Petani Jagung, Waspadalah ! Ulat Tentara Sudah Masuk Ke Indonesia.
Fall Army Worm, jenis Spodoptera frugiperda (FAW) saat ini sudah menyerang sejumlah tanaman jagung di Sumatera Barat (Sumbar). Hama berupa ulat (mirip ulat grayak) asal Amerika Serikat (AS) sesuai analisa tim ahli IPB mulai menyerang tanaman jagung yang masih muda di Pasaman Barat.
Setelah dilakukan identifikasi larva dan imago, serta diskusi dengan petani dugaan kuat Spodoptera frugiperda (FAW) sudah ada di Indonesia. Hal ini tidak mengejutkan bagi kami, karena serangga ini mempunyai daya jelajah yang cukup tinggi. Ulat yang mirip ulat grayak ini ditengarai menyerang tanaman jagung yang masih muda. 1 tanaman (pohon) ada 11 ekor hama FAW yang menyerang.
Guna mengantisipasi serangan FAW tak menyebar ke daerah lain menurut Dewi perlu dilakukan pendekatan pengelolaan hama terpadu (PHT). Petani harus diberi akses terhadap sarana yang efektif untuk mencegah kerusakan tanaman mereka antara lain dengan insektisida atau melalui musuh alami hama tersebut.
Kerusakan tanaman terutama disebabkan oleh larva yang mengkonsumsi jaringan daun. Namun, larva juga akan menggali lubang ke dalam titik tumbuh (kuncup, pusaran, dll). Sehingga hama ini kalau tak diatasi berpotensi menghancurkan pertumbuhan tanaman di masa depan. Kehilangan hasil atas seranga FAW antara 30-60%.
Tulisan ini merupakan ringkasan dari artikel dengan judul aslinya “Rahasia Bertani Padi Ala Maftukin” yang dimuat Majalah Agrina Edisi No 282 Desember 2017.
Maftukin adalah petani asal Desa Prangean, Kecamatan Maduran, Lamongan, Jawa Timur dan menjadi salah satu peserta pada Regional Farmer Panel pada Plant Science Seminar pada tanggal 14-15 November 2017 yang diselenggarakan oleh CropLife Asia.
Berikut adalah kiat-kiat sukses Maftukin dalam bertani padi sehingga mampu menghasilkan gabah kering panen (GKP) sekitar 10 ton per hektar.
Cara Pemilihan Pestisida
Cara Penggunaan Pupuk
Cara Teknik Pertanaman Jajar Legowo
Kiat Pemilihan Pestisida
Menutur Maftukin bertanam padi jaman now berbeda dengan 5
tahun lalu yang bisa dipastikan 75%-85% bisa panen, tetapi sekarang akan ada
kemungkinan gagal panen. Karena pengaruh
cuaca dan serangan hama dan penyakit yang semakin banyak. Oleh karena itu harus pandai-pandai
mengaplikasikan pestisida dan pengamatan lapangan. Petani harus memantau keadaan padi di
lapangan dua atau tiga hari sebelum aplikasi pestisida.
Sesuaikan Jadwal Aplikasi Pestisida
Jika menurut jadwal pestisida harus digunakan 10-15 HST,
maka aplikasikan pada umur tersebut.
Jangan diaplikasikan kurang dari 10 HST atau lebih dari 15 HST.
Menghadapi Serangan Wereng
Jika ditemukan serangan wereng pada masa vegetatif (umur tanaman 0-50 Hari Setelah Tanam (HST) pestisida yang dipilih adalah Confidor. Namun jika serangan wereng terjadi pada masa primordia (bunting muda) pestisida yang dipakai adalah Plenum atau Tenchu.
Menghadapi Serangan Sundep (Penggerek Batang)
Jika ditemukan adanya serangan sundep dan masih dalam keadaan normal pestisida yang dipakai adalah Belt Expert. Jika serangan sudah diambang batas, maka pestisida yang dipakai adalah Endure. Namun jika serangan sudah parah banget, pestisida yang digunakan adalah Prevathon.
Kiat Penggunaan Pupuk
Sama halnya dengan penggunaan pestisida, penggunaan pupuk
juga waktu aplikasinya harus tepat waktu.
Pemupukan pertama dan kedua
Pemupukan petama pada umur 15 HST, yaitu satu kuintal urea dan satu kuintal NPK Phonska per hektar. Pemupukan kedua saat umur 25-30 HST dengan satu kuintal NPK Phonska dan satu kuintal SP36.
Pengamatan terus dilakukan, jika tanaman sehat berwarna hijau dan kokoh selanjutnya diberikan pupuk KCL sebanyak 70 kg/ha pada saat umur tanaman 40 HST. Pemberian KCL bisa memberikan pengisian bulir padi maksimal.
Pemberian Nutrisi Tambahan
Pada umur 55 HST dan 65HST kembali diberikan nutrisi MKP (mono Kalium Phospate)cap Kapal Terbang sebanyak 2 kg/ha. Pada saat yang sama diberikan juga Folicur sebagai booster padi sebanyak 250 ml per hektar. Aplikasinya bisa disemprotkan secara bersamaan antara Folicure dangan MKP (-red).
Kiat Teknik Pertanaman Jajar Legowo
Selain cara penggunaan pestisida, pemupukan dan pemberian
nutrisi tambahan, tidak kalah penting adalah penerapan teknologi budidaya padi
dengan menggunakan jajar legowo. Jarak
tanam antarbaris 25 cm, jarak dalam baris 10 cm, dan jarak legowonya (atau jarak
setiap dua baris) 40 cm.
Dengan jajar legowo seperti di atas, populasi tanamannya 400 ribu rumpun/ha, dengan produktivitas gabahnya lebih dari 10 ton GKP/ha/musim.
Keterangan produk pestisida
CONFIDOR 5WP adalah Insektisida sistemik racun kontak dan lambung berbentuk tepung yang dapat disuspensikan dengan bahan aktif imidakloprid (imidacloprid) 5 %. Confidor buatan PT Bayer Indonesia.
PLENUM 50 WG adalah Insektisida penghambat aktivitas makan berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air dengan bahan aktif pimetrozin (pymetrozine) 50 %. PLENUM 50 WG diproduksi oleh PT. Syngenta Indonesia.
Pengendalian wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng punggung putih (Sogatella furcifera), wereng daun (Nephotettix virescens) dengan penyemprotan volume tinggi : 100 – 300 g/ha.
TENCHU 20 SG adalah Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk butiran yang dapat larut dalam air dengan bahan aktif dinotefuron (dinotefuron) 20 %. TENCHU 20 SG diproduksi oleh PT DuPont Agricultural Products Indonesia.
Pengendalian wereng coklat (Nilaparvata lugens) dengan penyemprotan volume tinggi : 400 – 500 g/ha.
BELT EXPERT 480 SC adalah insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan suspensi dengan dua bahan aktif yaitu flubendiamida (flubendiamide) 240 g/l dan tiakloprid (thiacloprid) 240 g/l. BELT EXPERT 480 SC diproduksi oleh PT Bayer Indonesia.
Pengendalian penggerek batang (Scirpophaga incertulas) dengan penyemprotan volume tinggi : 300 ml/ha.
ENDURE 120 SC adalah insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan suspensi dengan bahan aktif spinoteram (spinoteram) 120 g/l. ENDURE 120 SC diproduksi oleh PT Dow AgroSciences Indonesia.
Pengendalian penggerek batang (Scirpophaga incertulas), pelipat daun (Cnaphalocrosis medinalis) dengan penyemprotan volume tinggi : 250 – 375 ml/ha.
PREVATHON 50 SC adalah insektisida sistemik racun kontak, lambung dan syaraf berbentuk pekatan suspensi dengan bahan aktif klorantraniliprol (chlorantraniliprole) 50 g/l. PREVATHON 50 SC diproduksi oleh PT DuPont Agricultural Products Indonesia.
FOLICURE GOLD 430 adalah Fungisida sistemik yang bersifat protektif, kuratif, eradikatif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan suspensi berwarna abu-abu kecoklatan untuk mengendalikan penyakit jamur padi dan sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman padi. FOLICURE GOLD berbahan aktif tebukonazol 430 g/l dan diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia.
Jeruk merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial dikem bangkan di Indonesia. Mengingat komoditas jeruk mempunyai peran penting untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah masyarakat Indonesia. Selain itu, membuka kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Jeruk yang berkembang di Indonesia digolongkan menurut jenisnya, yaitu jeruk siam, jeruk keprok, dan jeruk besar (pamelo).
Luas panen jeruk diproyeksikan meningkat sampai dengan 2020, yaitu sebesar 2,03% per tahun. Dengan demikian, pada 2020 luas panen jeruk diproyeksikan menjadi 61.788 ha.
Produksinya sampai dengan 2020 diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 4,93% per tahun, di mana pada 2020 produksi jeruk akan mencapai 3.246.994 ton.
Namun dari besarnya potensi tersebut banyaknya kendala dalam budi daya jeruk. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai beberapa penyakit pada tanaman jeruk.
Penyakit yang Tanaman Jeruk
Penyakit Blendok Phytophthora (Phytophthora spp.)
Biologinya
adalah jamur Phytophthora dapat
bertahan dalam tanah dan disini dapat membentuk sporangium dan spora kembara.
Jamur terutama dipencarkan oleh air hujan dan air pengairan yang mengalir di
atas permukaan tanah. Infeksi terjadi melalui luka-luka alamiah maupun
luka-luka yang terjadi karena alat pertanian maupun hewan termasuk serangga.
Gejalanya berupa mula-mula kulit pada pangkal batang berwarna hitam kebasah-basahan dan mengeluarkan blendok (gom) encer. Jika bagian yang busuk dipotong, kelihatan bahwa jaringan di bawahnya berwarna cokelat kemerahan. Setelah beberapa lama kulit mati dan mengelupas (jatuh).
Pengendalian
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Memakai varietas yang tahan terhadap Phytophthora.
Jeruk ditanam di atas gundukan setinggi 15-20 cm.
Air hujan dan air pengairan jangan sampai menggenang di sekeliling pangkal batang tanaman.
Pada waktu mengairi harus dijaga agar air tidak mengenai pangkal batang.
Mengurangi kelembaban kebun dengan melakukan pemangkasan dan drainase yang sebaik-baiknya.
Bagian yang sakit dipotong.
Luka-luka ditutup dengan pestisida penutup luka.
Penyakit Kulit Diplodia (Botryodiplodia theobromae)
Jamur Botryodiplodia theobromae mengadakan
infeksi melalui luka-luka mekanis akibat pemangkasan, serangga, atau penyakit
buih.
Gejalanya berupa keluarnya blendok (gom) yang berwarna kuning emas dari batang atau abang-cabang yang besar pada serangan Diplodia basah.
Sedangkan serangan Diplodia kering berupa kulit mongering, dan jika dipotong, kulit dan kayu dibawahnya berwarna hitam kehijauan. Kulit yang sakit membentuk celah-celah kecil, dari dalamnya keluarnlah massa spora yang semula berwarna putih, tetapi akhirnya berwarna hitam.
Pengendalian dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Cabang-cabang yang terserang dipotong untuk mengurangi sumber infeksi.
Menyemprot batang-batang dengan fungisida.
Penyakit Gloeosporium (Antraknos)
Penyebab penyakit ini adalah Colletotrichum gloeosporioides Penz dan Gloeosporium limetticolum Clausen. Factor yang mempengaruhi terjadi serangan pathogen ini adalah lemahnya jaringan tanaman akibat kondisi yang kurang baik, cuaca yang panas dan lembab.
Gejalanya berupa bercak-bercak cokelat pada daun dan dapat menyebabkan daun menjadi rontok. Pada ranting-ranting terbentuk banyak sekali tubuh buah jamur yang bisa menyebabkan ranting jadi mati. Bagian di sekitar tangkai buah berwarna cokelat dan dapat menyebabkan rontoknya buah-buah.
Pengendalian
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Diusaahakan tanaman selalu berada dalam kondisi yang optimum.
Ranting-ranting yang mati dipotong dan dibakar.
Penggunaan fungisida.
Busuk Akar Armillaria (Armillariella sp.)
Jamur dapat
mempertahankan diri dalam tanah pada sisa-sisa akar. Penularan hanya terjadi
karena adanya kontak antara akar sehat dengan akar atau sisa akar sakit, dan
dengan rizomorf.
Gejalanya berupa daun-daun rontok dengan tiba-tiba atau sedikit demi sedikit. Pembentukan bunga salah waktu (di luar musimnya). Akar-akar membusuk, kulitnya menjadi lunak, dan kayu mengandung banyak air. Setelah beberapa lama pada permukaan kulit terbentuk benang-benang jamur, mula-mula berwarna putih, kemudian menjadi cokelat muda atau cokelat tua. Kalau akar yang sakit dipatahkan akan tercium bau jamur yang khas.
Pengendalian
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Pohon yang sakit dibongkar, akar-akar digali sebersih mungkin dan dibakar.
Disekeliling bekas pohon sakit dibuat selokan isolasi.
Jika sekiranya pohon masih dapat ditolong, dianjurkan untuk membuka semua akar dekat tanah dan akar-akar yang sakit dipotong.
Kudis (Sphaceloma fawcetti)
Kudis
disebabkan oleh Sphaceloma fawcetti
Jenkins. Spora dipencarkan oleh angin dan serangga. Cuaca juga mempengaruhi
perkembangan penyakit ini, yaitu ketika musim hujan.
Gejalanya
yaitu pada buah, daun, dan ranting-ranting muda terdapat kutil-kutil kecil
berwarna kuning. Kelak kutil-kutil ini menjadi cokelat kelabu, keras dan
bergabus, bersatu dan membentuk kerak yang keras. Daun-daun yang sakit keras
berkerut dan gugur.
Pengendaliann
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Sebelum datingnya musim hujan pohon-pohon diairi agar segera berbunga.
Pohon-pohon disemprot dengan fungisida.
Fungisida Untuk Jeruk
Dari beberapa penyakit di atas, ada banyak fungisida yang dipakai yang tersedia dipasaran dari berbagai jenis bahan aktif sesuai dengan target sasaran masing-masing.
Pestisida yang digunakan untuk mengelola penyakit buah jeruk dibedakan menjadi fungisida kontak (pelindung) dan sistemik.
Fungisida kontak digunakan untuk melindungi tanaman terhadap infeksi di lokasi aplikasi. Karakteristik mereka adalah sebagai berikut:
Mereka memberikan perlindungan terhadap infeksi.
Mereka tidak menembus ke dalam tanaman.
Mereka membutuhkan distribusi seragam di permukaan tanaman.
Mereka membutuhkan aplikasi berulang untuk memperbarui setoran.
Mereka memiliki mode aksi multisite terhadap jamur.
Jamur tidak mungkin menjadi resisten terhadap fungisida pelindung. Beberapa fungisida pelindung umum adalah Bravo, captan, tembaga, Dithane, Manzate, Polyram, sulfur, Ziram dan Thiram
Fungisida Ziram dan Thiram untuk Jeruk
Salah satu jenis fungisida yang berbahan aktif thiram yang tersedia di pasaran Indonesia adalah TIFLO 80WG, yang diproduksi oleh Eastman Chemical dari Belgia. Produk ini sudah dipasarkan lebih dari 15 tahun oleh PT. Roilimex Kimia Nusamas, Jakarta.
Sama dengan thiram, fungisida yang berbahan aktif ziram dengan merek ZIFLO 76WG juga diproduksi oleh Eastman Chemical tetapi dipasarkan oleh PT. Biotis Agrindo, Jakarta.
Banyak keunggulan yang diperoleh dari aplikasi fungisida berbahan aktif Thiram (TIFLO) dan Ziram (ZIFLO) ini yang tidak dimiliki oleh fungisida kontak lain seperti jenis mancozeb, maneb, dan lainnya yaitu TIFLO dan ZIFLO selain mampu mengendalikan penyakit pada tanaman jeruk dan buahnya juga mampu membersihkan batang, dahan, dan ranting dari lumut.
Batang Pokok Jeruk yang Penuh dengan Lumut
Berikut adalah apa kata petani jeruk Kabanjahe, Tanah Karo, Medan terhadap tanaman jeruknya setelah menggunakan fungisida TIFLO.
Pisang adalah buah tropis yang banyak terdapat disekitar kita. Tanaman pisang dapat dengan mudah ditemui halaman-halaman rumah di pedesaan. Kandungan nutrisi yang terdapat pada buah ini sangat banyak dibutuhkan oleh tubuh.
Sebenaranya peluang bisnis dari pisang ini juga masih sangat luas karena banyaknya manfaat yang bisa diapatkan. Saat ini pisang tidak banyak yang melakukan budidaya secara intensif. Hanya sebagian kalangan saja yang melakukan budidaya secara masif. Salah satu perkebunan pisang yang cukup besar terdapat di Lampung, yaitu PT. Great Giant Food (GGF) yang dulu dikenal dengan PT. Nusantara Tropical Food (NTF).
Tentu saja budidaya pisang di kebuh GGF sudah menggunakan alat-alat pertanian dengan mekanisasi dan teknik perawatan yang “modern”. Tetapi bukan tidak mungkin jika perkebunan skala rumah tangga sampai menengah juga menerapkan budidaya yang dianut oleh perkebunan besar. Pisang Sunpride yang diproduksi oleh GGF memiliki kualitas berstandar ekspor. Pisang-pisang yang mulus dan berwarna kuning cerah tersebut diperlakukan secara istimewa mulai dari pemilihan bibit hingga proses pengemasannya.
Kunci keberhasilan budidaya pisang diantaranya adalah mendapatkan pisang yang mulus (tanpa bintik) akibat serangan hama dan penyakit. Salah satunya adalah dengan cara membungkus pisang sedari awal semasa pisang masih di kebun.
Pohon pisang memerlukan waktu sekitar delapan bulan untuk berbunga. Setelah pohon mulai berbuah, tandan-tandan pisang di setiap pohon akan dilindungi dan dibungkus dengan kertas untuk melindungi buah dari serangan hama.
Pisang sengaja dibungkus supaya tidak terkena sinar matahari dan diganggu hama, jadi kulitnya akan mulus. Setelah muncul bunga, dua bulan kemudian barulah buah pisang bisa dipanen.
Saat panen, pisang pun diseleksi perusahaannya dengan ketat untuk menentukan buah mana saja yang memiliki kualitas ekspor dengan grade A.
Ada tiga kriteria yang harus dimiliki produk layak ekspor atau masuk dalam produk grade A, yakni memiliki kulit yang mulus, panjang buah sekitar 7,5 inci, dan memiliki kalibrasi pada kisaran angka 3,9-4,9.
Jika buahnya lebih kecil atau lebih besar dari standar tersebut, masuk dalam grade B.
Untuk mendapat kulit pisang yang mulus, sejak dari jantung pisang pun sudah dibungkus kertas. Ini untuk melindungi kulit pisang dari serangan serangga dan terbakar sinar matahari. Pertumbuhan pisang hingga dewasa juga dipantau. Panjang dan lingkar buah pisang akan diukur dan dilakukan kalibrasi. Idealnya, panjang pisang mencapai 7,5 inci dan kalibrasi minimal 39.
Hasil penelitian terhadap pembrongsongan yang dilakukan pada pisang tanduk menunjukkan bahwa pemberongsongan dilakukan terhadap masing-masing tandan pisang sejak saat seludang pisang pertama belum membuka dan jantung pisang sudah mulai merunduk.
Perlakukan pemberongsongan pada tandan buah pisang sangat efektif untuk menurunkan intensitas dan persentase keparahan serangan hama, namun tidak berpengaruh terhadap jumlah sisir per tandan, jumlah buah per sisir, bobot tandan, bobot per sisir, bobot per buah, kekerasan kulit buah, Padatan Terlarut Total (PTT) dan Total Asam Tertitrasi (TAT), edible portion, panjang dan diameter buah.
Buah pisang yang diberongsong dengan berbagai bahan pemberongsong memiliki tingkat keparahan gejala serangan hama yang rendah, yakni berkisar 20%, sedangkan yang tidak diberongsong menghasilkan tingkat keparahan gejala serangan hama yang sangat parah sebesar 84.81%.
Berdasarkan hasil analisis statistika, perlakuan berbagai jenis bahan pemberongsong tidak mempengaruhi tingkat intensitas keparahan gejala serangan hama.
Bahan pemberongsong dari kantong sak dapat menjadi bahan alternatif yang dapat digunakan petani untuk mencegah serangan hama. Bahan kantong sak ini lebih efisien karena harganya yang lebih murah dan mudah didapatkan.
Cara pembrongsongan pisang semasa masih dalam tandanya dapat dilihat pada video di bawah ini.
Kalibrasi menentukan dalam penyemprotan pestisida. Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan sprayer. Pada akhirnya akan diketahui berapa banyak kebutuhan pestisida yang diperlukan untuk menyemprot per luasan lahan, berapa kebutuhan air, atau berapa kecepatan jalan si aplikator.
Manfaat Kalibrasi Sebelum Penyemprotan
Manfaat kalibrasi adalah untuk menentukan takaran pestisida secara tepat. Mencegah pemborosan, dan penyeragaman perhitungan aplikasinya.
Kalibrasi juga dapat menentukan berapa volume semprot yang diperlukan. Jika volume semprot sudah diketahui, selanjutnya dapat dengan mudah memperhitungkan konsentrasi (bila dosis diketahui) dan dosis (jika konsentrasi diketahui) penggunaan yang sesuai.
Kalibrasi harus dilakukan secar berkala sebelum kegiatan penyemprotan dilakukan. Keberhasilan kalibrasi dipengaruhi oleh CURAH (flow rate) dari nozel yang digunakan (C; liter/menit), LEBAR GAWANGAN penyemprotan (G; meter), KECEPATAN jalan aplikator (K; meter/menit), dan VOLUME aplikasi (V; liter/hektar).
Dalam rumusan matematikanya menjadi C = GKV/10.000
Contoh 1:
Untuk menyemprot kubis dengan nozel yang angka curahnya 1,75 liter/menit, kecepatan penyemprot 30 meter/menit, dan lebar gawang terukur 1,5 meter. Berapa liter air yang diperlukan untuk menyemprot lahan dengan luas 1 hektar?
Jawab:
Diketahui : C = 1,75 liter/meint; K = 30 meter/menit; G = 1,5 meter
V = (10.000C)/GK
V = (10.000 * 1,75) /1,5 * 30
V = 388,89 liter
Sehingga kebutuhan air untuk menyemprot lahan kubis tersebut sebanyak 389 – 400 liter air per ha.
Contoh 2:
Diketahui kecepatan jalan 50 meter/menit, lebar gawang semprotan 1,2 meter, dan flow rate 1,5 liter/menit. Pestisida yang digunakan adalah herbisida Roundup dengan dosis 2 liter/ha. Ditanya berapa konsentrasi Roundup yang digunakan?
Jawab:
Diketahui : K = 50 meter/menit; G = 1,2 meter; C = 1,5 liter/menit
V = (10.000C)/GK
V = (10.000 * 1,5) / 1,2 * 50
V = 15.000 / 60
V = 250 liter
Dosis herbisida Roundup yang dipakai adalah 2 liter/ha, maka konsentrasi herbisida Roundup yang digunakan adalah 2 Lt Roundup/250 liter air = 0.008 liter atau 8 ml Roundup/liter air.
Jika knapsack sprayer yang digunakan kapasitasnya 16 liter maka herbisida yang dicampurkan ke dalam tangki sprayer sebanyak 8 ml Roundup * 16 liter = 128 ml Roundup/tangki.
Contoh Perhitungan Kalibrasi
Contoh 3.
Jika menyemprot alang-alang seluas 100 hektar dengan menggunakan nozel VLV-200 dan konsentrasi herbisida Roundup yang digunakan sebesar 1%. Berapa kebutuhan Roundup dalam penyemprotan?
Jawab:
Diketahui : Luas areal penyemprotan = 100 ha; Nozel VLV-200, konsentrasi pestisida 1%
Nozel VLV atau very low volume adalah nozel yang digunakan dengan dengan kebutuhan larutan sangat rendah, berkisar 100 -200 liter/ha. Nozel yang digunakan adalah VLV-200, artinya kebutuhan air sebanyak 200 Liter/ha.
Konsentrasi herbisida Roundup sebesar 1% artinya adalah kebutuhan herbisida Roundup adaalah 1 ml Roundup per liter air.
Jika dipakai Nozzle VLV-200 dan kapasitas tangki 15 liter, maka jumlah tangki/ha yang dibutuhkan:
= 200 ltr/ha : 15 ltr/tangki = 13 tangki/ha.
Herbisida Roundup yang perlukan per tangki adalah :
= 15 ltr/tangki X 1% Roundup
= 15 ml Roundup/tangki
Jumlah herbisida Roundup yang dibutuhkan per hektar adalah :
= 13 tangki/ha x 15 ml/tangki
= 195 ml/ha
Jadi untuk 100 ha, kebutuhan herbisida Roundupnya adalah :
= 195 ml/ha * 100 ha
= 19.500 ml atau 19,5 liter Roundup
Contoh 4.
Semprot piringan (circle spraying) menggunakan herbisida Basta 1.5 liter/Ha dengan nozzle polijet biru ICI. Flowrate 1.6 Lt/menit, lebar semprot 1.2 m dan kecepatan penyemprot berjalan 36m/menit. Berapa dosis per tangki knapsack?
Jawab:
Diketahui = Dosis : 1.5 liter/ha; C = 1.6 liter/menit; G = 1.2 m; K = 36 m/menit
Kebutuhan larutan :
V = (C*10.000)/GK
= (1.6 liter/menit * 10.000 m2)/1.2 m x 36 m/menit
= 370.37 liter
Maka herbisida Basta yang dicampurkan dalam setiap knapsack sprayer (kapasitas 15 liter) adalah
= 15 liter x 0.4%
= 0.06 liter atau 60 cc.
Contoh 5.
Semprot piringan menggunakan herbisida Kleenup 1.5 liter/ha dengan nozzle VLV-200. Flowrate 0.9 liter/menit, lebar semprot 1.2 m dan kecepatan penyemprot berjalan 36 m/menit. Berapa dosis herbisida Kleenup per knapsack?
Jawab :
Diketahui : Dosis = 1.5 liter/ha; C = 0.9 liter/menit; G = 1.2 m; V = 36 m/menit
Kebutuhan larutan
L = (C * 10000)/KG
= (0.9 liter/menit * 10000 m2)/36 m/menit * 1.2 m
= 208.33 liter
Seiring dengan perkembangan aktivitas pertanian dan bisnis pertanian (agribisnis) di Indonesia yang semakain hari semakin meningkat, terjadi juga peningkatan suplay sarana produksi pertaniannya. Terlebih kini hampir tidak dapat dipungkiri produk-produk dari China semakin membanjiri pasar produk dan sarana produksi pertanian di Indonesia.
Ada pepatah “Teliti Sebelum Membeli”. Meskipun saya menjual produk “sejenis” atau “mirip-mirip” dengan knapsack sprayer PB-16 Malaysia, tetapi pengenalan produk knapsack sprayer PB-16 Malaysia ini tetaplah penting.
Sebagai pemasar produk buatan Crossmark Malaya, berikut adalah 6 ciri-ciri yang membedakan antara knapsack sprayer PB-16 asli atau tiruan.
Kenali Tanda PB16 ASLI
Ciri 1. Pada Kotak/Box Pembungkus Luas PB-16 Asli : Terdapat cetakan alamat produsen yaitu Syarikat Jun Chong SDD. BHD dan UK Registered Design No 2025702 di kedua sisi box PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 2. Pada Tangki Sprayer PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “CROSSMARK MANUFACTURER” (atas logo) & Cetakan UK Registered Design No 2025702 di bagian bawah logo. PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 3. Pada Silinder/tabung Pompa PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “UK Registered Design No 2014821” pada bagian atas silinder/tabung pompa. PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 4. Pada Penutup Nozel PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “PAT. APPL. No. PI 880074” PB-16 Tiruan : Kosong
Ciri 5. Pada Ring/klep PB-16 Asli : Terasa licin kalau dipegang dan kualitas bagus PB-16 Tiruan : Terasa kasar dan kualitas jelek.
Ciri 6. Pada Pelepas Automatik/Adaptor PB-16 Asli : Terdapat cetakan timbul “CROSSMARK (R)” PB-16 Tiruan : Kosong
Demikian 6 (enam) tanda keaslian knapsack sprayer PB-16 Malaysia buatan Syarikat Jun Chong (Cross Mark) yang perlu diperhatikan sebelum membeli, agar terhindar dari kesalahan pembelian dan penyesalan seumur hidup :).
Dilalah mau membeli PB-16 Malaysia malah dapat Knapsack Sprayer PB-16 Tiruan atau PB-16 Abal-abal.
Jika anda menginginkan knapsack sprayer PB-16 Malaysia yang asli, maka hanya di SINILAH yang tepat. Untuk mengetahui spesifikasi PB-16 Malaysia silahkan KLIK DISNI.
Penggunaan knapsack sprayer untuk kegiatan penyemprotan tanaman bagi para petani adalah kegiatan yang sudah sangat biasa. Justru dengan sangat biasanya hal-hal yang membahayakan menjadi kurang mendapat perhatian serius.
Kegiatan membahayakan tersebut diantaranya adalah kebocoran tangki akibat beberapa bagian tangki sudah aus, pecah, berkarat, atau ada bagian-bagian tertentu yang sudah rusak dan diganti dengan yang bukan sparepart asli (original).
Pada tulisan ini saya akan menjelaskan betapa pentingnya memahami kebocoran pada alat semprot, meskipun itu hanya berupa tetesan saja.
“Ah! …. Itu kan hanya tetesan, tidak banyak pengaruhnya kok?”
Jangan sampai kita menyepelekan tetesan ini, karena tetesan pestisida bisa menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menambah paparan pada tubuh penyemprot, yang jelas merugikan secara ekonomi.
Lho kok?
Mari kita hitung!
Kita bisa mengukur berapa banyak tetesan yang terjadi pada alat knapsack seprayer kita dalam satu menit dengan menggunakan gelas ukur. Misalnya kita mendapatkankan 50 mililiter.
Nah berapa jam kita bekerja? Misalnya 5 jam kerja atau kurang lebih 300 menit. Jadi yang sudah terbuang adalah 300 menit x 50 ml = 15 liter.
Kebocoran Sama Dengan Pemborosan
Artinya selama 5 jam kerja kita kehilangan sebanyak 15 liter atau sebanyak 1 tangki. Apakah ini cukup kecil? Tidak, ini sudah sangat banyak. Coba kita hitung aspek ekonominya.
Misalkan dalam 1 tangki berapa banyak pestisida kita masukan, semakin mahal pestisia yang kita masukan, maka semakin besar kerugiannya. Katakanlah ambil rata-rata kebocoran 50 ml sebesar Rp 3.000 setiap tangki, maka kalau sehari menghabiskan 15 tangki, maka kehilangan uang sebesar Rp 45.000.
Cukup masih kecil?
Coba kalikan berapa kali menyemprot dalam satu bulan. Jika satu bulan menyemprot 4-5 kali, kehilangan akibat kebocoran tetesan bisa untuk membeli pestisida.
Kehilangan uang akan semakin bertambah apabila pestisida yang digunakan adalah pestisida berkualitas tinggi yang harganya pasti mahal.
Selain itu kerugian lain akibat kebocoran alat semprot adalah menurunnya daya berantas pestisida yang digunakan karena dosis per satuan luasnya menjadi berkurang, tetesan dapat menimbulkan kerusakan tanaman dan menambah paparan kepada anggota badan dan mencemari lingkungan.
Masih mau menganggap enteng kebocoran tangki sprayer walaupun itu hanya tetesan?
Itulah pentingnya menggunakan knapsack yang berkualitas, tahan kerusakan dan awet. Jika ada menginginkan produk seperti itu silahkan pesan KLIK DISINI!
Aplikasi pestisida mengandung resiko terpaparnya badan aplikator dengan pestisida. Pestisida adalah racun bagi hama, penyakit, atau gulma. Namun juga bisa berbahaya bagi penggunanya, kalau tidak menerapkan praktek-praktek aplikasi pestisida yang benar. Aplikasi pestisida yang benar adalah menggunakan alat pelindung diri yang berupa apron (celemek), sarung tangan, penutup wajah, masker dan sepatu boat. Selain pakaian yang dikenakan aplikator harus berlengan panjang dan celana panjang. Kenapa? Karena untuk mencegah timbulnya risiko keracunan.
Apron harus dikenakan sewaktu aplikator dalam seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pestisida seperti pada saat mencampur, mengisi tangki, dan menyemprotkan pestisida. Apron ini harus memenuhi syarat mampu melindungi tubuh dari berbagai formulasi pestisida, tahan lama, ada sirkulasi udara, nyaman dikenakan, dan ringan.
Cairan pestisida yang disemprotkan oleh knapsack sprayer sangat kecil ukuran partikelnya. Penglihatan mata secara langsung terkadang tidak terlihat karena ukuran/dropletnya sangat kecil bisa mencapai >100 droplet/cm2. Namun jika menggunakan stardust dibawah lampu violet dapat terlihat seperti gambar disamping.
Tidak semua semprotan itu mengenai sasaran (daun atau hama) yang menjadi target penyemprotan. Adanya angin sekitar tempat penyemprotan, sangat memungkinkan semprotan juga mengenai bagian-bagian tumbuh aplikator. Belum lagi kalau tangki yang digunakan mengalami kebocoran dibagian tangkinya. Dapat dibayangkan berapa banyak bagian tubuh aplikator yang terpapar oleh pestisida. Oleh karena itu penggunaan apron menjadi sangat penting.
Banyak jenis bahan yang dapat digunakan untuk Apron, diantaranya dengan bahan tyvek. Keunggulan Tyvek dapat dicuci dan bersifat anti percikan cairan. Karena itu, baju yang terbuat dari tyvek tidak akan basah, jika hanya terkena butir-butir kecil cairan pestisida. Tyvek juga sangat ringat, beratnya hanya 110 – 150 gram/meter2.
Ada dua macam baju pelindung, one-piece garment (baju satu potong) atau sering disebut ponco, berlubang di kedua sisi sampingnya untuk menjamin sirkulasi udara. Panjangnya 2 meter dan lebar 60 cm. Bagian depan panjangnya 85 cm, sedang bagian belakangnya 115 cm. Tujuannya untuk melindungi tubuh bagian belakang dari tetesan pestisida jika tangkinya bocor.
Kedua bagian baju itu dihubungkan dengan tali sepanjang 55 cm. Desain pakain pelindung lainnya yaitu two pieces garment (setelan baju dan celana). Baju berlengan panjang dengan tali karet pada bagian pinggang.
Nutani.com menyediakan apron dari bahan tyvek dan juga bahan parasut, seperti pada gambar.
Bagi Anda yang sedang mencari Apron, nutani.com menyediakan apron-apron tersebut. Silahkan pesan KLIK SINI!
Kalangan pekebun harus berhati-hati dalam memilih sprayer untuk membantu kegiatan penyemprotan pestisida di kebun. Sebab, knapsack sprayer berkualitas buruk sangatlah merugikan pekebun seperti terjadinya kebocoran dan tekanan yang kurang kuat. Buruknya kualitas Knapsack sprayer berdampak kepada pemborosan biaya, tenaga dan waktu serta hasil semprot yang tidak merata.
Solusi terbaik penyemprotan pestisida adalah Knapsack SprayerPB-16.
Ada enam ciri yang menunjukkan produk Knapsack Sprayer PB-16 asli.
Pertama, di box pembungkus terdapat cetakan alamat produsen yaitu Syarikat Jun Chong SDN. BHD dan UK Registered Design No 2025702 di kedua sisi box.
Kedua, di tangki sprayer Terdapat cetakan timbul “CROSSMARK MANUFACTURER” (atas logo) & Cetakan UK Registered Design No 2025702 di bagian bawah logo.
Ketiga, Terdapat cetakan timbul “UK Registered Design No 2014821” pada bagian atas silinder/tabung pompa.
Keempat, terdapat cetakan timbul “PAT. APPL. No. PI 880074 pada penutup nozzle.
Kelima, ring/klep terasa licin kalau dipegang dan bahan kualitas tinggi .
Keenam, di adaptor ada cetakan timbul “CROSSMARK (R)”.
Beredarnya produk palsu ini karena Knapsack Sprayer PB-16 adalah produk paling laku dan familiar di kalangan pekebun sawit. Bahan baku Knapsack Sprayer PB-16 berasal dari polypropelene yang berkualitas tinggi. Itu sebabnya, produk ini sangat kuat sehingga tidak akan pecah atau bocor.
Kelebihan lain, produk ini punya tekanan penyemprotan yang sangat kuat (hingga 8 Bar=116 psi ) dan sudah dilapisi anti sinar ultraviolet (UV protector) sehingga sprayer akan tahan lama dan tidak getas walau sering terpapar matahari.
“Knapasack Sprayer PB-16 diinjak orang berbobot sampai 80 kg pun tidak pecah. Tambahan lagi tangki tanpa sambungan sehingga tidak mudah bocor”.
Knapsack Sprayer PB-16 & Weed Eater 16L telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 Cert No.622858 ( GIC dan UKAS ).
Knapsack SprayerWeed Eater 16L
Produk ini memakai system Pressure Control Valve (PCV) atau Constan Flow Valve (CF- Valve) dengan fungsi utama sebagai kalibrator pengatur tekanan ( 1,5 Bar CFValve RED), Flow Rate yang konstan sehingga selain hasil aplikasi semprot yang lebih merata. Manfaat lainnya adalah menghemat pemakaian air, meminimalisir potensi pemborosan racun , peningkatan produktivitas penyemprotan, penghematan tenaga kerja, dan ramah lingkungan.
Pemupukan pada tanaman padi ibarat memberi makan manusia, kandungan nutrisinya harus lengkap dan seimbang. Kekurangan dan kelebihan nutrisi tertentu bisa berdampak negatif.
Berdasarkan peraturan pemerintah melalui Permentan No 40 tahun 2007 bahwa untuk mencapao hasil panen 8 ton/ha, dosis pemupukan nitrogen (N) sebesar 100-135 kg/ha, fospat (P2O5) sebesar 18-27 kg/ha, dan kalium (K2O) sebesar 30-60 kg/ha.
Fakta di lapangan yang terjadi saat ini, sekitar 70% lahan persawahan maupun darat kondisinya sudah “sakit” akibat aplikasi pupuk an-organik berlebihan dan tidak dikembalikannya limbah tanaman ke lahan. Akibatnya lahan semakin memadat dan bahan organiknya semakin rendah. Bisa di bawah 3%, padahal kandungan organik semestinya 5%. Demikian menurut Bapak Iswandi Anas, ahli tanah IPB yang dikutip dari Majalah Agrina Februari 2018.
Untuk memulihkan kondisi tersebut diperlukan pupuk organik dan pupuk hayati yang mengandung mikroba.
Pupuk Organik
Salah satu cara menanggulangi tanah yang “sakit” adalah dengan pupuk organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.[1] Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.[2] Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.[2] Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).[2] – reff : Wikipedia
Asam humat sebagai pembenah tanah(soil conditioner) dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan kualitas tanah. Asam humat merupakan inti sari dari pupuk organik karena asam humat mengandung karbon organik. Penggunaan asam humat utamanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan/atau biologi tanah, sehingga produktivitas tanah menjadi optimum.
Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik sebaiknya menjadi prioritas utama, selain terbukti efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan, juga bersifat terbarukan, insitu, dan relatif murah, serta bisa mendukung konservasi karbon dalam tanah.
Penggunaan asam humat bukan sebat obat yang sekali minum langsung menyembuhkan. Pembenah tanah dengan bahan organik terjadi secar bertahap. Kepulihannya dibarengi dengan meningkatnya kapasitas tukar kation dan tumbuhnya mikro-organisme dalam tanah.
Dengan tumbuhnya mikro-organisme dalam tanah akan memberi efek positif. Mikroba mengubah aroma yang ada di tanaman menjadi aroma yang tidak disukai oleh hama. Sehingga terjadilah bio-pestisida secara alami dari tanaman yang sehat.
Kelemahan dari pembenah tanah organik ini adalah dibutuhkan dalam dosis relatif tinggi. Namun teknologi pembenah tanah ini terus berkembang, kini hanya diperlukan asam humat 60 kg/ha/tahun sudah cukup.
Aplikasi asam humat ini bisa dicampur berbarengan dengan pupuk sintesis pada saat pemupukan. Kelebihannya semua urea dilapisi dengan asam humat supaya terbentuk keseimbangan organik dan an-organik.
Produk pembenah tanah atau asam humat ini adalah Humakos, Humatani, Humatop dan lainnya.
Humatani
Humatani merupakan humus larut air, pembenah tanag, dan perangsang pertumbuhan yang dirancang untuk mengembalikan dan mempertahankan kesuburan tanah. Humatani dibuat oleh PT Humat Agro Lestari. Dengan dosis aplikasi 20-40 lt/ha dipercaya dapat menghemat penggunaan pupuk kimia 30% dan meningkatkan hasil panen 10-15%.
Keunggulan Humatani adalah :
Tingkatkan kualitas produk dan tingkat produktivitas hingga 20-40%.
Mempertahankan dan mengembalikan kesuburan tanah lahan pertanian dengan penurunan kesuburan.
Mengikat nutrisi tanah (N, P, K).
Mencegah hilangnya pupuk karena penyimpangan dan penguapan, sehingga menjaga ketersediaan nutrisi untuk tanaman dan menghemat penggunaan pupuk kimia.
Mengikat Nitrogen dan mencegah proses Nitrifikasi, sehingga mencegah pengasaman tanah.Mencegah pembentukan kompleks fosfat dengan aluminium dan logam lain yang tidak larut.
Menetralisir logam berat.
Meningkatkan Kapasitas Pertukaran Kation (KTK) dari tanah.
Meningkatkan kapasitas kapasitas menahan air tanah, sehingga menghemat 30-40% dari kebutuhan air.
Menyediakan makanan untuk mikro-organisme pemupukan tanah.
Menyimpan energi surya, yang membuatnya tersedia kapan saja untuk pertumbuhan tanaman dan
mikro-organisme hidup.
Mempercepat asimilasi nutrisi ke dalam sel tumbuhan.
Humatop merupakan produk pembedah tanah produksi PT. Prima Agro Tech, kandungannya 100% asam humat yang merupakan hasil ekstraksi dari batuan alam leonardite.
Keunggulan Humatop adalah:
Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stress akibat iklim dan keracunan logam
Meningkatkan efisiensi asupan pupuk dan kemampuan tukar kation tanah
Menyegarkan stress tanah akibat pupuk kimia berkepanjangan
Menurunkan penggunaan pupuk kimia
Meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan terhadap serangan penyakit
Aplikasinya bisa dengan cara pengocoran atau dicampur dengan pupuk kimia (an-organik).
Jika aplikasi dengan cara pencampuran 1 sachet Humatop di campur dengan 25 kg pupuk. Kalau aplikasi pengocoran, 1 sachet Humatop terlebih dahulu dilarutkan dalam 50-100 lt air kemudian dikocorkan merata dipiringan tahan, lahan, atau media tanam.
Hara Silika
Di Indonesia, hara silika belum begitu diperhatikan dan menjadi perhatian para petani. Padahal siliki termasuk nutrisi penting untuk tanaman padi.
Silika (SiO2) sebenarnya banyak terkandung pada sekam padi. Tanaman padi paling banyak mengambil silika dari tanah. Sayangnya tidak ada unsur silika yang dikembalikan ke tanah. Jerami dan sekam padi pada umumnya dibakar, yang hanya menyisakan unsur karbon saja. Jika sekamnya dibakar di atas 400oC silikanya berubah menjadi menjadi kristal yang tidak bisa dimakan oleh tanaman padi.
Secara fisik siliki berfungsi untuk memperkuat sel. Jika diaplikasikan pada tanaman padi, dapat menguatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, kekeringan, dan memperbaiki fotosintesis.
Tanaman padi membutuhkan silika dalam bentuk SiO2 tersedia dengan dosis 300-500 kg/ha, tanpa jerami. Jumlah yang cukup banyak. Untungnya kini telah tersedia produk hasil teknologi modern yang memformulasi silika dalam bentuk cair.
Dipasaran ada beberapa merek nutrisi silika seperti Tenaz, Biomax, Silika Novelgro.
Silika Novelgro
Silika Novelgo merupakan nutrisi silika terlarut dalam air yang mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi Silika tersebut akan dibawa oleh jaringan tanaman ke lapisan sel terluar (epidermis) untuk membentuk lapisan yang keras (cuticle).
Dan ketika sel-sel silika tersebut melapisi seluruh permukaan sel terluar, termasuk dengan bulu-bulu tanaman, maka selain dinding sel sulit ditembus oleh sengat OPT, bulu-bulu tanaman yang telah menjadi lebih keras akan menjadi seperti kawat berduri yang akan menghambat serangan OPT atau bahkan membunuh OPT.
Keunggulannya adalah:
Formulasi stabil
Aman untuk dikonsumsi, Novelgro Silika merupakan bahan yang aman untuk dikonsumsi sehingga dapat digunakan sampai pada hari panen.
Tidak beresidu
Untuk Pengendalian Hama Terpadu
Novelgro Silika bersifat basa (pH tinggi), sebaiknya uji kompatibilitas sebelum mencampurnya dengan produk yang bereaksi negatif terhadap suasana pH tinggi.
Biomax merupakan Pupuk mikro cair yang mengandung sebagian besar Silika (20%) yang diproduksi dengan teknologi NANO, berbentuk cair, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Kandungan unsur mikro lainnya yaitu Mo: 189 ppm dan Co: 0.35 ppm.
Keunggulannya adalah:
Unsur silika berukuran kecil, jauh lebih kecil dari ukuran mulut daun sehingga mudah terserap ke jaringan tanaman
Kandungan silikanya tinggi 19% plus unsur mikro, sesuai kebutuhan tanaman
100% larut dalam air
Tanman tampak lebih hijau, “ireks”, dan subur
Terbukti dapat mengurangi serangan hama dan/atau penyakit tanaman
Sesuai dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu dan pertanian organik
Anakan bertambah, panen melimpah (naik hingga 20%).
Silika Tenaz diproduksi dengan teknologi monomer (rantai pendek) sehingga silika yang siap dikonsumsi oleh tanaman. Silika TENAZ buatan eropa dari Taminco bvba yang merupakan subsidiari Eastman Chemical Ltd Amerika.
Dosis Silika Tenaz hanya 6 liter/ha untuk 1 musim tanam atau 2 liter per aplikasi. Untuk mendapatkan hasil maksimal silika Tenaz diaplikasikan pada usia tanaman padai 30 HST, 45 HST, dan 60 HST.
Silika merupakan unsur yang netral, walaupu banyak diaplikasikan tidak akan meracuni tanah dan tanaman.
Keunggulannya:
Tenaz diformulasi dalam bentuk tersedia sehingga paling mudah diserap oleh tanaman
Tenaz dapat mencukupi kebutuhan silika tanaman dalam waktu cepat
Tenaz bisa dicampur dengan pestisida lainya dan meningkatkan daya efisiensinya.
Berdasarkan produk silika yang beredar tersebut dan respon dari petani pengguna silika didapatkan informasi bahwa penggunaan silika dapat menyebabkan produk mengental atau “ngejel” jika dicampur dengan produk pestisida lainnya. Akibatnya larutan semprot tidak bisa dipakai.
Test sederhana terhadap ketiga produk tersebut dengan mencapurkan langsung (tanpa air) formulasi silika dan nitrogen cair sebagai berikut.
Tak dapat dipungkiri wereng masih menjadi masalah yang bikin puyeng. Petani padi masih direpotkan dengan serangan wereng coklat yang berpotensi membawa virus kerdil hampa dan kerdil rumput. Petani harus mengantisipasinya sejak awal.
3 Faktor Penyebab Wereng
Setidaknya ada 3 faktor kenapa wereng masih menjadi masalah utama petani sampai saat ini. Pertama, faktor iklim yang cukup basah atau kemarau basah. Kondisi yang lembab namun hangat adalah kondisi yang membuat nyaman bagi wereng.
Kedua, pola budidaya tanaman padi yang menyebabkan tidak terputusnya rantai makanan bagi wereng. Wereng berpindah dari tanaman ke tanaman sebelahnya, berpindah dari saru lokasi ke lokasi berikutnya. Akan lebih parah jika diwilayah tersebut menerapkan pola tanam 3 kali dalam setahun.
Faktor terakhir adalah pola penggunaan insektisida yang intensitasnya sudah sangat tinggi. Penggunaan dosis yang kurang tepat dan jumlah penyemprotan yang tinggi 8-12 kali dinilai menyebabkan kerentanan terhadap wereng.
Bagaimana pengendalian wereng secara kimiawi yang ditawarkan oleh perusahaan pembuat pestisida atau formulator?
Berbagai perusahaan pestisida memiliki ‘resep’ dan menawarkan solusi terbaiknya. Berikut beberapa solusi produk yang diberikan.
Pengendalian wereng dengan Marshal 5GR versi FMC
Sumber foto: google
FMC masih mengandalan insektisida Marshal 5GR dengan bahan aktif karbosulfan sejak persemaian dengan dosis 4 kg/ha. Aplikasinya bisa bersamaan dengan pemupukan.
Kemudian saat pindah tanam, Marshal 5GR diaplikasikan berbarengan dengan pemupukan pertama atau umur 15 HST dengan dosis 10 kg/ha. Jika masih ada serangan kembali Marshal 5GR bisa aplikasikan pada umur 30 HST pada pemupukan ke-2 dengan dosis 10 kg/ha.
Pengendalian wereng dengan Tenchu 20SG Versi Agricon
Sumber foto: Agricon
Agricon menawarkan pengendalian wereng coklat dengan insektisida Tenchu 20SG yang berbahan aktif dinotefuron 20%.
Tenchu 20SG diaplikasikan dengan cara melarutkan 25 gr dalam satu tangki kapasitas 14 lt untuk luasan 400 m2, atau 2-3 bungkus (50 g – 75 gr Tenchu 20SG per hektar).
Penyemprotan dilakukan pada saat populasi wereng 5-10 ekor per rumpun. Penyemprotan sekitar 10-15 cm di atas permukaan tanah (bukan diatas permukaan tinggi tanaman).
Pengendalian Wereng dengan Pexalon 106SC Versi Corteva (DowDupont)
Sumber foto: FB DupontPexalon
Insektisid Pexalon 106SC dengan bahan aktif triflumezopyrim diaplikasikan pada umur tanaman 10-20 HST dengan dosis 240 ml/ha dengan volume semprot 300 liter/ha atau 20 tangki per hektar.
Untuk daerah yang bukan endemik wereng dan virus kerdil aplikasikan Pexalon 106SC pada saat populasi rendah 5-10 ekor per rumpun pada umur tanaman 25-40 HST.
Pexalon 106SC direkomendasikan untuk digunakan sejak awal pertubuhan vegetatif. Untuk daerah endemik wereng seperti di daerah pantura Jawa Barat seperti Karawang, Subang, Pagaden, Indramayu aplikasi dilakukan pada saat awal ketika terlihat penerbangan pertama wereng bersayap pada umur 10-20 HST.
Keunggulan Pexalon 106SC
Mengutip dari informasi yang diperoleh, setidaknya ada 3 keunggulan insektisida generasi baru dari Corteva ini. Yakni, petama Pexalon 106SC bisa mengendalikan semua jenis wereng secar menyeluruh, baik pada fase nimfa maupun dewasa.
Kedua, durasi pengendalian yang panjang. Pexalon 106SC mampu melindungi tanaman selama 21-25 hari sejak pertama penyemprotan. Sedangkan siklu hidup wereng Nilaparvata lugens ini berlangsung 23-32 hari, mulai dari serangga, instar, nimfa, seragga dewasa tanpa sayap, dan serangga bersayap.
Keunggulan ketiga dari produk ini sangat aman terhadap manusia dan serangga menguntungkan lainnya seperti laba-laba, kepik, dan kumbang masih tetap hidup.
Bagaimana dengan Anda? punya pengalaman dalam pengendalian wereng yang tuntas dan terlebih ekonomis? silahkan menuliskan di kolom komen di bawah ini
Pestisida dikatakan mempunyai spectrum pengendalian luas (broad spectrum) bila pestisida tersebut dapat mengendalikan banyak jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) dari kelompok taksonomi yang berbeda.
Pada waktu lampau, para petani umunya menyukai insektisida yang memiliki spectrum sangat luas. Tetapi karena kelemahannya dapat merugikan organisme non-target serangga yang berguna, maka sekarang insektisida cenderung berspektrum sempit bahkan spesifik.
Kecenderungan mempersempit spektum ini tidak berlaku pada herbisida dan fungisida. Fungisida kontak umumnya berspektrum luas dan relatif murah, tapi hanya efektif sebagai protektan. Sedangkan fungisida sistemik sangat baik jika digunakan sebagai kuratif dan eradikatif, tapi spektrumnya sempit dan harganya relatif mahal. Oleh karena itu pada prakteknya petani sering mencampurnya, untuk mendapatkan keuntungan ganda. Namun, saat ini beberapa perusahaan juga sudah menyediakan fungisida combo (combo fungicide) ini dalam bentuk formulasi yang siap pakai.
Pertanyaan yang muncul adalah jika pencampurannya itu dalam aplikasi (tank mix), bagaimana aturannya. Berikut ini adalah urutan pencampuran pestisida yang benar sebelum dimasukan ke dalam knapsack sprayer.
Air
Tablet (WT, water dispersible tablet; ST, water soluble tablet): aduk hingga seluruh tablet larut dalam air
Butiran (SG, soluble granule; WG, water dispersible granule): aduk hingga seluruh butiran larut dalam air
Berbentuk tepung (WP, wettable powder; SP, soluble powder): aduk hingga merata)
Pencampuran dapat membahayakan keselamatan kerja aplikator
Untuk dapat memberikan hasil semprotan yang maksimal, gunakan knapsack sprayer yang berkulias seperti Knapsack Sprayer PB16, sprayer berkulitas produksi Crossmark, Malaysia. Anda dapat memesannya di Bukalapak/PabrikSprayer.
Knapsack sprayer harus dirawat agar sprayer menjadi awet atau tahan lama dan meminimalkan kandungan pestisida setelah selesai penyemprotan. Termasuk bagaimana cara mengatasi apabila nozzle tersumbat. Berikut adalah caranya:
Pembersihan Tangki
Setelah selesai kegiatan penyemprotan di lading atau kebun, knapsack sprayer perlu dicuci atau dibersihkan agar kandungan pestisida dalam tangki sprayer menjadi rendah pada semua bagian alat semprot.
Tahapannya adalah:
Tangki sprayer (Knapsack sprayer) dicuci sekurang-kurangnya tiga (3) kali dengan menggunakan air
Bagian terakhir pencucian dibuang melalui selang
Biarkan air pencucian keluar melalui selang dan “spuyer”/”nozzle”
Air pencucian di buangke tanag yang jauh dari perairan umum
Perlengkapan lainnya juga dicuci dengan air sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali.
Spuyer/Nozzle Tersumbat
Pada kegiatan penyemprotan dengan menggunakan knapsack sprayer, terkadang suka terjadi penyumbatan pada spuyer/nozzle. Nozzle dapat tersumbat oleh pestisida dan/atau kotoran. Jangan meniup nozzle yang tersumbat tersebut karena tiupannya akan membalik kea rah muka, dan menyebabkan muka terpapar oleh pestisida
Langkahnya adalah:
Buka nozzle dengan tangan menggunakan sarung tangan
Bersihkan dengan membenamkan nozzle ke dalam air dan kalau perlu digosok dengan tankai rumput
Bersihkan lagi dengan air
Cuci tangan setelah selesai.
Tujuan membersihkan lubang dengan rumput, agar tidak merusak lubang nozzle atau mempebesar lubangnya.
Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan kerja (K3) saat ini menjadi isu yang penting di perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Aspek K3 telah tertera tertera dalam undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan dan PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3). Masalah ini juga telah diatur dalam prinsip dan kriteria ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil), RSPO (Rountable Sustainable Palm Oil), ISCC (International Sustainability Carbon Certifite). Meski demikian belum banyak perusahaan perkebunan sawit kurang serius dalam menjalankan prinsip K3 ini.
Keselamatan kerja belum menjadi budaya utuh dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit. Kondisi inilah yang menyebabkan kecelakaan dan insiden kerja masih saja terjadi. Upaya menciptakan zero injury dan zero accident sudah diterapkan perusahaan kelapa sawit melalui berbagai kebijakan perusahaan diantaranya dengan menggunakan alat atau perlengkapan kerja atau alat pelindung diri (APD).
Alat Pelindung Diri di Perkebunan Kelapa Sawit
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari K3. Di perkebunan kelapa sawit pekerja di wajibkan menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan jenis pekerjaan yang di lakukan karena alat pelindung diri yang di gunakan di sesuaikan dengan potensi resiko yang di alami oleh pekerja tersebut.
Jenis dan fungsi alat pelindung diri :
Helm (helmet), berfungsi untuk melindungi kepala dari segala jenis benturan sehingga cedera otak dapat di minimalkan.
Kaca Mata (google), berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan benda-benda kecil seperti abu, bunga kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan benda lain.
Ear Plug, berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan pendengaran.
Masker, berfungsi untuk menghindari terhirupnya bahan kimia yang beracun.
Clemet (apron), berfungsi agar tubuh tim semprot tidak terpapar bahan kimia karena terbuat dari bahan yang tahan air.
Sarung tangan kain (gloves), berfungsi untuk menyerap keringat dan menghindari kerusakan tangan (kapalan) karena bekerja dengan benda keras.
Sarung tangan karet (gloves), tangan karet berfungsi untuk menghindari tangan terpapar bahan kimia.
Sepatu AV/safety, berfungsi untuk melindungi bagian kaki terkena duri, terjepit, dan benda tumpul lainnya.
PabrikSprayer.com sangat mendukung program K3 demi kemanusiaan dan kesehatan, keselamatan pekerja pada saat penyemprotan pestisida dengan menjual Alat Pelindung Diri (APD). Beli APD di bulalapak.com/PabrikSprayer sekarang.
Mengatur distribusi semprotan, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, Sudut semprotan, dan Lebar semprotan
Nozzle sprayer (knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan tipe, yaitu cone nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat nozzle, nozzle polijet, dan nozzle lubang empat.
1. Cone nozzle (nozzle kerucut) Solid cone nozzle menghasilkan semprotan halus. Pola semprotan berbentuk bulat (kerucut). Terdiri dari 2 tipe, yaitu zolid/full cone nozzle dan Hollow cone nozzle. Solid cone nozze pola semprotan bulat penuh berisi, sedangkan hollow cone nozzle menghasilkan semprotan berbentuk kerucut bulat kosong.
Digunakan terutama untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
2. Flat Fan Nozzle (nozzle kipas standar)
Flat fan nozzle menghasilkan pola semprotan berbentuk oval (V) atau bentuk kipas dengan sudut tetap (65o – 95o). Untuk mendapatkan sebaran droplet yang merata diusahakan melakukan penyemprotan dengan saling tumpang tindih (overlapping). Digunakan terutama untuk aplikasi herbisida, tetapi bisa juga digunakan untuk fungisida dan insektisida
3. Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas rata)
Even flat nozzle memiliki pola semprot berbentuk garis. Butiran semprot tersebar merata. Pada tekanan rendah digunakan untuk aplikasi herbisida pada barisan tanam atau antar barisan tanam.
Pada tekanan tinggi, digunakan untuk aplikasi insektisida pada pengendalian vektor. Ukuran butiran semprot sedang hingga halus.
4. Nozzle Polijet
Pola semprotan pada dasarnya berbentuk garis atau cerutu. Butiran semprot agak kasar hingga kasar. Tidak atau sangat sedikit menimbulkan drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida.
5. Nozzle lubang empat
Nozzle ini menghasilkan pola semprotan berbentuk kerucut. Butiran semprot halus sampai agak halus (tergantung tekanan). Flow rate tinggi (karena jumlah lubangnya empat) karena itu cenderung boros. Umumnya digunakan untuk aplikasi insektisida dan fungisida.