyukai insektisida yang memiliki spectrum sangat luas. Tetapi karena kelemahannya dapat merugikan organisme non-target serangga yang berguna, maka sekarang insektisida cenderung berspektrum sempit bahkan spesifik.
Kecenderungan mempersempit spektum ini tidak berlaku pada herbisida dan fungisida. Fungisida kontak umumnya berspektrum luas dan relatif murah, tapi hanya efektif sebagai protektan. Sedangkan fungisida sistemik sangat baik jika digunakan sebagai kuratif dan eradikatif, tapi spektrumnya sempit dan harganya relatif mahal. Oleh karena itu pada prakteknya petani sering mencampurnya, untuk mendapatkan keuntungan ganda. Namun, saat ini beberapa perusahaan juga sudah menyediakan fungisida combo (combo fungicide) ini dalam bentuk formulasi yang siap pakai.
Pertanyaan yang muncul adalah jika pencampurannya itu dalam aplikasi (tank mix), bagaimana aturannya. Berikut ini adalah urutan pencampuran pestisida yang benar sebelum dimasukan ke dalam knapsack sprayer.
Air
Tablet (WT, water dispersible tablet; ST, water soluble tablet): aduk hingga seluruh tablet larut dalam air
Butiran (SG, soluble granule; WG, water dispersible granule): aduk hingga seluruh butiran larut dalam air
Berbentuk tepung (WP, wettable powder; SP, soluble powder): aduk hingga merata)
Pencampuran dapat membahayakan keselamatan kerja aplikator
Untuk dapat memberikan hasil semprotan yang maksimal, gunakan knapsack sprayer yang berkulias seperti Knapsack Sprayer PB16, sprayer berkulitas produksi Crossmark, Malaysia. Anda dapat memesannya di Bukalapak/PabrikSprayer.
Knapsack sprayer harus dirawat agar sprayer menjadi awet atau tahan lama dan meminimalkan kandungan pestisida setelah selesai penyemprotan. Termasuk bagaimana cara mengatasi apabila nozzle tersumbat. Berikut adalah caranya:
Pembersihan Tangki
Setelah selesai kegiatan penyemprotan di lading atau kebun, knapsack sprayer perlu dicuci atau dibersihkan agar kandungan pestisida dalam tangki sprayer menjadi rendah pada semua bagian alat semprot.
Tahapannya adalah:
Tangki sprayer (Knapsack sprayer) dicuci sekurang-kurangnya tiga (3) kali dengan menggunakan air
Bagian terakhir pencucian dibuang melalui selang
Biarkan air pencucian keluar melalui selang dan “spuyer”/”nozzle”
Air pencucian di buangke tanag yang jauh dari perairan umum
Perlengkapan lainnya juga dicuci dengan air sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali.
Spuyer/Nozzle Tersumbat
Pada kegiatan penyemprotan dengan menggunakan knapsack sprayer, terkadang suka terjadi penyumbatan pada spuyer/nozzle. Nozzle dapat tersumbat oleh pestisida dan/atau kotoran. Jangan meniup nozzle yang tersumbat tersebut karena tiupannya akan membalik kea rah muka, dan menyebabkan muka terpapar oleh pestisida
Langkahnya adalah:
Buka nozzle dengan tangan menggunakan sarung tangan
Bersihkan dengan membenamkan nozzle ke dalam air dan kalau perlu digosok dengan tankai rumput
Bersihkan lagi dengan air
Cuci tangan setelah selesai.
Tujuan membersihkan lubang dengan rumput, agar tidak merusak lubang nozzle atau mempebesar lubangnya.
Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan kerja (K3) saat ini menjadi isu yang penting di perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Aspek K3 telah tertera tertera dalam undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan dan PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3). Masalah ini juga telah diatur dalam prinsip dan kriteria ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil), RSPO (Rountable Sustainable Palm Oil), ISCC (International Sustainability Carbon Certifite). Meski demikian belum banyak perusahaan perkebunan sawit kurang serius dalam menjalankan prinsip K3 ini.
Keselamatan kerja belum menjadi budaya utuh dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit. Kondisi inilah yang menyebabkan kecelakaan dan insiden kerja masih saja terjadi. Upaya menciptakan zero injury dan zero accident sudah diterapkan perusahaan kelapa sawit melalui berbagai kebijakan perusahaan diantaranya dengan menggunakan alat atau perlengkapan kerja atau alat pelindung diri (APD).
Alat Pelindung Diri di Perkebunan Kelapa Sawit
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari K3. Di perkebunan kelapa sawit pekerja di wajibkan menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan jenis pekerjaan yang di lakukan karena alat pelindung diri yang di gunakan di sesuaikan dengan potensi resiko yang di alami oleh pekerja tersebut.
Jenis dan fungsi alat pelindung diri :
Helm (helmet), berfungsi untuk melindungi kepala dari segala jenis benturan sehingga cedera otak dapat di minimalkan.
Kaca Mata (google), berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan benda-benda kecil seperti abu, bunga kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan benda lain.
Ear Plug, berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan pendengaran.
Masker, berfungsi untuk menghindari terhirupnya bahan kimia yang beracun.
Clemet (apron), berfungsi agar tubuh tim semprot tidak terpapar bahan kimia karena terbuat dari bahan yang tahan air.
Sarung tangan kain (gloves), berfungsi untuk menyerap keringat dan menghindari kerusakan tangan (kapalan) karena bekerja dengan benda keras.
Sarung tangan karet (gloves), tangan karet berfungsi untuk menghindari tangan terpapar bahan kimia.
Sepatu AV/safety, berfungsi untuk melindungi bagian kaki terkena duri, terjepit, dan benda tumpul lainnya.
PabrikSprayer.com sangat mendukung program K3 demi kemanusiaan dan kesehatan, keselamatan pekerja pada saat penyemprotan pestisida dengan menjual Alat Pelindung Diri (APD). Beli APD di bulalapak.com/PabrikSprayer sekarang.
Mengatur distribusi semprotan, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, Sudut semprotan, dan Lebar semprotan
Nozzle sprayer (knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan tipe, yaitu cone nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat nozzle, nozzle polijet, dan nozzle lubang empat.
1. Cone nozzle (nozzle kerucut) Solid cone nozzle menghasilkan semprotan halus. Pola semprotan berbentuk bulat (kerucut). Terdiri dari 2 tipe, yaitu zolid/full cone nozzle dan Hollow cone nozzle. Solid cone nozze pola semprotan bulat penuh berisi, sedangkan hollow cone nozzle menghasilkan semprotan berbentuk kerucut bulat kosong.
Digunakan terutama untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
2. Flat Fan Nozzle (nozzle kipas standar)
Flat fan nozzle menghasilkan pola semprotan berbentuk oval (V) atau bentuk kipas dengan sudut tetap (65o – 95o). Untuk mendapatkan sebaran droplet yang merata diusahakan melakukan penyemprotan dengan saling tumpang tindih (overlapping). Digunakan terutama untuk aplikasi herbisida, tetapi bisa juga digunakan untuk fungisida dan insektisida
3. Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas rata)
Even flat nozzle memiliki pola semprot berbentuk garis. Butiran semprot tersebar merata. Pada tekanan rendah digunakan untuk aplikasi herbisida pada barisan tanam atau antar barisan tanam.
Pada tekanan tinggi, digunakan untuk aplikasi insektisida pada pengendalian vektor. Ukuran butiran semprot sedang hingga halus.
4. Nozzle Polijet
Pola semprotan pada dasarnya berbentuk garis atau cerutu. Butiran semprot agak kasar hingga kasar. Tidak atau sangat sedikit menimbulkan drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida.
5. Nozzle lubang empat
Nozzle ini menghasilkan pola semprotan berbentuk kerucut. Butiran semprot halus sampai agak halus (tergantung tekanan). Flow rate tinggi (karena jumlah lubangnya empat) karena itu cenderung boros. Umumnya digunakan untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
Pengenalan alat semprot (sprayer) sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang efektif, selain juga pengenalan mengenai nozzle. Namun kali ini akan dibahas mengenai sprayer.
Jenis-jenis Sprayer
Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.
1. Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.
Prinsip kerjanya adalah:
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun.
Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Bengawan Solo 425, Yoto 16, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB16.
2. Motor Sprayer Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.
Keuntungan denngan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya:
Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman
Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.
3. CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.
Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma. Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA(controlled Droplet Application).
Contoh CDA sprayer antara lain: CDA Micron herbi4, Micron herbi 77, Samurai, dan Bikrky.
3. Drone
Saat ini teknik pengembangan penyemprotan dengan menggunakan teknologi drone. Drone dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyemprotan, khususnya pada lahan yang sulit dijangkau oleh tenaga manusia.
ata-rata unit drone untuk pertanian harganya cukup mahal ukurannya juga sangat besar, dimana fungsi dari drone sangat bermacam-macam. Dari mampu memberikan pestisida secara otomatis sampai dengan mendeteksi tingkat kerusakan akibat hama tanaman.
Apakah Lebih Efisien Menggunakan Drone Pertanian Daripada Dengan Tenaga Manusia? Inilah kenyataan yang harus kita hadapi, dimana jaman sudah berubah dan teknologi sudah sangat berkembang lebih jauh. Dimana menciptakan sesuatu yang bertujuan untuk mempercepat suatu pekerjaan yag dulunya sangat lama untuk dikerjakan oleh manusia.
Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat mengetahui berapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan.
Mengadakan penyeragaman perhitungan aplikasi. Dalam kebanyakan kasus, kalibrasi adalah menentukan volume semprot.
Sesudah volume semprot diketahui, Anda dapat memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (bila konsentrasi ditentukan) penggunaan yang sesuai.
Bagaimana Cara Mengkalibrasi Alat Semprot Pertanian (Sprayer)?
Sebagai contoh, jika kita hendak menyemprot herbisida pra-tumbuh pada 1 hektar lahan dengan dosis aplikasi 1,5 liter per hektar dan alat yang kita gunakan adalah alat semprot pertanian punggung (knapsack sprayer), berapa mililiter herbisida yang harus digunakan per tangki?
Salah satu caranya adalah dengan mencoba-coba. Misalnya, isilah tangki sprayer dengan air hingga penuh (misalnya menggunakan sprayer PB-16 yang di isi 15 liter). Nozzel yang digunakan tertentu, tekanan tertentu atau gerakan memompa yang teratur, dan kecepatan jalan sebagaimana petani menyemprot. Lahan yang dapat disemprot dengan tangki (PB-16 liter) tersebut diukur.
Misalnya 1 tangki ternyata habis digunakan untuk menyemprot lahan seluas 300 m2. Ini berarti 1 hektar lahan memerlukan kurang lebih 33,3 tangki. Karena dosis hebisida adalah 1,5 liter/ha (1.500 ml/ha), maka untuk setiap tangki (15 liter) dimasukan kurang lebih 1500 ml/33,3 tangki = 45 ml herbisida.
Jika setiap tangki dapat menyemprot 300 m2 atau 15 liter/300m2, maka keperluan air untuk 1 hektar adalah 15 liter x 33,3 tangki = 499,5 liter air per hektar (dibulatkan menjadi 500 liter).
Karena dosis penggunaan herbisida 1,5 liter/ha, maka konsentrasi aplikasi adalah 1.500 ml/500 ml = 3 ml/liter air. Sehingga untuk setiap tangki (15 liter) digunakan sebanyak 15 x 3 ml = 45 ml.
Kalibrasi tersebut berlaku untuk ukuran nozzle, tekanan, dan kecepatan jalan tertentu. Bila ketiga faktor tersebut berubah, maka tangki semprot (sprayer) harus dikalibrasi ulang.
Rumus Menghitung Kalibrasi Alat Semprot (Sprayer)
Rumus Kalibrasi Sprayer
4 parameter yang mempengaruhi kalibrasi sprayer, yaitu:
Curah (flow rate) dari nozzle yang digunakan (C; liter/menit)
Lebar gawang penyemprotan (G; meter)
Kecepatan aplikasi (K; meter/menit)
Volume aplikasi (V; liter/hektar)
C= GKV/10.000
Contoh:
Untuk menyemprot kubis dengan nozzle yang angka curahnya 1,75 liter/menit, kecepatan penyemprotan 30 meter/menit, dan lebar gawang terukut 1,5 meter. Berapa liter air (volume aplikasi) dihabiskan untuk menyemprot 1 hektar lahan?
Jawab: V=10.000 C/GK, V = (10.000 x 1,75)/(1,5 x 30) = 388,889 liter/hektar.
Volume aplikasi dengan mudah dapat dihitung dengan rumus tersebut, jika ternyata dengan parameter-parameter tersebut volume aplikasi tidak sesuai dengan yang diinginkan, hal yang bisa diubah adalah:
a. Menaikan volume semprot
Caranya:
Menggunakan nozzle yang lebih besar (angka curahnya lebih besar)
Menaikan tekanan pompa atau tekanan dalam tangki sprayer
Mengurangi kecepatan penyemprotan
Mengurangi lebar gawang
b. Mengurangi volume semprot
Caranya:
Menggunakan nozzle yang lebih kecil (angka curahnya rendah)
Menurunkan tekanan dalam tangki atau tekanan pompa. Menurunkan tekanan dalam pompa terkadang ukuran dropletnya menjadi lebih besar.
Keberhasilan penyemprotan oleh alat semprot pertanian (sprayer) sangat ditentukan oleh tingkat peliputan (coverage).
Tingkat penutupan dinyatakan dengan angka kepadatan droplet (droplet density), yakni jumlah droplet yang terdapat pada setiap satuan luas bidang sasaran. Umumnya tingkat penutupan dihitung dalam jumlah droplet per cm2 bidang sasaran.
Kepadatan droplet dapat dihitung langsung pada bidang sasaran, namun menghitung kepadatan droplet ini tidak mudah karena pestisida tidak selalu meninggalkan bekas yang jelas pada bidang sasaran.
Jenis Pestisida dan Coverage Minimal
Jumlah droplet (ukuran butiran semprotan) minimal untuk berbagai keperluan penyemprotan berbeda-beda untuk tiap jenis pestisida.
Insektisida: coverage minimal 20 – 30
Herbisida pra tumbuh: coverage minimal 20 – 30
Herbisida pasca tumbuh: coverage minimal 30 – 40
Fungisida: coverage minimal 50 – 70
Sumber: ciba-geigy application advisory service dalam Panut, D. 2004
Dari tabel di atas, jumlah droplet minimal untuk suksesnya penyemprotan insektisida dan herbisida adalah 20-40 droplet/cm2, dan 50-70 droplet/cm2 untuk fungisida.
Cara Menentukan Kepadatan Droplet
Umumnya kepadatan droplet dihitung dengan menggunakan sasaran buatan, misalnya kertas peka air (water sensitive paper) untuk penyemprotan yang menggunakan air sebagai bahan pembawa, atau kertas peka minyak (oil sensitive paper) untuk penyemprotan dengan bahan pencampur minyak.
Caranya, kerta peka air ditempelkan di berbagai tempat pada bidang sasaran, baik sekali secara acak maupun secara sistematis. Kemudian penyemprotan dilakukan seperti biasanya. Setelah penyemprotan selesai, dihitung jumlah droplet yang menempel pada sasaran buatan tersebut dengan bantuan alat pembesar sederhana dan kertas pengukur yang diberi lobang bujur sangkar 1 cm2.
Penyemprotan (spraying) merupakan cara aplikasi pestisida yang paling banyak dilakukan di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Penyemprotan dengan alat semprot digunakan untuk memecah butiran halus (droplet) dari larutan semprot (campuran pestida + air).
Untuk menghasilkan penyemprotan yang baik, diperlukan peralatan semprot (sprayer) yang baik dan tenaga penyemprot yang terlatih dan terampil.
Penyemprotan dinyatakan baik, jika memenuhi kriteria berikut:
Permukaan bidang sasaran tertutup oleh butiran semprot (droplet) dalam jumlah yang memenuhi syarat. Tingkat penutupan ini dalam teknik penyemprotan disebut coverage
Menggunakan ukuran droplet yang tepat untuk berbagai jenis penyemprotan yang berbeda
Menggunakan volume aplikasi yang cocok untuk berbagai jenis tanaman dan stadia pertumbuhan tanaman yang berbeda
Pestisida yang disemprotkan menempel sebanyak mungkin pada bidang sasaran. Dalam teknik aplikasi penyemprotan pestisida, penyemprotan yang benar diarahkan untuk mendapatkan recovery setinggi mungkin
Droplet semprotan didistribusikan di seluruh permukaan bidang sasaran secara merata
Keberhasilan Penyemprotan Dengan Alat Semprot
Keberhasilan penyemprotan sangat diperngaruhi oleh tingkat peliputan (tingkat penutupan, coverage), yakni banyaknya droplet yang menutupi bidang sasaran. Makin banyak droplet pada tiap cm2 bidang sasaran, makin besar kemungkinan OPT (organisme pengganggu tanaman) terkena pestisida sehinga makin besar kemungkinan penyemprotan berhasil.
Tingkat peliputan (coverage) hasil penyemprotan pada bidang sasaran dipengaruhi oleh:
Ukuran butriran semprot atau droplet. Makin halus ukuran butiran semprot, makin baik tingkat penutupan/coverage-nya. Droplet yang kasar cenderung menghasilkan coverage yang kurang baik
Volume aplikasi. Volume aplikasi atau volume semprot yang terlalu sedikit dapat menghasilkan penutupan yang buruk. Sedangkan volume aplikasi yang berlebihan dapat menyebabkan run off sehingga banyak larutan yang terbuang
Alat semprot (terutama nozzle) yang digunakan. Alat semprot (sprayer), type, ukuran nozzle akan mempengaruhi droplet
Keadaan cuaca, terutama angin. Angin yang terlalu kencang dapat mengakibatkan tingkat penutupan yang jelek
Tenaga penyemprot yang kurang terampil dapat menyebabkan coverage yang kurang baik.
Hama ulat bawang merupakan hama endemik di sentra produksi. Hama ulat bawang sampai saat ini masih menjadi momok bagi petani bawang merah di Indonesia. Tidak heran jika petani bersedia menyediakan biaya yang cukup besar untuk mengendalikan hama ulat.
Sampai saat ini kebiasaan petani dalam mengendalikan hama ulat bawang (Spodoptera exigua) menggunakan insektisida hingga 15-17 kali penyemprotan selama satu musim tanam dengan total biaya untuk insektisida mencapai Rp 5 juta/ha. Petani biasanya menambah biaya dengan penggunaan perangkap lampu yang membutuhkan biaya sekitar 1-2 juta/ha/musim.
Feromon merupakan senyawa yang diproduksi dan dilepas serangga untuk memikat serangga lawan jenisnya karena adanya tanggaoan fisiologi tertentu. Zat ini berasal dari kelenjar endoktrin, berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat dikenali individu lain yang sejenis (satu spesies).
Penggunaan Feromon Exi pada tanaman bawang merah merupakan terobosan teknologi yang mudah dan murah dala mengendalikan ulat bawang (Spodoptera exigua). Penggunaan feromon Exi dapat menekan penggunaan insektisida hingga Rp 4 juta/musim tanam.
Penggunaan feromon exi mengurangi penyemprotan insektisida cukup dilakukan 3 kali saja (untuk mengendalikan ulat bawang) dan 3 kali (untuk mengendalikan gerandong), dan tidak diperlukan lagi biaya lampu perangkap.
Kelebihan menggunakan Feromon Exi antara lain murah dan ramah lingkungan, tidak beracun dan tidak meninggalkan residu, bersifat selektif untuk spesies hama tertentu saja, tidak membunuh musuh alami. Selain itu dapat menekan populasi hama secara nyata, menghemat biaya dalam mengendalikan OPT yang menggunakan insektisida, produk aman dikonsumsi, dan mudah diterapkan.
Penggunaan dan Aplikasi Feromon Exi
Langkah penyiapan feromon exi:
Menyiapkan alat dan bahan untuk merakit seperangkat feromon exi.
Alatnya antaralain gergaji, tang jepit, bor, paku, lilin, korek api, pisau/golok, pisau cutter atau lainnya yang tajam, sendok takar dan alat pengaduk.
Bahannya antara lain keler plastik (toples), bambu, air, sabun, kawal tali tembaga, kapsul untuk menyimpan foromon exi.
Pilih bambu untuk menopang/tempat menggantungkan seperangkat feromon exi. Caranya dengan memotong bambu, panjang 1-1,5 meter lalu belah menjadi 4-5 bagian. Belahan dirapihkan menggunakan golok agar tidak membahayakan pada saat dibawa.
Bambu yang sudah dibelah dilubangi menggunakan bor/paku bagian ujung atasnya. Lubang tersebut untuk mengaitkan kawat tempat keler/toples plastik
Di dalam toples, digantungkan karet atraktan Feromon-Exi dan diberikan air dibagian dasar stoples.
Perangkap toples ditempatkan pada areal tanaman bawang merah, berjarak 15 m, pada ketinggian 40 cm di atas permukaan tanah.
Memasang Feromon Axi
Memasang feromon axi pada kawat gunakan lapisan plastik agar tidak merusak fungsi dari aroma khas feromonnya. Masukan feromon axi pada toples dan masukan air sabun kira-kira sepertiga bagian dari toples. Tutup toples dan pasang kembali sehingga siap untuk ditancapkan ke dalam tanah secara miring hingga ketinggan toples dengan tanah kurang lebih 30-40 cm dari petakan tanaman bawang merah.
Perangkap Feromon-Exi untuk pemasangan individu diperlukan sekitar 20 perangkap per hektar. Jika pemasangan secara bersama-sama pada satu hamparan, jumlah perangkap Feromon-Exi cukup 12 perangkap per hektar.
Serangga Spodoptera exigua jantan akan terpikat mendatangi perangkap dan terperangkap di air di dasar stoples. Petani dapat memeriksa serangga Spodoptera exigua yang tertangkap dengan mudah setiap saat dan mengganti air di dalam stoples.
Setelah dipasang jangan lupa untuk melakukan pengamatan perangkap setiap hari. Hal ini untuk mengetahui perkembangan tanaman dan perangkap apakah masih berfungsi atau tidak. Bila tangkapan banyak, secepatnya diambil dan bila kehabisa air karena penguapan segera tambah/ganti.
Sumber: Sinar Tani dan tambahan beberapa referensi tambahan
Black madras atau padi hitam kini sudah mulai banyak yang menanam, dilaporkan mulai dari Aceh sampai Lampung, Jawa Barat sampai Jawa Timur dan petani di Sulawesi. Apa sebenarnya black madras ini?
Black Madras merupakan salah satu varietas padi yang dikembangkan di Jepang. Sama dengan jenis padi pada umumnya, jika padi biasa daunnya berwarna hijau maka black madras ini daunnya berwarna ungu. Meski daunnya berwarna ungu, tetapi beras yang dihasilkan tetap berwarna putih.
Saat pertama ditanam, daunnya memang berwarna hijau seperti benih padi biasa. Tapi setelah berumur dua minggu, batang dan daun benih padi ini mulai berubah menjadi ungu kecoklatan. Masa panennya sama dengan padi varietas lainnya. Begitu pula dengan perawatannya, tidak ada yang khusus. Saat ini black madras malah berkembang sebagai padi jenis ornamental atau padi hiasan.
Secara morfologi jenis padi ini tidak berbeda jauh dengan jenis tanaman padi pada umumnya. Namun, jika dilihat secara fisiologinya tanaman ini memiliki warna daun yang unggu kehitaman yang tentunya jauh berbeda dengan warna daun tanaman padi umumnya . Padi black madras juga memiliki struktur batang yang lebih tinggi.
Dari hasil petanaman, black madras dilaporkan memiliki anakan rata-rata 28 anakan, dibandingkan dengan Ciherang yang memiliki anakan 34-38 anakan dengan bibit awal 2-3 bibit. Produktivitasnya bisa mencapai 9 ton/ha.
Keunggulan Padi Black Madras
Kelebihan benih padi Black Madras dibanding benih padi biasa adalah kandungan zat amilase yang rendah sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes. Karena itulah varietas padi ini sering disebut dengan padi diabet. Tanaman ini juga tidak mudah terserang hama dan penyakit karena serangga tidak tertarik melihat warna daunnya yang berbeda dengan tanaman padi biasa.
Keunggulan padi Black Madras
1. Daun yang berwarna ungu
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah daunnya yang ungu sehingga terlihat eksotis, unik, dan berbeda. Ini juga yang menjadi daya tarik terbesar dari jenis padi ini.
2. Harga Jual yang Mahal
harga gabah ini cukup tinggi hingga mencapai Rp 600 ribu/kuintal GKP. Bahkan bila sudah dikeringkan bisa mencapai Rp 900 ribu/kuintal GKP.
3. Berkhasiat
Meski saya belum menemukan rujukan yang shahih, padi ini juga bermanfaat bagi kesehatan jantung, penyakit kelebihan gula atau diabetes, dan dapat digunakan sebagai bahan kosmetik.
4. Umur Lebih Pendek
Dibandingkan dengan varietas lainnya seperti Ciherang, black madras memiliki usia panen lebih genjah sekitar 85-95 hari. Berikut perbandingan beberap usia padi varietas lokal :
Sertani 14 (MSP 14) : 80-90 HST
Sertani 13 (MSP 13) : 80-90 HST
Black Madras : 85-95 HST
Cisoga : 85-95 HST
Lorry Adem Ayem : 100-110 HST
Petani Mandiri 01 (PM 01) : 100-110 HST
Rojolele Genjah (ROLE) : 85-95 HST
Padi Hitam: 85-95 HST
Gandaria : 100-110 HST
Situbagendit : 80-90 HST
Ketan Kuning : 85-95 HST
Komojoyo : 100-110 HST
Arjuna : 100-110 HST
Kabir 01 : 100-115 HST
Kabir 07 : 100-115 HST
Semprol : 100 HST
Sertani 8 : 100 HST
Toyo Arum : 100 HST
Sertani 9 : 100 HST
Japonica : 100 HST
Parikesit : 95-105 HST
Ketan Hitam
Beras Merah
Pendok : 85-95 HST
Sintanur : 90-100 HST
Pandan Wangi : 90-100 HST
Cara Budidaya Padi Black Madras
Tak beda jauh sebenarnya antara cara tanam padi Black Madras ini dibandingkan dengan jenis lainnya.
1. Pengolahan Tanah
Lakukan saja seperti biasa, yang penting, usahakan tanah diberi lebih banyak pupuk organik agar hasil lebih bagus. Karena salah satu kekurangan dari tanaman ini adalah hasilnya yang kurang banyak seperti padi pada umumnya.
2. Penanaman
Teknik menanam padi ada berbagai cara antra lain metode SRI, Jajar Legowo, dan Hazton yang disesuaikan dengan kebiasaan setempat.
3. Pemupukan
Lakukan pemupukan setelah 10 hari sejak tanam dengan pupuk urea. Jika terdapat bibit wereng, langsung saja semprot dengan insektisida untuk wereng. Karena padi ini memang rawan terkena wereng. Namun penanggulangan sejak awal bisa memutuskan siklus wereng.
Selanjutnya, setelah 25 hari diberikan NPK. Akan lebih baik lagi, bila disemprot juga dengan pupuk daun, anti bakteri dan jamur serta hormon pertumbuhan khusus padi. Dengan cara ini, daun akan mengkilat dan tidak terjangkit hama kresek dan hawar daun.
Di usia 50 hari sejak tanam, kita tak perlu kasih pupuk kimia lagi. Kita bisa berikan pupuk organik untuk memberikan rangsangan pertumbuhan tanaman. Jika ada hama, kita semprot di rentang usia ini. Jangan sampai ketika padi sudah ada yang muncul, karena racunnya bisa mengendap.
Yang harus diperhatikan dalam budidaya padi jenis Black Madras ini adalah kewaspadaan terhadap serangan hama dan penyakit. Jangan sampai sampai menimbulkan masalah dikemudian hari terhadap ledakan penyakit yang masih tersembunyi.
Sumber : Dikutip dari Sinar Tani Edisi 21 -21 Maret 2108 dan literatur lainnya dari group facebook dan blog.
Kini petani bersiap memasuki masa tanam pada musim kemarau. Hal pertama yang harus diwaspadai betanam padi pada musim kemarau (periode tanam April – September) adalah kerap munculnya serangan penyakit blas(Pycularia grisea).
Penyakit blas bisa menginfeksi tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan. Gejala khasnya adalah adanya bercak daun berbentuk belah ketupat, lebar di tengah dan meruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm yang berkembang menjadi warna abu-abu pada bagian tengahnya. Infeksi bisa terjadi pada ruas batang, dan leher malai yang disebut dengan blas leher (neck blast). Jika infeksi terjadi pada leher malai, maka leher malai berubah menjadi kehitaman dan patah. Akibatnya hanya sedikit malai yang terisi atau bahkan hampa.
Penyebab Penyakit Blas
Penyakit blas disebabkan sprora jamur tebawa angin atau air. Pertumbuhan dan pekembangan jamur ini tergolong cepat. Penyebarannya akan semakin cepat apabila penggunaan pupuk nitrogen (Urea) yang berlebihan dan kondisi cuaca yang berawan akan mempercepat menginfeksi tanaman.
Penyakit blas berawal dari penggunaan benih yang tidak sehat (terutama pada daerah endemis blas). Perlakuan benih (seed treatment) sebelum tanam sangat efektif untuk mengendalikan blas pada tahan lebih awal.
Pengendalian Penyakit Blas
Cara-cara pengendalian yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit blas adalah:
Penggunaan bibit yang sehat, yang tidak tertular dengan penyakit blas
Penggunaan varietas yang tahan terhadap blas,
Penggunaan bibit yang spesifik lokasi,
Perlakukan benih (seed treatment) pada saat perendaman dan persemaian
Penggunaan pupuk nitrogen yang sesuai dosis anjuran
Pergiliran varietas
Menanam dengan teknik jajar legowo
Menggunakan kompos, pupuk organik baik padat maupun cair untuk mengurangi penggunaan pupuk nitrogen
Penggunaan fugisida yang dapat mengendalikan blas
Penggunaan Varietas Tahan Blas
Berdasarkan data darai Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi), varietas yang tahan terhadap penyakit blas adalah: Inpari 21, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, dan Inpago 8. Penggunaan varietas secara monogenetik, yaitu menggunakan 1-2 varietas secar luas dan terus menerus juga dapat mengurangi potensi serangan blas.
Penggunaan Seed Treatment
Perlakuan benih sebelum tanam dapat meminimalkan serangan patogen Pycularia grisea. Perlakuan benih dapat menggunakan fungisida yang memiliki kemampuan untuk perlakuan benih.
Fungisida Tiflo 80WG adalah fungisida yang memiliki memampuan untuk mengendalikan patogen tanah (soil borne, penyakit yang ada di dalam tanah) dan benih (seed borne, penyakit yang terbawa biji/benih). Tiflo 80 WG adalah fungisida dengan bahan aktif Thiram.
Caranya:Rendam benih dengan fungisida Tiflo 80WG selama 24 jam. Dosis yang digunakan adalah 2-5 gram benih dalam 2 liter air untuk setiap 1 kg benih. Tahapan selanjutnya seperti biasanya, setelah 24 jam diangkat dan diangin-anginkan dalam suhu kamar selama 12 jam sampai keluar akar kecambah. Jika perlu diberikan penyiraman.
Untuk pola tanam tabela (tebar benih langsung), pelapisan benih (seed coating) dengan fungisida Tiflo 80WG juga sangat diperlukan. Dosis yang digunakan 2-5 gr/kg benih padi. Caranya sama dengan cara diatas, bedanya air yang diperlukan lebih sedikit. Fungisida Tiflo 80WG dibasahi agar menjadi seperti pasta namun lebih encer. Benih padi dimasukan ke dalam kantong plastik, masukan pasta Tiflo kemudian dikocok-kocok hingga merata. Benih diangin-anginkan, setelah kering benih siap di tanam.
Keuntungan lain menggunakan Tiflo 80WG pada perlakuan benih sistem tabela, karena mampu sebagai repellent (penolak) burung. Sehingga benih yang baru disebarkan tidak menjadi makanan burung.
Pengendalian Blas Dipertanaman
Perlakuan benih dengan fungisida untuk pembenihan hanya bertahan selama 6 minggu, selanjutnya perlu penyemprotan tanaman.
Terdapat beberapa fungisida yang mampu mengendalikan blas, yaitu antara lain : Benomyl 50%, Mancozeb 80%, Carbendazim 50%, Isoprotiolan 40%, trisiklazol 20%, dan lainnya termasuk fungisida Tiflo 80WP mampu menekan perkembangan jamur Pycularia sp. Penyemprotan dengan fungisida sebaiknya dilakukan 2 kali pada saat stadia tanaman padi anakan maksimum (50-55 HST) dan awal pembungaan (60-65 HST).
Penggunaan sistem legowo sangat dianjurkan untuk membuat kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi patogen penyebab penyakit. Sistem legowo yang dikombinasikan dengan cara pengairan berselang (intermiten) mampu mengurangi kelembaban sekitar kanopi tanaman, sehingga mengurangi terjadinya embun dan air gutasi, sehingga menghindari gesekan antar daun.
Sumber: Sinar tani Edisi 23-29 Mei 2018 No 3752 tahun XLVIII dengan penambahan.
Pupuk organik saat ini sudah menjadi kebutuhan utama bagi para praktisi petani perkotaan (urban farmer). Apalagi dengan perkembangan pertanian hidroponik di perkotaan. Masyarakat perkotaan kini punya pilihan untuk bisa menggunakan pupuk kimiawi atau pupuk organik.
Penggunaan pupuk organik belakangan digemari karena ramah lingkungan, mempunyai kandungan hara yang lengap meski kandungannya lebih sedikit dengan pupuk an-organik (kimiawi). Terlebih utama pupuk organik dapat dibuat dari sampah-sampah dapur yang sudah pasti di produksi setiap hari yang sangat sayang jika dibuang begitu saja.
Sampah dapur terdiri dari sisa-sisa sayuran dan buah-buahan yang jika olah dengan tepat bisa dijadikan pupuk organik baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Pupuk organik ini dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman hias di pekarangan atau tanaman buah dalam pot (tabulampot).
Cara Membuat Pupuk Organik Cair
Untuk memproduksi pupuk organik, bahan dan alat yang dipakai adalah sebagai berikut:
Ember atau tong tempat untuk membuat kompos cair
EM4 atau dekomposter lainnya yang tersedia dipasaran
Air cucian beras, atau air sumur dan bukan air ledeng karena air ledeng banyak mengandung kaporit.
Terasi atau molase
Langkah-langkah untuk memproduksi pupuk organik adalah sebagai berikut:
Mengumpulkan dan memisahkan antara sampah organik dan non-organik. Sampah organik contohnya adalah sampah yang berasal dari tanaman dan hewan seperti sisa-sisa sayuran, buah-buahan, nasi bekas, sisa-sisa daging, air cucian beras. Sedangkan sampahan-organik seperti kertas, plastik, sisa botol minuman, kain, dll.
Sampah organik yang akan digunakan untuk membuat kompos adalah sampah-sampah mentah yang belum mengalami proses “dimasak”.
Cincanglah sampah-sampah organik tesebut dengan ukuran kecil antara 1-2 cm, kemudian masukan ke dalam ember atau tong.
Setelah memasukan bahan-bahan organik, masukan air kurang lebih satu liter yang sudah ditambahkan dengan larutan EM4 dengan dosis 1 tutup per liter air.
Pada larutan air tersebut bisa juga diltambahkan dengan terasi sebagai bahan makanan dari bakteri EM4.
Kemudian tutup rapat dan simpan tong atau ember pada tempat yang teduh.
Lakukan hal tersebut setiap kita mendapatkan bahan bahan bekas sayuran secara rutin.
Bisa dibantu dengan pengadukan pada tong setiap kita memasukan bahan-bahan tersebut untuk membantu pencampuran agar merata.
Diamkan sampai sampah tersebut membusuk dengan sendirinya.
Dalam waktu kurang lebih 2 minggu kita bisa memanen kompos cair yang kita buat.
Pada akhirnya kita akan mendapatkan 2 jenis pupuk organik, yakni pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Pupuk organik cair untuk pupuk dengan perlakukan penyiraman atau penyemprotan. Sedangkan pupuk organik padat dapat dipakai sebagai media tanam. Untuk pupuk organik padat, sebelum dipakai sebagai media tanam sebagai kompos padat terlebih dahulu harus dikeringkan.
Cara Aplikasi Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair bisa langsung dimanfaatkan dengan cara mengencerkan terlebih dahulu dengan menambahkan air sebelum dilakukan penyiram pada tanaman hias atau tananam dalam pot. Perbandingannya 1: 5, dimana 1 bagian pupuk organik cari yang kita panen dari tong dan 5 bagian air. Jika cairan kompos mengeluarkan bau yang tidak sedap bisa ditambahkan kapur sirih yang telah dilarutkan dengan air.
Pengaplikasian pupuk organik cair dengan cara disemprotkan keseluruh bagian tanaman, sehinnga mampu memperlancar penyerapan dan pendistribusian mineral ke seluruh bagian tanaman. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, penyiraman baiknya dilakukan dilakukan pada pagi hari antara jam 7-8 pagi, agar zat yang terkandung pada pupuk organik tersebut dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses fotosintesa.